You are on page 1of 7

BUMI DAN PERUBAHANNYA

RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen pengampu :
1 Adam Malik, M.Pd.
2 Rena Denya Agustina, M.Si.

Oleh :
Kelompok 13
Intan Novia Giftianty 1142070088
Nina Nuraeni 1142070089
Moch. Rikzan N. Z. 1211207047*

Semester/Kelas : VI/B

PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017













Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak
ditimpa keletihan. (QS. Qaaf : 38)
















"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy untuk
mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa`at
kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan
kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?" (QS. Yunus : 3)

A. Bentuk Bumi dan Susunan Bumi

Orang yang pertama kali membuktikan bahwa bumi ini bulat


yaitu seorang portugis bernama colombus.Bukti yang menunjukan
bentuk bumi bulat adalah bayangan bundar yang terlihat di bulan
ketika terjadi gerhana bulan

Gambar 1 Penampakan bumi dari luar angkasa


Sumber : http://menikocarane.blogspot.co.id
Permukaan bumi tertutup oleh daratan dan lautan. Bagian yang
tertutupi daratan disebut litosfer, luasnya kira-kira 30% dari luas
seluruh permukaan bumi. Bagian yang tertutup lautan disebut
hidrosfer luasnya 70%. (Malik, 2017 : 139)

B. Proses Terjadinya Bumi


Beberapa teori menjelaskan terjadinya bumi, diantaranya :
1. Teori Kant dan Laplace
Bumi terjadi dari pecahan gas yang terlepas dari matahari
karena gaya sentrifugal berotasi sepanjang khatulistiwa kemudian
berputar dan mendingin menjadi bola padat gas.
2. Chamberlin Moulton
Butir-butir demu lembut yang dingin dengan garis tengah.
Sebuah kabut pilin yang terdiri dari planetesimal yang saling tarik
menarik, bergesek-gesekan dan merapat menjadi benda-benda
langit yang bulat.
3. James Jean 1917
Sebuah bintang besar ketika peredarannya mendekati
matahari dan menariknya sehingga bagian yang menghadap
bintang itu menonjol dan terlepas yang berbentuk cerutu yang
kemudian menjadi pecah dan menjadi planet kecil-kecil.
(Malik.2017 : 140)

C. Lapisan Bumi

Gambar 2 . struktur lapisan Bumi


Sumber : http://www.pelajaransekolahonline.com
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi
menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
1. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi
dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua.
2. Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel
bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan
silikon.
3. Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu :
Inti bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan
kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar
terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 C
Inti bumi bagian dalam
inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter
2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk
padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya,
bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut
a. Litosfer
adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer
berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu,
dan sphere yang berarti padat.
b. Astenosfer
c. Mesosfer
adalah lapisan udara ketiga, di mana
suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan
ketinggian hingga ke lapisan
keempat, termosfer . (Malik.2017 : 141-142)

D. Teori Terbentuknya Kulit Bumi


1. Teori Kontraksi (Rene Descartes 1596-1650)
2. Teori Dua Benua ( Laurasia-Gondwana 1884)
3. Teori Apungan Benua (Alfred Lothar Wegner 1912)
4. Teori Konveksi (Arthur Holmes )
5. Teori Lempeng Tektonik (Tozo Wilson) (Malik.2017 : 143-144)

E. Batuan dan Macamnya

Istilah lithosfer berasal dari Bahasa Yunani yaitu lithos berarti


batuan dan sphera berarti lapisan. Lithosfer mengandung perngertian
sebagai lapisan kerak bumi paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 70 km. Lapisan ini terdiri dari tanah liat, abu
gunung api, pasir, kerikil dan sebagainya. Litosfer tersusun atas
lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial memiliki berat jenis lebih
ringan dari lapisan Sima karena lapisan ini tersusun dari silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Sedangkan
lapisan Sima tersusun dari silisium magnesium, senyawanya dalam
bentuk SiO2 dan MgO. (Susilawati, 2015: 2)

