You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB

KR 02 CALORI WORK

Nama : Muhammad Asep Yudistira


NPM : 1606892762
Fakultas/Prodi : Teknik/Teknik Metalurgi dan Material
No. Percobaan : KR-02
Nama Percobaan : Calori Work
Minggu Percobaan :4
Tanggal Percobaan : 7 April 2017

Laboratorium Fisika Dasar


Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP IPD)
Universitas Indonesia
KR 02 Calori Work

I. Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor (bermassa 2 gr)
3. Termometer
4. Voltmeter dan ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori Umum dan Teori Tambahan

Energi merupakan kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha (kerja)


atau gerak. Di dalam sistem internasional (SI), energi dinyatakan dalam satuan
joule (J). Energi mempunyai satuan yang lain, yaitu kalori. Satuan kalori ini
biasanya digunakan untuk menyatakan besar energi panas (kalor).

Di dalam fisika sendiri, kalor dapat diartikan sebagai suatu bentuk energi
yang bisa mengalir dari suatu keadaan ke keadaan yang lainnya. Perubahan suhu
pada suatu keadaan dengan keadaan yang lain merupakan salah satu penyebab
suatu kalor dapat berpindah. Kalor dapat berpindah dari suatu benda yang lebih
panas ke benda yang lebih dingin ketika kedua benda tersebut bersentuhan satu
sama lain sampai suhu keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai. Dalam
kehidupan sehari-hari, dapat kita ambil contoh perpindahan panas yang kita
rasakan, misalnya ketika duduk di dekat api unggun.

Contoh lainnya yaitu perpindahan panas saat kita sedang merebus air.
Panas dari api kompor yang mengenai dasar panci akan menyebar ke air yang
berada di dalamnya dan bagian panci lainnya, sehingga apabila kita menyentuh
bagian samping atau atas panci tanpa perlindungan akan terasa panas. Seperti
yang telah disebutkan di atas, kalor memiliki satuan yaitu kalori. Setiap 1 kalori
sama dengan kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air
sebesar 1C.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda


bergantung pada tiga (3) faktor, yaitu massa benda (m), kalor jenis benda (c), dan
perubahan suhu (T), sehingga menghasilkan rumus sebagai berikut.

Q = m.c. t

Keterangan:

Q = kalor yang dibutuhkan (J)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis benda (J/kgC)

T = Takhir - Tawal (C)

Energi kalor juga berhubungan dengan energi listrik, karena energi listrik
dapat diubah menjadi energi kalor. Contoh alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kalor (panas) adalah setrika. Ketika kita menyambungkan setrika ke
sumber listrik, bagian bawah setrika lama-lama akan terasa panas. Contoh tersebut
mengingatkan akan kebenaran hukum kekekalan energi.

Untuk mengingatkan kembali, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya, yang seringkali melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda
lainnya, dan diiringi dengan adanya kerja. Namun, jika energi tersebut dipindahkan
atau diubah, tidak ada energi yang hilang pada proses tersebut, maka inilah yang
disebut dengan hukum kekekalan energi, yang berbunyi: Energi total tidak
berkurang dan juga tidak bertambah pada proses apa pun. Energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari satu benda ke benda lainnya,
tetapi jumlah totalnya tetap konstan.
Pada kasus setrika, energi listrik dikonversi menjadi energi kalor, seperti juga
yang dilakukan pada percobaan calori work ini.

Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang
mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan:

W = V. I. t

dan karena V = I. R, maka:

W = I2. R. t

.
W=

Keterangan:

W = energi listrik (Joule)

V = beda potensial (volt)

I = arus listrik (ampere)

T = waktu yang dibutuhkan (sekon)

R = hambatan (ohm)

Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk
kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat
dinyatakan dengan persamaan:

Q = m. c. (Ta T)

Keterangan:

Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )

m = massa zat ( gram )

c = kalor jenis zat ( kal/grC)

Ta = suhu akhir zat (K)

T = suhu mula-mula (K)


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai hukum kekekalan energi,
banyaknya kalor yang dihasilkan sama dengan banyaknya energi listrik yang
digunakan, sehingga dapat dihitung dengan persamaan:

W=Q

V. I. t = m. c. t

Pada percobaan ini, sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur.
Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor.
Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh
sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga
perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.

