Professional Documents
Culture Documents
KR 02 CALORI WORK
I. Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor (bermassa 2 gr)
3. Termometer
4. Voltmeter dan ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Di dalam fisika sendiri, kalor dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi
yang bisa mengalir dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya. Perubahan suhu
pada suatu keadaan dengan keadaan yang lain merupakan salah satu penyebab
suatu kalor dapat berpindah. Kalor dapat berpindah dari suatu benda yang lebih
panas ke benda yang lebih dingin ketika kedua benda tersebut bersentuhan satu
sama lain sampai suhu keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai. Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat kita ambil contoh perpindahan panas yang kita
rasakan, misalnya ketika duduk di dekat api unggun.
Contoh lainnya yaitu perpindahan panas saat kita sedang merebus air.
Panas dari api kompor yang mengenai dasar panci akan menyebar ke air yang
berada di dalamnya dan bagian panci lainnya, sehingga apabila kita menyentuh
bagian samping atau atas panci tanpa perlindungan akan terasa panas. Seperti
yang telah disebutkan di atas, kalor memiliki satuan yaitu kalori. Setiap 1 kalori
sama dengan kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air
sebesar 1C.
Q = m.c. t
Keterangan:
Energi kalor juga berhubungan dengan energi listrik, karena energi listrik
dapat diubah menjadi energi kalor. Contoh alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kalor (panas) adalah setrika. Ketika kita menyambungkan setrika ke
sumber listrik, bagian bawah setrika lama-lama akan terasa panas. Contoh tersebut
mengingatkan akan kebenaran hukum kekekalan energi.
Untuk mengingatkan kembali, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya, yang seringkali melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda
lainnya, dan diiringi dengan adanya kerja. Namun, jika energi tersebut dipindahkan
atau diubah, tidak ada energi yang hilang pada proses tersebut, maka inilah yang
disebut dengan hukum kekekalan energi, yang berbunyi: Energi total tidak
berkurang dan juga tidak bertambah pada proses apa pun. Energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari satu benda ke benda lainnya,
tetapi jumlah totalnya tetap konstan.
Pada kasus setrika, energi listrik dikonversi menjadi energi kalor, seperti juga
yang dilakukan pada percobaan calori work ini.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang
mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan:
W = V. I. t
W = I2. R. t
.
W=
Keterangan:
R = hambatan (ohm)
Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk
kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat
dinyatakan dengan persamaan:
Q = m. c. (Ta T)
Keterangan:
W=Q
V. I. t = m. c. t
Pada percobaan ini, sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur.
Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor.
Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh
sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga
perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.
1. Mengaktifkan Web cam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab)
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button
disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada
kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik ikon
ukur.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu
hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3.
Gambar susunan peralatan percobaan Calori Work di website.
No Waktu I V T
1 3 34.56 0.68 22.9
2 6 34.56 0.68 23.0
3 9 34.56 0.68 23.1
4 12 34.56 0.68 23.3
5 15 34.56 0.68 23.4
6 18 34.56 0.68 23.6
7 21 34.56 0.68 23.7
8 24 34.56 0.68 23.8
9 27 34.56 0.68 23.9
10 30 34.56 0.68 23.0
No Waktu I V T
1 3 49.28 1.63 23.8
2 6 49.28 1.63 24.1
3 9 49.28 1.63 24.8
4 12 49.39 1.63 25.6
5 15 49.39 1.63 26.4
6 18 49.39 1.63 27.2
7 21 49.39 1.63 27.8
8 24 49.39 1.63 28.4
9 27 49.39 1.63 29.0
10 30 49.39 1.63 29.6
1. Grafik
W 23.3
a 23.25
k 23.2
t 23.15
u 23.1
23.05
(
s 23
)
22.95
22.9
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
W 23.8
a 23.6
k 23.4
t 23.2
u 23
22.8
(
s 22.6
)
22.4
22.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
Grafik perubahan temperatur terhadap waktu saat tegangan mencapai 1,09
Volt.
s 26.8
)
26.6
26.4
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
29
W 28
a
k 27
t 26
u
25
(
s 24
)
23
22
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
2. Menghitung Nilai Kapasitas Panas (c)
Untuk dapat menghitung nilai kapasitas panas dari kawat konduktor yang
digunakan, praktikan harus mengetahui rumus-rumus dan teori dasar yang berkaitan
dengan percobaan ini. Berdasarkan teori sebelumnya, kita mendapat bahwa energi
listrik yang diterima oleh kawat akan diubah menjadi energi panas (kalor). Hubungan
antara energi listrik dan energi kalor ditunjukkan oleh persamaan berikut:
. . = . .
.
=
.
y = b x a
.
=
.
atau
.
=
.
Maka nilai c (kalor jenis kawat) dapat diketahui setelah kita mendapatkan nilai
a (gradien). Nilai a dan b dapat didapatkan dari metode least square.
