You are on page 1of 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ilmu sosial dan budaya dasar ini dapat
tersusun dengan baik. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah ilmu budaya dasar (IBD).
Kami sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa membantu
demi kelancaran makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan
belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan
kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. Semoga makalah ini
mendapat perhatian dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umunya.

bekasi, 18 april 2017


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan YME ciptaan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikanya secara turun temurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudah
diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh
karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang lingkup
hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia, lingkungan
sekitarnya maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi hidup tersebut
haruslah terpenuhi secara merata.
Tentunya manusia perlu beradaptasi dengan keadaan lingkungan hidup di sekitarnya
karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang
berkualitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku sampai
kepada ilmu pengetahuan yang luas.
Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu kebudayaan.
Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti perkembangan hidup manusia.
Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal (genetika,tradisi) maupun
horizontal (geografik, fisik, dan social), setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk
bertahan hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didapatkan dari lingkungan. Oleh karena
itu, lingkungan memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang
lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa
nafsu. menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk
kebaikan mereka masing masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan
hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya
ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi
dan saling berbagi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi:
1. Pengertian Manusia dan Hakekat manusia
2. Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia?
3. Bagaimanakan kepribadian bangsa Timur?
4. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
5. Apa sajakah unsur-unsur kebudyaan?
6. Bagaimanakah kaitan manusia dengan kebudayaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis dan juga
sebagai pembelajaran bagi penulis. Disamping itu, penulisan makalah ini juga
diharapkan untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu manusia dan hakekat manusia.
2. Dapat mengetahui apa saja unsur-usnur yang membangun manusia.
3. Dapat memahami tentang bagaimana kepribadian bangsa Timur.
4. Dapat Mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan.
5. Mengetahui apa saja unsur-unsur dari kebudayaan.
6. Dapat Mengetahui bagaimana kaitan manusia dengan kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manusia
Terdapat beberapa definisi manusia antara lain:
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas.
3. Manusia adalah makhluk yg sadar.Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi
yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg
tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan
peristiwa.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk
hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai
nilai.Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan
atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,
dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
2.2 Hakekat manusia
Hakekat Manusia antara lain:
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.

2.3 Unsur-unsur Manusia


Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian
banyak unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1. Unsur Jasmani
Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia,
seperti makan, minum, dan lain lain. Yang jika tidak di penuhi maka akan berakibat
buruk bagi manusia itu.
2. Unsur Rohani
Sedangkan unsure rohani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani,
atau hati manusia, seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa
bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur lain yang membentuk manusia adalah :
1. Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan
menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditndai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.