IV. Prosedur Percobaan

Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di


bagian bawah halaman yang ada di www.sitrampil.ui.ac.id.

1. Mengaktifkan Web cam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab)
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button
disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada
kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik ikon
ukur.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu
hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3.
Gambar susunan peralatan percobaan Calori Work di website.

V. Tugas dan Evaluasi


1. Berdasarkan data yang di dapat , Buatlah grafik yang menggambarkan
hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan
ke kawat konduktor.
2. Untuk tegangan V1 , V2 dan V3 , hitunglah nilai kapasitas panas ( c ) dari
kawat konduktor yang digunakan.
3. Berdasarkan nilai c yang saudara peroleh, tentukan jenis kawat konduktor
yang digunakan.
4. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.

VI. Data Pengamatan

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur saat tegangan mencapai 0,00 V.


No Waktu I V t
1 3 23.84 0.00 23.3
2 6 23.84 0.00 23.3
3 9 23.84 0.00 23.3
4 12 23.84 0.00 23.3
5 15 23.84 0.00 23.2
6 18 23.84 0.00 23.2
7 21 23.84 0.00 23.1
8 24 23.84 0.00 23.1
9 27 23.84 0.00 23.1
10 30 23.84 0.00 23.1

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur saat tegangan mencapai 0,68 V.

No Waktu I V T
1 3 34.56 0.68 22.9
2 6 34.56 0.68 23.0
3 9 34.56 0.68 23.1
4 12 34.56 0.68 23.3
5 15 34.56 0.68 23.4
6 18 34.56 0.68 23.6
7 21 34.56 0.68 23.7
8 24 34.56 0.68 23.8
9 27 34.56 0.68 23.9
10 30 34.56 0.68 23.0

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur saat tegangan mencapai 1,09 V.


No Waktu I V T
1 3 41.07 1.09 27.3
2 6 41.07 1.09 27.1
3 9 41.07 1.09 27.2
4 12 41.07 1.09 27.3
5 15 41.07 1.09 27.5
6 18 41.07 1.09 27.6
7 21 41.07 1.09 27.8
8 24 41.07 1.09 27.9
9 27 41.07 1.09 28.0
10 30 41.07 1.09 28.1

Hubungan waktu dengan perubahan temperatur saat tegangan mencapai 1,63 V.

No Waktu I V T
1 3 49.28 1.63 23.8
2 6 49.28 1.63 24.1
3 9 49.28 1.63 24.8
4 12 49.39 1.63 25.6
5 15 49.39 1.63 26.4
6 18 49.39 1.63 27.2
7 21 49.39 1.63 27.8
8 24 49.39 1.63 28.4
9 27 49.39 1.63 29.0
10 30 49.39 1.63 29.6

VII. Pengolahan Data

1. Grafik

Grafik perubahan temperatur terhadap waktu pada saat tegangan mencapai


0,00 Volt.
Perubahan Suhu terhadap Waktu (0,00 V)
23.4
23.35

W 23.3
a 23.25
k 23.2
t 23.15
u 23.1

23.05
(

s 23
)

22.95
22.9
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)

Grafik perubahan temperatur terhadap waktu pada saat tegangan mencapai


0,68 Volt.

Perubahan Suhu terhadap Waktu (0,68 V)


24.2
24

W 23.8
a 23.6
k 23.4
t 23.2
u 23
22.8
(

s 22.6
)

22.4
22.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
Grafik perubahan temperatur terhadap waktu saat tegangan mencapai 1,09
Volt.

