You are on page 1of 91

Pemberian Obat

Pemberian Obat Oral

Pengertian

Adalah pemberian obat melalui mulut yang diabsorbsi oleh saluran cerna.

Indikasi :

- Pasien sadar

- Mampu menelan

- Patuh menelan obat

Kontaindikasi :

- Mual dan muntah hebat

- Semi koma atau koma

- Bila pasien akan mengalami pemeriksaan cairan lambung

- Gangguan menelan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Pemberian obat oral dipengaruhi oleh zat lain yang ada dalam lambung

- Agar efektifitas maksimal harus mengikuti petunjuk minum obat, mis :


sebelum makan (AC), bersama atau sesudah makan (PC)

- Obat yang diberikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30-45 menit


sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1-1 1/2 jam
Jenis obat yang diberikan melalui oral :

1. Tablet : harus ditelan utuh (mis: analgesik, antibiotik, suplemen besi)

2. Granula, bubuk dan tablet larut : harus dilarutkan menyeluruh sebelum


diberikan (mis : analgesik)

3. Kapsul : harus ditelan utuh kecuali jika dirancang untuk lepas lambung (mis:
antibiotik, analgesik)

4. Eliksir : siap saji/ memerlukan pelarut sesuai instruksi, botol perlu dibalik
(bukan dikocok) untuk memastikan tercampur rata sebelum pemberian (mis:
antasid dan antibiotik)

5. Lozenge : dapat digunakan seara spesifik untuk mengobati mulut dan lebih
sering dihisap daripada ditelan, atau digunakan untuk melapisi mulut (mis: preparat
antijamur)

6. Preparat sublingual : diserap dari kantong sublingual dibawah lidah (mis:


analgetik, antihipertensi)

Keuntungan dan kelemahan :

Keuntungan : mudah, murah, aman dan nyaman bagi pasien

Kelemahan : aksinya lambat sehingga tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Tujuan Pemberian :

1. Untuk memudahkan dalam pemberian

2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi

3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri

4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

Persiapan alat :

a. Baki berisi obat

b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan


c. Pemotong obat (bila diperlukan)

d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

e. Gelas pengukur (bila diperlukan)

f. Gelas dan air minum

g. Sedotan

h. Sendok

i. Pipet

j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

Prosedur pemberian obat oral :

No Langkah Kerja Rasional

1. Kaji : Perubahan pada fungsi CI mengganggu


penyebaran, penyerapan, dan ekskresi
- Kontraindikasi obat.
- Kesulitan

- Penurunan peristaltik (post op)

- Riwayat alergi, pengobatan, diit

- Instruksi puasa

2 Tentukan toleransi pasien terhadap Memudahkan pemberian obat-obatan


cairan yang digunakan untuk minum dan meningkatkan masukan cairan
obat

3 Siapkan alat-alat Memudahkan pemberian obat dengan


efisien dan akurat

4 - Periksa keakuratan dan Pemesanan tertulis dari doketr


kelengkapankartu obat, bentuk merupakan sumber yang paling dapat
dengan pesanan tertulis dari dokter diandalakn dan stu-satunya catatan sah
tentang obat yang didapatkan pasien
- Perhatikan nama pasien, dosis,
cara dan waktu pemberian

- Laporkan setiap ketidakjelasan


pesanan pada perawat atau dokter
5 Cuci tangan Menghilangkan mikroorganisme,
meminimalkan transmisi
mikroorganisme dari tangan ke obat

6 Atur peralatan Pengaturan peralatan menghemat


waktu, mencegah kesalahan

7 Buka kunci obat Mengunci obaat dalam kotak, obat


dalam keadaan aman

8 Siapkan obat-obatan untuk satu Mencegah kesalahan


pasien pada satu kesempatan, simpan
formulir obat untuk masing-masing
pasien

9 Pilih obat yang tepat atau dosis dan Membaca label terhadap yang
bandingkan dengan kartu/formulir dipesankan mengurangi kesalahan
obat

10 Hitung dosis yang tepat, luangkan Perhitungkan lebih akurat bila label obat
waktu, periksa ulang ada pada kita

11 Bila obat tablet atau kapsul dari botol, Tehnik aseptik mempertahankan
tuangkanjumlah yang dibutuhkan kebersihan obat
kedalam tutup botol dan pindahkan ke
mangkuk obat

12 Bila obat terbungkus, jangan lepas Pembungkus akan mempertahankan


pembungkusnya kebersihan dan identifikasi obat

13 Semua tablet dan kapsul yang akan Dengan pemisahan obat yang
diberikan bersamaan diletakkan membutuhkan pengkajian khusus
dalam mangkuk yang sama, kecuali mempermudah jika harus menunda obat
obat yang membutuhkan pengkajian tersebut jika diperlukan
sebelumnya seperti TD, nadi

14 Jika pasien mempunyai kesulitan Teblet besar sulit ditelan, tablet yang
menelan obat secara utuh, dihaluskan dan dicampur dengan
pecah/haluskan sampai bentuk bubuk, makanan yang enak rasanya biasanya
bisa dicampur makanan ringan akan mudah ditelan

15 Bila obat dalam botol : Cairan yang tumpah tidak akan


membasahi/ mengaburkan label.
- Buka penutup botol dan
letakkan pada posisi terbalik Menjamin keakuratan pengukuran
- Pegang botol dengan label di
telapak tangan ketika menuangkan

- Pegang mangkuk obat setinggi


mata dan isi sampai batas yang
diinginkan

16 Ketika menyiapkan obat narkotika, Undang-undang obat terlarang


periksa dan cocokkam obat dan membutuhkan pemantauan yang
jumlah obat, catat informasi yang cermattentang penggunaan obat
diperluakn dan tandatangani formulir narkotika

17 Bandingkan kartu/ formulir obat Membaca label 2 kali mencegah


dengan obat yang sedang disiapkan kesalahan

18 Kembalikan wadah stok atau unit Meminimalkan resiko kesalahan


dosis obat yang tidak digunakan ke
laci dan baca label untuk ke-3 kalinya

19 Letakkan obat, kartu/ formulir/ Obat diberi label sepanjang waktu untuk
instruksi pemberi diatas trai identifikasi

20 Jangan tinggalkan obat Anda bertanggung jawab terhadap


keamanan penyimpanan obat

21 Bawa obat ke klien pada waktu yang Obat diberikan 30 menit sebelum/ 30
tepat sesudah peresapan untuk menjamin
efek terapeutik yang dimaksudkan

22 Identifikasi nama pasien pada kartu, Pita identifikasi dibuat saat pasien
instruksi tertulis, ataupun pada pita masuk pertama dan merupakan sumber
identifikasi klien, panggil dan pasien yang paling diandalkan untuk
diminta untuk menyebutkan namnya diidentifikasi ganti setiap pita ID yang
terlepas

23 Kaji prapemberian obat Menetukan apakah obat harus diberikan


sekarang

24 Jelaskan obat dan aksinya pada Pemahaman pasien tentang tujuan


pasien pengobatan meningkatkan kepatuhan
minum obat

25 Bantu pasien untuk duduk/ miring Mencegah aspirasi selama penelanan

26 Berikan obat, tawarkan pilihan cara Pilihan terapi meningkatkan rasa


yang tepat minum obat, mis: klien nyaman pasien, klien akan terbiasa
minta obat dipegang tangan dulu, dengan obatnya dan mampu mengenali
satu persatu atau dipegang langsung
sekaligus obatnya

27 Bila pasien tidak mampu memegang Mencegah kontaminasi obat


obat, letakkan obat pada bibir dan
masukkan perlahan ke dalam
mulutnya

28 Jika obat jatuh ke lantai, buang dan Mencegah kontaminasi, mencegah


ulangi persiapan awal kesalahan

29 Tetap bersama pasie sampai obat Anda bertanggungjawab terhadap


ditelan, jika ragu obat belum ditelan pasien untuk mendapakan obat sesuai
minta pasien membuka mulutnya program medik

30 Cuci tangan

31 Catat setiap obat yang sudah Pencatatan dengan cepat mencegah


diberikan pada catatan obat kesalahn seperti pengulangan dosis

32 Kembalikan kartu/ formulir obat pada Sebagai rujukan pemberian obat


tempat semula berikutnya

33 Buang peeralatan yang tidak perlu, isi Membantu staf lainnya menyelesaikan
ulang stok, bersihkan tempat tugas secara efisien

34 Kembali dalam waktu 30 menit untuk Mengkaji meuntungan terapeutik obat


mengevaluasi respon obat dan mampu mendetelsi awitan efek
samping atau reaksi alergi.

Kewaspadaan perawat :

Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan dengan segera aspirasi obat
atau cairan dapat terjadi dengan mudah.

Penyuluhan pasien :

- Bagaimana minum obat sesuai yang diresepkan

- Tujuan semua obat yang diminum

- Kerja dan potensi efek, obat, waktu dan frekuensi pemberian apa yang terjadi
jika minum obat tidak sesuai dosis atau sama sekali tidak minum obat

- Perhatikan rutinitas pasien, libatkan anggota keluarga


Pemberian obat peroral pada bayi :

- Cuci tangan, periksa obat dan resep

- Minta persetujuan tindakan dari orang tua, cocokkan kembali identitas bayi

- Ukur obat dengan tepat menggunakan spuid/ pipet

- Masukkan spuid/ pipet ke mulut bayi ke arah pipi

- Berikan lagi dosis sisanya, awasi penelanan dan teruskan cara ini sampai
seluruh dosis telah selesai diberikan

- Lakukan pendokumentasian

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Menyuntikkan obat adalah prosedur invasif yang mencakupmemasukkan obat

Pemberian Obat Secara IM

Tempat injeksi IM :

a. Paha (vastus lateralis)

Klien berbaring terlentang dengan lutut sedikit flexi

b. Ventrogluteal
Klien berbaring miring, tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan disuntikkan dalam keadaan sedikit flexi. (membantu pasien
mendapat posisi, mengurangi regangan otot, meminimalkan rasa tak nyaman
akibat suntikan).

c. Dorsogluteal

Klien tengkurap dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan bagian atas
dan pinggul flexi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

d. Lengan atas (deltoid)

Klien duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas flexi tettapi rileks
menyilang abdomen atau diatas abdomen.

Dua tempat utama untuk injeksi IM pada bayi :

1. Otot quadrisep : lateral sepertiga tengah

2. Otot gluteal : quadran atas luar dari bokong

Tempat yang paling sering digunakan pada bayi adlah otot paha karena lebih
mudah dipegang

Persiapan Alat :

1. Spuid sesuai kebutuhan obat

2. Jarum injeksi sesuai kebutuhan

3. Kasa antiseptik (mis: kasa alkohol)

4. Obat dalam ampul/vial

5. Formulir/kartu obat

6. Sarung tangan

7. Piala ginjal/ bengkok


Prosedur Kerja :

No Langkah-langkah Rasional

1 Cuci tangan, gunakan sarung tangan Mengurangi transmisi


mikroorganisme

2 Siapkan alat, periksa lagi obat (dosis, Memastikan keakuratan, urutan


waktu, rute pemberian) pemberian

3 Siapkan obat dari vial/ ampul

4 Periksa pita identitas klien tanyakan Pastikan bahwa pasien yang tepat
nama pasien, kaji terhadap alergi mendapat obat yang tepat

5 Jelaskan prosedur Membantu pasien mengantisipasi


tindakan perawat

6 Pilih tempat penyuntikan, palpasi tempat Tempat injeksi harus bebas dari lesi
terhadap edema, massa atau nyeri yang mungkin mengganggu
tekan, hindari area yang terdapat absorbsi obat
jaringan parut, memar, lecet atau infeksi

7 Minta klien untuk melemaskan tempat Meminimalkan rasa tak nyaman


dimana suntikan akan diberikan, selama suntikan. Pengalihan
bicaralah dengan klien tentang subjek membantu mengurangi ansietas
yang menarik

8 Cari dan pilih tempat penyuntikan sesuai Penyuntikan yang akurat


anatomi membutuhkan penusukan di tempat
anatomi yang tepat, menghindari
pencederaan dibawah saraf, tulang/
pembuluh darah

9 Bersihkan tempat yang akan diinjeksi Gerakan mekanik swab membuang


dengan alkohol swab ditengah-tengah, sekresi yang mengandung
putar ke arah luar melingkar sekitar 5 cm mikroorganisme

10 Pegang swab diantara jari ketiga dan Swab akan mudah terakses saat
keempat anda yang tidak dominan waktu mencabut jarum

11 Lepaskan penutup jarum dari spuid Mencegah jarum menyentuh


dengan menarik lurus penutupnya

12 Pegang spuid diantara ibu jari dan jari Penyuntikan cepat waspada
telunjuk (tangan yang dominan), seperti membutuhkan manipulasi bagian
memegang anak panah spuid yang tepat

13 Suntikkan spuid :

- Posisikan tangan non dominan pada Mempercepat penyuntikan dan


tanda anatomik yang tepat dan mengurangi ketidaknyamanan
regangkan kulit

- Jika masa otot tipis, cubit otot tubuh


dan suntikkan obat jarum kedalam otot Mamastikan bahwa obat mencapai
pada sudut 900 dengan kecepatan 10 jarinagn otot
dtk/ml secara perlahan

14 Setelah jarum memasuki tempat Penyuntikan dengan tepat


suntikan, dengan tangan non dominan memerluakn manipulasi halus
anda raih ujung bawah barrel spuid. bagian spuid. Gerakan spuid dapat
Pindahkan tangan dominan anda ke mengubah letak jarum dan
ujung plunger hindari gerakan spuid menyebabkan rasa tak nyaman

