You are on page 1of 14

BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN ALKOHOLISME

Disusun untuk memenuhi salah satu mata pelajaran Sosiologi

Disusun Oleh
1. Ahmad Rifai
2. Aulia Rosi
3. Nanang
4. Prihatini
5. Tia Nur Hidayah

SMA NEGERI 1 RANDUDONGKAL


PEMALANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Alkoholisme adalah gangguan yang ditandai oleh konsumsi berlebihan dan ketergantungan pada
alkohol.Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.
Remaja merupakan aset negara yang sangat berharga. Seorang remaja bisa merubah dunia
dengan pemikirannya. Banyak remaja yang dapat bisa membanggakan negaranya dengan
berbagai prestasi yang diraihnya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin
tahu sangat berguna bagi seorang remaja karena dengan sifat ini, remaja bisa menjadi manusia
yang kreatif dan mau mencari tahu tentang sesuatu yang belum dia ketahuinya. Tapi rasa ingin
tahu yang dimiliki remaja bisa menjadi hal yang negatif bila remaja menggunakannya pada hal-
hal negatif. Seperti untuk mengetahui apa itu minuman berakohol.
Di era globalisasi ini para remaja sulit membedakan mana hal yang boleh dilakukan dan mana
hal yang tidak boleh dilakukan. Karena bagi remaja semua hal yang dilakukannya dianggap
benar.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, Minuman Keras dan terlibat
banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, kita dapat melihat
brutalnya remaja jaman sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya
dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan
remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan
kriminal orang dewasa.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alkoholisme?
2. Apa faktor penyebab orang mengkonsumsi Alkohol?
3. Tahapan Alkoholisme.
4. Kurva penggunaan alkohol mulai dari 2009 - 2013
5. Dari kalangan apa saja yang banyak mengkonsumsi alkohol
6. Dampak dan sebab orang mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang panjang
3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Memenuhi tugas untuk membuat makalah mengenai alkoholisme
2. Mengetahui apa itu alkoholisme.
3. Mengetahui dampak alkoholisme.
4. Mengetahui cara mengatasi penggunaan dan penyalahgunaan minuman berakohol.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Alkoholisme
Alkoholisme adalah simtoma klinis yang ditandai dengan kecenderungan untuk
meminum alkohol lebih daripada yang direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan
kebiasaan minum minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang
merugikan. Alkoholisme dapat diartikan sebagai kekacauan kerusakan kepribadian yang
disebabkan karena nafsu untuk minum yang bersifat kompulsif, sehingga penderita akan minum
minuman beralkohol secara berlebihan dan dijadikan kebiasaan. Alkoholisme pada umumnya
melewati empat tahap yaitu: Pra Alkoholik, Prodormal, Gawat, Kronis. (Taufiq dan Darma,
1989).Alkoholisme adalah gangguan yang ditandai oleh konsumsi berlebihan dan
ketergantungan pada alkohol. Alkoholisme didefinisikan sebagai penyakit degeneratif progresif
akibat konsumsi alkohol berkepanjangan dan berlebihan yang berakibat pada kecanduan dan
rusaknya kesehatan secara umum.
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan
psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Etanol telah banyak dibukti
menyebabkan kelainan pada metabolisme lipoprotein, sintesis kolesterol dan penurunan
sintesis asam empedu, asam kolat, fosfolipid, serta penurunan aktivitas enzim 12 alpha-
hydroxylase.
Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak kurang lebih 5000
tahun yang lalu. Minuman beralkohol merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada
berbagai kebudayaan tertentu. Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol,
misalnya brem, tuak, dan ciu.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin
mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil
alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi umbian. Nama
yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll.
Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang
mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan
gandum), umbi-umbian (seperti singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh
alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh melalui
penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari etena, suatu produk
dari minyak bumi.

