You are on page 1of 15

TANGGUNGJAWAB PERAWAT TERHADAP PASIEN DALAM

PELIMPAHAN KEWENANGAN DOKTER KEPADA PERAWAT

Oleh : Gunawan Aineka


Pembimbing 1 : Dr. Firdaus, SH., MH
Pembimbing 2 : Rahmad Hendra, SH., MKn
Alamat : Jalan Kartama Nomor 5, Kecamatan Marpoyan
Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email : Aineka.gunawan@yahoo.com

ABSTRACT

Legally Indonesia has the legal regulation of health and professions related to
health . Along with the development of more advanced medical world , the processes
and mechanisms of health care also increased from various aspects . So that not a few
who have problems or contrary to law . Based on these problems , the thesis is to
formulate three formulation of the problem , namely : first , the responsibility of
nurses to patients in the delegation of authority of doctors to nurses , second , the
mechanism of transfer of authority of doctors to nurses , third , the extent to which
medical action limits of delegated authority doctors to nurses
This type of research can be classified into types of juridical empirical
research , because in this study the authors conducted research literature study and
discussions with academic experts and field practitioners .
data sources used , the primary data , secondary data and data tertiary , technical data
collectors in this study with interviews , and literature.
From the research, there are three main issues that can be inferred , the first
responsibility of nurses to patients in the delegation of authority of doctors to nurses
is on the giver command " Article 1365 Civil Code " . Second , the mechanism of
transfer of authority of doctors to nurses in writing , third , limit the authority
delegated medical acts doctors to nurses located on professional ethics , professional
standards and the role and functions of each profession . Suggestions author ,
socialization government against statutory provisions and professional health should
be better again , make the Indonesian people aware of their rights and obligations in
health care and affirmative action against against any violation of the law.

Keywords: responsibility, delegation, medic

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 1


PENDAHULUAN mempunyai landasan hukum, dapat
A. Latar Belakang dimulai dengan Pasal 1313 KUH
Pada praktek keperawatan terdapat Perdata: suatu persetujuan adalah
sebuah permasalahan hukum, terutama suatu perbuatan dengan mana satu
persoalan tentang bagaimana cara atau orang atau lebih mengikatkan dirinya
mekanisme pelimpahan tugas atau terhadap satu orang atau lebih.
kewenangan dokter kepada perawat. Tindakan medis yang dilakukan
Undang-undang praktik keperawatan perawat terhadap pasien akan menjadi
atau undang-undang untuk praktik bumerang bagi perawat ketika
keperawatan profesional pada tindakan tersebut merugikan pasien,
dasarnya berfungsi untuk mengatur sedangkan tindakan tersebut adalah
praktik keperawatan agar hak-hak sebuah pelimpahan tugas yang
masyarakat dalam memperoleh seharusnya dilakukan oleh dokter.
perawatan yang baik dapat terpenuhi. Ketika kerugian yang diderita pasien
Undang-undang ini bertujuan untuk akibat tindakan tersebut berakibat fatal
melindungi penggunaan kemampuan maka disinilah muncul permasalahan
professional. Pasal 1 Undang-Undang hukum, khususnya di bagian hukum
Nomor 29 Tahun 2009 Tentang perdata dalam rumusan Pasal 1365
Praktik Kedokteran berbunyi Praktik KUH Perdata tentang perbuatan
kedokteran adalah rangkaian kegiatan melawan hukum yang berbunyi Tiap
yang dilakukan oleh dokter dan dokter perbuatan yang melanggar hukum dan
gigi terhadap pasien dalam membawa kerugian kepada orang lain,
melaksanakan upaya kesehatan.1 mewajiban orang yang menimbulkan
Hubungan antara dokter dan kerugian itu karena kesalahannya
pasien dimulai secara keperdataan, untuk menggantikan kerugian
untuk melihat atau mendudukkan tersebut.2
hubungan dokter dengan pasien yang

1
Lihat pasal 1 (ayat) 1 Undang-Undang
2
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Kesehatan. Lihat KUHPerdata Pasal 1365