15 Dengan perlahan tarik ke belakang Darah yang teraspirasi ke dalam


plunger untuk mengaspirasi obat. Jika spuid menunjukkan bahwa jarum
terlihat darah didalam spuid, tarik menusuk intravena
kembali jarum buang spuid, dan ulangi
persiapan obat. Jika tidak terlihat darah,
suntikkan obat dengan perlahan

16 Cabut jarum dengan cepat sambil Menyokong jarinagn disekitar


meletakkan alkohol swab tepat dibawah suntiakn sehingga meminimalkan
suntikan rasa tak nyaman setika jarum
dicabut

17 Masage tempat penyuntikan dengan Masage menstimulasi sirkulasi


perlahan, kecuali merupakan kemudian meningkatkan
kontraindikasi, mis penyuntikan heparin penyebaran sarta penyerapan

18 Bantu klien mendapat posisi yang Memberi klien rasa nyaman


nyaman

19 Buang bekas jarum dan penutupnya dan Mencegah cedera pada klien dan
letakkan dalam spuid, buang pada tenaga personel. Menutup kembali
tempat yang telah diberi label jarum dapat mencegah penusukan
dari jarum.
20 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Mengontrol penyebaran infeksi

21 Catat pemberian obat pada lembar obat Mencatat pemberian oabat dan
atau catatan perawat mencegah kesalahan pemberian
obat

22 Kembali untuk mengevaluasi respon klien Obat perenteral diserap dan bekerja
terhadap obat dalam waktu 15 sampai lebih cepat dibanding obat oral.
30 menit Pengamatan anda menentukan
kemanjuran kerja obat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Tempat penyuntikan pada bokong bila tidak tepat akan megenai saraf ditus

- Bila pasien beberapa kali harus ditusuk, maka usahakan penyuntikan pada
tempat berlainan

- Bila cairan obat mengandung minyak, jarum penghisap harus diganti dengan
yang kering, daerah bekas suntikan dimasase lebih lama

Pemberian Obat secara IC

Pengertian : adalah memasukkan obat kedalam jaringan kulit

Tujuan :

- Mendapatkan reaksi setempat (tes alergi obat)

- Mendapatkan/menambahkan kekebalan, mis BCG

Tempat pemberian obat :


- Lengan bawah : bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku
2
( /3 pergelangan tangan), pada kulit yang sehat jauh dari pembuluh darah.

- Lengan atas : 3 jari bawah sendi bahu tengah-tangah daerah muskulus


deltoideus mis BCG

Persiapan alat dan bahan :

1. Catatan pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuid 1 cc/ spuit insulin

4. Kapas alkohol dan tempatnya

5. Catatan pelarut/ aquades

6. Bengkok

7. Zeil dan alas

8. Handscone

Prosedur kerja :

No Prosedur Rasional

1 Jelaskan prosedur ayng akan Prosedur lebih mudah dilakukan pada


dilakukan pasien yang bisa bekerjasama

2 Cuci tangan Mengurangi transmisi kuman

3 Bebaskan daerah yang akan Mempermudah dalam suntikan


dilakukan suntikan

4 Pilih tempat injeksi yang tepat, Tempat injeksi harus bebas dari
inspeksi adanya memar, anomali yang mungkin mengganggu
peradangan, atau edema absorbsi obat
dipermukaan kulit tempat injeksi

5 Pasang perlak/ pengalas pada Mencegah agar bed atau pakaian


bawah daerah yang akan tidak kotor
dilakukan injeksi IC

6 Desinfeksi daerah yang akan Membantu sekresi yang mengandung


dilakukan suntikan dengan kapas mikroorganisme
alkohol

7 Dengan tangan tidak dominan, Jarum lebih mudah menembus kulit


regangkan kulit tempat injeksi yang tegang
dengan jari telunjuk atau ibu jari

8 Ketika jarum mendekati kulit, Memastikan ujung jarum berada


dengan perlahan insersi jarum didalam dermis
pada sudut 2 sampai 15 derajat
sampai terasa tahanan.

Masukkan terus jarum melalui


epidermis sampai kira-kira 3 mm
dibawah permukaan kulit

9 Injeksikan obat dengan perlahan Lapisan dermis kencang dan tidak


(adalah normal, jika terasa mudah melebar tidak perlu
tahanan, jika jarum masuk terlalu mengabsorbsi karena dermis relatif
dalam dan harus ditarik) tidak mengandung pembuluh darah

10 Ketika menginjeksi obat, Mengindikasikan obat telah


ditempat injeksi terbentuk tersimpan didalm dermis
lingkaran berwarna terang,
menyerupai gigitan nyamuk
dengan diameter kira-kira 6 mm
dan kemudian lenyap

11 Tarik jarum sambil mengusap Menyokong jaringan di tempat


swab alkohol dengan perlahan sekitar tempat injeksi untuk
diatas atau ditempat injeksi meminimalkan rasa tidak nyaman
selama menarik jarum

12 Untuk injeksi intrakutan, tidak Dapat mengakibatkan perdarahan


boleh dilakukan massase dan dapat meningkatkan laju
absorpsi. Pijatan di daerah injeksi
dapat mengedarkan obat ke jaringan
di bawahnya dan mengubah hasil tes

13 Catat reaksi pemberian Untuk mengetahui perkembangan


psien

14 Lepas handscone dan cuci tanagn Mencegah transmisi mikroorganisme


setelah prosedur dilakukan

15 Dokumentasi prosedur Dokumentasi menginformasikan ke


pemberian obat atau tes alergi petugas lain dan memberi bukti
dan respon pasien legal

Alasan pemilihan tempat penyuntikan :


Injeksi IC disuntikkan ke dalam dermis pada lengan bawah dan lenagn atas karena
suplai darah di daerah tersebut lebih sedikit dan absorpsi obat berlangsung
lambat.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Usahakan agar penderita tidak merasa takut

2. Jarum hendaknya tajam dan halus

3. Jaga kesterilan baik obat maupun alat yang dipergunakan

4. Kulit harus didesinfeksi

5. Melepaskan jarum seperti melepas anak panah untuk mengurangi rasa sakit

Suntikkan tidak boleh diberikan tanp

Diposkan 27th January 2013 oleh Sri Darmadi

Tambahkan komentar

Midwifery

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik
Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.

JAN

27

Pemberian Obat

Pemberian Obat Oral

Pengertian

Adalah pemberian obat melalui mulut yang diabsorbsi oleh saluran cerna.

Indikasi :

- Pasien sadar

- Mampu menelan

- Patuh menelan obat

Kontaindikasi :

- Mual dan muntah hebat

- Semi koma atau koma

- Bila pasien akan mengalami pemeriksaan cairan lambung

- Gangguan menelan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Pemberian obat oral dipengaruhi oleh zat lain yang ada dalam lambung

- Agar efektifitas maksimal harus mengikuti petunjuk minum obat, mis :


sebelum makan (AC), bersama atau sesudah makan (PC)

- Obat yang diberikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30-45 menit


sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1-1 1/2 jam

Jenis obat yang diberikan melalui oral :

1. Tablet : harus ditelan utuh (mis: analgesik, antibiotik, suplemen besi)

2. Granula, bubuk dan tablet larut : harus dilarutkan menyeluruh sebelum


diberikan (mis : analgesik)

3. Kapsul : harus ditelan utuh kecuali jika dirancang untuk lepas lambung (mis:
antibiotik, analgesik)

4. Eliksir : siap saji/ memerlukan pelarut sesuai instruksi, botol perlu dibalik
(bukan dikocok) untuk memastikan tercampur rata sebelum pemberian (mis:
antasid dan antibiotik)

5. Lozenge : dapat digunakan seara spesifik untuk mengobati mulut dan lebih
sering dihisap daripada ditelan, atau digunakan untuk melapisi mulut (mis: preparat
antijamur)

6. Preparat sublingual : diserap dari kantong sublingual dibawah lidah (mis:


analgetik, antihipertensi)

Keuntungan dan kelemahan :

Keuntungan : mudah, murah, aman dan nyaman bagi pasien

Kelemahan : aksinya lambat sehingga tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Tujuan Pemberian :

1. Untuk memudahkan dalam pemberian


2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi

3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri

4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan

Persiapan alat :

a. Baki berisi obat

b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan

c. Pemotong obat (bila diperlukan)

d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

e. Gelas pengukur (bila diperlukan)

f. Gelas dan air minum

g. Sedotan

h. Sendok

i. Pipet

j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

Prosedur pemberian obat oral :

No Langkah Kerja Rasional

1. Kaji : Perubahan pada fungsi CI mengganggu


penyebaran, penyerapan, dan ekskresi
- Kontraindikasi obat.
- Kesulitan

- Penurunan peristaltik (post op)

- Riwayat alergi, pengobatan, diit

- Instruksi puasa

2 Tentukan toleransi pasien terhadap Memudahkan pemberian obat-obatan


cairan yang digunakan untuk minum dan meningkatkan masukan cairan
obat

3 Siapkan alat-alat Memudahkan pemberian obat dengan


efisien dan akurat

4 - Periksa keakuratan dan Pemesanan tertulis dari doketr


kelengkapankartu obat, bentuk merupakan sumber yang paling dapat
dengan pesanan tertulis dari dokter diandalakn dan stu-satunya catatan sah
tentang obat yang didapatkan pasien
- Perhatikan nama pasien, dosis,
cara dan waktu pemberian

- Laporkan setiap ketidakjelasan


pesanan pada perawat atau dokter

5 Cuci tangan Menghilangkan mikroorganisme,


meminimalkan transmisi
mikroorganisme dari tangan ke obat

6 Atur peralatan Pengaturan peralatan menghemat


waktu, mencegah kesalahan

7 Buka kunci obat Mengunci obaat dalam kotak, obat


dalam keadaan aman

8 Siapkan obat-obatan untuk satu Mencegah kesalahan


pasien pada satu kesempatan, simpan
formulir obat untuk masing-masing
pasien

9 Pilih obat yang tepat atau dosis dan Membaca label terhadap yang
bandingkan dengan kartu/formulir dipesankan mengurangi kesalahan
obat

10 Hitung dosis yang tepat, luangkan Perhitungkan lebih akurat bila label obat
waktu, periksa ulang ada pada kita

11 Bila obat tablet atau kapsul dari botol, Tehnik aseptik mempertahankan
tuangkanjumlah yang dibutuhkan kebersihan obat
kedalam tutup botol dan pindahkan ke
mangkuk obat

12 Bila obat terbungkus, jangan lepas Pembungkus akan mempertahankan


pembungkusnya kebersihan dan identifikasi obat

13 Semua tablet dan kapsul yang akan Dengan pemisahan obat yang
diberikan bersamaan diletakkan membutuhkan pengkajian khusus
dalam mangkuk yang sama, kecuali mempermudah jika harus menunda obat
obat yang membutuhkan pengkajian tersebut jika diperlukan
sebelumnya seperti TD, nadi

14 Jika pasien mempunyai kesulitan Teblet besar sulit ditelan, tablet yang
menelan obat secara utuh, dihaluskan dan dicampur dengan
pecah/haluskan sampai bentuk bubuk, makanan yang enak rasanya biasanya
bisa dicampur makanan ringan akan mudah ditelan

15 Bila obat dalam botol : Cairan yang tumpah tidak akan


membasahi/ mengaburkan label.
- Buka penutup botol dan
letakkan pada posisi terbalik Menjamin keakuratan pengukuran

- Pegang botol dengan label di


telapak tangan ketika menuangkan

- Pegang mangkuk obat setinggi


mata dan isi sampai batas yang
diinginkan

16 Ketika menyiapkan obat narkotika, Undang-undang obat terlarang


periksa dan cocokkam obat dan membutuhkan pemantauan yang
jumlah obat, catat informasi yang cermattentang penggunaan obat
diperluakn dan tandatangani formulir narkotika

17 Bandingkan kartu/ formulir obat Membaca label 2 kali mencegah


dengan obat yang sedang disiapkan kesalahan

18 Kembalikan wadah stok atau unit Meminimalkan resiko kesalahan


dosis obat yang tidak digunakan ke
laci dan baca label untuk ke-3 kalinya

19 Letakkan obat, kartu/ formulir/ Obat diberi label sepanjang waktu untuk
instruksi pemberi diatas trai identifikasi

20 Jangan tinggalkan obat Anda bertanggung jawab terhadap


keamanan penyimpanan obat

21 Bawa obat ke klien pada waktu yang Obat diberikan 30 menit sebelum/ 30
tepat sesudah peresapan untuk menjamin
efek terapeutik yang dimaksudkan

22 Identifikasi nama pasien pada kartu, Pita identifikasi dibuat saat pasien
instruksi tertulis, ataupun pada pita masuk pertama dan merupakan sumber
identifikasi klien, panggil dan pasien yang paling diandalkan untuk
diminta untuk menyebutkan namnya diidentifikasi ganti setiap pita ID yang
terlepas

23 Kaji prapemberian obat Menetukan apakah obat harus diberikan


sekarang

24 Jelaskan obat dan aksinya pada Pemahaman pasien tentang tujuan


pasien pengobatan meningkatkan kepatuhan
minum obat

25 Bantu pasien untuk duduk/ miring Mencegah aspirasi selama penelanan

26 Berikan obat, tawarkan pilihan cara Pilihan terapi meningkatkan rasa


yang tepat minum obat, mis: klien nyaman pasien, klien akan terbiasa
minta obat dipegang tangan dulu, dengan obatnya dan mampu mengenali
satu persatu atau dipegang langsung obatnya
sekaligus

27 Bila pasien tidak mampu memegang Mencegah kontaminasi obat


obat, letakkan obat pada bibir dan
masukkan perlahan ke dalam
mulutnya

28 Jika obat jatuh ke lantai, buang dan Mencegah kontaminasi, mencegah


ulangi persiapan awal kesalahan

29 Tetap bersama pasie sampai obat Anda bertanggungjawab terhadap


ditelan, jika ragu obat belum ditelan pasien untuk mendapakan obat sesuai
minta pasien membuka mulutnya program medik

30 Cuci tangan

31 Catat setiap obat yang sudah Pencatatan dengan cepat mencegah


diberikan pada catatan obat kesalahn seperti pengulangan dosis

32 Kembalikan kartu/ formulir obat pada Sebagai rujukan pemberian obat


tempat semula berikutnya

33 Buang peeralatan yang tidak perlu, isi Membantu staf lainnya menyelesaikan
ulang stok, bersihkan tempat tugas secara efisien

34 Kembali dalam waktu 30 menit untuk Mengkaji meuntungan terapeutik obat


mengevaluasi respon obat dan mampu mendetelsi awitan efek
samping atau reaksi alergi.