2. Faktor Penyebab Mengkonsumsi Alkohol


Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan
sosial yang terjadi di kalangan remaja tidak akan begitu saja muncul apabila tidak ada faktor
penarik atau faktor pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang, sedangkan faktor
pendorong berasal dari dalam diri atau keluarga yang memungkinkan seseorang untuk
melakukan penyimpangan tersebut (Bagja Waluya, 2007).
Lebih lanjut Bagja Waluya (2007) memaparkan bahwa penyimpangan-penyimpangan tersebut
terjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna baik pergaulan di masyarakat maupun kehidupan
di dalam keluarga yang dianggapnya tidak memuaskan. Sehingga anak mencari pelarian di luar
rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan pengakuan akan
keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang dilakukan melalui penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras, biasanya seseorang tidak akan langsung melakukannya, akan tetapi diajak oleh
teman sekelompoknya untuk mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka telah
menjadi orang dewasa, lama kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari
kelompoknya dan menjadi bagian dari kelompok tersebut.
Pecandu alkohol memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan pecandu zat lainnya.
Dari orang-orang yang meminum alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu. Penyebab seseorang
menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu
satunya faktor penyebab. Alkoholisme lebih sering terjadi pada anak-anak dengan orang tua
pecandu dibandingkan pada anak-anak yang diadopsi oleh seorang pecandu. Hal ini
memperlihatkan bahwa alkoholisme juga melibatkan faktor genetik dan biokimia. Beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa orang yang berisiko menjadi alkoholik tidak mudah
mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek yang ditimbulkan
oleh alkohol.
Selain kemungkinan kelainan genetik, latar belakang dan kepribadian tertentu dapat menjadi
faktor pendukung seseorang menjadi pecandu. Pecandu alkohol sering berasal dari keluarga yang
pecah dan dari mereka yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan orang tuanya.
Pecandu alkohol cenderung merasa terisolasi, seorang sendiri, malu, depresi, atau bersikap
bermusuhan. Mereka biasanya memperlihatkan perilaku yang merusak diri dan tidak dewasa.
Meskipun demikian, penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sangat banyak terjadi pada
orang-orang dengan berbagai kepribadian.
Faktor lain penyebab seseorang mengkonsumsi alkohol antara lain sebagai berikut:
a. Ingin tahu (coba-coba)
Mengkonsumsi alkohol.Faktor individu terjadi karena rasa ingin tahu (coba-coba), dan dapat
pula terjadi ketika individu tersebut mengalami stres berat (Wresniwirro, 1995). Dalam hal ini,
pertama kali seseorang minum alkohol hanya iseng dan coba-coba jika sedang suntuk atau untuk
senang-senang bersama teman-teman. Tetapi lama-kalamaan hal tersebut membuat keterusan
mengkonsumsi alkohol.

b. Senang-senang (just for fun)


Jika seseorang sudah bosan hanya dengan merokok atau minum kopi saja, dia akan mencoba
untuk mengkonsumsi alkohol bersama teman-temannya untuk senang senang agar
menghilangkan penat dan pusing yang dirasakannya. Menurut Jauhari (2004), faktor-faktor
internal lain penyebab penyalahgunan alkohol salah satunya adalah keinginan untuk
bersenangsenang (just for fun). Dorongan dari dalam biasanya menyangkut kepribadian dan
kondisi kejiwaan seseorang yang membuatnya mampu atau tidak mampu melindungi dirinya dari
penyalahgunaan alkohol.

c. Pengaruh teman, lingkungan.


Lingkungan atau teman sekitar tidak mampu mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan
alkohol, bahkan membuka kesempatan pemakaian alkohol, kesempatan di sini adalah tersedianya
situasi-situasi "permisif" (memungkinkan) untuk memakai alkohol di waktu luang, di tempat
rekreasi seperti diskostik, pesta dan lain-lain. (Jauhari, 2004).Seseorang mengkonsumsi alkohol
karena pengaruh teman, hal ini dapat dilihat dari teman-teman di lingkungan tongkrongan
seseorang yang kebanyakan pemabuk, sehingga orang tersebut lebih sering minum jika sedang
berada di tempat tongkrongannya.

d. Ketagihan
Faktor-faktor internal penyebab penyalahgunan alkohol antara lain adalah karena seseorang itu
sendiri ketagihan, yang membuatnya tidak dapat berkata tidak terhadap alkohol (Jauhari, 2004).
Alkohol yang terkandung dalam minuman keras adalah cairan yang bila dikonsumsi dapat
menyebabkan ketergantungan fisik maupun psikis sehingga seseorang menjadi ketagihan
(Nadesul, 2006).
3. Tahapan Alkoholisme

Alkoholisme memiliki berbagai tingkat atau tahap ketergantungan.Terdapat setidaknya empat


tahap alkoholisme dengan perbedaan dalam intensitas kecanduan.

