You are on page 1of 7

J.

Agroland 16 (2) : 103 - 109, Juni 2009 ISSN : 0854 641X

RESPON TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) PADA


AWAL PERTUMBUHAN TERHADAP KERAGAMAN UKURAN
AGREGAT ENTISOL

Responses of Tomato Plant (Lycopersicum esculentum Mill) Grown on


Different Aggregate Sizes of Entisol
Uswah Hasanah1)
1)
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Jl. Soekarno-Hatta Km 5 Palu 94118,
Sulawesi Tengah Telp./Fax : 0451-429738. E-mail : uswahmughni@yahoo.co.id

ABSTRACT

The distribution of soil structural units controls theavailability of oxygen, water, and the
resistance to penetration by shoots and roots in seedbeds created by tillage. The objective of this study
was to determine the effects of variation in soil aggregate size distribution on early growth and
evapotranspiration of tomato. Fresh and dry matter of tomato, root length and evapotranspiration,
determined 5 weeks after planting, were evaluated in a green house experiment with packed soil
aggregates sieved from an Entisol. A complete randomized design of 3 different aggregate size
distribution (<0.5; 0,5-2; and 2-4 mm) was applied. Increasing aggregate size distribution caused the
fresh and dry matter of shoot and root and root length to increase corresponding to decrease in soil bulk
density. The aggregate size distribution of 2-4 mm produced the most optimal Entisol structure for
early growth of tomato.

Key words : Tomato, aggregate distribution, entisol, bulk destiny, root, shoot

PENDAHULUAN Penelitian mengenai pengaruh sebaran


ukuran agregat tanah terhadap pertumbuhan
Struktur tanah merupakan susunan tanaman telah banyak dilakukan. Pengukuran
komponen tanah yang heterogen secara distribusi ukuran agregat tanah merupakan
spasial dengan kondisi yang sangat kompleks hal yang paling relevan dengan perkecambahan
terkait dengan berbagai proses biogeokemikal dan pertumbuhan awal tanaman pada
(Angers and Caron, 1998; Kay and Angers, tanah yang diolah, berstruktur, dan tidak
1999). Walaupun tidak ada metode pengukuran mengalami pemadatan karena trafik (Kay dan
struktur tanah yang secara universal diterima,
Angers, 1999). Braunack (1995) menemukan
umumnya struktur tanah dikarakterisasikan
bahwa perkecambahan jagung dan kedelai
sesuai dengan tingkat fragmentasi tanah
setelah adanya tekanan yang diberikan. yang lebih cepat dan lebih besar ketika
Susunan agregat tanah atau fragmen tanah ditanam pada agregat yang berukuran 1-2 mm
memiliki pengaruh utama terhadap aerasi, dibandingkan dengan agregat yang lebih
ketersediaan air dan kekuatan tanah, sehingga kasar (5-15 mm). Perkecambahan kedelai
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar tertunda dengan adanya unit struktural <1mm
dan tajuk, dan mungkin pada akhirnya dan > 4mm (Nash and Baligar, 1974).
terhadap produksi tanaman (Daz-Zorita, Namun demikian pada Entisol
Grove, dan Perfect. 2005). penelitian serupa masih sangat terbatas