Perubahan Suhu terhadap Waktu (1,09 V)


28.2
28
W 27.8
a 27.6
k
27.4
t
u 27.2
27
(

s 26.8
)

26.6
26.4
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)

Grafik perubahan temperatur terhadap waktu saat tegangan mencapai 1,68


Volt.

Perubahan Suhu terhadap Waktu (1,63 V)


30

29
W 28
a
k 27
t 26
u
25
(

s 24
)

23

22
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Temperatur (C)
2. Menghitung Nilai Kapasitas Panas (c)

Untuk dapat menghitung nilai kapasitas panas dari kawat konduktor yang
digunakan, praktikan harus mengetahui rumus-rumus dan teori dasar yang berkaitan
dengan percobaan ini. Berdasarkan teori sebelumnya, kita mendapat bahwa energi
listrik yang diterima oleh kawat akan diubah menjadi energi panas (kalor). Hubungan
antara energi listrik dan energi kalor ditunjukkan oleh persamaan berikut:

. . = . .

.
=
.

y = b x a

Persamaan di atas ini dapat dipandang sebagai sebuah persamaan linear y = bx


a, dengan y menggantikan posisi T, dan t menggantikan posisi x. Dari persamaan
di atas, maka kita mendapatkan persamaan baru, yaitu:

.
=
.

atau

.
=
.

Maka nilai c (kalor jenis kawat) dapat diketahui setelah kita mendapatkan nilai
a (gradien). Nilai a dan b dapat didapatkan dari metode least square.

A. Tegangan V1 = 0,68 V

Metode least square:

No X Y x2 y2 x.y
1 3 0,2 9 0,04 0,6
2 6 0,1 36 0,01 0,6
3 9 0 81 0 0
4 12 0,2 144 0,04 2,4
5 15 0,3 225 0,09 4,5
6 18 0,5 324 0,25 9
7 21 0,6 441 0,36 12,6
8 24 0,7 576 0,49 16,8
9 27 0,8 729 0,64 21,6
10 30 0,9 900 0,81 27
Sum 165 4,3 3465 2,73 95,1

nxy (x)(y) 10 95,1 (165)(4,3)


b = maka b= = 0,03253
nx 2 (x)2 10 3465 (165)2

dan

xi2 yi (xi)(xiyi) 3465x4,3 (165)(95,1)


a= maka a = = 0,1067
nxi2 (xi)2 10x3465 (165)2

Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,03253x 0,1067.

V. i
c=
m. b

0,68 34,56
c=
2 0,03253

c = 361,22 J/gr C

B. Tegangan V2 = 1,09 V
Metode least square:

No X Y x2 y2 Xy
M
1 3 4,2 9 17,64 12,6
e
2 6 4 36 16 24
3 9 4,1 81 16,81 36,9
4 12 4,2 144 17,64 50,4
5 15 4,4 225 19,36 66
6 18 4,5 324 20,25 81
7 21 4,7 441 22,09 98,7
8 24 4,8 576 23,04 115,2
9 27 4,9 729 24,01 132,3
10 30 5 900 25 150
Sum 165 44,8 3465 201,84 767,1

nxy (x)(y) 10 767,1 (165)(44,8)


b = maka b= = 0,04167
nx 2 (x)2 10 3465 (165)2

dan

xi2 yi (xi)(xiyi) 3465x44,8 (165)(767,1)


a= 2 2
maka a = = 3,75
nxi (xi) 10x3465 (165)2

Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,04167x +3,75.