A. Tegangan V1 = 0,68 V
No X Y x2 y2 x.y
1 3 0,2 9 0,04 0,6
2 6 0,1 36 0,01 0,6
3 9 0 81 0 0
4 12 0,2 144 0,04 2,4
5 15 0,3 225 0,09 4,5
6 18 0,5 324 0,25 9
7 21 0,6 441 0,36 12,6
8 24 0,7 576 0,49 16,8
9 27 0,8 729 0,64 21,6
10 30 0,9 900 0,81 27
Sum 165 4,3 3465 2,73 95,1
dan
Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,03253x 0,1067.
V. i
c=
m. b
0,68 34,56
c=
2 0,03253
c = 361,22 J/gr C
B. Tegangan V2 = 1,09 V
Metode least square:
No X Y x2 y2 Xy
M
1 3 4,2 9 17,64 12,6
e
2 6 4 36 16 24
3 9 4,1 81 16,81 36,9
4 12 4,2 144 17,64 50,4
5 15 4,4 225 19,36 66
6 18 4,5 324 20,25 81
7 21 4,7 441 22,09 98,7
8 24 4,8 576 23,04 115,2
9 27 4,9 729 24,01 132,3
10 30 5 900 25 150
Sum 165 44,8 3465 201,84 767,1
dan
Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,04167x +3,75.
V. i
c=
m. b
1,09 41,07
c=
2 0,04167
c = 536,24 J/gr C
C. Tegangan V3 = 1.63 V
No x Y x2 y2 Xy
1 3 0,7 9 0,49 2,1
2 6 1 36 1 6
3 9 1,7 81 2,89 15,3
4 12 2,5 144 6,25 30
5 15 3,3 225 10,89 49,5
6 18 4,1 324 16,81 73,8
7 21 4,7 441 22,09 98,7
8 24 5,3 576 28,09 127,2
9 27 5,9 729 34,81 159,3
10 30 6,5 900 42,25 195
Sum 165 35,7 3465 165,57 756,9
dan
Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,2261x 0,16.
V. i
c=
m. b
1,63 49,39
c=
2 0,2261
c = 178,03 J/gr C
c1 + c2 + c3
c=
n
c = 358,5 J/gr C
E. Kesalahan Literatur
Dari hasil yang telah didapatkan, maka kesalahan literatur yang terjadi
sebesar:
cpercobaan cliteratur
Kesalahan literatur: | | 100%
cliteratur
358,5 390
Kesalahan literatur: | | 100%
390
: , %
VIII. Analisis
1. Analisis Percobaan
Pada intinya, percobaan ini dilakukan dengan pengaliran listrik pada sebuah
kawat yang tidak diketahui terbuat dari material apa. Lalu setelah dialiri listrik terjadi
perubahan temperatur pada kawat tersebut. Dari percobaan ini terbukti bahwa hukum
kekekalan energi berlaku, dimana energi tidak dapat dilenyapkan dan hanya dapat
berubah bentuk. Dari percobaan ini diketahui perubahan bentuk tersebut adalah dari
energi listrik menjadi energi kalor. Hal ini dapat diketahui dari adanya perubahan
pada temperatur.
2. Analisis Hasil
Data yang didapatkan dari percobaan ini adalah berupa waktu, tegangan,
besar arus, dan temperatur. Kemudian setelah pengolahan data dilakukan,
praktikan akan menghitung nilai kapasitas panas dari kawat dalam percobaan, dan
dari data tersebut, memperkirakan jenis kawat yang digunakan.
Oleh karena itu, dari data yang diperoleh, kita dapat mengetahui bahwa
semakin besar tegangan, maka semakin besar pula kenaikan temperatur yang
terjadi. Hal ini memenuhi persamaan W = V.I.t, dimana besarnya energi listrik
sebanding dengan besarnya tegangan. Tegangan yang diperbesar akan
menyebabkan energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar dan begitu pula
sebaliknya. Energi listrik yang semakin besar akan menyebabkan elektron
bergerak semakin cepat dan menyebabkan temperatur menjadi naik. Besar energi
listrik akan sebanding dengan besarnya energi panas (kalor) yang dihasilkan. Hal
ini akan memenuhi persamaan W = Q.
. .
= ; = ; = ; =
. .
Dari persamaan ini, kita dapat memplot data perubahan suhu dan waktu.
Dengan menggunakan metode least square ini, kita dapat menemukan gradien
dari persamaan garis tersebut dan nanti kita dapat mengitung nilai c dari gradien
yang didapat. Penggunaan metode least square ini dapat mempermudah kita
dalam mencari suatu variable dalam persamaan.
3. Analisis Grafik
4. Analisis Kesalahan
IX. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Nilai kapasitas kalor suatu kawat dapat dicari dengan suatu kerja kalor,
yakni pengkonversian energi tegangan ke temperatur. Nilai kapasitas kalor
bergantung pada besar tegangan, arus, massa bahan yang digunakan,
perubahan suhu, dan waktu.
2. Nilai kapasitas kalor kawat yang didapat dari percobaan ini adalah 358,5
J/gr C, dengan perkiraan jenis kawat yang digunakan adalah tembaga
(kesalahan literatur: 8,07%).
X. Referensi
Buku
1. Giancoli, D.C. Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker. Fundamentals of Physics, 7th Edition,
Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Internet
1. www.coursehero.com
2. www.physics.uwo.ca
3. www.sitrampil.ui.ac.id