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 2


Ketika dokter melimpahkan yang bersangkutan. Pasien sendiri
tanggungjawabnya kepada perawat, tidak dapat leluasa dengan rekam
secara hukum berarti telah medis tersebut.3 Pasal 1 butir 1
mengalihkan tangungjawab hukum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
dalam tindakan tersebut. Artinya Tentang Perlindungan Konsumen
ketika pasien dirugikan akibat dari menjelaskan tentang pentingnya
pelimpahan tanggungjawab tersebut, perlindungan hak-hak konsumen,
perawat juga ikut menjadi korban bahwaperlindungan konsumen adalah
karena tugas dan status profesionalnya. segala upaya yang menjamin adanya
Agar tidak terjadi kekeliruan antara kepastian hukum untuk memberi
dokter dan perawat dalam pembuktian perlindungan kepada konsumen.
hukumnya, maka di perlukan suatu Dasar hukum pelimpahan
pemahaman yang universal yaitu kewenangan/tugas dokter kepada
bentuk (form) tertulis pelimpahan perawat terdapat dalam Pasal 29 ayat
tugas dokter kepada perawat. Dalam (1) huruf e, dan Pasal 32 ayat (1), ayat
dunia kesehatan saat ini khususnya (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat
hubungan antara dokter dan perawat (6), ayat (7) Undang-Undang Nomor
telah ada suatu catatan-catatan 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
tindakan medis yang dituliskan dalam Berdasarkan latar belakang
sebuah rekam medis pasien yang berisi yang telah diuraikan diatas, maka
semua informasi medis tentang pasien penulis tertarik untuk melakukan
termasuk didalamnya tentang penelitian berkaitan dengan
bagaimana tindakan-tindakan yang pelaksanaan pelimpahan
dilakukan terhadap pasien. Tetapi kewenangan dokter kepada
kelemahan dari rekam medis ini adalah perawat khususnya pada rumah
bahwa yang dapat melihat dan sakit swasta di Pekanbaru. Judul
mengetahui isi rekam medis ini 3
Hasil wawancara dengan Tri Yosna
hanyalah dokter dan perawat yang S.Kep staff bagian administrasi Puskesmas
Tiakar Kota Payakumbuh. Tanggal 29 July
berkaitan dengan rekam medis pasien 2014 Jam 14.20 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 3


yang penulis angkat dalam 2. Untuk mengetahui bagaimana
penelitian ini adalah : mekanisme pelimpahan
Tanggungjawab Perawat kewenangan dokter kepada
Terhadap Pasien Dalam perawat.
Pelimpahan Kewenangan Dokter 3. Untuk mengetahui sejauh mana
Kepada Perawat. batasan tindakan medis
B. Rumusan Masalah pelimpahan kewenangan dokter
Berdasarkan latar belakang kepada perawat.
masalah tersebut, maka penulis
merumuskan masalahnya sebagai D. Manfaat Penulisan
berikut : Manfaat penelitian yang
1. Bagaimanakah tanggungjawab diharapkan dari penelitian ini
perawat terhadap pasien dalam adalah sebagai berikut:
pelimpahan kewenangan dokter 1. Untuk menambah pengetahuan
kepada perawat ? penulis, terutama untuk
2. Bagaimana mekanisme mengembangkan ilmu
pelimpahan kewenangan dokter pengetahuan yang telah penulis
kepada perawat ? peroleh selama perkuliahan.
3. Sejauh manakah batasan 2. Sebagai sumbangan pemikiran
tindakan medis pelimpahan penulis terhadap almamater
kewenangan dokter kepada dalam menambah khazanah
perawat ? Hukum Perdata yang
C. Tujuan Penulisan berkenaan dengan tanggung
1. Untuk mengetahui jawab perawat kepada pasien
bagaimanakah tanggungjawab dalam pelimpahan tugas yang
perawat terhadap pasien dalam diperoleh perawat dari dokter.
pelimpahan kewenangan dokter 3. Sebagai sumbangan pemikiran
kepada perawat. guna menjadi bahan kolektif
perpustakaan Universitas Riau.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 4


