Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Adalah pemberian obat melalui mulut yang diabsorbsi oleh saluran cerna.
Indikasi :
- Pasien sadar
- Mampu menelan
Kontaindikasi :
- Gangguan menelan
- Pemberian obat oral dipengaruhi oleh zat lain yang ada dalam lambung
3. Kapsul : harus ditelan utuh kecuali jika dirancang untuk lepas lambung (mis:
antibiotik, analgesik)
4. Eliksir : siap saji/ memerlukan pelarut sesuai instruksi, botol perlu dibalik
(bukan dikocok) untuk memastikan tercampur rata sebelum pemberian (mis:
antasid dan antibiotik)
5. Lozenge : dapat digunakan seara spesifik untuk mengobati mulut dan lebih
sering dihisap daripada ditelan, atau digunakan untuk melapisi mulut (mis: preparat
antijamur)
Kelemahan : aksinya lambat sehingga tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.
Tujuan Pemberian :
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi
Persiapan alat :
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
- Instruksi puasa
9 Pilih obat yang tepat atau dosis dan Membaca label terhadap yang
bandingkan dengan kartu/formulir dipesankan mengurangi kesalahan
obat
10 Hitung dosis yang tepat, luangkan Perhitungkan lebih akurat bila label obat
waktu, periksa ulang ada pada kita
11 Bila obat tablet atau kapsul dari botol, Tehnik aseptik mempertahankan
tuangkanjumlah yang dibutuhkan kebersihan obat
kedalam tutup botol dan pindahkan ke
mangkuk obat
13 Semua tablet dan kapsul yang akan Dengan pemisahan obat yang
diberikan bersamaan diletakkan membutuhkan pengkajian khusus
dalam mangkuk yang sama, kecuali mempermudah jika harus menunda obat
obat yang membutuhkan pengkajian tersebut jika diperlukan
sebelumnya seperti TD, nadi
14 Jika pasien mempunyai kesulitan Teblet besar sulit ditelan, tablet yang
menelan obat secara utuh, dihaluskan dan dicampur dengan
pecah/haluskan sampai bentuk bubuk, makanan yang enak rasanya biasanya
bisa dicampur makanan ringan akan mudah ditelan
19 Letakkan obat, kartu/ formulir/ Obat diberi label sepanjang waktu untuk
instruksi pemberi diatas trai identifikasi
21 Bawa obat ke klien pada waktu yang Obat diberikan 30 menit sebelum/ 30
tepat sesudah peresapan untuk menjamin
efek terapeutik yang dimaksudkan
22 Identifikasi nama pasien pada kartu, Pita identifikasi dibuat saat pasien
instruksi tertulis, ataupun pada pita masuk pertama dan merupakan sumber
identifikasi klien, panggil dan pasien yang paling diandalkan untuk
diminta untuk menyebutkan namnya diidentifikasi ganti setiap pita ID yang
terlepas
30 Cuci tangan
33 Buang peeralatan yang tidak perlu, isi Membantu staf lainnya menyelesaikan
ulang stok, bersihkan tempat tugas secara efisien
Kewaspadaan perawat :
Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan dengan segera aspirasi obat
atau cairan dapat terjadi dengan mudah.
Penyuluhan pasien :
- Kerja dan potensi efek, obat, waktu dan frekuensi pemberian apa yang terjadi
jika minum obat tidak sesuai dosis atau sama sekali tidak minum obat
- Minta persetujuan tindakan dari orang tua, cocokkan kembali identitas bayi
- Berikan lagi dosis sisanya, awasi penelanan dan teruskan cara ini sampai
seluruh dosis telah selesai diberikan
- Lakukan pendokumentasian
Tempat injeksi IM :
b. Ventrogluteal
Klien berbaring miring, tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan disuntikkan dalam keadaan sedikit flexi. (membantu pasien
mendapat posisi, mengurangi regangan otot, meminimalkan rasa tak nyaman
akibat suntikan).
c. Dorsogluteal
Klien tengkurap dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan bagian atas
dan pinggul flexi dan diletakkan di depan tungkai bawah.
Klien duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas flexi tettapi rileks
menyilang abdomen atau diatas abdomen.