Berikut ini adalah empat tahap alkoholisme beserta gejala yang menyertainya:

a. Tahap Satu Alkoholisme ( Pra Alkoholik ) Terdapat garis tipis antara menjadi peminum
reguler dengan seseorang yang telah mencapai tahap pertama alkoholisme. Ketika seseorang
mulai minum untuk menyingkirkan bad mood-nya, itu adalah tanda terjadinya alkoholisme. Jadi,
tahap pertama alkoholisme dimulai ketika seseorang mulai bergantung pada alkohol untuk
memperbaiki suasana hati. Pada tahap ini seseorang mulai meminum alkohol untuk
menyingkirkan stres, depresi, dan ketegangan. Salah satu karakteristik penting dari tahap
pertama alkoholisme adalah peningkatan bertahap dalam tingkat toleransi alkohol orang tersebut.
Ini berarti bahwa jumlah alkohol yang harus dikonsumsi terus meningkat untuk mendapatkan
efek yang diinginkan.

Tanda
Ketergantungan pada alkohol sebagai pelarian dari stres psikologis
Peningkatan toleransi alkohol

Penyangkalan tentang ketergantungan pada alkohol

Peningkatan frekuensi minum alkohol

b. Tahap Dua Alkoholisme ( Prodormal )


Keinginan pada alkohol menjadi jauh lebih kuat dan intens pada tahap kedua alkoholisme. Ini
adalah tahap di mana ketergantungan pada alkohol menjadi lebih jelas. Pada tahap ini seseorang
harus minum alkohol karena tubuh membutuhkannya, bukan hanya untuk meredakan stres. Ini
adalah tahap di mana orang tersebut mulai menyadari ketergantungannya pada alkohol yang
mungkin disertai rasa malu dan bersalah.Meskipun sebagian besar orang yang mencapai tahap
ini merasa perlu untuk berhenti mengkonsumsi alkohol, mayoritas tetap berada dalam
penyangkalan. Ini juga merupakan tahap di mana tubuh mulai menunjukkan indikasi kecanduan
alkohol dan mengalami mabuk kronis serta kehilangan kendali.

Tanda
Mabuk kronis

Sering pingsan

Penyangkalan

Peningkatan ketergantungan alkohol

Hilangnya kontrol secara sporadis

Mencoba untuk menyembunyikan kebiasaan minum alkohol berlebihan

Gagal saat mencoba berhenti minum alkohol

Rasa bersalah dan malu tentang kebiasaan minum alkohol

c. Tahap Tiga Alkoholisme ( Gawat )


Ini adalah tahap di mana masalah alkohol mulai mempengaruhi area lain kehidupan seseorang.
Pada tahap ini seseorang mulai menunjukkan hilangnya minat dalam segala hal dan mulai
berhenti bersosialisasi serta menghindari teman-teman serta keluarga. Salah satu karakteristik
dari tahap ketiga alkoholisme adalah penurunan tingkat toleransi alkohol.

Tanda
Penurunan tingkat toleransi alkohol

Menghindari keluarga dan teman-teman

Alkohol mulai mempengaruhi hal-hal penting lainnya dalam hidup

Pengembangan berbagai alasan untuk membenarkan minum alkohol

Perilaku agresif
Tremor

Timbulnya kebencian dan perasaan negatif tak beralasan

d. Tahap Empat Alkoholisme ( Kronis )


Pada tahap keempat alkoholisme, seseorang akan melakukan hampir apa saja dan segalanya
untuk mendapatkan alkohol. Minum alkohol bisa dilakukan sepanjang hari sehingga membuat
orang dengan kondisi ini tidak bisa bekerja penuh waktu. Pada tahap akhir alkoholisme ini,
seseorang tidak hanya merasa kehilangan kontrol atas konsumsi alkohol, tapi juga merasa harus
mengkonsumsi alkohol agar dirinya bisa berfungsi normal. Pada tahap ini, alkohol telah
membuat seseorang mengabaikan berbagai aspek penting dari kehidupannya.