E. Kerangka Teori Dan Kerangka b. Teori Pertanggungjawaban
Konseptual Suatu konsep yang terkait
1. Kerangka Teoritis dengan konsep kewajiban hukum
Adapun teori-teori yang adalah konsep tanggungjawab
berhubungan dengan masalah hukum (liability). Seseorang
yang diteliti adalah yang bertanggungjawab secara
a. Teori Keadilan hukum atas perbuatan tertentu
Keadilan adalah tujuan bahwa dia dapat dikenakan suatu
hukum yang paling dicari dan sanksi dalam kasus perbuatannya
paling utama dalam setiap sistem bertentangan atau berlawanan
hukum di dunia. Setiap peraturan hukum. Sanksi
perundang-undangan yang dikenakan deliquet, karena
dibentuk bertujuan untuk perbuatannya sendiri yang
4
mencapai keadilan. John Stuart membuat orang tersebut
Mills berpendapat bahwa bertanggungjawab.
keadilan merupakan tujuan c. Teori Kewenangan
hukum yang tidak bisa Delegasi adalah7 kewenangan
dipisahkan dari kemanfaatan.5 yang dialihkan dari kewenangan
Mills memandang keadilan dari atribusi dari suatu organ
perspektif utilitarianisme, yaitu (institusi) pemerintahan kepada
keadilan harus tunduk kepada organ lainnya sehingga delegator
kemanfaatan. Semakin besar (organ yang telah memberi
kemanfaatan yang dihasilkan kewenangan) dapat menguji
maka semakin adil pula suatu kewenangan tersebut atas
6
hukum yang diterapkan. namanya.
Teori kewenangan pada
4
Karen Lebacqz, Teori-Teori Keadilan hakikatnya mengatur tentang
(Terjemahan Six Theories of Justice),
Nusamedia, Bandung: 1986. Hlm. 2.
5
Ibid. hlm. 23.
6 7
Ibid. hlm. 17. Ibid. hlm. 65.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 5


penggunaan dan pelimpahan b. Perawat dalam keputusan
kewenangan, termasuk menteri kesehatan nomor
kewenangan dokter dan perawat. 1239/MenKes/SK/XI/2001
Dokter sebagai orang yang adalah seseorang yang telah
mengupayakan kesembuhan bagi lulus pendidikan perawat
pasien memiliki kewenangan baik dalam maupun di luar
untuk mendiagnosa pasien, negeri sesuai dengan
menetapkan jenis pengobatan ketentuan peraturan
bagi pasien, dokter juga dapat perundang-undangan yang
melimpahkan tugas dan berlaku.
kewenangannya kepada tenaga c. Pasien Dalam Pasal 1 Undang-
kesehatan lain dalam hal ini Undang Nomor 29 Tahun 2004
adalah perawat, apabila dalam Tentang Praktik Kedokteran
hal tertentu dokter tidak berada adalah setiap orang yang
di tempat sedangkan pasien melakukan konsultasi masalah
membutuhkan penanganan kesehatannya untuk
secepatnya (emergency). memperoleh pelayanan
2. Kerangka Konseptual kesehatan yang di perlukan
a. Tanggungjawab dalam baik secara langsung maupun
Kamus Besar Bahasa tidak langsung kepada dokter
Indonesia adalah keadaan atau dokter gigi.
dimana wajib menanggung d. Kewenangan dalam Kamus
segala sesuatu, sehingga Besar Bahasa Indonesia adalah
berkewajiban menanggung, kekuasaan membuat keputusan
memikul jawab, menanggung memerintah dan melimpahkan
segala sesuatunya atau tanggungjawab kepada orang
memberikan jawab dan lain. Secara pengertian bebas,
menanggung akibatnya. kewenangan adalah hak
seorang individu untuk

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 6


melakukan sesuatu dengan menarik asas-asas hukum
batas-batas tertentu dan diakui (rechtbeginselen) yang
oleh individu lain dalam suatu dilakukan terhadap hukum
kelompok tertentu. positif tertulis maupun hukum
e. Delegasi dalam Kamus Besar tertulis tidak tertulis.9dengan
Bahasa Indonesia adalah cara mengadakan identifikasi
seseorang yang ditunjuk dan terlebih dahulu terhadap
diutus oleh suatu perkumpulan kaidah-kaidah hukum yang
dalam suatu perundingan atau telah dirumuskan perundang-
penyerahan atau pelimpahan undangan tertentu. Kemudian
wewenang (tanggungjawab tidak menutup kemungkinan
penuh). untuk dilakukan penelitian
F. Metode Penelitian langsung kelapangan untuk
1. Jenis Penelitian memperkuat data penelitian.
Berdasarkan rumusan Studi kelapangan melalui
masalah dan tujuan penelitian, diskusi dengan para ahli dan
maka jenis penelitian yang praktisi dilapangan.
digunakan oleh penulis adalah 2. Sumber Data
penelitian hukum yuridis Sumber data yang
normatif. Penelitian hukum digunakan dalam penelitian ini
yuridis normatif yaitu adalah :
penelitian hukum a. Bahan Hukum Primer
kepustakaan.8 Data yang didapatkan
Penelitian hukum yuridis dari bahan-bahan ilmu
normatif ini adalah melakukan hukum yang berkaitan erat
penelitian dengan tujuan dengan permasalahan yang