Tempat yang paling sering digunakan pada bayi adlah otot paha karena lebih
mudah dipegang
Persiapan Alat :
5. Formulir/kartu obat
6. Sarung tangan
No Langkah-langkah Rasional
4 Periksa pita identitas klien tanyakan Pastikan bahwa pasien yang tepat
nama pasien, kaji terhadap alergi mendapat obat yang tepat
6 Pilih tempat penyuntikan, palpasi tempat Tempat injeksi harus bebas dari lesi
terhadap edema, massa atau nyeri yang mungkin mengganggu
tekan, hindari area yang terdapat absorbsi obat
jaringan parut, memar, lecet atau infeksi
10 Pegang swab diantara jari ketiga dan Swab akan mudah terakses saat
keempat anda yang tidak dominan waktu mencabut jarum
12 Pegang spuid diantara ibu jari dan jari Penyuntikan cepat waspada
telunjuk (tangan yang dominan), seperti membutuhkan manipulasi bagian
memegang anak panah spuid yang tepat
13 Suntikkan spuid :
19 Buang bekas jarum dan penutupnya dan Mencegah cedera pada klien dan
letakkan dalam spuid, buang pada tenaga personel. Menutup kembali
tempat yang telah diberi label jarum dapat mencegah penusukan
dari jarum.
20 Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Mengontrol penyebaran infeksi
21 Catat pemberian obat pada lembar obat Mencatat pemberian oabat dan
atau catatan perawat mencegah kesalahan pemberian
obat
22 Kembali untuk mengevaluasi respon klien Obat perenteral diserap dan bekerja
terhadap obat dalam waktu 15 sampai lebih cepat dibanding obat oral.
30 menit Pengamatan anda menentukan
kemanjuran kerja obat
- Tempat penyuntikan pada bokong bila tidak tepat akan megenai saraf ditus
- Bila pasien beberapa kali harus ditusuk, maka usahakan penyuntikan pada
tempat berlainan
- Bila cairan obat mengandung minyak, jarum penghisap harus diganti dengan
yang kering, daerah bekas suntikan dimasase lebih lama
Tujuan :
6. Bengkok
8. Handscone
Prosedur kerja :
No Prosedur Rasional
4 Pilih tempat injeksi yang tepat, Tempat injeksi harus bebas dari
inspeksi adanya memar, anomali yang mungkin mengganggu
peradangan, atau edema absorbsi obat
dipermukaan kulit tempat injeksi
5. Melepaskan jarum seperti melepas anak panah untuk mengurangi rasa sakit
Tambahkan komentar
Midwifery
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
JAN
27
Pemberian Obat
Pengertian
Adalah pemberian obat melalui mulut yang diabsorbsi oleh saluran cerna.
Indikasi :
- Pasien sadar
- Mampu menelan
Kontaindikasi :
- Gangguan menelan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Pemberian obat oral dipengaruhi oleh zat lain yang ada dalam lambung
3. Kapsul : harus ditelan utuh kecuali jika dirancang untuk lepas lambung (mis:
antibiotik, analgesik)
4. Eliksir : siap saji/ memerlukan pelarut sesuai instruksi, botol perlu dibalik
(bukan dikocok) untuk memastikan tercampur rata sebelum pemberian (mis:
antasid dan antibiotik)
5. Lozenge : dapat digunakan seara spesifik untuk mengobati mulut dan lebih
sering dihisap daripada ditelan, atau digunakan untuk melapisi mulut (mis: preparat
antijamur)
Kelemahan : aksinya lambat sehingga tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.
Tujuan Pemberian :
Persiapan alat :
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
- Instruksi puasa
9 Pilih obat yang tepat atau dosis dan Membaca label terhadap yang
bandingkan dengan kartu/formulir dipesankan mengurangi kesalahan
obat
10 Hitung dosis yang tepat, luangkan Perhitungkan lebih akurat bila label obat
waktu, periksa ulang ada pada kita
11 Bila obat tablet atau kapsul dari botol, Tehnik aseptik mempertahankan
tuangkanjumlah yang dibutuhkan kebersihan obat
kedalam tutup botol dan pindahkan ke
mangkuk obat
13 Semua tablet dan kapsul yang akan Dengan pemisahan obat yang
diberikan bersamaan diletakkan membutuhkan pengkajian khusus
dalam mangkuk yang sama, kecuali mempermudah jika harus menunda obat
obat yang membutuhkan pengkajian tersebut jika diperlukan
sebelumnya seperti TD, nadi
14 Jika pasien mempunyai kesulitan Teblet besar sulit ditelan, tablet yang
menelan obat secara utuh, dihaluskan dan dicampur dengan
pecah/haluskan sampai bentuk bubuk, makanan yang enak rasanya biasanya
bisa dicampur makanan ringan akan mudah ditelan
19 Letakkan obat, kartu/ formulir/ Obat diberi label sepanjang waktu untuk
instruksi pemberi diatas trai identifikasi
21 Bawa obat ke klien pada waktu yang Obat diberikan 30 menit sebelum/ 30
tepat sesudah peresapan untuk menjamin
efek terapeutik yang dimaksudkan
22 Identifikasi nama pasien pada kartu, Pita identifikasi dibuat saat pasien
instruksi tertulis, ataupun pada pita masuk pertama dan merupakan sumber
identifikasi klien, panggil dan pasien yang paling diandalkan untuk
diminta untuk menyebutkan namnya diidentifikasi ganti setiap pita ID yang
terlepas
30 Cuci tangan
33 Buang peeralatan yang tidak perlu, isi Membantu staf lainnya menyelesaikan
ulang stok, bersihkan tempat tugas secara efisien
Kewaspadaan perawat :
Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, hentikan dengan segera aspirasi obat
atau cairan dapat terjadi dengan mudah.