103 103
padahal tanah ini merupakan salah satu Perlakuan perbedaan ukuran agregat tanah
jenis tanah yang cukup potensial untuk sebagai berikut : Ukuran agregat tanah
dikembangkan sebagai lahan pertanian <0,5mm; Ukuran agregat tanah dengan
meskipun sifat fisik dan kesuburan tanahnya ukuran 0,5 2mm; dan Ukuran agregat tanah
rendah (Thaha, Widjajanto dan Wardah, dengan ukuran 2 4 mm.
1996). Salah satu aspek sifat fisik tanah Sampel tanah yang digunakan
yang menarik untuk diteliti pada tanah ini merupakan sampel komposit Entisol yang
adalah keragaman ukuran agregat tanahnya diambil dari kedalaman 0-20 cm. Sampel
serta kaitannya dengan pertumbuhan dan tanah tersebut kemudian dikeringudarakan
perkembangan tanaman sehingga dapat selama kurang lebih satu minggu, setelah
diketahui ukuran agregat tanah yang paling itu diayak untuk memperoleh sebaran
efektif dalam mendukung pertumbuhan agregat sesuai dengan perlakuan yang
tanaman. Sehingga tujuan penelitian ini akan diterapkan. Sampel tanah kemudian
adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan dimasukkan kedalam pot yang terbuat
ukuran agregat Entisol terhadap pertumbuhan dari pipa paralon.
awal tanaman tomat serta evapotranspirasi Pada awal pertanaman air ditambahkan
aktualnya. Sedangkan kegunaan penelitian kedalam tanah hingga mencapai kapasitas
adalah sebagai sumbangan informasi mengenai lapang, kemudian sebanyak lima benih
salah satu upaya pengelolaan sifat fisik tanah tanaman tomat ditanam. Ketika tansatu
Entisol yang dapat menciptakan lingkungan tanaman 1 minggu dilakukan penjarangan
fisik yang lebih baik bagi pertumbuhan sehingga tersisa satu tanaman terbaik.
awal tanaman terutama tanaman tomat. Semasa pertumbuhan tanaman kadar air
dipertahankan pada kapasitas lapang dengan
BAHAN DAN METODE menambahkan air setiap pagi dan sore untuk
menggantikan air yang telah mengalami
Penelitian ini dilaksanakan pada evapotranspirasi. Tanaman dipelihara hingga
bulan Oktober sampai Desember 2007, mencapai umur kira-kira 5 minggu.
dengan lokasi pengambilan sample tanah di Pengamatan dilakukan terhadap bulk
kelurahan Tondo, kecamatan Palu Timur, density dan porositas tanah awal, tinggi
Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi tanaman, berat basah dan kering tajuk tanaman
Tengah. Tempat pelaksanaan penelitian di dan akar, panjang akar dan evapotranspirasi
Green House Jurusan Budidaya Pertanian aktual selama pertumbuhan vegetatif awal
Fakultas Pertanian UNTAD. Analisis Tanaman tanaman tomat. Tinggi tanaman diukur hanya
dan tanah dilakukan di Laboratorium Terpadu satu kali yaitu pada saat tanaman berumur
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. 5 minggu setelah tanam atau sesaat sebelum
Adapun alat yang digunakan dalam dilakukan pemanenan.
penelitian ini meliputi cangkul, ayakan, Pengukuran terhadap akar tanaman
pipa paralon berdiameter 10 cm dengan tinggi dilakukan dengan cara dipisahkan dari tajuk
12 cm sebagai pot tanaman, benang, label, dengan cara dipotong kemudian akar dicuci
spidol, mistar serta seperangkat alat-alat dengan hati-hati dan dikeringkan dengan
laboratorium. Adapun bahan-bahan yang kertas tissu. Berat basah akar kemudian
digunakan adalah sampel tanah benih tomat ditimbang sedangkan berat kering akar
dan sejumlah zat-zat kimia di laboratorium. ditimbang setelah akar tersebut dikeringkan
Penelitian ini disusun dengan dalam oven selama 24 jam pada suhu 85oC
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau sampai beratnya konstan. Pengukuran
dengan pengulangan sebanyak empat kali. panjang akar dilakukan dengan cara

104
mengambil sampel akar basah sebanyak 0,5 g Sebaliknya porositas tanah meningkat
dari berat basah total akar. Sampel akar ini dengan semakin menurunnya bulk density
disimpan dalam wadah yang berisi larutan tanah sebagaimana terlihat pada Gambar 2.
alkohol 10 ml (10%). Panjang akar dihitung Porositas tanah mencapai 52% pada nilai
dengan metode Grid (Tenant, 1975). bulk density 1,27 g cm-3, sedangkan pada
Evapotranspirasi aktual dihitung setiap bulk density 1,57 porositas tanah hanya 41%.
hari yaitu dengan cara menimbang pot
pada setiap pagi dan sore hari sebelum
air irigasi ditambahkan, sehinga air irigasi
ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan
evapotranspirasi. Jumlah air yang ditambahkan
didapat dari selisih antara berat pot pada saat
penimbangan dan penimbangan sebelumnya.
Data-data hasil penelitian dianalisis
dengan mengunakan sidik ragam (ANOVA)
untuk mengetahui apakah perlakuan
berpengaruh nyata atau tidak. Apabila hasil
sidik ragam menunjukan adanya pengaruh Gambar 2. Porositas Awal Entisol pada Berbagai
yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Ukuran Agregat Tanah
mengunakan Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%.
Hasil sidik ragam menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa perbedaan ukuran agregat tanah
berpengaruh nyata (F0,05) terhadap tinggi
Hasil tanaman. Gambar 3 menunjukkan bahwa
Hasil pengukuran bulk density dan tinggi tanaman terbesar terdapat pada
porositas tanah yang dilakukan pada awal perlakuan ukuran agregat 2-4 mm yaitu 17,05 cm
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. yang berbeda nyata dengan perlakuan ukuran
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa agregat <0,5 mm (8,83 cm) namun tidak
bulk density semakin menurun dengan berbeda nyata dengan perlakuan ukuran
semakin besarnya ukuran agregat tanah. agregat 0,5-2 mm (14,20 cm).