Berdasarkan proses terjadinya, batuan penyusun kulit bumi


dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Batuan Beku
Batuan beku yaitu batuan yang terbentuk dari pembekuan
larutan silika cair dan pijar (magma). Menurut tempat terjadinya,
batuan beku terdiri dari batuan beku dalam, batuan beku gang
(korok) dan batuan beku luar. Batuan beku dalam
(abysiss/plutonik) terjadi dibawah permukaan bumi dan berasal
dari magma yang mendingin dengan sangat lambat, mempunyai
struktur holokristalin atau granitis, contohnya granit dan diorit.
Batuan beku gang atau korok (hypo-abyssis), terjadi di celah-celah
atau di dalam pipa gunung api dan berasal magma yang
mendingin agak cepat, strukturnya disebut porfiris, contohnya
granit-forfir dan diorit-forfirit. Batuan beku luar (effusi), terjadi di
permukaan bumi dan berasal dari magma yang keluar permukaan
bumi dan mendingin dengan cepat, strukturnya disebut amorf,
contohnya obsidian. (Malik, 2017: 147)
Sedangkan berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku
dibagi menjadi lima kelompok, yaitu batuan beku ultra basa,
batuan beku basa, batuan beku menengah (intermediet), batuan
beku asam dan batuan beku alkali. (Mulyo, 2008: 82)

2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen (batuan endapan) yaitu batuan yang terjadi
karena endapan air, angin dan es. Proses pengendapan dapat
terjadi secara langsung (chemis-anorganis) dari air dan dapat
terjadi secara tidak langsung (chemis-organis). Berdasarkan
tenaga yang mengendapkannya, batuan sedimen dibagi menjadi
batuan sedimen aquatis (air), batuan sedimen aerolis (angin) dan
batuan sedimen glasial (gletser atau sungai dari es). Berdasarkan
tempat diendapkannya, batuan sedimen dibagi menjadi batuan
sedimen terestis (darat), batuan sedimen marine (laut), batuan
sedimen limnis (rawa-rawa atau danau), batuan sedimen fluvial
(sungai) dan batuan sedimen glasial (padang es atau gletser).
Sedangkan menurut Graha (1987) berdasarkan cara terbentuknya,
batuan sedimen dibagi menjadi batuan sedimen detritus (klastik)
yang diendapkan dengan proses mekanis, batuan sedimen
evaporit, batuan sedimen batubara, batuan sedimen silika dan
batuan sedimen karbonat. (Malik, 2017: 147-148)

3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf diakibatkan oleh proses metamorfosis.
Batuan ini berasal dari batuan beku atau sedimen, karena adanya
tekanan atau temperatur, sehingga susunan struktur maupun
kimianya berubah. Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu batuan metamorf termik (kontak) yang terbentuk karena
adanya kenaikan suhu, seperti batu pualam atau marmer, batuan
metamorf dinamik (sintektonik) yang terbentuk karena adanya
tekanan tinggi, biasanya tenaga tektonik, contohnya batu sabak
dan batubara dan batuan metamorf termik pneumatolitik yang
terbentuk karena adanya kenaikan suhu disertai masuknya zat
bagian magma ke dalam batuan, contohnya azurit mineral
(pembawa tembaga), topas, dan turmalin (batu permata).
(Susilawati, 2015: 11)
F. Gaya-gaya yang Bekerja pada Kerak Bumi
Gaya tektonik adalah suatu gaya yang berasal dari dalam bumi
yang mengakibatkan perubahan pada kulit bumi. Gaya tektonik ada
dua macam, yaitu sebagai berikut.
1. Gaya epirogenetik, yaitu gaya yang meliputi daerah yang sangat
luas dan dalam waktu yang sangat panjang (lambat). Gaya
epirogenetik dibagi menjadi dua macam, yaitu gaya epirogenetik
positif yang menyebabkan permukaan air laut terlihat naik karena
gerak turunnya daratan dan gaya epirogenetik negatif yang
menyebabkan permukaan air laut terlihat turun karena gerak
naiknya daratan.