Penyuluhan pasien :
- Kerja dan potensi efek, obat, waktu dan frekuensi pemberian apa yang terjadi
jika minum obat tidak sesuai dosis atau sama sekali tidak minum obat
- Minta persetujuan tindakan dari orang tua, cocokkan kembali identitas bayi
- Berikan lagi dosis sisanya, awasi penelanan dan teruskan cara ini sampai
seluruh dosis telah selesai diberikan
- Lakukan pendokumentasian
Tempat injeksi IM :
b. Ventrogluteal
Klien berbaring miring, tengkurap, atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan disuntikkan dalam keadaan sedikit flexi. (membantu pasien
mendapat posisi, mengurangi regangan otot, meminimalkan rasa tak nyaman
akibat suntikan).
c. Dorsogluteal
Klien tengkurap dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan bagian atas
dan pinggul flexi dan diletakkan di depan tungkai bawah.
Klien duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas flexi tettapi rileks
menyilang abdomen atau diatas abdomen.
Tempat yang paling sering digunakan pada bayi adlah otot paha karena lebih
mudah dipegang
Persiapan Alat :
5. Formulir/kartu obat
6. Sarung tangan
Prosedur Kerja :
No Langkah-langkah Rasional
4 Periksa pita identitas klien tanyakan Pastikan bahwa pasien yang tepat
nama pasien, kaji terhadap alergi mendapat obat yang tepat
6 Pilih tempat penyuntikan, palpasi tempat Tempat injeksi harus bebas dari lesi
terhadap edema, massa atau nyeri yang mungkin mengganggu
tekan, hindari area yang terdapat absorbsi obat
jaringan parut, memar, lecet atau infeksi
10 Pegang swab diantara jari ketiga dan Swab akan mudah terakses saat
keempat anda yang tidak dominan waktu mencabut jarum
12 Pegang spuid diantara ibu jari dan jari Penyuntikan cepat waspada
telunjuk (tangan yang dominan), seperti membutuhkan manipulasi bagian
memegang anak panah spuid yang tepat
13 Suntikkan spuid :
19 Buang bekas jarum dan penutupnya dan Mencegah cedera pada klien dan
letakkan dalam spuid, buang pada tenaga personel. Menutup kembali
tempat yang telah diberi label jarum dapat mencegah penusukan
dari jarum.
21 Catat pemberian obat pada lembar obat Mencatat pemberian oabat dan
atau catatan perawat mencegah kesalahan pemberian
obat
22 Kembali untuk mengevaluasi respon klien Obat perenteral diserap dan bekerja
terhadap obat dalam waktu 15 sampai lebih cepat dibanding obat oral.
30 menit Pengamatan anda menentukan
kemanjuran kerja obat
- Tempat penyuntikan pada bokong bila tidak tepat akan megenai saraf ditus
- Bila pasien beberapa kali harus ditusuk, maka usahakan penyuntikan pada
tempat berlainan
- Bila cairan obat mengandung minyak, jarum penghisap harus diganti dengan
yang kering, daerah bekas suntikan dimasase lebih lama
Pemberian Obat secara IC
Tujuan :
- Lengan bawah : bagian depan lengan bawah sepertiga dari lekukan siku
2
( /3 pergelangan tangan), pada kulit yang sehat jauh dari pembuluh darah.
6. Bengkok
8. Handscone
Prosedur kerja :
No Prosedur Rasional
4 Pilih tempat injeksi yang tepat, Tempat injeksi harus bebas dari
inspeksi adanya memar, anomali yang mungkin mengganggu
peradangan, atau edema absorbsi obat
dipermukaan kulit tempat injeksi
Injeksi IC disuntikkan ke dalam dermis pada lengan bawah dan lenagn atas karena
suplai darah di daerah tersebut lebih sedikit dan absorpsi obat berlangsung
lambat.
5. Melepaskan jarum seperti melepas anak panah untuk mengurangi rasa sakit
0
Tambahkan komentar
2.
JAN
25
Penilaian Produk
BAB I
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya
mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru
yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat
mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan.
Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.
(Hesty Borneo, 2012)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk.