Tanda
Sering mabuk

Perilaku menjadi negatif

Mengalami ketakutan yang tak bisa dijelaskan

Gangguan berpikir

Hilangnya toleransi alkohol

Halusinasi

Kematian rasa

4. Kurva
5. Kalangan Pengkonsumsi Alkohol
Menurut Nadesul (2006), berdasarkan penelitian, pria 4 kali lebih sering menjadi pecandu
alkohol dibandingkan wanita, karena wanita yang minum alkohol lebih cepat mabuk dibanding
dengan pria. Tyas (2002), menjelaskan bahwa semua orang dari semua kelompok umur bisa
menjadi pacandu alkohol. 3,4 juta orang pecandu alkohol di Indonesia 80% adalah berusia 20-24
tahun, dan hampir dari 8% orang dewasa yang memiliki masalah dalam penggunaan alkohol.

kalangan pengkonsumsi alkohol antara lain :

a. Remaja
Di jaman sekarang ini, bukan tidak mungkin jika remaja usia sekolah telah mengecap, bahkan
sedikit adiktif terhadap alkohol. Pengaruh lingkungan, serta mudahnya akses untuk mendapatkan
minuman memabukkan ini adalah sedikit dari banyak alasan yang menyebabkan penyebaran
alkohol di kalangan usia sekolah semakin menjamur.
Alkohol membawa pengaruh buruk, terutama untuk kesehatan bagi remaja perempuan. Menurut
sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute, semakin banyak
alkohol yang dikonsumsi, terutama antara siklus menstruasi pertama hingga masa kehamilan
penuh yang pertama, maka semakin besar risiko terkena kanker payudara.
Para peneliti melakukan penelitian terhadap sejarah kesehatan dari 91.005 ibu-ibu yang tidak
terjangkit kanker pada saat penelitian dimulai dari tahun 1989 hingga pada tahun 2009.
Penelitian ini merupakan bagian dari Nurses' Health Study II. Pada tahun 1989, setiap wanita
memenuhi pengisian kuesioner mengenai usia dimana mereka mengkonsumsi alkohol dengan
rentang usia antara 15-17; 18-22; 23-30; 31-40.

6. Dampak Penggunaan Alkohol Jangka Panjang


Menurut Nadesul (2006), minuman keras dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama
dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan fisik, jiwa, dan gangguan terhadap ketertiban dan
keamanan masyarakat. Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat
menimbulkan efek samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi
berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol
pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-
kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin
berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu
fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara
berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami
oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi.
Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh.
Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus
alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung
berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.
Kandungan alkohol di atas 40 gram untuk pria setiap hari atau di atas 30 gram untuk wanita
setiap hari dapat berakibat kerusakan pada organ/bagian tubuh peminumnya. Misalnya,
kerusakan jaringan lunak yang ada di dalam rongga mulut, seputar tenggorokan, dan di dalam
sistem pencernaan (di dalam perut). Organ tubuh manusia yang paling rawan akibat minuman
keras adalah hati atau lever. Seseorang yang sudah terbiasa meminum minuman beralkohol,
apalagi dengan takaran yang melebihi batas, setahap demi setahap kadar lemak di dalam hatinya
akan meningkat. Akibatnya, hati harus bekerja lebih dari semestinya untuk mengatasi kelebihan
lemak yang tidak larut di dalam darah. Dampak lebih lanjut dari kelebihan timbunan lemak di
dalam hati tersebut akan memakan hati sehingga selnya akan mati. Kalau tidak cepat diobati
akan terjadi sirosis (pembentukan parut) yang akan menyebabkan fungsi hati berkurang dan
menghalangi aliran darah ke dalam hati. Kalau tidak segera diobati akan berkembang menjadi
kanker hati.
Tidak hanya bagian lever yang akan rusak atau tidak berfungsi, bagian lain seperti otak pun bisa
terganggu. Hal itu membuktikan bahwa minuman keras mengakibatkan penyakit yang bisa
membawa kematian.

Penggunaan alkohol secara berlebih-lebihan akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala


gangguan psikis dan gangguan jasmani.

Gangguan Psikis
1. Kehilangan kontrol-diri, sebagai gejala pertama pada seorang alkoholis.
2. Mabuk : motoriknya tidak terkuasai, tanpa koordinasi, orang menjadi bingung dan tidak sadar-
diri.
3. Roes atau kemabukan yang patologis : menjadi heboh, gempar, gelisa, dan kesadaran menjadi
buram. Roes yang patologis ini sangat berbahaya, karna sering muncul ledakan-ledakan
agresivitas yang hebat.
4. Delirium tremens (delirium: kegila-gilaan, mabuk dan mengigau), fikiran seperti tidak waras,
naik pitam. Kondisi delirium sering disertai delusi-delusi, ilusi-ilusi, dan halusinasi-halusinasi.
5. Korsakov alkoholik : terdapat kompleks gejala amnetis, pasien suka meracau dan berbicara
tanpa arti. Ada kekacauan dan kebingungan mental; cepat lupa dan pikun, lalu terjadi disorientasi
terhadap lingkungan.

