You are on page 1of 4

ISSN No.

1978-3787 Media Bina Ilmiah 31

UJI RESISTENSI SIPERMETRIN DAN MALATION


PADA AEDES AEGYPTI DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh:

Erna Kristinawati
Poltekkes Kemenes Mataram

Abstract: Dengue Haemorrhagic Fever is an important health problem in Indonesia including West
Lombok. Ae.aegypti is he main vector of DHF. Many insectisides of the group pyrethroid (cypermethrinb,
and vectronR) and organophosphorus (malathion and temephos) have been used for the DHF control
programme in the area for several years. It is reported that Ae.aegypti from some endemic areas of DHF are
resistant toward cypermethrin and malathion. This study was aimed at determinig the resitance status of Ae.
Aegypti in endemic area of DHF in West Lombok against cypermethrin and malathion insecticides.. Subject
of this research is sucrose engorged female Ae.aegypti mosquitoes, at the age of 3-5 days. The resistance
status was determined based on diagnostic dose test according to CDC standard bioassay. Adut bioassay
were also conducted to determine knock down time (KDT 50, 90, 99 ) and lethal dose (LD 50, 90 ,99 ) cypermethrin
or malathion against Ae.aegypti. Estimated Resistance Ratio was calculated by dividing LD 50, 90, 99 the
insecticides against Ae. Aegypti from the endemic area and LD 50, 90, 99 the insecticides against Ae.aegypti
from the laboratory of Parasitology, Facult of Medicine, Gadjah Mada University. The result showed that
Ae. Aagypti from endemic area of DHF in West Lombok is resitance to cypermethrine, and tolerant to
malathion. The KDT 50, 90, and 99 cypermethrine against Ae aegypti from West Lombok were 62.24 minutes,
215.37 minutes, 592.60 minutes respectively, whereas the KDT 50, 90, 99 malathion against Ae.aegipty from
West Lombok were 38.58, 54.67, 72.65 minutes respectively. Meanwhile the LD 50,90, 99 cypermethrin against
Ae.aegypti were 1.89, 8.05, and 28.26 g/bottle respectively, and the LD 50, 90, 99 malathion against
Ae.aegypti from west Lombok were 9.92, 26.47, 58.94 g/bottle respectively. ERR 50,90M99 cypermethrin
against Ae.aegypti from West Lombok were 2.22, 2.46, 2.68 respectively. Whereas ERR 50, 90, 99 malathion
against Ae.aegypti from West Lombok were 1.06, 11.18, 1.26 respectively.
Conclusion. The resistance status of Ae.aegypti from West Lombok are tolerant to cypermethrin but
susceptible to malathion.

Keywords: Ae. Aegypti, Dengue Haemorrhagic Fever, malathion, cypermethrin, tolerant, resistant,
susceptible.

PENDAHULUAN
Laporan Pederita DBD di Lombok Barat tahun sekarang populasi nyamuk masih banyak meskipun
2007 terdapat 11 kasus. Hasil penyelidikan sudah diasapi dengan obat nyamuk, sehingga risiko
epidemiologi dan survey jentik di kecamatan penyebaran penyakit DBD masih sangat tinggi dan
Gunung Sari bulan Desember 2008 dan Januari 2009 semakin menjadi ancaman serius bagi kesehatan
ada 2 kasus DBD dan 8 kasus cikungunya3. Telah masyarakat5. Insektisida temefos dan malation tahun
dilakukan pengendalian vektor nyamuk Ae.Aegypti 1970 senyawa organofosfat (OP) dan sipermetrin
di Lombok Barat, dengan berbagai cara namun digunakan untuk pengendalian vektor DBD.
vektor tidak berkurang, bahkan semakin merebak. Umumnya penggunaan insektisida kimia, secara
Berarti pengendalian vektor belum berhasil baik. bertahap akan menimbulkan masalah teknis
Salah satu penanggulangan yang dilaksanakan sejak (munculnya strain baru yang tolerasnsi dan resistensi
tahun 2002 adalah menggunakan kelambu celup terhadap senyawa tersebut6).
insektisida vetron. Penyemprotan atau pengasapan Penggunaan pestisida sebagai larvisida bila
menggunakan pestisida berbahan aktif malation digunakan terus-menerus mengakibatkan jumlah
dilakukan sejak 2000 sampai 2006, dan dilanjutkan vektor peka dalam populasi menjadi semakin sedikit
tahun berikutnya dengan penyemprotan sipermetrin sehingga yang tersisia adalah yang tahan. Vektor
untuk membunuh nyamuk dewasa Ae.aegypti4. akan kawin satu dengan lainnya sehingga
Hasil evaluasi berbagai pengendalian yang telah menghasilkan keturunan yang tahan pula. Akhirnya,
dilakukan belum pernah dilaporkan. Hingga populasi didominasi oleh vektor-vektor tahan yang
_______________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 2, Maret 2013
32 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