Gambar 3. Tinggi Tanaman Tomat Umur


Gambar 1. Bulk Density Awal Entisol pada 5 Minggu Akibat Pengaruh
Berbagai Ukuran Agregat Tanah Perbedaan Ukuran Agregat Tanah

105 105
Perbedaan ukuran agregat tanah
berpengaruh nyata (F0,05) terhadap baik
berat segar maupun kering tanaman tomat.
Hasil uji lanjut berat segar dan kering
tanaman tomat dengan menggunakan BNT
dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan
Gambar tersebut terlihat bahwa perlakuan
agregat 2-4 mm menghasilkan berat segar dan
kering top tanaman tomat tertinggi (2,15 g dan
0,33 g) yang berbeda nyata dengan perlakuan
ukuran agregat <0,5 mm (0,99 g dan 0,09 g)
tapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan Gambar 5. Berat Segar dan Kering Akar Tanaman
Tomat Umur 5 Minggu Akibat Pengaruh
ukuran agregat 0,5-2 mm (1,49 g dan 0,17 g).
Perbedaan Diameter Agregat Tanah
Perbedaan ukuran agregat tanah
menunjukkan pengaruh yang nyata (F0,05)
terhadap berat segar maupun kering tanaman
tomat. Hasil uji lanjut berat segar tanaman
tomat dengan menggunakan BNT dapat
dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar
tersebut terlihat bahwa perlakuan agregat
2-4 mm menghasilkan berat segar akar
tanaman tomat tertinggi (2,15 g dan 0,33 g)
yang berbeda nyata dengan perlakuan ukuran
agregat <0,5 mm tapi tidak berbeda nyata
dengan perlakuan ukuran agregat 0,5-2 mm. Gambar 6. Berat Segar dan Kering Akar Tanaman
Tren yang sama juga terlihat pada berat Tomat Umur 5 Minggu Akibat Pengaruh
Perbedaan Diameter Agregat Tanah
kering akar tanaman tomat seperti yang
nampak pada Gambar 56. Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perbedaan ukuran agregat tanah
berpengaruh nyata (F0,05) terhadap panjang
akar tanaman tomat. Hasil uji lanjut berat
segar tanaman tomat dengan menggunakan
BNT dapat dilihat pada Gambar 7.
Berdasarkan Gambar tersebut terlihat bahwa
perlakuan agregat 2-4 mm menghasilkan
panjang akar tanaman tomat terbesar (298 cm)
yang berbeda nyata dengan perlakuan ukuran
agregat <0,5 mm (48 cm) tapi tidak berbeda
nyata dengan perlakuan ukuran agregat
0,5-2 mm (156 cm).
Hasil sidik ragam menunjukkan
bahwa perbedaan ukuran agregat tanah
Gambar 4. Berat Segar dan Kering Top Tanaman berpengaruh nyata (F0,05) terhadap
Tomat Umur 5 Minggu Akibat Pengaruh evapotranspirasi aktual pada tanaman tomat.
Perbedaan Ukuran Agregat Tanah Hasil uji lanjut evapotranspirasi aktual