8 9
P. Joko Subagyo, Metode penelitian Soerjono soekanto, pengantar penelitian
Dalam Teori dan Praktik, Rineka Cipta, hukum, universitas Indonesia, Jakarta: 1984,
Jakarta: 2011, hlm. 11. hlm.252.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 7


diteliti dan melalui Tentang Persetujuan
wawancara dan diskusi Tindakan Medis, Peraturan
dengan praktisi dilapangan. Menteri Kesehatan
b. Bahan Hukum Sekunder Republik Indonesia No.
Adalah bahan-bahan 290/MENKES/PER/2008
hukum yang memberikan Tentang Persetujuan
penjelasan atau membahas Tindakan Medis.
lebih hal-hal yang telah c. Bahan Hukum Tersier
diteliti pada bahan hukum Adalah bahan-bahan yang
primer, yaitu: Undang- memberikan penjelasan terhadap
Undang Dasar Negara bahan-bahan hukum primer dan
Republik Indonesia Tahun sekunder, yakni Kamus Besar
1945, Undang-Undang Bahasa Indonesia, kamus hukum
Nomor 38 Tahun 2014 dan ensiklopedi.
Tentang Keperawatan, 3. Teknik Analisis Bahan
Undang-Undang Nomor 36 Hukum
Tahun 2009 Tentang Setelah diperoleh data baik
Kesehatan, Undang- data primer maupun data
Undang Nomor 29 Tahun sekunder, kemudian data
2004 Tentang Praktik tersebut dikelompokkan sesuai
Kedokteran, Undang- dengan jenis data. Data yang
Undang Nomor 44 Tahun telah dikumpulkan dan
2009 Tentang Rumah Sakit, dikelompokkan akan dianalisis
PP Nomor 32 Tahun 1996 secara kualitatif.
Tentang Kesehatan, PEMBAHASAN
Peraturan Menteri A. Tanggungjawab Perawat
Kesehatan Republik Terhadap Pasien Dalam
Indonesia Nomor Pelimpahan Kewenangan Dokter
585/Menkes/Per/IX/1989 Kepada Perawat

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 8


Seseorang yang melakukan perawat terhadap pasien dalam
perbuatan karena melaksanakan pelimpahan kewenangan dokter
perintah jabatan tidak dapat kepada perawat menjadi
dipertanggungjawabkan atas tanggungjawab dokter sepenuhnya.
kerugian atau kesalahan yang Karena tugas limpah yang
ditimbulkan. Hal ini sesuai dengan dilaksanakan oleh perawat secara
KUHP Pasal 51 ayat (1) yang hakikinya adalah tugas dan
berbunyi barang siapa yang tanggungjawab dokter secara etik
melakukan perbuatan untuk maupun profesi.11 Hal ini sesuai
melaksanakan perintah jabatan dengan pasal 1367 KUHPerdata bahwa
yang diberikan oleh penguasa yang Seseorang harus memberikan
berwenang, tidak dipidana. pertanggungjawaban tidak hanya atas
Kemudian pada ayat (2) dijelaskan kerugian yang ditimbulkan dari
bahwa perintah jabatan tanpa tindakannya sendiri, tetapi juga atas
wewenang tidak menyebabkan kerugian yang ditimbulkan dari
hapusnya pidana, kecuali yang tindakan orang lain yang berada
diperintahkan dengan itikad baik dibawah pengawasannya. Di Indonesia
mengira bahwa perintah itu tindakan perawat dalam pemberian
diberikan dengan wewenang, dan infus boleh dilakukan, namun di luar
pelaksanaannya termasuk dalam negeri (Amerika Serikat) hal ini
lingkungan pekerjaannya.10 dilakukan oleh dokter.
B. Mekanisme Pelimpahan
Berdasarkan wawancara Kewenangan Dokter
dengan ibu Nurul Huda, akademisi
Kepada Perawat
sekaligus praktisi Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) Universitas Riau,
mengatakan bahwa tanggungjawab 11
Wawancara dengan NS. Nurul Huda,
M.Kep. Sp.Kep.MB di PSIK Universitas Riau
10
Lihat KUHP Pasal 51 ayat (1) dan ayat pada tanggal 24 November 2014 pukul. 11.00
(2) WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 9