dapat tetap hidup, berkembang biak, dan tahan besar. Nyamuk kontrol lama tidak kontak dengan
terhadap pestisida yang diaplikasikan. Setiap jenis malation, sehingga tubuh menjadi rentan, jika
serangga seperti nyamuk Ae. Aegypti mampu dikontakkan menyebabkan kematian nyamuk
mempertahankan dan mewariskan sifat resistensi sebesar 100%.
pada keturunannya dalam waktu yang lama5.
a. Knock Down Time/KDT
Masalah resistensi insektisida pada nyamuk vektor
DBD di daerah endermis sangat penting untuk 1. Sipermetrin
diteliti dan dilakukan segera. Terlebih informasi Hasil pengujian untuk mengetahui persentase
terakhir dari Yogyakarta larva Ae.aegypti telah nyamuk Ae.aegypti yang pingsan (Knock Down)
menunjukkan status resisten terhadap insektisida pada nyamuk yang berasal dari Lombok Barat dan
organofosfat dengan rincian sangat sensitif (SS) Laboratorium Parasitologi FK UGM yang
40,33%, Resistensi sedang (RS) 25,04%, resistensi menunjukkan Persentase Ae.aegypti yang pingsan
tinggi (RT) 34,63%, dan Kabupaten Sleman rentan pada kontrol 0% sedangkan hasil pengamatan pada
90,49%, toleran 8,07%, resistensi 1,44%7. kelompok perlakuan dari Lombok Barat dan
Penelitian intervensi pemberian temefos dan Laboratorium Parasitologi FK UGM menunjukkan
penyemprotan malation pada tempat potensial dapat bahwa semakin lama waktu kontak dengan
menurunkan penularan namun pemajanan yang lama sipermetrin semakin besar persenatse nyamuk
akan terjadi adaptasi, evolusi dan seleksi nyamuk. pingsan.
Penelitian dibeberapa propinsi Indonesia telah Analisis Probit untuk menghitung nilai
resisten terhadap malation8, oleh karena itu perlu KDT50,90,99 dilakukan pada kelompk perlakuan
ditindak lanjuti dengan deteksi resitensi malation dengan dosis g/ml terhadap nyamuk yang berasal
dan sipermetrin dengan metode hayati berdasar dosis dari Lombok Barat dan laboratorium Parasitologi
diagnostik yang ditetapkan dengan menghitung 2x FK UGM yang menunjukkan bahwa waktu yang
LD99,9%. dibutuhkan untuk KDT50,90,99 nyamuk Ae.aegypti
asal Lombok Barat lebih lama dibanding nyamuk
METODE PENELITIAN dari Laboratorium. Hal ini terjadi karena nyamuk
asal Lombok Barat baru 3 tahun tidak kontak dengan
Penelitian ini termasuk penelitian kuasi
sipermtrin sementara nyamuk Laboratorium
(eksperimen semu), dengan rancangan Post test only
Parasitologi sudah lebih lama, sehingga kepekaan
control group, Subyek penelitian ini adalah nyamuk
nyamuk laboratorium lebih peka.
Ae.aegypti asal Lombok Barat umur 3 s.d 5 hari,
2. Malation
kenyang gula yang dikolonisasi di laboratorium
Pengujian untuk mengetahui persentase DT
Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM sebagai
nyamuk dari Lombok Barat pada perlakuan tanpa
kontrol digunakan nyamuk Ae.aegypti hasil
Malation dan dengan variasi dosis malation yang
kolonisasi laboratorium Parasitologi Fakultas
menunjukkan persentase Ae.aegypti yang pingsan
Kedokteran UGM yang berasal dari Pogung
pad akontrtol sebesar 0%, sedangkan pada perlakuan
Yogyakarta (sebagai nyamuk nono endemik DBD).
dengan malation semakin lama waktu kontak
Tahap pelaksanaan pengambilan telur nyamuk
semakin besar persentase nyamuk yang pingsan.
Ae.aegypti, kolonisasi nyamuk untuk mendapatkan
Analisa Probit KDT50,90,99 nyamuk Ae.aegypti
generasi F1 yang akan digunakan dalam pengujian,
asal Lombok barat dan laboratorium terhadap
uji resistensi berdasarkan dosis diagnostik, uji
malation yang menunjukkan bahwa waktu yang
resitensi nyamuk Ae.aegypti terhadap sipermetrin
dibutuhkan untuk KDT50,90,99 nyamuk Ae.aegypti
berdasarkan perhitungan ERR, penentuan dosis
Lombok Barat lebih lama dibanding nyamuk dari
diagnostik malation, uji hayati resitensi nyamuk
laboratorium. Hal ini terjadi karena nyamuk asal
Ae.aegypti. dari daerah endemis terhadap malation
Lombok Barat baru 3 tahun kontak dengan malation
berdasdarkan dosis diagnostik WHO1. untuk
sementara nyamuk laboratorium Parasitologi sudah
mengetahui LD50, 90, 99 KD50, 90, 99 dianalisis dengan
lebih lama, sehingga kepekaan nyamuk laboratorium
analisis probit.
lebih peka.
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Letal Dosis
Status resistensi nyamuk uji Ae.aegypti Pengujian mortalitas nyamuk Ae.aegypti
terhadap insektisida malaton adalah rentan (100%). Lombok Barat dan laboratorium setelah 24 jam di
Hal ini disebabkan karena nyamuk jarang atau lama sangkar pemulihan pada laboratorium dan variasi
tidak difoging / kontak dengan malation sehingga dosis sipermetrin yang menunjukkan persentase
tubuh nyamuk menjadi rentan jika dikontakkan Ae.aegypti yang mati baik dengan sipermetrin
dengan malation menyebabkan kematian nyamuk maupun dengan malation semakin besar dosis yang
dipakai semakin banyak nyamuk yang mati.
_______________________________________________
Volume 7, No. 2, Maret 2013 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 33