106
tersebut dengan menggunakan BNT dapat adanya perbedaan ukuran agregat tanah yang
dilihat pada Gambar 8. Evapotranspirasi secara tidak langsung berpengaruh terhadap
aktual tertinggi terdapat pada perlakuan pertumbuhan dan hasil tanaman karena
ukuran agregat 0,5-2 mm (12,52 cm) yang pengaruhnya terhadap porositas, ketersediaan
berbeda nyata dengan perlakuan <0,5 mm air tanah dan tahanan tanah terhadap
(10,54 cm) tapi tidak berbeda nyata dengan pergerakan akar dalam tanah (Alexander dan
perlakuan ukuran agregat 2-4 mm (11,08). Miller, 1991). Secara umum semakin bulk
density tanah maka lingkungan fisik tanah
bagi pertumbuhan akar akan semakin baik.
Pada penelitian ini keragaman ukuran
agregat Entisol mengakibatkan bulk density
tanah yang berbeda pula. Semakin halus
ukuran agregat tanah menghasilkan bulk
density yang semakin besar sehingga
porositas total yang dihasilkan pun semakin
menurun. Dampak perubahan bulk density
tanah terhadap pertumbuhan tanaman
dapat dilihat pada bab sebelumnya yang
menunjukkan bahwa semua parameter
Gambar 7. Panjang Akar Tanaman Tomat pertumbuhan yang diamati seperti tinggi
Umur 5 Minggu Akibat Pengaruh tanaman, panjang akar, berat segar dan
Perbedaan Ukuran Agregat Tanah kering akar, dan berat segar dan kering bagian
atas tanaman semuanya secara konsisten
meningkat dengan semakin menurunnya
bulk density tanah. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kisaran ukuran agregat yang
digunakan pada penelitian ini, lingkungan
fisik tanah tempat akar tumbuh yang paling
optimal dalam menunjang pertumbuhan awal
tanaman tomat terdapat pada tanah dengan
nilai bulk density sebesar 1,27 g cm-3 atau
pada kisaran ukuran agregat 2-4 mm. Porositas
tanah pada kisaran ageregat 2-4 mm sebesar
52% termasuk kisaran yang optimal. Pada
kondisi ini diduga distribusi ukuran pori bagi
Gambar 8. Evapotranspirasi Kumulatif Tanaman ketersediaan air dan laju pertukaran oksigen
Tomat Umur 5 Minggu Akibat Pengaruh sangat menunjang pertumbuhan tanaman.
Perbedaan Diameter Agregat Tanah
Bulk density tanah juga bisa
Pembahasan merupakan indikator kepadatan tanah.
Struktur tanah merupakan merupakan Semakin tinggi bulk density tanah maka akan
salah satu faktor yang menentukan semakin rapat pula susunan agregat tanah
keberhasilan produksi tanaman. Ukuran yang berarti semakin besar kekuatan tanah
agregat tanah merupakan salah satu bagian atau resistensi tanah terhadap pertumbuhan
dari struktur tanah yang sangat menentukan akar. Resistensi tanah pada kisaran agregat
tata air maupun udara tanah. Bulk density 2-4 mm bisa jadi jauh lebih kecil dibanding
tanah merupakan salah satu refleksi dari kisaran agregat tanah yang lebih halus

107 107
sebagaimana ditunjukkan oleh nilai bulk Evapotranspirasi tertinggi diperoleh pada
densitynya yang hanya 1,27 g cm-3. Hasil ini kisaran agregat tanah 0,5-2 mm sedangkan
serupa dengan apa yang dikemukakan oleh yang terendah pada kisaran agregat <0,5 mm.
Hasanah (2003) yang menggunakan tanah Sejak pengukuran evaporasi dan transpirasi
dengan tekstur yang serupa dengan tekstur dilakukan secara simultan dan tidak ada kontrol
tanah pada penelitian ini, menunjukkan yang dilakukan untuk membedakan keduanya,
bahwa kekuatan tanah dengan kisaran agregat sehingga sulit untuk menghubungkannya
2-4 mm yang diiukur dengan penetrometer dengan parameter tumbuh tanaman.
pada kadar air tanah sedikit dibawah Perbedaan ukuran agregat akan
kapasitas lapang bernilai kurang dari 100 kPa menyebabkan jumlah air yang mengalami
sedangkan pada kisaran agregat yang evaporasi bervariasi. Hasil penelititian
lebih halus nilainya bisa meningkat hingga Witkowska-Walczak (2000) menunjukkan
500 kPa. Pada kondisi tanah yang lebih bahwa ukuran agregat tanah sangat
kering pada kisaran agregat yang lebih halus menentukan jumlah air yang mengalami
kekuatan tanah akan semakin meningkat evaporasi dari permukaan tanah. Pada
bisa melebihi 2 MPa sehingga menjadi penelitian tersebut evaporasi sangat menurun
penghalang mekanik bagi pertumbuhan dengan semakin meningkatnya ukuran
akar. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh agregat tanah sebagai akibat menurunnya
berbagai hasil penelitian sebelumnya bahwa laju difusi air dan kapilaritas. Berdasarkan
semakin kering tanah semakin besar penemuan tersebut dapat diduga bahwa
ketahanan tanah dan pada kisaran ketahanan sebagian besar air yang dievapotranspirasikan
tanah 2 MPa kemampuan akar tanaman pada tanah dengan ukuran agregata yang
untuk menembus tanah mulai menurun lebih besar misalnya 2-4 mm didominasi
(Kirby dan Bengough, 2002). oleh air transpirasi, sehingga bahan kering
Pertumbuhan akar dalam tanah yang dihasilkan pada kisaran ukuran agregat
dilakukan dengan cara masuk kedalam ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
pori makro tanah yang sama atau lebih perlakuan lain. Kondisi ini sejalan dengan
besar dari pada diameter akar atau dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan
cara merubah lingkungan sekitarnya. Pada berat kering tanaman terbesar terdapat pada
kasus terakhir, tahanan mekanik tanah secara tanah dengan kisaran ukuran agregat 2-4 mm.
langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan
akar. Pada kondisi ini akar harus KESIMPULAN
mengeluarkan tekanan tumbuh yang lebih
besar daripada tahanan mekanik tanah Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk menggeser partikel atau agregat tanah diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa:
untuk mengatasi friksi (Greacen, 1981). Pada Lingkungan fisik tanah yang paling optimal
penelitian ini, kondisi serupa terjadi pada bagi pertumbuhan awal tanaman tomat
akar tanaman yang tumbuh dikisaran agregat terdapat pada tanah dengan kisaran agregate
tanah <0,5 mm, akibatnya pertumbuhan 2-4 mm sebagaimana yang ditunjukkan
akar dalam hal ini panjang akar jauh lebih oleh semua parameter tumbuh tanaman
pendek dibanding pada akar yang tumbuh berupa panjang akar, berat segar dan
dikisaran agregat yang lebih kasar. kering akar, dan berat segar dan kering
Evapotranspirasi merupakan satu- bagian atas tanaman tertinggi terdapat pada
satunya parameter dalam penelitian ini yang tanah dengan kisaran agregat tersebut.
hasilnya tidak begitu konsisten dengan Evapotranspirasi tertinggi terdapat pada
hasil yang diperoleh dari parameter lainnya. tanah dengan kisaran agregat 0,5-2 mm.