Mekanisme pelimpahan Mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diartikan sebagai kewenangan/pendelegasian banyak
suatu pemberian tugas tugas mengalami masalah, dimana proses
kepada seseorang atau kelompok delegasi tidak terlaksana secara
dalam menyelesaikan tujuan efektif, ketidakefektifan atau
organisasi. Konsep dasar yang kesalahan yang sering terjadi ada
mendasari efektifitas dalam tiga, yaitu:
pendelegasian/pelimpahan 1. Underdelegasi (pelimpahan
kewenangan yaitu: (1) delegasi wewenang terlalu sedikit)
bukan suatu sistem untuk Orang yang menerima tugas
mengurangi tanggungjawab, tetapi limpah diberikan wewenang
adalah cara untuk membuat sangat terbatas dan sering
tanggungjawab menjadi lebih tidak terlalu jelas mengenai
bermakna, (2) tanggungjawab dan wewenang yang harus
otoritas harus didelegasikan secara dilakukan, sehingga tugas
seimbang, (3) proses pelimpahan limpah tersebut tidak
dapat membuat seseorang diselesaikan dengan baik.
melaksanakan tanggungjawabnya, 2. Overdelegasi (pelimpahan
mengembangkan kewenangan wewenang terlalu berlebihan)
yang dilimpahkan, dan Pemberian tugas limpah yang
mengembangkan kemampuan terlalu berlebihan akan
dalam mencapai tujuan organisasi, berdampak penggunaan
(4) konsep memberikan dukungan waktu yang sia-sia. Hal ini
harus diberikan kepada semua disebabkan keterbatasan
anggota terutama menciptakan memonitor pelaksanaan tugas
suasana yang asertif, (5) penerima yang dilimpahkan. Dalam hal
tugas limpah harus aktif.12 ini sering ditemukan
penyalahgunaan wewenang.
12
Ibid. hlm. 59.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 10


3. Improperdelegasi kesehatan. Di Indonesia tidak
(pelimpahan wewenang yang ditetapkan secara seragam tentang isi
tidak tepat) SOP rumah sakit, melainkan hanya
Menurut ibu Nurul Huda diharuskan membuat sebuah SOP di
pelaksanaan pelimpahan kewenangan dalam rumah sakit, sedangkan isi SOP
dokter kepada perawat harus tertulis tersebut diserahkan kepada rumah
dan mengacu pada ketentuan undang- sakit itu sendiri.14
undang keperawatan. Dalam C. Batasan Pelimpahan
praktiknya pelaksanaan pelimpahan Kewenangan Dokter
tugas ini berjalan efektif dan sesuai
Kepada Perawat
ketentuan yang berlaku. Terutama
Batasan tindakan medis dan
pada rumah sakit swasta hal ini sangat
tindakan yang tidak boleh
diperhatikan, namun bentuk (form)
dilakukan oleh perawat dapat
tersebut tidaklah baku, terkadang
dilihat dari sudut pandang bahwa:
pernyataan pelimpahan tugas dokter
perawat hanya patuh dan taat
kepada perawat dibuat sendiri oleh
terhadap lafal sumpah, etik dan
pihak dokter maupun perawat.13
standar profesi yang harus
Untuk mengatur dan
dilakukan oleh perawat, meliputi
meminimalisir risiko tindakan medis
tindakan asuhan keperawatan dan
dibawah standard oleh tenaga
tidak termasuk di dalamnya
kesehatan, rumah sakit menetapkan
tindakan medis. Tindakan medis
sebuah Standard Operasional
hanya dapat dilakukan oleh dokter.
Procedure (SOP) yang menjadi acuan
perawat dapat terlibat hanya
atau standar-standar tindakan yang
apabila melakukan kolaborasi
harus dilaksanakan oleh tenaga
tindakan medis bersama dokter.
kesehatan dalam memberikan layanan
perawat tidak dibenarkan
13
Wawancara dengan NS. Nurul Huda, melakukan tindakan medis secara
M.Kep. Sp.Kep.MB di PSIK Universitas Riau
pada tanggal 24 November 2014 pukul. 11.00
14
WIB. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 11