Analisa Probit LD50,90,99 sipermetrin terhadap dari daerah endemis DBD Lombok Barat telah
nyamuk Ae.aegypti stadium dewasa dari daerah resisten terhadap sipermetrin dan malation. Hal ini
endemis DBD Lombok Barat dan asal laboratorium disebabkan karena pada hipotesis hanya memandang
pengamatan 24 jam yang menunjukkan bahwa dosis secara global dan belum dilakukan penelitian,
yang dibutuhkan untuk LD50,90,99 nyamuk Ae.aegypi sementara setelah dilakukan penelitian diperoleh
asal Lombok Barat lebih tinggi dibanding nyamuk hasil toleran dan rentan.
dari laboratoium.
Tabel 3. Hasil Uji resistensi, KDT, LD, ERR
c. ERR 50, 90 dan 99. nyamuk Ae.aegypti terhadap sipermetrin
dan malation
Estimated Resistence Ratio (ERR)
menunjukkan resitensi populasi serangga, yang
diperoleh berdasar hasil bagi KD50 populasi
serangga yang diteliti dengan KD50 Populasi
serangga laboratorium. Demikian juga untuk KD90,99.
nyamuk dikategorikan resiten rendah jika ERR 2-5,
resiten sedang jika ERR 6-20, dan resiten tinggi jika
ERR>1011.
1. Sipermetrin
Perhitungan ERR menyatakan bahwa populasi
nyamuk Ae.aegypti dari lombok barat rasio
resistennya rendah (rentan terhadap sipermetrin.
Berarti daerah tersebut masih dapat menggunakan
insektisida sipermetrin untuk pengendalian vektor
DBD. SIMPULAN
Tabel 1. ERR nyamuk Ae.aegypti asal Lombok
Barat dibandingkan nyamuk Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang
laboratorium yang rentan terhadap uji resistensi nyamuk Ae.aegypti dari daerah
insketisida sipermetrin. endemis DBD Lombok Barat terhadap sipermetrin
Asal Nyamuk ERR 50 ERR 90 ERR 99 dan malation dapat disimpulkan sebagai berikut :
Lombok Barat 1,06 1,18 1,28 1. Status resistensi nyamuk Ae. aegypti yang
berasal dari daerah endemis Lombok Barat
Pogung 1 1 1
terhadap insektisida sipermetrin adalah toleran
2. Malation (85%) dan dengan malation rentan (100%).
Perhitungan ERR diperoleh hasil bahwa 2. Knock Down Time nyamuk Ae. Aegypti dari
populasi nyamuk Ae.aegypti dari Lombok Barat daerah endemis DBD Lombok Barat terhadap
rasio resistennya rendah (rentan) terhadap malation. insektisida sipermetrin untuk KTD50,90,99 selama
Resisten rendah berarti daerah tersebut masih dapat 62,24; 215,37; 592,60 menit, dan terhadap
insektisida malation untuk KTD50,90,99 selama
menggunakan insektsida malation untuk 38,58; 54,67; 72,65 menit
pengendalian vektor DBD. 3. Lethal dose50, 90 dan 99 nyamuk Ae.aegypti dari
Tabel 2. ERR nyamuk Ae.aegypti asal Lombok daerah endemis Lombok Barat terhadap
Barat dibandingkan nyamuk laboratorium sipermetrin dengan dosis 1,89; 8,05 dan 26,26
yang rentan terhadap insketisida malation g/botol dan malation pada dosis 9,92; 26,47;
58,94 g/botol
Asal Nyamuk ERR 50 ERR 90 ERR 99 4. Estimated Resistance Ratio / ERR50,90,99 nyamuk
Lombok Barat 2,22 2,46 2,68 Ae.aegypti daerah endemis Lombok Barat
Pogung 1 1 1 terhadap sipermetrin adalah 2,22; 2,46; 2,68
(rentan) dan malation 1,06; 1,18; 1,28 (rentan).
Hasil penelitian secara keseluruhan menyatakan
resistensi nyamuk Ae.aegypti di daerah endemik
DAFTAR PUSTAKA
Lombok Barat terhadap sipermetrin dan malation
seperti pada rangkuman Tabel 3. WHO.Guidelines For Laboratory and Field Testing
Tabel 3 menunjukkan hasil resisten nyamuk of Mosquuito Larvacides, WHO
Ae.aegypti asal Lombok Barat toleran terhadap Communicable Desease Control,
sipermetrin dan rentan terhadap malation. Hasil Prevention, and Eradication, Geneva.2005
penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang
diajukan bahwa nyamuk Ae.aegypti yang berasal
_______________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 2, Maret 2013
34 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Kusriastuti,R.Epidemiologi Penyakit Demam Indriani, F. Respon nyamuk Ae.aegypti stadium