Kewaspadaan perawat :
Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan dengan segera aspirasi obat
atau cairan dapat terjadi dengan mudah.

Penyuluhan pasien :

- Bagaimana minum obat sesuai yang diresepkan

- Tujuan semua obat yang diminum

- Kerja dan potensi efek, obat, waktu dan frekuensi pemberian apa yang terjadi
jika minum obat tidak sesuai dosis atau sama sekali tidak minum obat

- Perhatikan rutinitas pasien, libatkan anggota keluarga

Pemberian obat peroral pada bayi :

- Cuci tangan, periksa obat dan resep

- Minta persetujuan tindakan dari orang tua, cocokkan kembali identitas bayi

- Ukur obat dengan tepat menggunakan spuid/ pipet

- Masukkan spuid/ pipet ke mulut bayi ke arah pipi

- Berikan lagi dosis sisanya, awasi penelanan dan teruskan cara ini sampai
seluruh dosis telah selesai diberikan

- Lakukan pendokumentasian

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL


Menyuntikkan obat adalah prosedur invasif yang mencakupmemasukkan obat

Pemberian Obat Secara IM

Tempat injeksi IM :

a. Paha (vastus lateralis)

Klien berbaring terlentang dengan lutut sedikit flexi

b. Ventrogluteal

Klien berbaring miring, tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan disuntikkan dalam keadaan sedikit flexi. (membantu pasien
mendapat posisi, mengurangi regangan otot, meminimalkan rasa tak nyaman
akibat suntikan).

c. Dorsogluteal

Klien tengkurap dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan bagian atas
dan pinggul flexi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

d. Lengan atas (deltoid)

Klien duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas flexi tettapi rileks
menyilang abdomen atau diatas abdomen.

Dua tempat utama untuk injeksi IM pada bayi :

1. Otot quadrisep : lateral sepertiga tengah

2. Otot gluteal : quadran atas luar dari bokong

Tempat yang paling sering digunakan pada bayi adlah otot paha karena lebih
mudah dipegang

Persiapan Alat :

1. Spuid sesuai kebutuhan obat


2. Jarum injeksi sesuai kebutuhan

3. Kasa antiseptik (mis: kasa alkohol)

4. Obat dalam ampul/vial

5. Formulir/kartu obat

6. Sarung tangan

7. Piala ginjal/ bengkok

Prosedur Kerja :

No Langkah-langkah Rasional

1 Cuci tangan, gunakan sarung tangan Mengurangi transmisi


mikroorganisme

2 Siapkan alat, periksa lagi obat (dosis, Memastikan keakuratan, urutan


waktu, rute pemberian) pemberian

3 Siapkan obat dari vial/ ampul

4 Periksa pita identitas klien tanyakan Pastikan bahwa pasien yang tepat
nama pasien, kaji terhadap alergi mendapat obat yang tepat

5 Jelaskan prosedur Membantu pasien mengantisipasi


tindakan perawat

6 Pilih tempat penyuntikan, palpasi tempat Tempat injeksi harus bebas dari lesi
terhadap edema, massa atau nyeri yang mungkin mengganggu
tekan, hindari area yang terdapat absorbsi obat
jaringan parut, memar, lecet atau infeksi

7 Minta klien untuk melemaskan tempat Meminimalkan rasa tak nyaman


dimana suntikan akan diberikan, selama suntikan. Pengalihan
bicaralah dengan klien tentang subjek membantu mengurangi ansietas
yang menarik

8 Cari dan pilih tempat penyuntikan sesuai Penyuntikan yang akurat


anatomi membutuhkan penusukan di tempat
anatomi yang tepat, menghindari
pencederaan dibawah saraf, tulang/
pembuluh darah

9 Bersihkan tempat yang akan diinjeksi Gerakan mekanik swab membuang


dengan alkohol swab ditengah-tengah, sekresi yang mengandung
putar ke arah luar melingkar sekitar 5 cm mikroorganisme

10 Pegang swab diantara jari ketiga dan Swab akan mudah terakses saat
keempat anda yang tidak dominan waktu mencabut jarum

11 Lepaskan penutup jarum dari spuid Mencegah jarum menyentuh


dengan menarik lurus penutupnya

12 Pegang spuid diantara ibu jari dan jari Penyuntikan cepat waspada
telunjuk (tangan yang dominan), seperti membutuhkan manipulasi bagian
memegang anak panah spuid yang tepat

13 Suntikkan spuid :

- Posisikan tangan non dominan pada Mempercepat penyuntikan dan


tanda anatomik yang tepat dan mengurangi ketidaknyamanan
regangkan kulit

- Jika masa otot tipis, cubit otot tubuh


dan suntikkan obat jarum kedalam otot Mamastikan bahwa obat mencapai
pada sudut 900 dengan kecepatan 10 jarinagn otot
dtk/ml secara perlahan

14 Setelah jarum memasuki tempat Penyuntikan dengan tepat


suntikan, dengan tangan non dominan memerluakn manipulasi halus
anda raih ujung bawah barrel spuid. bagian spuid. Gerakan spuid dapat
Pindahkan tangan dominan anda ke mengubah letak jarum dan
ujung plunger hindari gerakan spuid menyebabkan rasa tak nyaman

15 Dengan perlahan tarik ke belakang Darah yang teraspirasi ke dalam


plunger untuk mengaspirasi obat. Jika spuid menunjukkan bahwa jarum
terlihat darah didalam spuid, tarik menusuk intravena
kembali jarum buang spuid, dan ulangi
persiapan obat. Jika tidak terlihat darah,
suntikkan obat dengan perlahan

16 Cabut jarum dengan cepat sambil Menyokong jarinagn disekitar


meletakkan alkohol swab tepat dibawah suntiakn sehingga meminimalkan
suntikan rasa tak nyaman setika jarum
dicabut

17 Masage tempat penyuntikan dengan Masage menstimulasi sirkulasi


perlahan, kecuali merupakan kemudian meningkatkan
kontraindikasi, mis penyuntikan heparin penyebaran sarta penyerapan

18 Bantu klien mendapat posisi yang Memberi klien rasa nyaman


nyaman

19 Buang bekas jarum dan penutupnya dan Mencegah cedera pada klien dan
letakkan dalam spuid, buang pada tenaga personel. Menutup kembali
tempat yang telah diberi label jarum dapat mencegah penusukan
dari jarum.

20 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Mengontrol penyebaran infeksi

21 Catat pemberian obat pada lembar obat Mencatat pemberian oabat dan
atau catatan perawat mencegah kesalahan pemberian
obat

22 Kembali untuk mengevaluasi respon klien Obat perenteral diserap dan bekerja
terhadap obat dalam waktu 15 sampai lebih cepat dibanding obat oral.
30 menit Pengamatan anda menentukan
kemanjuran kerja obat

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Tempat penyuntikan pada bokong bila tidak tepat akan megenai saraf ditus

- Bila pasien beberapa kali harus ditusuk, maka usahakan penyuntikan pada
tempat berlainan

- Bila cairan obat mengandung minyak, jarum penghisap harus diganti dengan
yang kering, daerah bekas suntikan dimasase lebih lama
Pemberian Obat secara IC

Pengertian : adalah memasukkan obat kedalam jaringan kulit

Tujuan :

- Mendapatkan reaksi setempat (tes alergi obat)

- Mendapatkan/menambahkan kekebalan, mis BCG

Tempat pemberian obat :

- Lengan bawah : bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku
2
( /3 pergelangan tangan), pada kulit yang sehat jauh dari pembuluh darah.

- Lengan atas : 3 jari bawah sendi bahu tengah-tangah daerah muskulus


deltoideus mis BCG

Persiapan alat dan bahan :

1. Catatan pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuid 1 cc/ spuit insulin

4. Kapas alkohol dan tempatnya

5. Catatan pelarut/ aquades

6. Bengkok

7. Zeil dan alas

8. Handscone

Prosedur kerja :
No Prosedur Rasional

1 Jelaskan prosedur ayng akan Prosedur lebih mudah dilakukan pada


dilakukan pasien yang bisa bekerjasama

2 Cuci tangan Mengurangi transmisi kuman

3 Bebaskan daerah yang akan Mempermudah dalam suntikan


dilakukan suntikan

4 Pilih tempat injeksi yang tepat, Tempat injeksi harus bebas dari
inspeksi adanya memar, anomali yang mungkin mengganggu
peradangan, atau edema absorbsi obat
dipermukaan kulit tempat injeksi

5 Pasang perlak/ pengalas pada Mencegah agar bed atau pakaian


bawah daerah yang akan tidak kotor
dilakukan injeksi IC

6 Desinfeksi daerah yang akan Membantu sekresi yang mengandung


dilakukan suntikan dengan kapas mikroorganisme
alkohol

7 Dengan tangan tidak dominan, Jarum lebih mudah menembus kulit


regangkan kulit tempat injeksi yang tegang
dengan jari telunjuk atau ibu jari

8 Ketika jarum mendekati kulit, Memastikan ujung jarum berada


dengan perlahan insersi jarum didalam dermis
pada sudut 2 sampai 15 derajat
sampai terasa tahanan.

Masukkan terus jarum melalui


epidermis sampai kira-kira 3 mm
dibawah permukaan kulit

9 Injeksikan obat dengan perlahan Lapisan dermis kencang dan tidak


(adalah normal, jika terasa mudah melebar tidak perlu
tahanan, jika jarum masuk terlalu mengabsorbsi karena dermis relatif
dalam dan harus ditarik) tidak mengandung pembuluh darah

10 Ketika menginjeksi obat, Mengindikasikan obat telah


ditempat injeksi terbentuk tersimpan didalm dermis
lingkaran berwarna terang,
menyerupai gigitan nyamuk
dengan diameter kira-kira 6 mm
dan kemudian lenyap
11 Tarik jarum sambil mengusap Menyokong jaringan di tempat
swab alkohol dengan perlahan sekitar tempat injeksi untuk
diatas atau ditempat injeksi meminimalkan rasa tidak nyaman
selama menarik jarum

12 Untuk injeksi intrakutan, tidak Dapat mengakibatkan perdarahan


boleh dilakukan massase dan dapat meningkatkan laju
absorpsi. Pijatan di daerah injeksi
dapat mengedarkan obat ke jaringan
di bawahnya dan mengubah hasil tes

13 Catat reaksi pemberian Untuk mengetahui perkembangan


psien

14 Lepas handscone dan cuci tanagn Mencegah transmisi mikroorganisme


setelah prosedur dilakukan

15 Dokumentasi prosedur Dokumentasi menginformasikan ke


pemberian obat atau tes alergi petugas lain dan memberi bukti
dan respon pasien legal

Alasan pemilihan tempat penyuntikan :

Injeksi IC disuntikkan ke dalam dermis pada lengan bawah dan lenagn atas karena
suplai darah di daerah tersebut lebih sedikit dan absorpsi obat berlangsung
lambat.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Usahakan agar penderita tidak merasa takut

2. Jarum hendaknya tajam dan halus

3. Jaga kesterilan baik obat maupun alat yang dipergunakan

4. Kulit harus didesinfeksi

5. Melepaskan jarum seperti melepas anak panah untuk mengurangi rasa sakit

Suntikkan tidak boleh diberikan tanp

Diposkan 27th January 2013 oleh Sri Darmadi

0
Tambahkan komentar

2.

JAN

25

Penilaian Produk

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam


mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling
terkait dan merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan
tujuan, perencanaan pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi.
Adapun ketiga kegiatan tadi merupakan unsur pokok (anchor points) dalam
kegiatan pembelajaran. Tujuan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga
mewakili semua kemampuan siswa yang ingin dicapai. Rumusan tujuan harus dapat
diukur secara baik. Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannnya
melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan secara matang.

Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh


pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran
belajar yang telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
bahan ajar dan latihan yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar
dapat dicapai dengan baik. Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan
pembelajaran itu dilakukan dengan menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu yang telah
direncanakan. Itulah hakekat evaluasi dalam desain penyelenggaraan pembelajaran
sebagai bagian akhir dari rangkaian ketiga pokok kegiatan tersebut diatas.

Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang memberi sinyalemen


kepada guru untuk melakukan perubahan dalam melaksanakan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran telah diberikan rambu-rambu dalam silabus berupa Standart
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, sedangkan tujuan secara mendetail dan lebih
terfokus pada materi dirumuskan berupa indikator-indikator yang harus dirumuskan
sendiri oleh guru. Dengan pemberian pengalaman pembelajaran untuk mencapai
suatu konsep tertentu, maka proses evaluasi juga mengalami perubahan. Proses
evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya
melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem
penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran
sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya
mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru
yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat
mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan.
Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.
(Hesty Borneo, 2012)

I.2. Tujuan Makalah

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk.

Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-


produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
(Ramlan Arie, 2011)

Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran


baik atau buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan produk adalah sesuatu
yang dihasilkan. Jadi penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap
keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas
produk tersebut. (M.Nur Ampana Lea, 2011)

Penilaian hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian terhadap


keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas
produk tersebut. (Hesty Borneo, 2012)

KESIMPULAN :

B. Tahapan Penilaian Produk

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:

Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan


merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta


didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan


peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. (Ramlan Arie, 2011)

Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan,
tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa meskipun terdiri
atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu proses yang padu.
Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada
tahap produksi dan pada tahap akhir.

Fase dalam menghasilkan produk

1. Persiapan: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya membuat perencanaan,


bereksplorasi, mengembangkan gagasan, dan membuat desain produk

2. Produksi: siswa dapat dinilai dalam kemampuannya memilih dan menggunakan


bahan, alat, dan teknik

3. Refleksi: siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan produk,


fungsional, keorisinilan.

Membuat perencanaan:

Apakah Anda akan menilai tahap persiapan, produksi, refleksi

Bagaimana/bagian mana relevansinya dengan kurikulum

Bagaimana Anda secara spesifik membuat kriterianya

Membuat Pencatatan:

Metode pencatatan apa yg akan digunakan (catatan singkat, analitik, atau


holistik)

Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)

Bagaimana kriteria penilaiannya

Bagaimana tingkat keajegannya

Pelaporan:

Dari sudut pandang/eviden apa Anda menentukan tingkat kemampuan anak


(menggunakan analitik, holistik, catatan singkat)
Lebih menekankan mana: tingkat kemajuan siswa individual atau
keterbandingannya dengan siswa lain dikelompoknya

Bentuk pelaporannya dapat berupa uraian/deskripsi atau secara grafis

Penilaian produk dilaksanakan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

a. Pada tahap persiapan, siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan,


dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru
memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.

b. Pada tahap pembuatan produk, siswa memilih dan menggunakan bahan,


alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam proses
pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari
guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c. Pada tahap penyerahan, siswa menyajikan produk atau memamerkannya


kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-beluk produk
tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dan lain-
lain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
membuat produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.

(M.Nur Ampana Lea, 2011)

Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu
tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir.
Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut
merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan
proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan
siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.

Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu
produk:

Tahap persiapan: keterampilan siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan


siswa untuk merancang suatu produk, atau kemampuan siswa untuk menggali dan
mengembangkan suatu ide;

Tahap produksi: kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan,


dan teknik kerja;

Tahap akhir: kemampuan siswa untuk menghasilkan produk yang memenuhi


kriteria (fungsi dan estetika), kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
(Hesty Borneo, 2012)

C. Tujuan Penilaian Produk

Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan
guru untuk:

Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari


keterampilan berikutnya.

Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.

Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

Selain itu penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:

Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain

Memilih bahan-bahan yang tepat

Menggunakan alat

Menunjukkan inovasi dan kreasi

Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)

Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:

Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari


keterampilan berikutnya;

Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;

Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

(Hesty Borneo, 2012)

D. Perencanaan Dalam Menilai Hasil Kerja Siswa


Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan dulu
hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam menentukan
tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:

a. Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur

Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada
seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya
penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja,
atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur
pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap
proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi
dan lingkup hasil kerja adalah:

Menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas kepada


siswa. Perlu diingat pada waktu memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas
tersebut tidak hanya memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi yang
diukur tetapi juga memungkinkan siswa untuk dapat menunjukkan kompetensi
setingkat di atasnya dan kompetensi setingkat di bawahnya.

Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan
hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).

b. Jumlah dan objektivitas hasil kerja

Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka
kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian
hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil
kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk
hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.

(Hesty Borneo, 2012)

E. Pengelolaan Hasil Kerja

Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan
mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu
tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya
hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada
spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja
yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi
siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang
dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:

Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan diberikan untuk


membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan
diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau kompetensi yang
diukur dalam tugas tersebut.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu


hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-
langkah yang akan dinilai.

Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek, kompetensi,


langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilainya.

Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu
dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.

(Hesty Borneo, 2012)

Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara
sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :

Batasan perencanaan/ peranncangan. Batasan diberikan untuk membantu


siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja. Selain itu batasan diperlukan
untuk mempermudah guru menilai keterampilan dan kompetensi yang diukur dalam
tugas tersebut.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempermudah guru


menilai keterampilan atau kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.

Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam membuat suatu


hasil kerja. Hal ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan diri pada langkah-
langkah yang akan dinilai.

Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian tentang aspek ompetensi,


langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis secara eksplisit disertai nilaianya.

(M.Nur Ampana Lea, 2011)

F. Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya


dilakukan pada tahap appraisal (penilaian produk).
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).

(Ramlan Arie, 2011)

Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat perkembangan


biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja siswa. Terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan mencatat hasil
kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:

a. Anekdotal

Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan


terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya
digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa;
misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan
peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang
tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:

Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya.


Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan
prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapianruang
kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip
kenyamanan dalam kerja.

Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak
mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar.
Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati
daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.

b. Skala penilaian analitis

Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada
hasil kerja siswa. Dalamanalytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai
perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa
dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari
desain.

Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap


perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat
menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Untuk
setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
c. Skala penilaian holistik

Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti
penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan
siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

(Hesty Borneo, 2012)

G. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk

KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Guru dapat menilai kreatifitas 1. Memerlukann waktu yang


anak untuk melihat siswa memiliki cukup banyak.
daya cipta dan mempunyai
kompetensi

2. Kompetensi masing-masing 2. Tidak semua KD dapat dibuat


anak betul-betul dapat diketahui karya nyata terutama yang
secara obyektif abstrajk

3. Siswa dapat mempraktekkan 3. Biaya untuk membuat karya


ilmu yang diperoleh secara langsung nyata kadang-kadang mahal
melalui pengalaman yang real.

4. Siswa dapat menelaah kembali 4. Proses pembuatan perlu


kebenaran materi yang telah waktu yang lama.
diperoleh.
5. Kemampuan fisik sebagai
penunjang tidak sama.

6. Subjektif penskorannya.

(NA Suprawoto, 2009)

H. Contoh Penilaian Produk

Contoh Penilaian Produk


1. Mata Pelajaran : IPA (Kimia)

Nama Proyek : Membuat Sabun

Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan

Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1

No Aspek * Skor (1 5)**

1. Perencanaan Bahan

2. Proses Pembuatan

a. Persiapan Alat dan Bahan

b. Teknik Pengolahan

c. K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kebersihan)

Hasil Produk

a. Bentuk Fisik c. warna

b. Inovasi d. pewangi Total Skor

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat

** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang


diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.

2. Contoh penilaian produk dalam pembuatan roket air

Judul Kegiatan : Membuat Roket Air

Mata pelajaran : IPA

Kelas : VIII/I

SK : Memahami peranan usaha, gaya dan


energi dalam kehidupan sehari-hari

KD :Menerapkan hokum Newton untuk


menjelaskan berbagai peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari

Nama siswa : ______________________________


Kelas : ______________________________

Waktu pengamatan : ______________________________

Skor Jumlah
No Aspek yang diamati
3 2 1 skor

1. Komponen yang 3
digunakan

2. Rangkai alat 2

3. Estetika 2

4. Uji coba produk 2

Total skor yang di capai 9

Jumlah Skor maksimum 12

Keterangan nilai :

3 = sangat baik

2 = baik

1 = kurang baik

Kriteria skor

9-12 = sikap sangat baik

5-8 = sikap cukup baik

1-4 = sikapnya kurang baik


Rubrik Penilain

No Kriteria Skor (1-


3)

1 Komponen yang digunakan lengkap dan baik

Pemiliahan dan penggunaan alat komponen 3


tepat
2
Pemilihan tepat namun penggunaankomponen
kurang tepat

Pemilaian danpenggunaan komponen kurang 1


tepat

2 Rangkaian alat

Alat di rangkai dengan benar dan teliti 3

Rangkaian alat kurang benar dan 2

Rangkaian alat tidak tepat 1

3 Estetika

Roket yang dibuat indah dan rapi 3

Roket yang dibuat rapi tapi kurang indah 2

Roket yang dibuat tidak rapi dan tidak indah 1

4 Uji coba produk

Roket dapat meluncur dengan baik dan tinggi 3

Roket dapat meluncur namun tidak tinggi 2

Roket tidak dapat meluncur 1


BAB III

PENUTUP

Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya
melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem
penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran
sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya
mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru
yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat
mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan.
Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.

Penilaian hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian terhadap


keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas
produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan
penilaian yaitu: (1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta
prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil
karya/ kerja siswa. Hasil kerja yang dimaksud di sini adalah produk kerja siswa yang
bisa saja terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya
seni seperti lukisan, gambar, dan patung. (Hesty Borneo, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi: Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet 10.. Jakarta:
Bumi Aksara. 2009

http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/05/14/penilaian-kelas-curriculum-and-
intrsc-development-2/#more-711

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195505051986011-
WAHYU_ERIDIANA/penilaian_kelas.pdf

http://maritosukses.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html

http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/penilaian-kelas.html

http://infopendidikankita.blogspot.com/2012/04/teknik-penilaian-kelas.html
http://www.scribd.com/doc/54931420/Teknik-Penilaian-Kelas

(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kelebihan%20dan%20kekurangan
%20%20penilaian
%20produk&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CC0QFjAD&url=http)

Diposkan 25th January 2013 oleh Sri Darmadi

Tambahkan komentar

3.

JAN

16

Kemajuan IPTEK di bidang Komunikasi dan Informasi

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.

Dengan hadirnya internet yang merupakan pengembangan teknologi komunikasi


dan informasi, maka semakin mudah mengakses berbagai informasi secara
internasional. Internet merupakan Interconnection Networking secara global
karena merupakan jaringan komputer dalam skala internasional. Internet
merupakan salah satu sumber belajar bagi pelajar, karena dengan menggunakan
internet pelajar dapat mengakses informasi-informasi secara cepat dan mudah.
Bahkan berbagai sumber informasi dari berbagai media dapat dimodifikasi melalui
internet.

Perkembangan teknologi yang semakin modern dan canggih ini bukan hanya
memberi manfaat bagi penggunanya tapi juga menimbulkan pengaruh yang negatif
bagi penggunanya, terutama bagi kalangan pelajar. Informasi-informasi atau situs-
situs yang dapat diakses dari internet ada yang bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan tapi ada juga yang dapat merusak mental dari kalangan pelajar
yaitu situs-situs porno.

Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas
dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang
secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya
untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Internet

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan


tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang
terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon ( baik
kabel maupun gelombang elektromagnetik).

Dengah adanya internet, setiap orang di manapun kapanpun dapat mengakses


informasi di bumi belahan manapun cukup dengan duduk di depan computer atau
alat yang dapat mengakses internet. Dengan kemudahan itu, dunia sekarang ini
sedang berubah secara revolusioner dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat
perindustrian, dari manual menjadi serba digital dari bisnis yang hanya bersifat
nasional kini telah berubah menjadi bisnis yang transnasional (antar negara)
sebagai akibat dari semakin cepatnya peredaran informasi di dunia yang menuntut
manusia untuk bergerak lebih cepat.

Namun demikian, internet bukanlah sarana yang sepenuhnya menguntungkan


manusia, ini karena disamping internet memberi kemaslahatan bagi manusia,
internet pun menyumbang dampak yang negatif, bahkan dampak yang dihasilkan
internet tidak dapat dipandang remeh. Kerusakan yang disebabkannya tergolong
dalam tingkat yang serius
Sebagai contoh Teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang
mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat, namun dampak buruk dari
perkembangan dunia maya ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan
masyarakat modern saat ini dan masa yang akan datang.

B. Tujuan Internet

Pada awalnya, internet dan berbagai fasilitas di dalamnya memiliki tujuan sebagai
berikut :

1. Sebagai media melakukan transfer file.Transfer file yang dimaksud


adalah untuk melakukan akses pada server lain yang jaraknya jauh,
baik secara anonymous FTP (File Transfer Protocol) maupun yang
bukan anonymous FTP.

2. Sebagai sarana mengirim surat (email).

3. Sebagai surat pembelajaran dan pendidikan.

4. Sebagai sarana untuk penjualan atau pemasaran.

5. Melakukan mailing list, newsgroup, dan konferensi. Mailing list atau


newsgroup digunakan untuk melakukan diskusi online dalam sebuah
forum tertentu untuk membahas permasalahan tertentu bagi netter
(pengguna internet) yang memiliki masalah dan topic yang sama.

6. Chating. Chatting adalah sarana internet yang digunakan untuk


berkomunikasi langsung melalui tulisan ataupun lisan.

7. Mesin pencari (search engine). Mesin pencari (search engine)


merupakan fasilitas yang disediakan oleh situs-situs tertentu untuk
mempermudah pencarian atau pelacakan informasi yang kita butuhkan
secara cepat.

8. Untuk mengirim SMS ke telepon seluler.

9. Sarana entertainment dan permainan.

10.Menyimpan file multimedia seperti, audio, foto, dokumen, maupun


video

11.Menjalin persahabatan / mencari teman baik local maupun


mancanegara dengan situs jejaring sosial.

12.Menyalurkan ide kreatif ide melalui blogging.Namun lambat laun,


tujuan awal dari fasilitas-fasilitas internet tersebut telah melenceng
sehingga memberikan berbagai dampak, baik positif maupun negative
bagi masyarakat, khususnya pelajar.