KESIMPULAN :
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
Tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu tahap perencanaan atau perancangan,
tahap produksi, dan tahap akhir. Semua harus dilakukan oleh siswa meskipun terdiri
atas beberapa yang berbeda tetapi semua itu merupakan suatu proses yang padu.
Berhubung ketiga tahap itu merupakan proses yang padu, maka guru bisa saja
melakukan penilaian tentang kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada
tahap produksi dan pada tahap akhir.
Membuat perencanaan:
Membuat Pencatatan:
Siapa yg akan menilai (siswa sendiri, teman sebaya, orang tua, atau guru)
Pelaporan:
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa yaitu
tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan akhir.
Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap tersebut
merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut merupakan
proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang kemampuan
siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap akhir.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan suatu
produk:
Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan
guru untuk:
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.
Menggunakan alat
Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni (M.Nur Ampana Lea, 2011)
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir
jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan dengan
kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan pada
seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti misalnya
penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai proses kerja,
atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa mengukur
pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap
proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk memastikan relevansi
dan lingkup hasil kerja adalah:
Menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan
hasil kerja (dalam tahap perencanan, produksi, dan akhir).
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka
kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian
hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian hasil
kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk
hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan
mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu
tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat tidaknya
hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung pada
spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada lembar kerja
yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi keleluasaan besar bagi
siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk memenuhi tugas yang
dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
Bila hasil penilaian produk ini diperlukan untuk membandingkan individu satu
dengan individu lainnya, maka keadilan penilaian perlu diperhatikan.
Guru mengelola sejumlah hasil kerja siswa dan mencatat hasil penilaian secara
sistematis dengan memperhatikan spesifikasi tugas sebagai berikut :
a. Anekdotal
Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak
mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar.
Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati
daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan.
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada
hasil kerja siswa. Dalamanalytic rating guru menilai hasil kerja siswa dari berbagai
perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni dan desain, hasil karya siswa
dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga pemahaman dasar-dasar dari
desain.
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan.
Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti
penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan
siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
KELEBIHAN KELEMAHAN
6. Subjektif penskorannya.
1. Perencanaan Bahan
2. Proses Pembuatan
b. Teknik Pengolahan
Hasil Produk
Kelas : VIII/I
Skor Jumlah
No Aspek yang diamati
3 2 1 skor
1. Komponen yang 3
digunakan
2. Rangkai alat 2
3. Estetika 2
Keterangan nilai :
3 = sangat baik
2 = baik
1 = kurang baik
Kriteria skor
2 Rangkaian alat
3 Estetika
PENUTUP
Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya
melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem
penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran
sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya
mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru
yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat
mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan.
Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi: Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet 10.. Jakarta:
Bumi Aksara. 2009
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/05/14/penilaian-kelas-curriculum-and-
intrsc-development-2/#more-711
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195505051986011-
WAHYU_ERIDIANA/penilaian_kelas.pdf
http://maritosukses.blogspot.com/2012/02/pengertian-penilaian.html
http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/penilaian-kelas.html
http://infopendidikankita.blogspot.com/2012/04/teknik-penilaian-kelas.html
http://www.scribd.com/doc/54931420/Teknik-Penilaian-Kelas
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kelebihan%20dan%20kekurangan
%20%20penilaian
%20produk&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CC0QFjAD&url=http)
Tambahkan komentar
3.
JAN
16
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Perkembangan teknologi yang semakin modern dan canggih ini bukan hanya
memberi manfaat bagi penggunanya tapi juga menimbulkan pengaruh yang negatif
bagi penggunanya, terutama bagi kalangan pelajar. Informasi-informasi atau situs-
situs yang dapat diakses dari internet ada yang bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan tapi ada juga yang dapat merusak mental dari kalangan pelajar
yaitu situs-situs porno.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas
dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang
secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya
untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Internet
B. Tujuan Internet
Pada awalnya, internet dan berbagai fasilitas di dalamnya memiliki tujuan sebagai
berikut :
C. Dampak Internet
1. Dampak Positif
i. Tak seperti buku, internet menyuguhkan informasi dengan cara yang lebih
menarik. Misalnya, bila ada gambar pada suatu artikel, gambar tersebut kadang
bergerak (animasi), hal ini tentu lebih menarik dan membuat otak siswa tidak jenuh.