V. i
c=
m. b

1,09 41,07
c=
2 0,04167

c = 536,24 J/gr C
C. Tegangan V3 = 1.63 V

Metode least square:

No x Y x2 y2 Xy
1 3 0,7 9 0,49 2,1
2 6 1 36 1 6
3 9 1,7 81 2,89 15,3
4 12 2,5 144 6,25 30
5 15 3,3 225 10,89 49,5
6 18 4,1 324 16,81 73,8
7 21 4,7 441 22,09 98,7
8 24 5,3 576 28,09 127,2
9 27 5,9 729 34,81 159,3
10 30 6,5 900 42,25 195
Sum 165 35,7 3465 165,57 756,9

nxy (x)(y) 10 756,9 (165)(35,7)


b = maka b= = 0,2261
nx 2 (x)2 10 3465 (165)2

dan

xi2 yi (xi)(xiyi) 3465x35,7 (165)(756,9)


a= 2 2
maka a = = 0,16
nxi (xi) 10x3465 (165)2

Jadi, berdasarkan hasil metode least square di atas, didapatkanlah persamaan garis
0,2261x 0,16.
V. i
c=
m. b

1,63 49,39
c=
2 0,2261

c = 178,03 J/gr C

D. Nilai Rata-rata Kapasitas Kalor

Dari ketiga percobaan yang telah dilakukan pada tegangan yang


berbeda-beda, maka didapatkan tiga nilai c dari setiap percobaan, yaitu:

c1 = 361,22 J/gr C pada tegangan 0,68 Volt


c2 = 536,24 J/gr C pada tegangan 1,09 Volt
c3 = 178,03 J/gr C pada tegangan 1,63 Volt

Sehingga, didapatkan nilai rata-rata c dari kawat yang digunakan


dalam percobaan adalah:

c1 + c2 + c3
c=
n

361,22 + 536,24 + 178,03


c=
3

c = 358,5 J/gr C

E. Kesalahan Literatur

Dari hasil yang telah didapatkan, maka kesalahan literatur yang terjadi
sebesar:

cpercobaan cliteratur
Kesalahan literatur: | | 100%
cliteratur

358,5 390
Kesalahan literatur: | | 100%
390
: , %

VIII. Analisis

1. Analisis Percobaan

Percobaan KR-02 berjudul calori work ini menggunakan fasilitas Remote


Laboratory yang tersedia di www.sitrampil.ui.ac.id. Percobaan calori work ini
bertujuan untuk mengetahui besar dari nilai kapasitas kalor kawat konduktor yang
digunakan dalam percobaan. Besaran ini didapatkan dengan mengkonversikan energi
listrik menjadi energi panas. Percobaan ini tidak dilakukan secara manual dengan
menekan tombol yang disediakan dan untuk melakukannya, diperlukan koneksi
internet.

Pada intinya, percobaan ini dilakukan dengan pengaliran listrik pada sebuah
kawat yang tidak diketahui terbuat dari material apa. Lalu setelah dialiri listrik terjadi
perubahan temperatur pada kawat tersebut. Dari percobaan ini terbukti bahwa hukum
kekekalan energi berlaku, dimana energi tidak dapat dilenyapkan dan hanya dapat
berubah bentuk. Dari percobaan ini diketahui perubahan bentuk tersebut adalah dari
energi listrik menjadi energi kalor. Hal ini dapat diketahui dari adanya perubahan
pada temperatur.

Pada praktiknya, percobaan dimulai dengan masuk ke situs


http://www.rlab.ui.ac.id. Langkah selanjutnya adalah mengklik tombol video untuk
mengamati kerja dari alat yang digunakan. Dalam percobaan ini, praktikan perlu
menyesuaikan suhu logam konduktor dengan suhu awal. Setelah itu praktikan
mencatat suhu awal yang diberikan oleh kawat yang bersangkutan dengan cara
menyalakan power supply ke dalam posisi on dan memilih tegangan V0. Tegangan
yang diberikan pada konduktor, dapat merubah suhu secara perlahan. Perubahan suhu
setiap tegangan dicatat selama 30 detik dan dicatat setiap 3 detik sekali, sehingga kita
akan mendapatkan 10 data untuk tegangan yang pertama. Setelah praktikan
mendapatkan data V0, praktikan kemudian menggantinya dengan V1, V2, dan V3.
Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tegangan dan temperatur yang
dihasilkan. Selain itu pengulangan percobaan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
data yang lebih akurat. Data tersebut dapat diperoleh dengan mendownloadnya dalam
bentuk Microsoft Excel, beserta grafik yang dihasilkan.