C. Dampak Internet

Sebenarnya penggunaan internet tidak hanya mempunyai dampak positif, tetapi


juga banyak terdapat dampak negatif. Internet memberikan manfaat yang begitu
besar tetapi di lain pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah
untuk di batasi. berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan
bercampur menjadi satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan
jari saja.

Berbagai informasi dengan mudah didistribusikan kepada pemakai internet.


Terlepas dari dampak yang mungkin akan timbul, internet tetap merupakan suatu
teknologi baru di bidang komputer dan komunikasi yang mampu memberikan
berbagai kemudahan bagi para pemaikainya.

1. Dampak Positif

Internet, sebagai teknologi ciptaan manusia, pasti memiliki pengaruh positif


terhadap kehidupan manusia, berikut ini adalah beberapa contohnya :

a. Internet sebagai media komunikasi merupakan fungsi internet yang paling


banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dari seluruh dunia.

b. Media pertukaran data dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan


www (world wide web jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh
dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. Media untuk
mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www
sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat

c. Media untuk mencari informasi atau data perkembangan internet yang


pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan
akurat.

d. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga kita tahu


apa saja yang terjadi.

e. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,


kebudayaan, dan lain-lain.

f. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga


tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
g. Selain mempermudah tugas sekolah, internet juga membantu pelajar untuk
mengembangkan diri. Mereka bisa tahu tentang info beapelajar, info lomba, dan
berbagai info bermanfaat lainnya.

h. Pelajar juga dapat menggunakan internet untuk membuka wawasan dan


memperluas pergaulan mereka. Mereka dapat berteman dengan siapa saja dari
mana saja. Pelajar pun dapat berlatih kemampuan bahasa asing yang mereka miliki
dari teman-teman baru yang didapatnya dari internet.

i. Tak seperti buku, internet menyuguhkan informasi dengan cara yang lebih
menarik. Misalnya, bila ada gambar pada suatu artikel, gambar tersebut kadang
bergerak (animasi), hal ini tentu lebih menarik dan membuat otak siswa tidak jenuh.

2. Dampak Negatif

Internet diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia, tapi bagaimanapun


juga, internet memiliki sisi negatif yang tak bisa dihindari oleh siapapun. Berikut
beberapa contoh pengaruh internet dari segi negative:

a. Pornografi. Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan


pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang
dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para
produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk
memilih jenis home-page yang dapat di-akses. Di internet terdapat gambar-gambar
pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang
untuk bertindak kriminal.

b. Penipuan hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak
luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini
atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi
tersebut.

c. Bisa membuat seseorang kecanduan terutama yang menyangkut pornografi


dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
Jadi internet tergantung pada pemakainya bagaimana cara mereka dalam
menggunakan teknologi itu, namun semestinya harus ada batasan-batasan dan
norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan
internet atau di dalam dunia maya.

d. Cybercrime

Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya
yang bersifat :

Melintasi batas Negara


Perbuatan dilakukan secara illegal

Kerugian sangat besar

Sulit pembuktian secara hukum

Bentuk-bentuk cybercrime sebagai berikut :

Hacking : Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi


atupun mencari kelemahan system jaringan.

Cracking : Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud


mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan padap jaringan
tersebut.

e. Violence And Gore

Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada
dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam
cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal
yang bersifat tabu.

f. Perjudian

Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para
penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda
hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak
agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. Mengurangi sifat
sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada
bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah dapat
mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.Kejahatan seperti
menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan
dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.

Itulah manfaat dan dampak negatif internet dengan adanya internet, setiap media
memang mesti mempunyai dampak baik dan buruknya, jadi tinggal kita sendiri
yang harus pintar-pintar menyaring semua itu. Karena walaupun seketat apapun
Pemerintah melindungi atau mengurangi dampak negatif terhadap internet tetapi
tidak diimbangi dari kesadaran setiap individu semua itu akan percumah. Jadi mulai
sekarang tanamkan Internet Sehat melalui sosialisasi sejak dini dengan cara
mengenalkan ke anak-anak mana yang boleh dan yang tidak bila sedang
berinternet.
D. Penanggulangan Dampak Internet

Untuk mengatasi atau lebih tepat mencegah dampak negatif terutama untuk
pelajar atau remaja adalah sebagai berikut :

1. Cheklist : yakinkan bahwa anak-anak dan remaja tahu mana yang


boleh dan tidak boleh. Jangan pernah berikan informasi pribadi kepada
orang asing. Jangan melakukan pertemuan face to face dengan user
yang lain tanpa persetujuan keluarga. Selalu ingat bahwa anonimitas
(ketakbernamaan) dari Net dapat membuat orang menyembunyikan
umur dan identitasnya.

2. Menunggu : tetaplah nongkrong ketika anak-anak sedang melakukan


sesuatu. Tanyakan favorit apa yang mereka lihat, biarkan mereka
mengajarkan pada Anda beberapa strokenet. Jika Anda concern pada
kegiatan anak pada online, cobalah berbicara pada mereka tentang hal
tersebut. Buatlah komputer menjadi kegiatan keluarga sehingga dapat
dinikmati dan didiskusikan bersama oleh seluruh keluarga.

3. Lihatlah jam : Perhatikan berapa yang harus dibayar ketika anak


menghabiskan waktunya di online. Banyak tagihan untuk BBS atau
Online service. khususnya pada larut malam, mungkin merupakan
indikasi dari suatu masalah.

4. Anda tidak sendiri : Persatuan orang tua dan guru di sekolah atau
kelompok lainnya yang concern terhadap masalah itu bersama- sama
akan membawa kita ke tempat dimana kita dapat bertukar
pengalaman dan mendapatkan support dari orang yang menghadapi
masalah yang sama. Juga katakan pada tetangga, karena upaya Anda
akan sia-sia jika anak di seberang rumah tanpa batas.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penggunaan internet tidak hanya mempunyai dampak positif tetapi juga


mempunyai dampak negative. Internet memberikan manfaat yang begitu besar
tetapi dipihak lain internet menjadi suatu media informasiyang tidak mudah untuk
dibatasi. Berbagai macam informasi dengan berbagai bentuk dan tujuan bercampur
menjadi satu dimana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja.
Berbagai informasi dengan mudah didistribusikan kepada pemakai
internet. Terlepas dari dampak yang mungkin akan timbul, internet tetap
merupakan suatu teknologi baru di bidang komputer dan komunikasi yang mampu
memberikan berbagai kemudahan bagi para pemaikainya.

Internet memberikan manfaat yang begitu besar bagi masyarakat tetapi di lain
pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untukdi batasi.
Berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur menjadi
satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja. Berbagai
informasi dengan mudah didistribusikan kepada pemakai internet. Karena dampak
positif internet bagi pelajar sangat banyak, maka mau tidak mau, suka tidak suka,
kita harus menggunakan internet sebagai sarana komunikasi yang tercepat dan
tercanggih untuk saat ini dengan resiko menerima dampak negatifnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-internet/

http://www.scribd.com/doc/21330504/Pengertian-Internet

http://octahyuuga.wordpress.com/2009/03/02/dampak-negatif-dan-positif-dari-
internet/

http://yayang08.wordpress.com/2008/05/07/dampak-internet-bagi-pelajar/

http://www.anneahira.com/pengaruh-internet-terhadap-prestasi-belajar-pelajar-
5344.htm

http://qotrinnidaaz.blogspot.com/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-internet.html

Diposkan 16th January 2013 oleh Sri Darmadi


0

Tambahkan komentar

2.

JAN

Perempuan dan Kesetaraan Gender

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial
antara laki-laki dan perempuan (Saptari, 1997). Gender berbeda dari seks atau jenis
kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis (Moore, 1988). Ini
disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai
feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu
tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis
kelamin.

Ketidakseimbangan berdasarkan gender (gender inequality) mengacu pada


ketidakseimbangan akses sumber-sumber yang langka dalam masyarakat. Sumber-
sumber yang penting itu meliputi kekuasaan barang-barang material, jasa yang
diberikan orang lain, prestise, perawatan medis, otonomi pribadi, kesempatan untuk
memperoleh pendidikan dan pelatihan, serta kebebasan dari paksaan atau
siksaan fisik (Chafetz, 1991).

Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak
untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan
pilihan hidup tidak hanyadiperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun
mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini,
perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap.
Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas
bekerja didapur, sumur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya
hal di luar itu menjadi tidak penting.

Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan
karir menjadisangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir
karena tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga. Data yang ada menunjukkan
bahwa perempuan secara konsisten berada pada posisi yang lebih dirugikan
daripada laki-laki.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender

Pengertian gender menurut para ahli, antara lain :

1. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran


perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).

2. Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan


lakilaki
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku dalam periode waktu tertentu (WHO, 2001).

3. Gender adalah perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi


perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh budaya (Azwar, 2001).
4. Gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk
menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin (Suryadi dan Idris,
2004).

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa gender adalah: suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial.
Kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki
dan perempuan.

B. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin

Istilah gender pada awalnya dikembangkan sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh
Ann Oakley (1972 , dalam Fakih , 1997 ) , dan sejak saat itu menurutnya gender
lantas dianggap sebagai alat analisis yang baik untuk memahami persoalan
diskriminasi terhadap kaum perempuan secara umum .

Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks) . Seks adalah pembagian jenis kelamin
yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu . Oleh
karena itu , konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan
perempuan berdasarkan unsure biologis dan anatomi tubuh. Sedangkan gender
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan laki-laki dan
perempuan secara sosial yang dibentuk secara kultural . Gender adalah konsep
yang membedakan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan . Pembedaan
fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena
keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat , melainkan dibedakan melalui
kedudukan , fungsi , dan peran masing-masing dalam berbagai macam kehidupan
dan pembangunan. Diantara perbedaan seks dan gender adalah sebagai berikut:

Perbedaan Gender dan Seks

GENDER SEKS JENIS KELAMIN

Bisa
berubah Tidak bisa berubah

Dapat
dipertukarkan Tidak dapat dipertukarkan

Tergantung
Berlaku sepanjang masa
musim

Tergantung budaya masing - Berlaku di mana saja


masing

Kodrat (ciptaan Tuhan): perempuan


Bukan kodrat (buatan
menstruasi,hamil,melahirkan,meny
masyarakat).
usui

Dengan demikian gender sebagai suatu konsep merupakan hasil pemikiran atau
rekayasa manusia , dibentuk oleh masyarakat sehingga gender bersifat dinamis
dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat , budaya , agama , sistem nilai dari
bangsa , masyarakat , dan suku bangsa tertentu . Selain itu , gender dapat berubah
karena perjalanan sejarah , perubahan politik , ekonomi dan sosial budaya. DEngan
demikian , gender tidak bersifat universal melainkan bersifat situasional
masyarakatnya. Oleh karena itu , tidak terjadi kerancuan dan pemutar balikan
makna tentang apa yang disebut jenis kelamin dan gender.

C. Ketidakseimbangan Gender

Ketidakseimbangan gender (gender inequality) mengacu pada ketidakseimbangan


akses sumber-sumber yang langka dalam masyarakat. Sumber-sumber yang
penting itu meliputi kekuasaan barang-barang material, jasa yang diberikan orang
lain, prestise, perawatan medis, otonomi pribadi, kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan pelatihan, serta kebebasan dari paksaan atau siksaan fisik (Chafetz,
1991)

Dalam menjelaskan timbulnya fenomena ketimpangan gender pada dasarnya


ada tiga teori dasar yang dapat digunakan yaitu teori neo-klasik, teori
segmentasi pasar tenaga kerja dan teori feminis. Dua teori pertama
lebih melihat ketimpangan gender dalam dunia kerja, sedangkan teori yang
terakhir melihat ketimpangan gender secara lebih umum dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat.

Teori neo-klasik menerangkan pembagian kerja seksual dengan menekankan


perbedaan seksual dalam berbagai variabel yang mempengaruhi
produktivitas pekerja. Perbedaan - perbedaan itu meliputi pendidikan,
keterampilan, lamanya jam kerja, tanggung jawab rumah tangga, serta
kekuatan fisik. Semua ini didasari asumsi bahwa di dalam persaingan
antar pekerja, pekerja memperoleh upah sebesar marginal product yang
dihasilkannya. Asumsi lain adalah bahwa keluarga mengalokasikan sumber
daya mereka secara rasional. Konsekuensi logis dari hal ini adalah
anggota rumah tangga laki-laki memperoleh investasi human capital yang
lebih tinggi daripada perempuan. Selanjutnya, perempuan memperoleh
pendapatan dari produktivitas yang lebih rendah dari laki-laki karena
mereka memiliki human capital yang lebih rendah. (Anker dan Hein, 1986
dalam Susilastuti dkk, 1994).

Teori segmentasi pasar tenaga kerja mengatakan bahwa laki-laki pada usia
prima (prime-age) terkonsentrasi dalam pekerjaan berupah tinggi, stabil
dan dengan latihan, promosi dan prospek karir lebih baik dan disebut
sebagai primary jobs. Sedangkan Secondary jobs, tidak menjanjikan
jaminan akan kestabilan bekerja, kompensasi rendah, tanpa prospek untuk
berkembang di masa depan dan pada umumnya perempuan berada pada segmen
ini (Chiplin dan Sloane, 1982).