2. Dampak Negatif
b. Penipuan hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak
luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini
atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi
tersebut.
d. Cybercrime
Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya
yang bersifat :
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada
dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam
cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal
yang bersifat tabu.
f. Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para
penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda
hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak
agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. Mengurangi sifat
sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada
bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah dapat
mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.Kejahatan seperti
menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan
dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
Itulah manfaat dan dampak negatif internet dengan adanya internet, setiap media
memang mesti mempunyai dampak baik dan buruknya, jadi tinggal kita sendiri
yang harus pintar-pintar menyaring semua itu. Karena walaupun seketat apapun
Pemerintah melindungi atau mengurangi dampak negatif terhadap internet tetapi
tidak diimbangi dari kesadaran setiap individu semua itu akan percumah. Jadi mulai
sekarang tanamkan Internet Sehat melalui sosialisasi sejak dini dengan cara
mengenalkan ke anak-anak mana yang boleh dan yang tidak bila sedang
berinternet.
D. Penanggulangan Dampak Internet
Untuk mengatasi atau lebih tepat mencegah dampak negatif terutama untuk
pelajar atau remaja adalah sebagai berikut :
4. Anda tidak sendiri : Persatuan orang tua dan guru di sekolah atau
kelompok lainnya yang concern terhadap masalah itu bersama- sama
akan membawa kita ke tempat dimana kita dapat bertukar
pengalaman dan mendapatkan support dari orang yang menghadapi
masalah yang sama. Juga katakan pada tetangga, karena upaya Anda
akan sia-sia jika anak di seberang rumah tanpa batas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Internet memberikan manfaat yang begitu besar bagi masyarakat tetapi di lain
pihak internet menjadi suatu media informasi yang tidak mudah untukdi batasi.
Berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur menjadi
satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu satu sentuhan jari saja. Berbagai
informasi dengan mudah didistribusikan kepada pemakai internet. Karena dampak
positif internet bagi pelajar sangat banyak, maka mau tidak mau, suka tidak suka,
kita harus menggunakan internet sebagai sarana komunikasi yang tercepat dan
tercanggih untuk saat ini dengan resiko menerima dampak negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-internet/
http://www.scribd.com/doc/21330504/Pengertian-Internet
http://octahyuuga.wordpress.com/2009/03/02/dampak-negatif-dan-positif-dari-
internet/
http://yayang08.wordpress.com/2008/05/07/dampak-internet-bagi-pelajar/
http://www.anneahira.com/pengaruh-internet-terhadap-prestasi-belajar-pelajar-
5344.htm
http://qotrinnidaaz.blogspot.com/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-internet.html
Tambahkan komentar
2.
JAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial
antara laki-laki dan perempuan (Saptari, 1997). Gender berbeda dari seks atau jenis
kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis (Moore, 1988). Ini
disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai
feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu
tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis
kelamin.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak
untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan
pilihan hidup tidak hanyadiperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun
mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini,
perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap.
Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas
bekerja didapur, sumur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya
hal di luar itu menjadi tidak penting.
Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan
karir menjadisangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir
karena tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga. Data yang ada menunjukkan
bahwa perempuan secara konsisten berada pada posisi yang lebih dirugikan
daripada laki-laki.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gender
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa gender adalah: suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pembedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial.
Kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki
dan perempuan.
Istilah gender pada awalnya dikembangkan sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh
Ann Oakley (1972 , dalam Fakih , 1997 ) , dan sejak saat itu menurutnya gender
lantas dianggap sebagai alat analisis yang baik untuk memahami persoalan
diskriminasi terhadap kaum perempuan secara umum .
Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks) . Seks adalah pembagian jenis kelamin
yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu . Oleh
karena itu , konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan
perempuan berdasarkan unsure biologis dan anatomi tubuh. Sedangkan gender
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan laki-laki dan
perempuan secara sosial yang dibentuk secara kultural . Gender adalah konsep
yang membedakan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan . Pembedaan
fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena
keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat , melainkan dibedakan melalui
kedudukan , fungsi , dan peran masing-masing dalam berbagai macam kehidupan
dan pembangunan. Diantara perbedaan seks dan gender adalah sebagai berikut:
Bisa
berubah Tidak bisa berubah
Dapat
dipertukarkan Tidak dapat dipertukarkan
Tergantung
Berlaku sepanjang masa
musim
Dengan demikian gender sebagai suatu konsep merupakan hasil pemikiran atau
rekayasa manusia , dibentuk oleh masyarakat sehingga gender bersifat dinamis
dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat , budaya , agama , sistem nilai dari
bangsa , masyarakat , dan suku bangsa tertentu . Selain itu , gender dapat berubah
karena perjalanan sejarah , perubahan politik , ekonomi dan sosial budaya. DEngan
demikian , gender tidak bersifat universal melainkan bersifat situasional
masyarakatnya. Oleh karena itu , tidak terjadi kerancuan dan pemutar balikan
makna tentang apa yang disebut jenis kelamin dan gender.