2.4 Kepribadian Bangsa Timur


Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat
yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-
khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat
tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur
umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam
berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand,
mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan
dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu
nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut
merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh
bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-
upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
2.5 Kebudayaan
Kita sering mendengar kata kebudayaan baik dalam pengertian yang sempit maupun
dalam pengertian yang luas, baik dalam pengertian orang awam maupun pengertian
keilmuan.
1. Dalam pengertian sempit kebudayaan seringkali diartikan sebagai adat tradisi atau
kebiasaan sehingga seringkali dicontohkan dengan upacara adat.
2. Dalam pengertian luas kebudayaan dipahami sebagai cara manusia mengelola
kehidupanya. Contohnya : adaptasi masyarakat terhadap lingkungan alam
3. Menurut Orang awam, dimana orang awam menyebutkan kesenian, rumah adat
atau bangunan kuno sebagai kebudayaan
4. Menurut bahasa :
Bahasa Sansekerta : Budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau
akal
Bahasa Belanda : kata budaya berasal dari kata cultuur
Bahasa Latin : Colera yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
mengembangkan tanah (bertani)
Bahasa Inggris : kata budaya berasal dari kata culture
5. Menurut para ilmuan :
Konsep kebudayaan pertama kali dikembangkan menjelang akhir abad kesembilan belas,
tokoh pertama yang memberikan definisi yang jelas dan menyeluruh adalah E.B Taylor
pada tahun 1871.
- Edward B. Taylor : Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi
pengetahuan kepercayaan, kesenian, hukum, moral kebiasaan, serta lain-lain kecakapan
dan kebiasaan yang diperoleh manusia.
- Ralp. Linton : Kebudayaan dalah sejumlah total pengetahuan, sikap dan pola-pola
tingkah laku yang dibiasakan, yang dibagikan, dan ditransmisikan oleh anggota dari
masyarakat tertentu.
- Kluchkhohn dan W.H. Kelly : Kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tercipta
dalam sejarah yang emplisit, implisit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu
sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
- Clifford Geertz : Kebudayaan adalah sistem makna dan simbol yang diatur dalam
rangka interaksi sosial.
- Kroeber : Kebudayaan adalah reaksi motorik, kebiasaan, teknik, gagasan dan nilai
yang dipelajari dan ditransmisikan secara massal serta tingkah laku yang dipengaruhinya.
- Googenaugh : Kebudayaan mengacu pada sistem pengetahuan dan kebudayaan
yang diorganisasikan dimana orang0orang menstrukturkan pengalamn dan persepsi
mereka, menformulasikanaktivitas-aktivitasnya, serta memilih diantara berbagai
alternatif.
- Keesing dan Keesing : Kebudayaan adalah fenomena yang dapat diamati, yaitu
pola-pola kehidupan didalam komunitas yang berulang secara reguler serta pengaturan
material dan sosial.
- Eugene A. Nida : Kebudayaan adalah perilaku manusia yang diajarkan terusmenerus
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- J. Verkuyl : Kebudayaan sebagai sesuatu yang diajarkan manusia dan segala sesuatu
yang dibuat oleh manusia.
- Ki Hajar Dewantoro : Kebudayaan berarti buah budi manusia yaitu hasil perjuangan
manusia terhadap pengaruh kuat dari alam dan zaman ( kodrat dan masyarakat ) yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi baerbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupanya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
- Robert H. Lowie : Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma aristik, kebiasaan makan
serta keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.
- Koentjaraningrat : Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
- Rafael R. Maran : Kebudayaan adalah cara khas manusia membangun alam guna
memebuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses
humanisasi.
- Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi : mengatakan bahwa kebudayaan adalah
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
- Dan Herkoveits : Kebudayaan dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh
manusia.
- William H. Haviland : Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para
anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole
semua masyarakat.
Dari berbagai definisi kebudayaan diatas terlihat bahwa masing-masing definisi tidak
mampu mewakili pengertian kebudayaan secara menyeluruh, namun dengan demikian,
kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik
material maupun non material.
Terkait dengan hal ini, koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki tiga
wujud, yaitu :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma
dan peraturan. Wujud tersebut bersifat abstrak.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut
tindakan dan kelakuan berpola dari manusia. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan karena tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka
berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini adalah
hasil karya cipta manusia yang bisa diraba dan bersifat konkret. Misal : candi borobudur,
kain batik, dan gedung-gedung bangunan.
ISI UTAMA BUDAYA
Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan
manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat
itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal
berusaha memahami: Alam sekitar, Alam flora di daerah tempat tinggal, Alam fauna
didaerah tempat tinggal, Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkunganya,
Tubuh manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu :
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi
(disekolah) maupun dari pendidikan non formal (tidak resmi)
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbiolis yang sering disebut sebagai
komunikasi simboliks.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, sesuatu
dikatakan nilai apabila memiliki unsur :
a. nilai kebenaran (berguna dan berharga)
b. nilai estetika (indah)
c. nilai moral atau etis (baik)
d. nilai agama (religius)
3. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam
menjawab atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Pandangan hidup disebut juga
nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,
kelompok atau bangsa karena pandangan hidup mengandung nilai kehidupan yang dicita-
citakan oleh suatu masyarakat.
4. Kepercayaan
Kepercayaan adalah dimensi lain diluar diri dan lingkunganya yang dianggap mampu
mengendalikan hidup manusia`
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang digunakan untuk
memahami suatu gejala atau kejadian dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas :
a) Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang tidak menggunakan salah satu indra manusia.
b) Persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain
c) Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat suatu kejadian jauh dari tempat
orang yang bersangkutan`
6. Etos Kebudayaan
Etos berasal dari bahasa Inggris yang berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya
perilaku masyarakat, misalnya kegemaran-kegemaran masyarakat, serta benda hasil cipta
karya dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak yang dilihat oleh
orang jawa, sebagai orang yang kasar, agresif, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan
berbicara apa adanya, dan sebaliknya, kebudayaan orang jawa yang dilihat dari orang
batak, bahwa orang jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang
berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal,
serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
2.6 Sifat-sifat budaya
Sifat-sifat budaya pada dasarnya memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan
manusia tanpa membedakanfaktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat
hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan diantaranya adalah :
1. Budaya terwujud dan disalurkan dari perilaku manusia
2. Budaya ada sebelu lahirnya generasi dan tidak akan mati sampai habisnya generasi
yang bersangkutan
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Budaya mencakup aturan-atura yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima atau ditolak, dilarang dan yang diizinkan
Selain yang tersebut diatas, ada beberapa sifat-sifat kebudayaan yang terjadi karena :
a. Kebudayaan beraneka ragam, hal ini terjadi karena :
1. Manusia tidak memiliki struktur anatomi khusus pada tubuhnya
2. Lingkungan geografis
3. Induk bangsa
4. Kontak budaya
5. Lingkungan sosialnya
b. Kebudayaan dapat diteruskan secara sosial dengan pelajaran, yaitu :
1. Secara horisontal : kebudayaan diteruskan melalui generasi kesatu dangan generasi
selanjutnya secara lisan
2. Secara vertikal : kebudayaan diteruskan melalui generasi yang berbeda dengan cara
tulisan atau literarur
c. Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen : biologi, psikologi dan
sosiologi.
Tiga komponen pembentuk pribadi, yaitu hereditas diperoleh dari sifat orangtua, primary
nature yaitu kodrat pertama sejak dalam kandungan, secondary nature yaitu terbentuknya
pribadi oleh lingkungan
d. Kebudayaan mempunyai struktur, ada tujuh unsur :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Sistem mata pencarahian
5. Bahasa
6. Kesenian
7. Sistem teknologi dan peralatan
e. Kebudayaan mempunyai nilai (Cultural Value)
Kebudayaan ini bersifat relatif karena penafsiran antara budaya yang berbeda-beda,
misalnya budaya timur berdasarkan kerohanian, perasaan, instuisi, pasif (diam)
sedangkan budaya barat berdasarkan akal, materi, bebas, kreatif, aktif.
f. Kebudayaan mempunyai sifat statis dan dinamis
g. Kebudayaan dapat dibagi dalam bermacam-macam aspek, yaitu :
1. Kebudayaan rohani (spiritual)
2. Kebudayaan kebendaan (material cultural)
3. Kebudayaan darat (terra)
4. Kebudayaan maritim (aqua culture)
5. Kebudayaan daerah (kebudayaan suatu suku)
2 MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA KEBUDAYAAN
Kemampuan manusia dalam mengatasi kompleksitas kebutuhan hidupnya karena
manusia mempunyai :
1. Akal, intelgensia dan instuisi
2. Perasaan dan emosi
3. Kemauan
4. Fantasi
5. Perilaku
6. Eksternalisasi
7. Objektivasi
8. Internalisasi