Keterbatasan ruang lingkup kerja perempuan diakibatkan oleh karena


perempuan tidak mempunyai kapasitas untuk akses pada male-dominated
jobs, sehingga perempuan terkonsentrasi secara berlebih dalam suatu
range kesempatan kerja terbatas, yang menekan tingkat upah perempuan
(Chiplin dan Sloane, 1982). Terbatasnya pilihan pekerjaan perempuan ini
menurut Peluso (1984) karena perempuan dibatasi oleh siklus hidup yang
dialami karena kewajiban pada aktivitas rumah tangga dan mencari nafkah
berbeda- beda pada masing-masing tahap siklus tersebut.

Dari hal tersebut terlihat bahwa teori segmentasi pasar tenaga kerja
menunjukkan bahwa pekerja laki-laki dan perempuan tidak bersaing dengan
landasan yang sama, karenanya tidak mempunyai akses yang sama ke
lapangan kerja. Teori segmentasi pasar tenaga kerja ini dianggap tidak
mampu menjelaskan mengapa segmentasi pasar tenaga kerja berdasarkan
jenis kelamin terjadi.

Selanjutnya, untuk teori feminis, terdapat tiga pendekatan yaitu


pendekatan feminis radikal, feminis marxis (sosialis) dan feminis
liberal (Saptari,1997). Pendekatan feminis radikal lebih menekankan
bahwa ketimpangan hubungan gender bersumber pada perbedaan biologis.
Perempuan memiliki kebebasan untuk memutuskan kapan ia harus menggunakan
atau tidak menggunakan teknologi pengendali reproduksi (kontrasepsi,
sterilisasi, aborsi) dan teknologi pembentuk reproduksi. Pandangan
feminis radikal ini terlalu menonjolkan determinisme biologis dan tidak
mampu menjelaskan mengapa fakta perbedaan seks bisa berkembang menjadi
perbedaan gender. Adapun pendekatan feminis marxis menjelaskan bahwa
ketimpangan gender terjadi karena kapitalisme. Kapitalisme adalah
tatanan sosial dimana para pemilik modal mengungguli kaum buruh dan
laki-laki mengungguli perempuan. Pendekatan feminis marxis ini terlalu
memfokuskan pada hubungan perempuan dengan kapital dan cara-cara
berproduksi dan kurang menyoroti sebab-sebab ketimpangan gender dan
subordinasi perempuan. Sedangkan pendekatan feminis liberal memandang
bahwa subordinasi perempuan berakar pada seperangkat kendala dan
kebiasaan budaya yang menghambat akses perempuan terhadap kesempatan
untuk berkompetisi secara adil dengan laki-laki.

Selanjutnya pendekatan feminis liberal, kedudukan perempuan yang relatif


rendah dalam pasar tenaga kerja ini tidak dapat dipisahkan dari struktur
sosial yang menempatkan perempuan pada kedudukan yang lebih rendah
daripada laki-laki. Perempuan disosialisasikan pada kegiatan-kegiatan
domestik dan sifat-sifat kewanitaan seperti sekretaris, resepsionis,
waitres dan lainnya. Perbedaan perempuan dan laki-laki yang telah
disosialisasikan dalam keluarga kemudian terefleksi dalam kecenderungan
pekerjaan menerima perintah bagi perempuan dan memberi perintah bagi
pekerjaan laki-laki (Collins, 1991).

Terbentuknya perbedaan peranan antara perempuan dan laki-laki, dimana


wilayah kekuasaan perempuan di dalam rumah dan laki-laki di luar rumah.
Hal ini dapat dilihat dari perspektif (Berger dan Luckmann,1976):
Pertama, konstruksi Sosial, yang menerangkan bagaimana proses awal
bidang domestik dan bidang publik itu terbentuk. Menurut Berger, karena :

a. Proses eksternalisasi, yaitu suatu nilai yang diproduksi oleh


individu dari yang tidak ada menjadi ada.

b. Proses objektivikasi, yaitu kesepakatan-kesepakatan tadi menjadi realitas sosial


atau proses penolakan dan proses penerimaan sehingga realitas terbentuk.

c. Proses Internalisasi, yaitu dari individu itu sendiri karena sebenarnya


individu merupakan bagian dari masyarakat sosial.

Kedua, Reproduksi Sosial, yaitu bagaimana sebenarnya perbedaan bidang domestik


dan public itu dikuatkan/diintensifkan. Hal ini dilakukan :

a. dengan simbol-simbol, seperti dibentuknya 'Dharma Wanita' yang sebenarnya


lebih menguatkanposisi perempuan di bidang domestik dan laki-laki di bidang
publik,

b. reproduksi status biologis perempuan, misalnya perempuan adalah mahluk


yang lemah, perempuan berkaitan dengan kesehatan, melahirkan, perempuan
yang sedang menstruasi lebih emosional sehingga dapat merugikan
perempuan dalam dunia kerja.

c. reproduksi status kultural perempuan, misalnya perempuan lebih telaten,


rapi,dll, sehingga perempuan diberikan pekerjaan yang tidak membutuhkan
keahlian yang tinggi (sebagai pekerja marginal).
Persepsi adalah suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri individu yang mewujud dari nilai-nilai yang diproduksi
individu tersebut. Sebaliknya faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari lingkungan luar individu. Menurut Mar'at (1982) persepsi
ini sangat berhubungan dengan intuisi dan tercermin dalam bentuk
perasaan senang/tidak senang terhadap sesuatu.

Dalam konteks persepsi perempuan terhadap ketimpangan gender, sulit


untuk memisahkan pengaruh faktor internal dan eksternal. Hal ini
berkaitan dengan konsep ketimpangan gender sebagai suatu hasil
konstruksi sosial. Menurut Abdullah (1996) manusia memberi arti dan
interpretasi terhadap perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yang
kemudian melahirkan suatu struktur sosial dengan pembagian pembagian hak
dan kewajiban secara seksual. Hal ini kemudian menjadi realitas
objektif yang memiliki daya paksa terhadap manusia yang semula
menciptakannya. Demikian pula kemudian, kata Berger (1991) dalam
Abdullah (1996), setiap orang diperkenalkan pada makna-makna budaya,
belajar ikut serta dalam tugas-tugas yang sudah ditetapkan dan menerima
peran-peran selain menerima identitas-identitas yang membentuk struktur
sosialnya.

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa proses objektivikasi tersebut


dapat menjadi suatu faktor internal yang mempengaruhi persepsi individu.
Dengan demikian menurut Astuti (1997) banyak kaum perempuan yang
menerima ketidakadilan jender tersebut dengan wajar karena merupakan
suatu takdir.

Sebagai akibat dari sikap yang menerima keadaan ini, struktur sosial
yang timpang ini akhirnya tidak hanya terus menerus dimitoskan oleh
laki-laki, tetapi juga oleh perempuan. Hal tersebut juga berlaku pada
kaum perempuan yang memiliki akses kekuasaan yang lebih tinggi. Menurut
Astuti (1997), kelompok perempuan ini sering menempatkan perempuan
sebagai subordinat. Dapat dilihat dari pernyataan seorang pengusaha
perempuan sebagaimana yang dikutip Hariadi (1997) yang mengemukakan
bahwa berdasarkan pengalamannya memiliki pekerja perempuan itu lebih
menguntungkan. Karena mereka rajin, telaten, tidak banyak tuntutan dan
mempunyai loyalitas tinggi. Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa secara
psikologis sikap itu memang pembawaan dari sifat-sifat kaum perempuan.

D. Isu Kesenjangan Gender

Berikut adalah isu-isu utama/ sejumlah contoh kesenjangan gender diberbagai


sector :
1. Pola Pernikahan yang merugikan pihak perempuan

Pernikahan dini adalah suatu hal yang lazim di Indonesia, khususnya di daerah
pedesaan. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2004 memperkirakan 13% dari
perempuan Indonesia menikah di umur 15 19 tahun.

Dalam hukum Islam, laki-laki memang diperbolehkan memperistri lebih dari satu
orang. Akan tetapi, dalam Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 menyatakan
bahwa izin untuk memiliki banyak istri dapat diberikan jika seseorang dapat
memberikan bukti bahwa istri pertamanya tidak dapat melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai istri. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Indonesia pun dilarang
mempraktekkan poligami.

Hukum perkawinan di Indonesia menganggap pria sebagai kepala rumah tangga


dan pencari nafkah keluarga. Sedangkan, tugas-tugas rumah tangga termasuk
membesarkan anak umumnya dilakukan oleh perempuan.

2. Kesenjangan Gender di pasar kerja

Adanya segmentasi jenis kelamin angkatan kerja, praktik penerimaan dan promosi
karyawan yang bersifat deskriminatif atas dasar gender membuat perempuan
terkonsentrasi dalam sejumlah kecil sektor perekonomian, umumnya pada
pekerjaan-pekerjaan berstatus lebih rendah daripada laki-laki.

Asumsi masyarakat yang menyatakan bahwa pekerjaan perempuan hanya sekedar


tambahan peran dan tambahan penghasilan keluarga juga menjadi salah satu
sebab rendahnya tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan.

3. Kekerasan Fisik

Indonesia telah menetapkan berbagai undang-undang untuk melindungi perempuan


dari kekerasan fisik. Akan tetapi, terdapat beberapa bukti yang menunjukkan
bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah umum di Indonesia. Menurut survey
Demografi dan Kesehatan 2003, hampir 25% perempuan yang pernah menikah
menyetujui anggapan bahwa suamidibenarkan dalam memukul istrinya karena
salah satu alasan berikut: istri berbeda pendapat, istri pergi tanpa memberitahu,
istri mengabaikan anak, atau istri menolak untuk melakukan hubungan intim
dengan suami.

Perdagangan perempuan dan prostitusi juga merupakan ancaman serius bagi


perempuanIndonesia, terutama mereka yang miskin dan kurang berpendidikan.
Meskipun pelecehan seksualdianggap kejahatan, akan tetapi hal itu
umum ditemukan dalam kehidupan sehari - hari. Departemen
Kesehatan Indonesia tahun 2004 menemukan bahwa 90% perempuan mengaku
telah mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual di tempat kerja.

4. Hak Kepemilikan

Hukum Perdata di Indonesia menetapkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki


hak kepemilikan yang sama. Perempuan di Indonesia memiliki hak hukum untuk
akses ke properti, tanah dan memiliki akses ke pinjaman bank dan kredit, meskipun
terkadang masih terdapat diskriminasi di beberapa bagian contohnya: suami berhak
untuk memiliki nomor pajak pribadi, sedangkan istri harus dimasukkan nomor pajak
mereka dalam catatan suami.

Untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan isu kesetaraan gender ini,


program kampanye Decision for Life yang ditujukan bagi pekerja perempuan muda
tidak ada henti-hentinya menyuarakan dan mengedukasi perempuan. Lewat event
dan pelatihan Decision for Life yang bertema Gender Awareness,
perempuan diharapkan dapat lebih terpacu untuk membela hak mereka dalam
kesempatan kerja/karir, hak maternal dan keseimbangan antara keluarga dan karir.

Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama
persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Malu rasanya apabila perempuan berteriak
mengenai isu kesetaraangender apabila kita artikan segala sesuatunya harus
mutlak sama dengan laki-laki. Karena pada dasarnya, perempuan tentunya tidak
akan siap jika harus menanggung beban berat yang biasa ditanggung oleh laki-laki.
Atau sebaliknya laki-laki pun tidak akan bisa menyelesaikan semua tugas rutin
rumah tangga yang biasa dikerjakan perempuan.

E. Pemberdayaan Perempuan

Ada lima tingkat pemerataan di dalam kerangka pemberdayaan perempuan.

Yang pertama adalah pemerataan tingkat kesejahteraan. Kalau pada awal,


kelompok ini ingin diberdayakan tetapi tidak punya aset terhadap ekonomi, tidak
punya peluang pada upaya meningkatkan kemampuannya di dalam perekonomian,
tidak sejahtera, maka tentu tidak mungkin kita bisa mengangkat mereka dari
penderitaannya.
Kedua, pemerataan akses, yaitu meningkatkan kemampuan mereka masuk ke
sektor-sektor untuk mendapatkan informasi, mendapatkan kesempatan bekerja,
mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik yang sama kedudukannya dengan
kaum laki-laki. Kalau akses itu sudah diperoleh, maka langkah yang berikutnya
adalah bagaimana meningkatkan penyadaran.

Ketiga, pemerataan kesadaran. Kalau kesadaran itu muncul, maka diharapkan


mereka itu bisa memperbaiki sendiri apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan dari
gender perempuan ini. Setelah penyadaran diperoleh, maka tingkat yang berikutnya
adalah peningkatan atau pemerataan partisipasi aktif.

Keempat, pemerataan partisipasi. Perempuan tidak lagi dianggap sebagai


sasaran atau objek dari pembangunan, tetapi ikut serta melakukan perencanaan,
ikut serta melaksanakan dan ikut serta mengevaluasi program-program yang
ditimpakan padanya.

Kelima, pemerataan penguasaan, di mana partisipasi perempuan pada tingkat


keputusan ini tentunya akan memberikan dampak pada pemberdayaan dan apabila
partisipasi ini digunakan maka akses mereka terhadap sumber-sumber ekonomi
akan menjadi leboh baik serta menjamin pemerataan terhadap akses sumber dan
pembagian manfaat. Kontrol atau penguasaan perempuan terhadap pengambilan
keputusan ini seringkali mengalami hambatan bukan karena masalah-masalah yang
berkaitan dengan ketidakmampuan perempuan itu mengambil keputusan, tetapi
hegemoni budaya seringkali menempatkan perempuan bukan sebagai pengambil
keputusan. Ini dibuktikan pada AKI (Angka Kematian Ibu) Indonesia yang paling
tinggi di antara negara-negara ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini bukan
disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan atau oleh kurangnya kesadaran
mereka tentang perlunya memeriksakan diri dan sebagainya, tetapi oleh masalah
kontrol atau masalah pengambilan keputusan.