C. Ketidakseimbangan Gender
Teori segmentasi pasar tenaga kerja mengatakan bahwa laki-laki pada usia
prima (prime-age) terkonsentrasi dalam pekerjaan berupah tinggi, stabil
dan dengan latihan, promosi dan prospek karir lebih baik dan disebut
sebagai primary jobs. Sedangkan Secondary jobs, tidak menjanjikan
jaminan akan kestabilan bekerja, kompensasi rendah, tanpa prospek untuk
berkembang di masa depan dan pada umumnya perempuan berada pada segmen
ini (Chiplin dan Sloane, 1982).
Dari hal tersebut terlihat bahwa teori segmentasi pasar tenaga kerja
menunjukkan bahwa pekerja laki-laki dan perempuan tidak bersaing dengan
landasan yang sama, karenanya tidak mempunyai akses yang sama ke
lapangan kerja. Teori segmentasi pasar tenaga kerja ini dianggap tidak
mampu menjelaskan mengapa segmentasi pasar tenaga kerja berdasarkan
jenis kelamin terjadi.
Sebagai akibat dari sikap yang menerima keadaan ini, struktur sosial
yang timpang ini akhirnya tidak hanya terus menerus dimitoskan oleh
laki-laki, tetapi juga oleh perempuan. Hal tersebut juga berlaku pada
kaum perempuan yang memiliki akses kekuasaan yang lebih tinggi. Menurut
Astuti (1997), kelompok perempuan ini sering menempatkan perempuan
sebagai subordinat. Dapat dilihat dari pernyataan seorang pengusaha
perempuan sebagaimana yang dikutip Hariadi (1997) yang mengemukakan
bahwa berdasarkan pengalamannya memiliki pekerja perempuan itu lebih
menguntungkan. Karena mereka rajin, telaten, tidak banyak tuntutan dan
mempunyai loyalitas tinggi. Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa secara
psikologis sikap itu memang pembawaan dari sifat-sifat kaum perempuan.
Pernikahan dini adalah suatu hal yang lazim di Indonesia, khususnya di daerah
pedesaan. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2004 memperkirakan 13% dari
perempuan Indonesia menikah di umur 15 19 tahun.
Dalam hukum Islam, laki-laki memang diperbolehkan memperistri lebih dari satu
orang. Akan tetapi, dalam Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 menyatakan
bahwa izin untuk memiliki banyak istri dapat diberikan jika seseorang dapat
memberikan bukti bahwa istri pertamanya tidak dapat melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai istri. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Indonesia pun dilarang
mempraktekkan poligami.
Adanya segmentasi jenis kelamin angkatan kerja, praktik penerimaan dan promosi
karyawan yang bersifat deskriminatif atas dasar gender membuat perempuan
terkonsentrasi dalam sejumlah kecil sektor perekonomian, umumnya pada
pekerjaan-pekerjaan berstatus lebih rendah daripada laki-laki.
3. Kekerasan Fisik
4. Hak Kepemilikan
Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama
persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Malu rasanya apabila perempuan berteriak
mengenai isu kesetaraangender apabila kita artikan segala sesuatunya harus
mutlak sama dengan laki-laki. Karena pada dasarnya, perempuan tentunya tidak
akan siap jika harus menanggung beban berat yang biasa ditanggung oleh laki-laki.
Atau sebaliknya laki-laki pun tidak akan bisa menyelesaikan semua tugas rutin
rumah tangga yang biasa dikerjakan perempuan.
E. Pemberdayaan Perempuan
Ada suatu kasus yang dikemukakan oleh seorang teman dokter dari Dinas
Kesehatan tentang suatu kejadian di Pacitan, di Jawa Timur. Seorang ibu yang sudah
mengalami pendarahan yang sudah parah kondisinya kemudian tidak segera
dibawa ke rumah sakit karena sipengambil keputusan, yaitu suaminya, tidak ada di
tempat dan tidak ada seorang pun yang berani mengambil keputusan tanpa seijin
sang suami. Pada saat suaminya datang, kondisi pendarahannya sudah demikian
parah, dan kemudian dibawa ke rumah sakit. Belum sampai di rumah sakit si ibu
telah meninggal dunia. Inilah sebabnya mengapa pemerataan kontrol untuk
mengambil keputusan sangat penting sekali diterapkan di dalam berbagai bidang
terutama bidang kesehatan dan keluarga berencana.