2.7 Wujud Kebudayaan


Menurut J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga
gejala kebudayaan : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas
oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Tiga wujud kebudayaan menurut dimensi wujudnya :


1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam
pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hiidup.

2. Kompleks aktivitas Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat


kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering disebut sistem sosial.

3. Wujud sebagai benda Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari
berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai
keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut
kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.
2.8 Orientasi Nilai Budaya
Menggunakan 5 masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua
kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan
manusia yaitu :
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
2. Hakekat Karya Manusia (MK)
3. Hakekat Waktu Manusia (WM)
4. Hakekat Alam manusia (MA)
5. Hakekat Hubungan Manusia (MN)

2.9 Perubahan Kebudayaan


Faktor faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan
baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan
dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata
yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu
oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru, misal sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan
mudah dibuktikkan kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan kebudayaan, yaitu :
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya
difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses
akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan
antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan,
pemerintahan dan sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan
saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah
berlangsungnya akulturasi tersebut.
2.10 Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain.
Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari
berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk
yan g berbudaya dan lain sebagainya.

2.11 Contoh hubungan manusia dan kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya
bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan
antara manusia dengan peraturan peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup
dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang
membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia
akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991;
hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat
lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa
terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar
penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
2.11 Pengertian Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke
hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi
yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap.
Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis
disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau
oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan
antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis.
Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan
dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis
masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-
pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan
oposisi yang tidak terselesaikan[1]. Kemudian Fichte dengan metode Teori
Pengetahuan-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit
apa yang dijabarkan oleh Kant.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia
adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang
tertinggi dengan cara sebagai berikut: Aku meng-ia-kan dirinya (tesis), yang
mengakibatkan adanya non-Aku yang menghadapi Aku. non Aku inilah antitesis.
Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran
keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. Aku menempatkan non-
Aku yang dapat dibagi-bagi berhadapan dengan Aku yang dapat dibagi-bagi.
Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam
pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti
pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu:
a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat
dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang
lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan
yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif.
Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki
unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan
antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.
Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan
(sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term
aufgehoben, konsep ada (tesis) dan konsep tidak ada (antitesis) mendapatkan bentuk
penyatuannya dalam konsep menjadi (sintesis). Di dalam konsep menjadi, terdapat
konsep ada dan tidak ada sehingga konsep ada atau tidak ada dinyatakan batal
atau ditiadakan.
Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya
sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide
bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah
gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis,
antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya
(antitesis). Pertentangan ini diangkat dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan
menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan
antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan
suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam
filsafat Hegel.
Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya
tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat
antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya
merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan
ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.
Kenyataan menjadi dua unsur bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat
diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani
hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat
realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan.
Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip
dialektika.
Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu
diperhatikan. Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua,
dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap
benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel
memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea
atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu memikirkan
dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir
terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi
di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.

2.13 Tahap proses dialektis

Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :


1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan
manusia.

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu


suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.


Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat
hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengertian kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki
pandangan yang tidak selalu sama tentang kebudayaan. Keadaan ini tidak berarti kita
akan sulit untuk memahami apa itu kebudayaan, karena dari berbagai definisi yang ada
ternyata saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memiliki berbagai kemampuan
dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Kemampuan tersebut mencakup
akal, intelegensia, dan intuisi, ; perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, serta perilaku.
Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami perubahan. Perubahan
dapat bejalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab yang dapat
melatarbelakangi terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan lingkungan
alam, perubahan karena kontak dengan kelompok lain, atau perubahan karena adanya
penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak dapat kita hindari di era
globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga dunia semakin besar.
Manusia memiliki keistimewaan akal dan budi yang tidak dimiliki oleh makhluk
hidup lainya. Keberadaan akal dan budi ini membuat manusia dapat mengembangkan
dirimenjadi lebih berbudaya, secara pemikiran dan batin.
Manusia adalah makhluk yang lemah dan sangat tergantung pada oranglain dan
kebudayaan sekitarnya, pada saat ia lahir kedunia ini.
Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan terus
mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudyaan tersebut. Dari konteks ini,
maka akan selalu ada yang dinamakan prose pembudyaan. Proses ini dapat diperoleh
melalui proses belajar. Lebih jauh, proses belajar kebudayaan yang dilalui manusia dapat
dilihat, diantaranya melalui proses internalisai, sosialisasi, enkulturasi, atau akulturasi.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para mahasiswa universitas
semarang pada umumnya.

Daftar Pustaka

http://budayabasic.blogspot.com/2013/03/kepribadian-bangsa-timur_20.html
http://tonyhernandi10.blogspot.com/2012/10/ilmu-budaya-dasar-hakikat-manusia-
dan.html
http://adityo93.blogspot.com/2012/06/kaitan-manusia-dan-kebudayaan.html

You might also like