2. Gaya orogenetik, yaitu gaya pembentuk pegunungan dimana


terjadi peristiwa dislokasi atau beralihnya letak lapisan kulit bumi
yang disebabkan oleh tekanan horizontal dan vertikal pada kulit
bumi. Akibat dari gaya orogenetik yaitu menimbulkan lipatan atau
kerutan kulit bumi yang diakibatkan tekanan horizontal pada
lapisan kulit bumi yang plastis (liat), dan patahan/retakan kulit
bumi yang diakibatkan tekanan horizontal atau vertikal pada
lapisan yang rapuh, misalnya tanah turun (slenk), tanah naik
(horst) dan tanah bungkuk (flexuur). (Malik, 2017: 149-151)

G. Raut Muka Bumi dan Cara Melukis Raut Muka Bumi


1. Raut Muka Bumi
Bentang alam yang tersusun dari daerah puncak yang tinggi
(lebih dari 3000 m) disebut pegunungan, sedangkan jika
ketinggiannya kurang dari 3000 m disebut perbukitan. Daratan
adalah bentang alam yang ketinggian bagian-bagiannya hampir
sama. Dataran yang terdapat di daerah pantai disebut dataran
rendah, sedangkan dataran yang terbentuk diantara gunung-
gunung disebut dataran tinggi atau plato. Lembah adalah daerah
yang tertutup pada salah satu ujungnya oleh pegunungan dan
terbuka pada ujung yang lainnya. Sedangkan cekungan (talam)
adalah daerah yang dikelilingi oleh bagian-bagian yang miring.
Bentuk permukaan dasar laut sama dengan daratan, yaitu
terdapat gunung, pegunungan, datara, lembah atau palung dan
cekungan.
2. Peta

Peta adalah sebuah alat peraga untuk menyampaikan suatu


gagasan/ide kepada orang lain, dapat berupa gambaran atau
informasi tentang topografi, penyebaran penduduk, curah hujan,
penyebaran jenis tanah dan lain sebagainya. Macam-macam peta
terdiri dari peta topografi (gambaran suatu daerah), peta tematik
(peta bertema), peta terbatas (gambaran mengenai suatu lokasi),
peta bagan, peta induk dan remote sensing. Sedangkan
berdasarkan jenisnya peta dibedakan menjadi peta foto dan peta
garis. Berdasarkan skalanya peta dibagi menjadi lima, yaitu peta
kadaster (1:100 1:5.000), peta skala besar (1:5.000 1:250.000),
peta skala sedang (1:250.000 1:500.000), peta skala kecil
(1:500.000 1:1.000.000) dan peta skala geografis (lebih kecil dari
1:1.000.000). Berdasarkan informasinya peta dibedakan menjadi
peta umum (peta ikhtisar) dan peta khusus (peta tematik). (Malik,
2017: 151-153)
H. Sejarah Makhluk Hidup

Menurut para ahli geologi, perkembangan kerak bumi dapat


dibagi atas beberapa lapisan, yaitu lapisan primer, sekunder, tersier,
dan kuarter. Para ahli paleontologi membegi umur lapisan kerak bumi
berdasarkan perkembangan makhluk hidup yang pernah hidup pada
tiap-tiap lapisan itu. Para ahli paleontologi membagi waktu geologi
dengan sebutan masa atau era, mulai dari kehidupan yang disebut
protozoikum yaitu masa mulai ada kehidupan, paleozoikum atau
masa kehidupan tua, mesozoikum atau masa tengah yang dihuni
hewan-hewan raksasa dan terakhir adalah neozoikum atau masa baru
yang berisi kehidupan modern. Setiap masa dibagi lagi dalam
beberapa zaman atau periode yang namanya didasarkan pada nama
daerah, suku bangsa atau lapisan batuan. Setiap zaman dibagi lagi
dalam beberapa kala atau epoch, misalnya pada masa kaneozoikum
terdapat kala eosen, oligosen, pliosen, pleistosen dan holosen. (Malik,
2017: 155)

Referensi

Malik, Adam. 2017 Ilmu Pengetahuan Bumi dan antariksa. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati.
Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung: Pustaka Setia.
Susilawati. 2015. Modul Ilmu Bumi dan Antariksa. Bandung: UPI.

You might also like