Masalahnya, apakah selalu perbedaan gender inilah yang menjadi penyebab
masalah-masalah subordinasi kaum perempuan? Tidak selalu demikian. Perbedaan
gender ini sebenarnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan
ketidakadilan gender. Manifestasi dari ketidakadilan gender antara lain dalam
bentuk marjinalisasi tadi, proses pemiskinan ekonomi, subordinasi, stereotipe dan
diskriminasi, kekerasan, bekerja lebih panjang dari waktu yang dilakukan oleh kaum
pria dan sebagainya. Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi ini adalah
pemberdayaan melalui pengorganisasian. Beberapa ahli studi perempuan
menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan posisi bargaining kaum
perempuan adalah melalui pengorganisasian, yang dianggap sebagai langkah yang
paling konkrit untuk dapat memberdayakan perempuan itu secara lebih baik. Tentu
saja tidak semua organisasi perempuan mempunyai dampak pada upaya
pemberdayaan.
BAB III
PENUTUP
Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta:
Prenada Media Group
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45470-Makalah-Gender%20Dan
%20Kajian%20Tentang%20Perempuan.html
http://bambang-rustanto.blogspot.com/2011/08/pemberdayaan-perempuan-
berprespektif.html
http://www.gajimu.com/main/tips-karir/Tentang-wanita/perempuan-dan-teriakannya-
seputar-kesetaraan-gender
http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=158:-
lima-tingkat-pemberdayaan-perempuan&catid=34:mkp&Itemid=62
Diposkan 9th January 2013 oleh Sri Darmadi
Tambahkan komentar
1.
JAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan (Ikfar Putria Srukhan, 2012).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah ditentukan.
Dengan kata lain adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sedang bila ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai
jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik
dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan
lainya. Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan
pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara
atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai
yang diharapkan.
5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh
pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta
dipraktekkan pada saat mengajar. Adapun macam macam metode pengajaran
yaitu :
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru
biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga
ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti
tidak ada belajar.
b. Kelemahan
1) Membuat siswa pasif
5) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru.
c. Kelebihan
6) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode Demonstrasi
a. Pengertian
b. Kelemahan
c. Kelebihan
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
4) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu
kerja suatu benda
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)
3. Metode Diskusi
a. Pengertian
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi
bukan lah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
b. Kelemahan
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol.
c. Kelebihan
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan
secara verbal
1) Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah
yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
3) Simposium
4) Diskusi Panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens.
4. Metode Simulasi
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-
akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan
secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu
contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu
sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya
nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
b. Kelemahan
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
c. Kelebihan
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
5. Metode Resitasi
a. Pengertian
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
b. Kelemahan
1) Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
c. Kelebihan
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
a. Pengertian
b. Tujuan
1) Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa.
2) Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang
punya minat yang sama.
4) Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal dalam
satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan
koordinasi kerja.
6) Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok
wanita.
Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, yaitu
kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.
a. Pengertian
b. Kelemahan
1) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati
serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
c. Kelebihan
Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih
bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.
Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru
secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai
dengan keahlian yang dibutuhkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan metode Team Teaching:
1) Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut,
sehingga betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam
team tersebut.
3) Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran
seseorang guru anggota tim.
a. Pengertian
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak
ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik
1) Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis,
permainan, pembuatan, dan lain-lain.
b. Kelemahan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
c. Kelebihan
a. Pengertian
b. Kelemahan
1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
c. Kelebihan
d. Tujuan
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki
tujuan sebagai berikut:
3) Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang
dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam
waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan
dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
b. Kelemahan
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
c. Kelebihan
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru
atau buku.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia
d. Tujuan
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
13. Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
a. Pengertian
Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa menemukan sendiri
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan pembelajaran. Dalam
metode ini, dapat berupa kegiatan belajar terentang dari penemuan terbimbing
( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry ).
b. Tujuan
Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa
secara aktif dalam mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar
seumur hidup, mengurangi ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk
mengeksplorasi dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang
tidak habis-habisnya digali.
c. Kelebihan
d. Kelemahan
1) Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses
pengertian saja
Meskipun kita telah mengetahui dan mendalam tentang model pengajaran yang
bervariasi, tapi kita belum tentu menggunakan metode pengajaran dengan baik
sesuai apa yang kita inginkan. Maka dari itu demi tercapainya tujuan kita perlu
menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kita. Untuk
memilih dan menentukan metode pengajaran, sangatlah penting mempehatikan
beberapa faktor berikut ini :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahri Djamanah, Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar , Jakarta,
Rineka Cipta, 2006
http://infogurutik76.guru-indonesia.net/artikel_detail-21578.html
Lihat komentar
2.
JAN
7
Psikoneurosis
BAB I
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Psikoneurosis
Neurosis adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kecemasan sabagai gejala
utama, yang dapat dirasakan oleh individu dan diekspresikan secara langsung atau
diatasinya tidak sadar dengan menggunakan mekanisme psikologik.