Ada suatu kasus yang dikemukakan oleh seorang teman dokter dari Dinas
Kesehatan tentang suatu kejadian di Pacitan, di Jawa Timur. Seorang ibu yang sudah
mengalami pendarahan yang sudah parah kondisinya kemudian tidak segera
dibawa ke rumah sakit karena sipengambil keputusan, yaitu suaminya, tidak ada di
tempat dan tidak ada seorang pun yang berani mengambil keputusan tanpa seijin
sang suami. Pada saat suaminya datang, kondisi pendarahannya sudah demikian
parah, dan kemudian dibawa ke rumah sakit. Belum sampai di rumah sakit si ibu
telah meninggal dunia. Inilah sebabnya mengapa pemerataan kontrol untuk
mengambil keputusan sangat penting sekali diterapkan di dalam berbagai bidang
terutama bidang kesehatan dan keluarga berencana.
Masalahnya, apakah selalu perbedaan gender inilah yang menjadi penyebab
masalah-masalah subordinasi kaum perempuan? Tidak selalu demikian. Perbedaan
gender ini sebenarnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan
ketidakadilan gender. Manifestasi dari ketidakadilan gender antara lain dalam
bentuk marjinalisasi tadi, proses pemiskinan ekonomi, subordinasi, stereotipe dan
diskriminasi, kekerasan, bekerja lebih panjang dari waktu yang dilakukan oleh kaum
pria dan sebagainya. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi ini adalah
pemberdayaan melalui pengorganisasian. Beberapa ahli studi perempuan
menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan posisi bargaining kaum
perempuan adalah melalui pengorganisasian, yang dianggap sebagai langkah yang
paling konkrit untuk dapat memberdayakan perempuan itu secara lebih baik. Tentu
saja tidak semua organisasi perempuan mempunyai dampak pada upaya
pemberdayaan.

BAB III

PENUTUP

Banyak kaum perempuan yang menerima ketidakadilan gender dengan wajar


karena merupakan suatu takdir. Sebagai akibat dari sikap yang menerima keadaan
ini, struktur social yang timpang ini akhirnya tidak hanya terus menerus dimitoskan
oleh
laki-laki, tetapi juga oleh perempuan. Hal tersebut juga berlaku pada
kaum perempuan yang memiliki akses kekuasaan yang lebih tinggi..
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapus ketimpangan gender tersebut.
Disamping upaya-upaya pergerakan perempuan yang menuntut persamaan hak,
juga telah diatur dalam berbagai konvensi dan perundang-undangan.

Pemberdayaan perempuan Indonesia masih harus terus ditingkatkan dengan


keikutsertaan seluruh elemen masyarakat dan political will pemangku kepentingan
di berbagai level. Perjuangan untuk memberdayakan perempuan dapat mulai
dilakukan dengan pendidikan keluarga, kemudian dalam masyarakat. Karena pada
dasarnya kebijakan dan undang-undang sudah memberikan landasan yang cukup
kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2008). Modul Pendidikan Adil Gender Dalam


keluarga.

Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:
Prenada Media Group

http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45470-Makalah-Gender%20Dan
%20Kajian%20Tentang%20Perempuan.html

http://bambang-rustanto.blogspot.com/2011/08/pemberdayaan-perempuan-
berprespektif.html

http://www.gajimu.com/main/tips-karir/Tentang-wanita/perempuan-dan-teriakannya-
seputar-kesetaraan-gender

http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=158:-
lima-tingkat-pemberdayaan-perempuan&catid=34:mkp&Itemid=62
Diposkan 9th January 2013 oleh Sri Darmadi

Tambahkan komentar

1.

JAN

Macam - macam Metode Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa menciptakan tercapainya suatu tujuan


pembelaran, sehingga anak didik kita menjadi individu yang aktif, kreatif, efektif
dan selalu mempunyai gagasan pemikiran yang kritis terhadap suatu keadaan baik
intern maupun ekstren. Tapi pada kenyataannya sangat minim sekali para guru
yang bisa menciptakan demikian, terkadang guru merasa mengajar akan tetapi
siswa tidak merasa belajar. Itu merupakan suatu masalah bagi guru maupun siswa.
Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang mengenal dalam masalah macam-
macam metode pengajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelaran
terhambat. Tapi bagaimanapun kehadiran metode tidak lepas dari kelebihan dan
kekurangan, demi tercapainya tujuan pembelajaran, hendaklah sang guru
mencermati masing-masing dari metode tersebut.

Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan


pesan yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang
akan disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan how yaitu
bagaimana menyampaikan materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif.
Oleh karenanya, walaupun metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari
perencanaan pengajaran (instructional plan), tetapi memiliki peran dan fungsi yang
sangat penting dalam proses belajar itu sendiri.
B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar :

1. Dapat mengetahui pengertian metode pengajaran

2. Menyebutkan Syarat-Syarat penggunaan metode pengajaran

3. Mengetahui macam-macam metode pengajaran

4. Bisa memilih metode pengajaran dengan tepat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pengajaran

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan (Ikfar Putria Srukhan, 2012).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan.
Dengan kata lain adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu.

Sedang bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai
jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik
dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan
lainya. Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan
pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara
atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan.

B. Syarat syarat Penggunaan Metode

Adapun syarat syarat penggunaan metode adalah sebagai berikut :

1. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif, minat


dan gairah siswa
2. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa

3. Kegiatan mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan


kepada siswa untuk mewujudkan hasil karya

4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa


untuk belajar lebih lanjut, melakukan explorasi dan pembaruan

5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri

6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalistis


dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata

7. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan


mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang berjalan dalam kehidupan sehari-hari

C. Macam Macam Metode Pengajaran

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh
pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta
dipraktekkan pada saat mengajar. Adapun macam macam metode pengajaran
yaitu :

1. Metode Ceramah

a. Pengertian

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru
biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga
ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti
tidak ada belajar.

b. Kelemahan
1) Membuat siswa pasif

2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa

3) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik

4) Bila terlalu lama membosankan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

5) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.

6) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan


terjadinya verbalisme

c. Kelebihan

1) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas

3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan

4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih


sederhana

6) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode Demonstrasi

a. Pengertian

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,


kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu


proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

b. Kelemahan

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang


memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih
mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,


sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

c. Kelebihan

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan


untuk membandingkan antara teori dan kenyataan

4) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu
kerja suatu benda

5) Memudahkan berbagai jenis penjelasan

6) Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui


pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)

d. Manfaat Metode Demonstrasi

1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)

3. Metode Diskusi

a. Pengertian

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi
bukan lah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

b. Kelemahan

1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.

2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan


menjadi kabur.

3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai


dengan yang direncanakan.

4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol.

c. Kelebihan

1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide

2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal

d. Jenis Jenis Diskusi

Terdapat bemacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses


pembelajaran, antara lain:

1) Diskusi Kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah
yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.

2) Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-


kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.

3) Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang


dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.

4) Diskusi Panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.

4. Metode Simulasi

a. Pengertian

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-
akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan
secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu
contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu
sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya
nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

b. Kelemahan

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.

2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat


hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.

c. Kelebihan

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi


siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang
disimulasikan.

3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam


menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

5. Metode Resitasi

a. Pengertian

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
b. Kelemahan

1) Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.

2) Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri


Djamarah, 2000)

c. Kelebihan

1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.

2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian


mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

6. Metode Tanya Jawab

a. Pengertian

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya


komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru.

b. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.

1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa.

2) Untuk merangsang siswa berfikir.

3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum


dipahami
7. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung


pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan
(kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (subsub
kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:

1) Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas


itusifatnya heterogin dalam belajar.

2) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang
punya minat yang sama.

3) Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.

4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam
satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan
koordinasi kerja.

5) Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain.

6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok
wanita.

7) Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogin, baik dari segi


kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar
kelompokkelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada
kelompok yang kurang baik) .

Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu
kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.

1) Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam


kelompok tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya insidental.

2) Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu


bukanhanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai
dengan tugas/masalah yang dipecahkan.

8. Metode Problem Solving

a. Pengertian

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam


kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah
investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan
masalah.Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

b. Kelemahan

1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati
serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.

2) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode


pembelajaran yang lain.

c. Kelebihan

1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

2) Berpikir dan bertindak kreatif.

3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

4) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

5) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

6) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan


masalah yang dihadapi dengan tepat.

7) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,


khususnya dunia kerja.

9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)

Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru
secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai
dengan keahlian yang dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan metode Team Teaching:

1) Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut,
sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam
team tersebut.

2) Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah


bimbingan pada siswa terarah dengan baik.

3) Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran
seseorang guru anggota tim.

10. Metode Latihan Keterampilan (Drill)

a. Pengertian

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak
ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan


atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang
mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar
memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.

1) Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis,
permainan, pembuatan, dan lain-lain.

2) Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-


rumus, dan lain-lain.

3) Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik,


simbul peta, dan lain-lain.

Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill :

1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan


tertentu.

2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula


kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
3) Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.

4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

5) Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.

b. Kelemahan

1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang


merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

4) Dapat menimbulkan verbalisme.

c. Kelebihan

1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan


huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,


penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan


pelaksanaan.

11. Metode Karyawisata (Field-Trip)

a. Pengertian

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda


dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar
kelas dalam rangka belajar. Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk
mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran.
Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour.

b. Kelemahan
1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

2) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

3) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan


utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

4) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak


didik di lapangan.

5) Biayanya cukup mahal.

6) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata


dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

c. Kelebihan

1) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pengajaran.

2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan


kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

3) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

d. Tujuan

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki
tujuan sebagai berikut:

1) Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh


pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya

2) dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat


bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan
persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum

3) Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang
dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam
waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

12. Metode Percobaan ( Experimental Method )


a. Pengertian

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik


perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2000)

Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan
dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

b. Kelemahan

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan


mengadakan ekperimen.

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.

3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

c. Kelebihan

1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru
atau buku.

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi


(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia

d. Tujuan

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
13. Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )

a. Pengertian

Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa menemukan sendiri
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan pembelajaran. Dalam
metode ini, dapat berupa kegiatan belajar terentang dari penemuan terbimbing
( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry ).

b. Tujuan

Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar
seumur hidup, mengurangi ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk
mengeksplorasi dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang
tidak habis-habisnya digali.

c. Kelebihan

1) Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa

2) Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang


dan maju sesuai dengan kampuan masing-masing

3) Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan


serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa

4) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau


individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut

d. Kelemahan

1) Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses
pengertian saja

2) Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif

3) Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental

4) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil


5) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik penemuan

D. Pemilihan Dan Penentuan Metode Pengajaran

Meskipun kita telah mengetahui dan mendalam tentang model pengajaran yang
bervariasi, tapi kita belum tentu menggunakan metode pengajaran dengan baik
sesuai apa yang kita inginkan. Maka dari itu demi tercapainya tujuan kita perlu
menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kita. Untuk
memilih dan menentukan metode pengajaran, sangatlah penting mempehatikan
beberapa faktor berikut ini :

1. Nilai Strategis kegiatan mengajar merupakan sebuah interaksi yang


mengandung pendidikan, bila pengajaran sang guru kurang memberikan motivasi
bagi siswa atau strategi yang disajikan guru kurang tepat. Maka disinilah kehadiran
metode menempati posisi penting. Bahan pelajaran yang disajikan tanpa
memerhatikan metode tentunya akan mempersulit tercapainya tujuan pengajaran.
Kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan kurang tepatnya pemilihan
metode pengajaran. Suasana yang kurang bergairah dan siswa tidak efektif
dikarenakan salah memilih metode pengajaran. Maka dari sini dapat dipahami
bahwa metode pengajaran bersifat fleksibel.

2. Efektivitas Penggunaan Metode Ketika anak didik kurang konsentrasi, jenuh,


lesu, minat belajar kurang bahkan sebagian siswa tidak menguasai
pelajarannya.ketka itulah guru mempertanyakan faktor-faktor pemyebabya dan
mencari jalan keluarnya. bila segera tidak ada tindakan dari sang guru pengajaran
akan menjadi sia-sia. Boleh jadi salah satu penyebabnya adalah metode. Karena itu
efektivitas penggunanaan metode patut dipertanyakan. Misal guru yang selalu
sengan mengajar dengan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah
agar siswa mampu memperagakan shalat, hal inilah yang menyebabkan mengajar
kurang kondusif. Maka dari sang guru hendaklah memperhatikan efektivitas
penggunaan metode yang sesuai kita sajikan kepada peserta didik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Metode pengajaran ialah pengetahuan tentang sang guru untuk


mengajar, semakin baik metode mengajar semakin efektif pula tercapainya tujuan,
syarat-syarat penggunaan metode diantaranya metode pengajaran yang
digunakan, membangkitkan semangat, memperkembangkan kepribadian,
mewujudkan hasil karya, merangsang keinginan, mandiri didalam belajar,
meniadakan sifat verbalistis, membentuk kepribadian siswa. Macam-macam Metode
pengajaran sangatlah banyak tapi dalam makalah ini hanya sebagian saja yang
kami paparkan. Cara memilih metode yang tepat adalah menyesuaikan dengan
kondisi siswa karena metode bersifat strategis atau fleksibel yang terpenting
metode tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dan sebelum kita
menentukan metode yang dipakai hedaklah diperhatikan efektivitas dari pada
metode tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Strategi Belajar Mengajar, bandung, Cv.pustaka setia, 2005

Bahri Djamanah, Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar , Jakarta,
Rineka Cipta, 2006

Krisna, 2012. http://krisna1.blog.uns.ac.id/2010/06/04/macam-macam-metode-


mengajar/

http://infogurutik76.guru-indonesia.net/artikel_detail-21578.html

Ikfar Putri Asrukhan, 2012. http://ikfarputriasrukhan.blogspot.com/2012/09/macam-


macam-metode-pembelajaran.html

Diposkan 9th January 2013 oleh Sri Darmadi

Lihat komentar

2.