Berdarah Dengue dan Kebijakan dewasa di kecamatan Depok dan Sleman
Penanggulangannya diIndonesia. terhadap insektisida Malation, Tesis FK
SimposiumDengue Control Up Date.Pusat UGM.Yogyakarta,2002
KedokteranTropis GM.Yogyakarta.2005.
Finney, D.J. Probit Analysis, Third edition,t the
Dinkes Lombok Barat, Profil SPM Puskesmas University Press, Cambridge, 1971.
Lombok Barata,NTB,2007
Yap,H.H.,Chong,N.L,Lee,C.Y.,Biology & Control
Wuryadi,S.. Efektifitas Fogging Malation Massal of Urban Pest.VCRU Science Series
padapenceg ahan/Pemberantasan DBD, No.6,Malaysia.1997
Cermin Dunia Kedokteran Vol. (5):,1992.
Samsiah,I. Deteksi resistensi nyamuk Ae.aegypti
Untung,K.Pengelolaan hama terpadu,Gadjah Mada yang berasal dari Kecamatan Samarinda
Universitas Pres.Yogyakarta Ulu dan Kecamatan Samarinda Ilir
terhadap insektisida Malation dengan uji
Mardihusodo,S.J.Kasumboko,U.Sularto,Uji hayati, skripsi FK UGM,
Lapangan Skala Kecil tentang Pengaruh Yogyakarta.2006.
Kabut Panas Chlorpyriphos tehadap
nyamuk Ae.aegypti dan Anopheles Umniyati,S.R. dan Ernaningsih. Laporan akhir uji
aonitus.1998 resistensi organofosfat DPA SKPD.Dinkes
Prop DIY.Yogyakarta.2007.
Liya,F. The sensitivity level of Aeges aegypti larvae
Towards organophosphate insecticide in
Yogyakarta Municipality, Tesis. YGM.
Yogyakarta.2006.

_______________________________________________
Volume 7, No. 2, Maret 2013 http://www.lpsdimataram.com

You might also like