Gangguan Jasmani
1. Si penderita mengalami Polyneuritis, yaitu neuritis majemuk dalam bentuk radang dan
keruskan pada system syaraf, disertai kesakitan, hypersensitivitas, kelumpuhan pada otot-otot
dan rusaknya refleks-refleks.
2. Nystagmus, yaitu ayunan yang cepat dan tidak terkendali pada biji mata. pasien menjadi apatis
secara emosional, acuh tak acuh dan sangat labil jiwanya.
3. Terjadi peradangan usus yang kronis (chronic gastritis, disebabkan oleh pengaruh alkohol).
4. Arteriosclerosis : pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah, neuritis atau kerusakan pada
syaraf-syaraf, radang ginjal, radang hati.
5. Paresthesia : ada perasaan-perasaan gatal-geli dan panas-terbakar pada kulit dan urat syaraf
tulang belakang. Pada akhirnya akan muncul kerusakan-kerusakan yang progresif pada sistem
peredaran darah dan sistem pencernaan makanaan.

Mengkonsumsi alkohol berlebiha dalam jangka panjang dapat juga menyebabkan :


Kerusakan jantung
Tekanan Darah Tinggi
Stroke
Kerusakan hati
Kanker saluran pencernaan
Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung)
Impotensi dan berkurangnya kesuburan
Meningkatnya resiko terkena kanker payudara
Kesulitan tidur
Kerusakan otak, perubahan kepribadian dan suasana perasaan
Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap hubungan
sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan masalah hukum .

CONTOH :

Kasus Afriyani, Narkoba-Alkohol Tingkatkan Risiko Kecelakaan 9 Kali

Jakarta - Hasil urine Afriyani Susanti (29) menunjukkan wanita subur ini telah mengonsumsi
ganja, ekstasi, dan whiskey. Tahukah Anda kalau narkoba dan alkohol meningkatkan risiko
kecelakaan sebesar 9 kali ?

Ada lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia yang menggunakan obat-obatan terlarang atau
narkoba setiap tahun. Dan menurut laporan terbaru, narkoba menyebabkan 250 ribu kematian per
tahun, yang paling banyak terjadi di negara berkembang.

Efek negatif paling merugikan dari obat-obat terlarang dan alkohol adalah mempengaruhi sistem
saraf pusat. Zat-zat tersebut bertindak di otak dan dapat mengubah cara seseorang berpikir,
merasa atau berperilaku.

Tak hanya merugikan diri sendiri, obat-obatan terlarang dan alkohol juga dapat mengancam
nyawa orang lain, terutama ketika Anda mengonsumsinya saat berkendara.
Keselamatan berkendara memerlukan kewaspadaan mental, penglihatan yang jelas, koordinasi
fisik dan kemampuan untuk bereaksi dengan tepat. Penggunaan obat-obatan terlarang dapat
mempengaruhi kemampuan mengemudi dan ini meningkatkan risiko mengalami kecelakaan.

Risiko mengalami kecelakaan 9 kali lebih besar ketika alkohol dan obat-obatan terlarang
digunakan bersama-sama dibandingkan dengan pengemudi yang bebas narkoba, seperti dilansir
ninemsn, Senin (23\/1\/2012).

Ada tiga jenis utama obat-obat terlarang yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yaitu:

Depresan
Depresan adalah obat yang memperlambat fungsi sistem saraf pusat. Obat depresan tidak selalu
membuat seseorang merasa tertekan. Zat-zat yang termasuk depresan antara lain:

1. Alkohol
2. Ganja
3. Barbiturates, termasuk Seconal, Tuinal dan Amytal.
4. Benzodiazepines termasuk Rohypnol, Valium, Serepax, Mogadon, Normison dan Eupynos.
5. GHB (Gamma-hydroxybutrate)
6. Opiat dan opioid, termasuk heroin, morfin, kodein, metadon dan petidin.

Dalam jumlah kecil, depresan dapat menyebabkan pengguna merasa lebih santai dan tidak terlalu
tertekan. Namun dalam jumlah yang lebih besar, zat-zat ini dapat menyebabkan pingsan, muntah
dan bahkan kematian.

Depresan mempengaruhi konsentrasi dan koordinasi. Zat ini memperlambat kemampuan


seseorang untuk menanggapi situasi tak terduga.