2. Analisis Hasil

Data yang didapatkan dari percobaan ini adalah berupa waktu, tegangan,
besar arus, dan temperatur. Kemudian setelah pengolahan data dilakukan,
praktikan akan menghitung nilai kapasitas panas dari kawat dalam percobaan, dan
dari data tersebut, memperkirakan jenis kawat yang digunakan.

Pengukuran pertama menggunakan tegangan V0 sebesar 0 volt. Pada


percobaan ini, tegangan 0 volt yang diberikan ternyata menyebabkan penurunan
temperatur. Namun data yang seharusnya didapatkan adalah temperatur konstan.
Hal ini dikarenakan tegangan tidak diberikan pada sistem, sehingga tidak adanya
energi yang mengalir untuk menggerakkan elektron dan mengubahnya menjadi
energi panas, yang menyebabkan kapasitas kalor menjadi sebesar 0 J/C.

Pengukuran kedua dilakukan dengan menggunakan V1 yaitu sebesar 0,68


volt. Dalam pengukuran yang kedua ini, terjadi kenaikan temperatur dimana
temperatur pada detik ke-3 adalah sebesar 22,9 C dan temperatur yang dihasilkan
pada detik ke-30 adalah sebesar 24 C. Selain itu praktikan juga mendapatkan
kapasitas kalor sebesar 361,22 J/gr C.
Pengukuran selanjutnya dilakukan dengan menggunakan V3 yaitu sebesar
1,09 volt. Seperti pengukuran sebelumnya, terjadi kenaikan temperatur dari detik
ketiga sebesar 27,3 C hingga detik ke-30 sebesar 28,1 C. Diketahui pula
kapasitas kalor sebesar 536,24 J/gr C pada variasi tegangan ini.
Pengukuran yang terakhir adalah menggunakan variasi tegangan V3 yaitu
sebesar 1,63 volt. Tercatat temperatur pada detik ketiga sebesar 23,8 C dan
temperatur pada detik ke-30 sebesar 29,6 C, sehingga sama seperti dua
pengukuran sebelumnya, terjadi kenaikan temperatur. Kapasitas kalor pada variasi
tegangan ini adalah sebesar 178,03 J/gr C.

Oleh karena itu, dari data yang diperoleh, kita dapat mengetahui bahwa
semakin besar tegangan, maka semakin besar pula kenaikan temperatur yang
terjadi. Hal ini memenuhi persamaan W = V.I.t, dimana besarnya energi listrik
sebanding dengan besarnya tegangan. Tegangan yang diperbesar akan
menyebabkan energi listrik yang dihasilkan juga semakin besar dan begitu pula
sebaliknya. Energi listrik yang semakin besar akan menyebabkan elektron
bergerak semakin cepat dan menyebabkan temperatur menjadi naik. Besar energi
listrik akan sebanding dengan besarnya energi panas (kalor) yang dihasilkan. Hal
ini akan memenuhi persamaan W = Q.

Untuk menemukan nilai c/kapasitas panas, praktikan harus menggunakan


metode least square dengan membuat persamaan garis lurus antara hubungan
perubahan suhu (T) dengan waktu (t), yaitu:

. .
= ; = ; = ; =
. .

Dari persamaan ini, kita dapat memplot data perubahan suhu dan waktu.
Dengan menggunakan metode least square ini, kita dapat menemukan gradien
dari persamaan garis tersebut dan nanti kita dapat mengitung nilai c dari gradien
yang didapat. Penggunaan metode least square ini dapat mempermudah kita
dalam mencari suatu variable dalam persamaan.