mandiri. Kecuali dalam keadaan dilihat berdasarkan peran dan
darurat (emergency) yang mana tanggungjawab rumah sakit
akibat peristiwa tersebut dalam Undang-Undang No
membahayakan nyawa pasien atau 44 Tahun 2009 Tentang
dapat menyebabkan kecacatan Rumah Sakit, hak-hak pasien
terhadap pasien. Pada peristiwa dalam persetujuan tindakan
inilah batasan tindakan medis medis (informed consent),
dapat dilanggar dengan dan yang terkahir adalah
memperhatikan benar sebelumnya mengetahui peran, fungsi dan
bahwa tidak ada dokter ditempat tanggungjawab masing-
atau pihak yang berwenang pada masing profesi dokter dan
saat peristiwa darurat terjadi. perawat. Serta dapat dilihat
PENUTUP dari perbandingan ciri-ciri
A. Kesimpulan diagnosis dan perbedaan
1. Tanggungjawab perawat diagnosis perawat dan
terhadap pasien dalam dokter.
pelimpahan kewenangan dokter B. Saran
kepada perawat dapat ditinjau 1. Disarankan agar
dari dari ketentuan pasal 1367 pemerintah fokus
KUHPerdata. mensosialisasikan undang-
2. Mekanisme pelimpahan undang keperawatan yang
kewenangan dokter kepada tergolong masih baru.
perawat adalah tertulis, sesuai 2. Perlunya kesadaran yang
dengan amanat pasal 29 huruf e tinggi bagi pihak-pihak
dan pasal 32 ayat (1) dan ayat pengemban profesi, dan
(2) Tentang Keperawatan. menjunjung tinggi nilai-
3. Batasan tindakan medis nilai dalam sumpah jabatan,
pelimpahan kewenangan serta kode etik profesi.
dokter kepada perawat dapat

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 12


3. Kemudian perlunya Republik
pengawasan yang ketat, dan Indonesia. Citra Aditya Bakti.
menjalankan sanksi Bandung.
terhadap pihak-pihak yang
melanggar ketentuan- Hanafiah, Jusuf dan Amri Amir. 2008.
ketentuan dalam rumusan Etika Kedokteran dan Hukum
peraturan perundang- Kesehatan Edisi 4. EGC.
undangan dalam lingkup Jakarta.
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Kelsen, Hans. 1961. General Theory of
Buku Law and State. Russel & Rusel.
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Ali Safaat, New York.
Teori Hans Kelsen tentang
Hukum. Konstitusi Press. Kencana Wulan, Dan M. Hatsuli
Jakarta. AMR. 2011. Pengantar Etika
Keperawatan. PT. Prestasi
Effendi, Nasrul. 1995. Pengantar Pustaka Raya. Tangerang.
Proses Keperawatan. EGC.
Jakarta. Lebacqz, Karen. 1986. Teori-Teori
Keadilan (Six Theories of
Fakultas Hukum Universitas Riau. Justice). Nusamedia. Bandung.
2011. Pedoman Penulisan
Skripsi, Pekanbaru. Praptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan
Hukum Perawat dalam Upaya
F.A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid Pelayanan
Thalib, 2006. Wewenang Kesehatan di Rumah Sakit.
Mahkamah Raja Grafindo. Jakarta.
Konstitusi dan Aplikasinya
dalam Sistem Ketatanegaraan

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 13


Shidarta, 2000. Hukum Perlindungan Undang-Undang Negara Republik
Konsumen Indonesia. PT Indonesia Nomor 38 Tahun
Grasindo. Jakarta. 2014 Tentang Keperawatan
Lembaran Negara Republik
Soekanto, Soerjono. 1983. Pengantar Indonesia Tahun 2014 Nomor
Penelitian Hukum. UI Press. 307.
Jakarta.
Undang-Undang Negara Republik
Triwibowo, Cecep, Yulia Fauziah. Indonesia Nomor 29 Tahun
2012. Malpraktik Etika 2004 Tentang Praktik
Perawat Penyelesaian Sengketa Kedokteran Lembaran Negara
Melalui Mediasi. Nuha Republik Indonesia Tahun
Medika. Yogyakarta. 2004 Nomor 116.

Tutik, Titik Triwulan dan Shita Undang-Undang Negara Republik


Febrina. 2010. Perlindungan Indonesia Nomor 8 Tahun
Hukum Bagi Pasien. PT 1999 Tentang Perlindungan
Prestasi Pustaka Raya. Jakarta. Konsumen Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
Kamus 1999 Nomor 42.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Bahasa Indonesia. Balai (KUHPerdata).
Pustaka. Jakarta.
Internet
Undang-Undang http://www.google.com/url?q=http://p
Undang-Undang Dasar Negara kko.fik.ui.ac.id/flies/, diakses
Republik Indonesia Tahun 1945 pada tanggal 15 Juni 2014
pukul 11.25 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 14


http://virgiyatitd.blogspot.com/2013/0
4/tanggung-jawab-dan-tanggung-
gugat.html?m=1, diakses pada tanggal
13 Oktober 2014 pukul 20.17 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015 Page 15

You might also like