108
DAFTAR PUSTAKA

Alexander dan Miller, 1991. The Effect of Soil Aggregate Size on Early Growth And Shoot-Root Ratio Of Maize
(Zea mays L.). Plant and Soil 138 (189-194)

Bengough, A.G., and C.E. Mullins (1990). Mechanical Impedance To Root Growth: A Review Of Experimental
Techniques And Root Growth Responses. J. Soil Sci. 41:341-358.

Braunack, M.V. 1995. Effect of Aggregate Size and Soil Water Content on Emergence of Soybean (Glycine max
L. Merr.) and Maize (Zea mays L.). Soil Tillage Res. 33:149161.

Daz-Zorita, M., J. H. Grove, and E. Perfect. 2005. Soil Fragment Size Distribution and Compactive Effort
Effects on Maize Root Seedling Elongation in Moist Soil. Crop Sci. 45:14171426.

Greacen, E.L. (1981). Physical Properties and Water Relations. Red-Brown Earths of Australia. J. M. Oades, D.
G. Lewis, and K. Norrish (Eds.). Waite Agricultural Research Institute, University of Adelaide, and
CSIRO Division of Soils. Adelaide, South Australia. p. 83-96.

Hasanah, U. 2003. Soil Aggregate Coalescence and Factors Affecting It. PhD Thesis. Adelaide University. p.140.
Kay, B.D.,dan D.A. Angers. 1999. Soil structure. p. 229276. In M.E. Sumner (ed.) Handbook of soil science.
CRC Press, Boca Raton, FL.

Kirby, J. M. dan A. G. Bengough (2002). Influence of Soil Strength on Root Growth: Experiments and Analysis
Using A Critical-State Mode. European J. Soil Sci. 53: 119-128.

Nash, V.E., and V.C. Baligar. 1974. The Growth of Soybean (Glycine max) Roots in Relation to Soil
Micromorphology. Plant Soil 41:8189.

Tenant, D. 1975. A Test of A Modified Line Intersect Method of Estimating Root Length. J. Eco, 63, 995-1001

Thaha, A.R., D. Widjajanto dan Warda., 1996. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kebun Percontohan Sibalaya Untuk
Penggunaan Lahan Berkelanjutan. Lembaga Penelitian Universitas Tadulako, Palu.

Witkowska-Walczak, B. 2000. Influence of Aggregat Size Structure of Eutric Cambisol and Gleyic Phaeozem on
Evaporation. Int. Agrophysics, 14, 469-475.

109 109

You might also like