Dari percobaan dan pengolahan data yang telah dilakukan, praktikan


mendapatkan hasil c sebesar 358,5 J/gr C. Hasil ini didapatkan dari merata-
ratakan tiga nilai c yang didapatkan dari percobaan setiap tegangan yang berbeda.
Hal ini bertujuan untuk mencari keakuratan dan keterpusatan data yang didapat.
Dari hasil c yang diperoleh, bisa diperkirakan bahwa kawat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah tembaga karena nilai c yang diperoleh mendekati nilai c dari
tembaga yaitu 390 J/gr C.

3. Analisis Grafik

Dalam percobaan ini, diperoleh empat buah grafik yang menggambarkan


hubungan antara waktu dengan suhu pada setiap tegangan listrik yang dialirkan
pada rangkaian. Grafik didapatkan dengan menggunakan metode least square,
terdapat persamaan linearnya dengan persamaan garis yang tertera pada grafik di
atas dengan gradien berbeda-beda. Grafik pertama, dengan tegangan V=0,
menunjukkan perubahan suhu yang sangat minim atau suhu yang hampir konstan.
Hal ini terjadi karena belum adanya tegangan yang akan mengubah energi listrik
menjadi energi kalor yang nantinya akan meningkatkan suhu dari rangkaian.

Namun, grafik kedua, ketiga, dan keempat menunjukkan perubahan suhu


yang cenderung meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari gradien garis pada
grafik yang bernilai positif. Grafik-grafik tersebut menggambarkan bahwa
perubahan suhu akan terus meningkat seiring dengan semakin lama rangkaian
.
diberi tegangan. Terbukti persamaan = dimana perubahan suhu (T)

berbanding lurus dengan waktu (t).

4. Analisis Kesalahan

Dari penghitungan menggunakan persamaan kesalahan yang telah


dilakukan, telah didapat bahwa kesalahan literatur dalam percobaan ini adalah
8,07%. Kesalahan literatur ini bisa dibilang cukup kecil, sehingga penghitungan
dan pengolahan data yang dilakukan oleh praktikan dapat dikatakan cukup akurat.
Kesalahan dari percobaan ini dapat disebabkan oleh:

1. Faktor lingkungan: Contohnya adalah koneksi internet yang kadang


terputus, yang juga menyebabkan masalah ketika praktikan melihat
temperatur dari situs. Selain itu, waktu untuk loading data cukup lama,
yang menyebabkan pengambilan data menjadi terhambat. Ada pula
kemungkinan ketidakkonsistenan sensor dalam memindai data yang
ada, terutama sensor penghitung suhu tiap tiga detiknya. Praktikum
yang dilakukan secara online juga membuat praktikan tidak dapat
melihat keseluruhan kesalahan yang terjadi dalam praktikum
sebenarnya.
2. Faktor praktikan: Faktor ini bergantung murni pada kesalahan
observasi praktikan, misalnya ketidaktelitian praktikan dalam melihat
perubahan temperatur yang terjadi.
3. Kesalahan dalam perhitungan: Contohnya adalah dalam pembulatan
angka yang dapat mempengaruhi akurasi perhitungan.

IX. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:

1. Nilai kapasitas kalor suatu kawat dapat dicari dengan suatu kerja kalor,
yakni pengkonversian energi tegangan ke temperatur. Nilai kapasitas kalor
bergantung pada besar tegangan, arus, massa bahan yang digunakan,
perubahan suhu, dan waktu.
2. Nilai kapasitas kalor kawat yang didapat dari percobaan ini adalah 358,5
J/gr C, dengan perkiraan jenis kawat yang digunakan adalah tembaga
(kesalahan literatur: 8,07%).

X. Referensi
Buku
1. Giancoli, D.C. Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker. Fundamentals of Physics, 7th Edition,
Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Internet

1. www.coursehero.com
2. www.physics.uwo.ca
3. www.sitrampil.ui.ac.id

You might also like