Stimulan
Stimulan bekerja pada sistem saraf pusat untuk mempercepat pesan menuju dan dari otak. Zat ini
dapat membuat pengguna merasa lebih terjaga, waspada atau percaya diri. Stimulan
meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah. Efek lainnya termasuk nafsu
makan berkurang, pupil dilatasi, banyak bicara dan gangguan tidur.

Stimulan ringan meliputi:

1. Efedrin digunakan dalam obat-obatan untuk bronkitis, deman dan asma.


2. Kafein dalam minuman kopi, teh dan cola.
3. Nikotin dalam tembakau.

Stimulan kuat meliputi:

1. Amfetamin (shabu)
2. Kokain
3. Ekstasi

Stimulan jumlah besar dapat merangsang otak pengguna secara berlebihan, menyebabkan
kecemasan, panik, kejang, sakit kepala, kram perut, agresi dan paranoia.

Halusinogen
Halusinogen mempengaruhi persepsi. Pengguna halusinogen mungkin percaya bahwa mereka
melihat atau mendengar hal-hal yang tidak benar-benar ada, atau apa yang mereka lihat mungkin
terdistorsi dalam beberapa cara. Efek dari halusinogen bervariasi, sehingga tidak mungkin untuk
memprediksi bagaimana mereka akan mempengaruhi orang tertentu pada waktu tertentu.

Halusinogen meliputi:

1. Datura
2. Ketamin
3. LSD (lysergic acid diethylamide)
4. Magic mushrooms (psilocybin)
5. Mescaline (kaktus peyote)
6. PCP (\\\'angel dust\\\')
7. Ganja adalah halusinogen dan juga depresan. Ekstasi juga dapat memiliki kualitas
halusinogen.

Beberapa efek halusinogen meliputi pelebaran pupil, kehilangan nafsu makan, aktivitas
meningkat, berbicara atau tertawa, euforia emosional dan psikologis, mengepalkan rahang,
berkeringat, panik, paranoia, kehilangan kontak dengan realitas, perilaku irasional atau aneh,
kram perut dan mual.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Alkoholisme dapat diartikan sebagai kekacauan kerusakan kepribadian yang disebabkan karena
nafsu untuk minum yang bersifat kompulsif, sehingga penderita akan minum minuman
beralkohol secara berlebihan dan dijadikan kebiasaan. Alkoholisme pada umumnya melewati
empat tahap yaitu: Pra Alkoholik, Prodormal, Gawat, Kronis.
Faktor-faktor seseorang mengkonsumsi alkohol adalah karena pengaruh teman, lingkungan,
iseng atau coba-coba, senang-senang, dan juga ketagihan alkohol menyebabkan subjek sering
mengkonsumsi alkohol.
Demikian beberapa alternative penanggulangan terhadap masalah miras atau minuman keras.
1. Melihat kondisi social, politik, ekonomi dan hukum kita hingga saat ini masih belum stabil,
jadi masih pesimis kalau masalah ini dapat diatasi secara tuntas.
2. Pertama sebenarnya kita harus memiliki landasan Hukum yang kuat dan mapan sebagai
landasan utama untuk mengatur proses pembangunan social, budaya, ekonomi dan politik serta
character building. Merubah suatu budaya atau tradisi sangat sulit dan memerlukan waktu dan
proses yang lama
3. Minuman keras sangat berbahaya bagi penggunanya.
4. Semua pihak harus terus berusaha agar penggunaan dan penyalahgunaan minuman keras
dapat dihentikan.

2. Saran
Dari uraian di atas dapat disarankan beberapa hal, diantaranya:
1. Perlunya pemahaman dari generasi muda akan efek negative dari minuman keras.
2. Perlunya ketegasan pemerintah dan penguasa dalam membatasi atau bahkan menghapuskan
minuman keras dari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

( http://id.m.wikipedia.org/wiki/Alkoholisme )
http://kamuskesehatan.com/arti/alkoholisme/
http://www.amazine.co/18982/apa-itu-alkoholisme-4-tahap-alkoholisme-gejalanya/?
ModPagespeed=noscript
http://makalahtugasku.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-minuman-keras.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol
http://www.amazine.co/18982/apa-itu-alkoholisme-4-tahap-alkoholisme-gejalanya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol#cite_note-23
http://binham.wordpress.com/2012/10/11/mengatasi-masalah-minuman-keras/
http://medicastore.com/penyakit/293/Alkoholisme.html
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10503088.pdf

You might also like