Neurosis adalah depresi menyatakan pola berfikir dan perilaku yang maladaptif dan
berulang yang menyebabkan depresi. Pasien sering kali penuh kecemasan, obsesi,
dan rentan terhadap somatisasi. Dalam klasifikasi menurut Pedoman
Penatalaksanaan diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini masuk dalam
kategori diagnostik gangguan distimia dalam gangguan suasana perasaan
(mood/afektif) menetap.
Neurosis adalah bentuk kekacauan atau gangguan mental yang lunak atau tidak
berbahaya, ditandai oleh :
4. Sering dihinggapi namun tidak selalu fobia, ganggua pencernaan, dan tingkah
laku obsesif-konfulsi.
2. Gejala-gejala Psikoneurosis
Gejala-gejala depresi yang paling umum terlihat adalah kesedihan, kemurungan,
ini akan menetap secara terus menerus dan ditambah kecenderungan untuk lebih
sering menangis, jika ada kejadian yang menyedihkan sedikit saja, atau bahkan
tanpa merasa sedih sama sekali.
3. Bentuk-bentuk Psikoneurosis
1. Histeria
Yaitu gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai oleh emosionalitas
ekstrim, mencakup macam-macam gangguan fungsi psikis, sensoris,
motorisvasomotor ( saraf-saraf yang membesarkan atau mengecilkan pembuluh
darah ) dan alat pencernaan sebagai produk dari represi terhadap macam-macam
konflik dalam kehidupan kesadaran.
2. Selalu merasa tidak bahagia, sangat sugestibel dan sensitif sekali terhadap
opini orang lain.
3. Emosinya sangat kuat dan semua penilaiannya sangat ditentukan oleh rasa
suka dan tidak suka yang kuat.
4. Memiliki kecenderungan untuk melarikan diri dari kesulitan hidup ke hal-hal
yang lebih menyenangkan.
2. Bentuk-bentuk disosiasi
3. Psikastenia
a. Ada tingkah laku yang obsesif merasa selalu dikejar-kejar oleh pikiran yang
tidak bisa dihapuskan (berupa gambaran paksaan)
c. Sering kali disertai fobia, yaitu ketakutan-ketakutan abnormal dan tidak riil.
Bentuk-bentuk psikastenia :
1. Kompulsi-kompulsi
2.Bisa juga seseorang mengalami konflik serius antara keinginan kuat berbuat,
namun berlawanan dengan perasaan-perasaan takut yang serius di dalam diri pada
saat yang sama;
3.Ada juga akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mematri yang
berlawanan dengan kata hati dan kesadaran diri;
2. Obsesi
Tics adalah macam-macam gerak facial atau gerak muka /wajah seperti dipaksa,
berupa gerakan-gerakan pengejangan yang habitual dari satu kelompok kecil otot-
otot tertentu. Misalnya berupa mengedipkan mata secara khas, menggigit-gigit atau
mengulas-ulas bibir bagian atas dengan lidah dan lain-lain.
5. Hipokondria
Yaitu suatu perhatian penuh keseriusan hati yang dibesar-besarkan atau dilebih-
lebihkan pada kesehatan pribadi.
6. Nerastenia
Yaitu bentuk psikoneurosa ditandai oleh adanya kondisi syaraf-syaraf yang sangat
lemah, tanpa memiliki energi hidup, selalu atau terus-menerus merasa capai-lelah
dan lemah yang hebat, disertai keluhan pada fungsi-fungsi bagian jeroan,
kecemasan dibarengi perasaan-perasaan nyeri dan sakit dibagian-bagian tubuhnya
sehingga individu menjadi malas dan segan berbuat besuatu.
4. Macam-macam Psikoneurosis
1. Neurosis Ansietas/cemas
Anxiety Neurosis adalah bentuk neurosa dengan gejala paling mencolok adalah
ketakutan yang tidak bisa diindikasikan dengan suatu sebab khusus, dan dalam
banyak hal menembus ke wilayah-wilayah (aspek-aspek) kehidupan seseorang.
5. Penanganan
1. Membantu ia membedakan secara objektif hal-hal yang kotor dan tidak steril
dan mengurangi ketakutan berlebihan yang tidak perlu serta menolongnya
membuat keputusan yang realistis tentang standar kebersihan yang umumnya
dilakukan oleh orang lain.
. http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/5-zikir-suatu-tradisi-pesantren-
menuju-terapeutik-depresif.pdf
http://medicafarma.blogspot.com/2009/02/interaksi-obat-ansietas.html
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/.../kiuntbk-gdl-isnainiroh-414-3-babiii.pdf
Tambahkan komentar
Memuat