JAN

7
Psikoneurosis

BAB I

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Psikoneurosis

Psikoneurosa atau dengan singkat dapat disebutkan neurosa saja, adalah


gangguan yang terjadi hanya pada sebagian daripada kepribadian, sehingga orang-
orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa atau
masih bisa belajar dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Neurosis adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kecemasan sabagai gejala
utama, yang dapat dirasakan oleh individu dan diekspresikan secara langsung atau
diatasinya tidak sadar dengan menggunakan mekanisme psikologik.

Neurosis adalah depresi menyatakan pola berfikir dan perilaku yang maladaptif dan
berulang yang menyebabkan depresi. Pasien sering kali penuh kecemasan, obsesi,
dan rentan terhadap somatisasi. Dalam klasifikasi menurut Pedoman
Penatalaksanaan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini masuk dalam
kategori diagnostik gangguan distimia dalam gangguan suasana perasaan
(mood/afektif) menetap.

Neurosis adalah bentuk kekacauan atau gangguan mental yang lunak atau tidak
berbahaya, ditandai oleh :

1. Penglihatan diri yang tidak lengkap terhadap kesulitan pribadi

2. Memendam banyak konflik

3. Disertai reaksi cemas untuk melamah atau memburuknya atau kerusakan


parsial sebagian dari struktur

4. Sering dihinggapi namun tidak selalu fobia, ganggua pencernaan, dan tingkah
laku obsesif-konfulsi.

2. Gejala-gejala Psikoneurosis
Gejala-gejala depresi yang paling umum terlihat adalah kesedihan, kemurungan,
ini akan menetap secara terus menerus dan ditambah kecenderungan untuk lebih
sering menangis, jika ada kejadian yang menyedihkan sedikit saja, atau bahkan
tanpa merasa sedih sama sekali.

Adapun gejala-gejalanya sebagaimana rekomendasi J.P. Chaplin dalam kutipan


Kartini Kartono sebagai berikut:

1. Pengamatan dini terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi tidak utuh;

2. Biasanya penderita banyak meredam konflik batin;

3. Memilki reaksi-reaksi kecemasan yang tinggi;

4. Terjadinya kerusakan parsial atau semakin melemahnya parsial sari struktur


kepribadiannya;

5. Sering dihinggapi (namun tidak selalu) fobia, gangguan pencernaan dan


tingkah-laku obsesif kompulsif.

3. Bentuk-bentuk Psikoneurosis

Bentuk-bentuk neurosis diantaranya adalah :

1. Histeria

Yaitu gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai oleh emosionalitas
ekstrim, mencakup macam-macam gangguan fungsi psikis, sensoris,
motorisvasomotor ( saraf-saraf yang membesarkan atau mengecilkan pembuluh
darah ) dan alat pencernaan sebagai produk dari represi terhadap macam-macam
konflik dalam kehidupan kesadaran.

Histeria juga mengalami disosiasi kepribadian terhadap lingkungan dalam berbagai


bentuk dan gradasi sosial, semua ini juga akibat konflik psikis secara internal.

Ciri-ciri psikologis histeria:

1. Penderita (klien) sangat egoistis, selfish, semau gue; selalu menginginkan


perhatian dan belas-kasihan sebanyak-banyaknya di samping mengharapkan pujian
dari orang lain yang ada di sekitarnya.

2. Selalu merasa tidak bahagia, sangat sugestibel dan sensitif sekali terhadap
opini orang lain.

3. Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya sangat ditentukan oleh rasa
suka dan tidak suka yang kuat.
4. Memiliki kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan hidup ke hal-hal
yang lebih menyenangkan.

2. Bentuk-bentuk disosiasi

a. Fugue, merupakan pelarian amnestik , yaitu suatu usaha melarikan diri


disertai kondisi dissosiasi dengan lingkungan.

b. Samnabulisme (sleepmalking-tidur berjalan) yang disebabkan shock-shock


emosional yang belum terselaikan, hingga menimbulkan dissosiasi, lalu secara
dramatis pengalaman tersebut diulangi lagi dalam tidurnya.

c. Multiple personality, ialah kondii patologis dengan kepribadian yang terbelah


dalam dua atau lebih kepribadian, masing-masing memanifestasikan dari dalam
satu integrasi yang relatif komplit dari jati dirinya dan sifatnya relatif bebas (tidak
terkait) dengan kepribadian lainnya.

3. Psikastenia

Yaitu merupakan tipe psikoneurosa ditandai oleh reaksi-reaksi kecemasan, dibarengi


konpulsi, ide-ide fixed, obsesi dan ketegangan-ketegangan fisik (akibat fobia)

Simptom-simptomnya antara lain :

a. Ada tingkah laku yang obsesif merasa selalu dikejar-kejar oleh pikiran yang
tidak bisa dihapuskan (berupa gambaran paksaan)

b. Mengalami konfulsif-konfulsif yaitu tingkah laku paksaan untuk berbuat


sesuatu yang tidak bisa ditaha-tahan dan yang harus dilakukan.

c. Sering kali disertai fobia, yaitu ketakutan-ketakutan abnormal dan tidak riil.

d. Dibarengi rasa-rasa bersalah dan berdosa.

Bentuk-bentuk psikastenia :

1. Kompulsi-kompulsi

Kompulsi-kompulsi adalah tendensi-tendensi, keinginan-keinginan yang tidak


dapat dicegah untuk melakukan sesuatu perbuatan, tidak bisa dikontrol, dan
tendensi itu tidak bisa dikendalikan dan sewaktu melakukan perbuatan yang
sebenarnya sangat bertentangan dengan kemauan yang disadari. Hal tersebut
menurut J.P. Chaplin dalam kutipan Kartini Kartono disebut sebagai suatu keadaan
psikologis, di mana seseorang bertindak berlawanan dengan kemauannya sendiri
atau bertentangan dengan kecenderungan kehendak hati yang disadari.13

Gejala-gejala kompulsi seseorang tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi


antara lain:

1.Pernah trauma mental, emosional sehingga seseorang mengadakan penekanan


pengalaman mental lama ke dalam ketidaksadarannya;

2.Bisa juga seseorang mengalami konflik serius antara keinginan kuat berbuat,
namun berlawanan dengan perasaan-perasaan takut yang serius di dalam diri pada
saat yang sama;

3.Ada juga akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mematri yang
berlawanan dengan kata hati dan kesadaran diri;

4.Bisa juga perbuatan kompulsif merupakan tuntutan pengganti keinginan-


keinginan yang ditekan.

2. Obsesi

Obsesi menurut Chaplin dalam kutipan Kartini Kartono merupakan ide-ide


tradisional atau emosi-emosi kuat yang terus menerus melekat dalam pikiran atau
perasaan (hati) dan tidak mau hilang. Hal ini bisa diikuti kompulsi untuk melakukan
suatu perbuatan, sesungguhnya yang bersangkutan secara sadar berusaha untuk
menghilangkannya.14

Perilaku obsesi ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Penekanan terhadap pengalaman-pengalaman seksual di masa lalu. Ada


pengalaman godaan seksual yang diikuti dengan agresi seksual;

2. Munculnya konflik antara kecenderungan untuk melakukan suatu perbuatan


sebab didorong oleh nafsu keinginan yang kuat, melawan rasa ketakutan yang
hebat untuk melakukannya; dan takut akan konsekuensi akibat dari perbuatan tadi.
Jadi selalu adanya konflik yang serius antara keinginan dan elemen-elemen yang
ditekan.

4. Tics (gangguan berupa gerak facial/wajah)

Tics adalah macam-macam gerak facial atau gerak muka /wajah seperti dipaksa,
berupa gerakan-gerakan pengejangan yang habitual dari satu kelompok kecil otot-
otot tertentu. Misalnya berupa mengedipkan mata secara khas, menggigit-gigit atau
mengulas-ulas bibir bagian atas dengan lidah dan lain-lain.
5. Hipokondria

Yaitu suatu perhatian penuh keseriusan hati yang dibesar-besarkan atau dilebih-
lebihkan pada kesehatan pribadi.

6. Nerastenia

Yaitu bentuk psikoneurosa ditandai oleh adanya kondisi syaraf-syaraf yang sangat
lemah, tanpa memiliki energi hidup, selalu atau terus-menerus merasa capai-lelah
dan lemah yang hebat, disertai keluhan pada fungsi-fungsi bagian jeroan,
kecemasan dibarengi perasaan-perasaan nyeri dan sakit dibagian-bagian tubuhnya
sehingga individu menjadi malas dan segan berbuat besuatu.

4. Macam-macam Psikoneurosis

Neurosis ada dua macam yaitu :

1. Neurosis Ansietas/cemas

Anxiety Neurosis adalah bentuk neurosa dengan gejala paling mencolok adalah
ketakutan yang tidak bisa diindikasikan dengan suatu sebab khusus, dan dalam
banyak hal menembus ke wilayah-wilayah (aspek-aspek) kehidupan seseorang.

Adapun gejala-gejala khas dari anxiety Neurosis adalah:

Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap


kejadian menyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas pada
dirinya;

Disertai emosi-emosi kuat dan tidak stabil;

Selalu dipenuhi ketegangan emosional dan bayangan-bayangan


kesulitan yang bersifat imaginer.

adanya ketegangan otot, agitasi, gemetar, hiperdidosis,


midriasis, takhikardia, palpitasi, dispnea.

Cenderung khawatir, peka terhadap pendapat seseorang, rasa rendah diri,


sulit membuat keputusan, takut membuat salah.
Sering terdapat keluhan-keluhan kelelahan,insomnia, iritabilitas, sulit
memusatkan pikiran dan gangguan pada organ atau sisitem tubuh misalnya dalam
nafsu makan

Adapun faktor-faktor penyebabnya antara lain:

Adanya kesusahan-kesusahan ataupun kegagalan yang bertubi-tubi;

Selalu meredam masalah-masalah emosional;

Adanya harga diri yang terhalang;

Meredam konflik batin dalam diri.

5. Penanganan

Neurosis merupakan salah satu bentuk dari mental disorder/OBSESSIVE


COMPULSIVE DISORDER (OCD).

Secara umum penanganannya meliputi 3 strategi yaitu :

1. Membantukan individu untuk membedakan antara pikiran dengan tindakan.


Menerima segala sesuatu seperti pantangannya sebagaimana orang lainnya dan
mengintegrasikannya kedalam struktur pribadi.

2. Membantu individu untuk membedakan antara bahaya yang memang riil


dengan bahaya yang hanya bersifat bayangan saja/pikiran dan berespon secara
tepat terhadap bahaya yang dirasakan (misal tidak perlu memeriksan kunci pintu
berkali-kali atau mencuci tangan berulang-ulang).

3. Memblock perilaku ritual OC dengan cara memberikan ganjaran yang setimpal


bagi Ybs. saat ia berhasil menghibdari dari perilaku keurotic (OC) tersebut.

Keseluruhan strategi tersebut bertujuan untuk mengurangi defense neurotic dan


membantu individu untuk bertindak secara wajar dan normal. Namun, upaya ini
membutuhkan waktu sampai dengan OC tersebut benar-benar hilang. Sebagai
contoh dalam suatu kasus seorang wanita sebelum memakai baju baik untuk
dirinya maupun untuk anaknya selalu memeriksa baju tersebut sampai dengan 3
kali baik bagian luar maupun bagian dalamnya, kemudian
menyibak/menggoyangkan baju tersebut 3 kali dan mencuci serta menyetrika
sampai dengan 3 kali. Saat melakukan konsultasi psikologi diketahui bahwa wanita
tersebut mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap kuman dan penyakit
sehingga obsesi terkontaminasi terefleksikan dalam bentuk perilaku kompulsi
(memeriksa, mencuci, menyetrika 3 kali).
Program penanganannya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membantu ia membedakan secara objektif hal-hal yang kotor dan tidak steril
dan mengurangi ketakutan berlebihan yang tidak perlu serta menolongnya
membuat keputusan yang realistis tentang standar kebersihan yang umumnya
dilakukan oleh orang lain.

2. Memberikan penguatan perilaku yang konsisten saat ia mampu menghindari


perilaku ritualnya tersebut.

3. Menggunakan pengarahan verbal yang dilakukan oleh psikolog untuk


mencegah pengulangan perilaku tersebut.

Dibutuhkan waktu 9 bulan untuk menghilangkan penyakit OC yang diderita oleh


wanita tersebut. Kompulsi yang terjadi dalam OCD berbeda dengan kompulsi yang
terjadi pada gangguan lain seperti gangguan makan atau gangguan seksual.
Demikian pula harus dibedakan gangguan kompulsi yang terjadi pada penderita
depresi dan schizophrenia.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif et al.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Medi Asesculapius. Jakarta

. http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/5-zikir-suatu-tradisi-pesantren-
menuju-terapeutik-depresif.pdf

http://medicafarma.blogspot.com/2009/02/interaksi-obat-ansietas.html

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/.../kiuntbk-gdl-isnainiroh-414-3-babiii.pdf

Diposkan 7th January 2013 oleh Sri Darmadi

Tambahkan komentar

Memuat

Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like