You are on page 1of 6

Hubungan Antara Lama Paparan dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja Industri Mebel di CV.

Sinar Mandiri Kota Bitung


Donald J.W.M Kumendong*, Joy A.M Rattu*, Paul A.T Kawatu*

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT
The human lungs as an instrument of pulmonary ventilation in respiratory system in the human bodys. lungs
function may decrease due to strikes in the process of physiological mechanisms, one of which is caused by
exposure to dust. The continuosly dust exposure can cause problems in the lungs, it also cause chronic lung
disease. The aim of research was know the relationship between the long duration of the exposure and lung
capacity of workers in the furniture industry at CV. Sinar Mandiri Bitung City.
This research was an analytic survey, with a cross-sectional approach. Sample of study was the workers of
production, which amounts of 30 respondents and it was a population total study. The data were collected by
interviews to know the characteristics of respondents and the measurement of workers lung capacity by using
spirometer (peak flow meter). Data was analyzed with Fishers Exact Test and using program SPSS version
17.0.
The result showed that of 30 respondents who have been checked there are 30 percets who have abnormal FEV1
values or the category of disability. According to the results of statistical test, the probability value was 1,000
(p>0,05).
That there was no significant relationship between the long duration of exposure and lung capacity of workers.
Recommendation to the chief of company, there was needed monitoring of workers physical condition and
working environment. There also needed a prevention way by using mask, as well as needed a supervision and
guidance to the companies about occupational health and safety by related department.

Keywords: Long Exposure, Lung Capacity, Occupational Health.

ABSTRAK
Paru-paru sebagai alat ventilasi dalam sistem pernafasan bagi tubuh, fungsi kerja paru dapat menurun akibat
adanya gangguan pada proses mekanisme faal yang salah satunya disebabkan oleh pemaparan debu.
Pemaparan debu yang secara terus-menerus selain dapat menimbulkan gangguan fungsi paru juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama
paparan dengan kapasitas paru pekerja industri mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei analitik, dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian adalah pekerja di bagian produksi yang berjumlah 30 orang dan merupakan studi total populasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara untuk mengetahui karakteristik responden dan pengukuran
kapasitas paru pekerja dengan alat spirometer. Analisis data dilakukan dengan Fishers Exact Test dan
menggunakan bantuan SPSS versi 17.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diperiksa terdapat 30% yang mempunyai nilai
FEV1 tidak normal atau dikategorikan mengalami gangguan. Berdasarkan hasil uji statistik, nilai probabilitas
sebesar 1,000 (p > 0,05)
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama paparan dengan kapasitas paru pekerja. Saran untuk
pimpinan perusahaan perlu dilakukan pemantauan kondisi fisik pekerja dan lingkungan kerja, perlu dilakukan
upaya pencegahan dengan penggunaan masker, serta perlu dilakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
perusahaan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja oleh dinas terkait.

Kata Kunci: Lama Paparan, Kapasitas Paru, Kesehatan Kerja

5
PENDAHULUAN mengetahui gambaran kapasitas paru tenaga
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia, kerja di CV. Sinar Mandiri dan mengetahui
perlu mendapat perhatian khusus baik hubungan antara lama paparan dengan
kemampuan, keselamatan, maupun kesehatan kapasitas paru tenaga kerja di industri mebel
kerjanya. Upaya perlindungan tenaga kerja CV. Sinar Mandiri. Manfaaat yang didapat
perlu diterapkan karena berhubungan melalu penelitian ini yaitu :
kesehatan tenaga kerja. 1. Bagi peneliti menambah wawasan ilmu
Pengelolaan lingkungan kerja dapat pengetahuan dibidang higiene perusahaan,
mendukung pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja serta
kesehatan tenaga kerja sehingga terselenggara sebagai pengalaman dan pembelajaran.
(Budiono, 2007). Resiko bahaya yang dihadapi 2. Bagi perusahaan dapat memperoleh
oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan gambaran mengenai kapasitas paru pada
dan penyakit akibat kerja, akibat kombinasi pekerja dan bagi perusahaan dapat
dari berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan melakukan program peningkatan upaya
lingkungan kerja (Sumamur, 2009). keselamatan dan kesehatan kerja bagi
Lingkungan kerja yang sering penuh oleh pekerja.
debu, uap, gas dan lainnya yang disatu pihak 3. Bagi instansi kesehatan sebagai bahan
mengganggu produktivitas dan mengganggu masukan dalam pembinaan keselamatan
kesehatan di pihak lain. Hal ini sering kerja kepada pengelola perusahaan.
menyebabkan gangguan pernapasan ataupun
dapat mengganggu fungsi paru (Sumamur, METODE
2009). Dalam kondisi tertentu, debu Penelitian ini merupakan jenis penelitian
merupakan bahaya yang dapat menyebabkan survei analitik, dengan menggunakan
pengurangan kenyamanan kerja, gangguan pendekatan cross sectional.
penglihatan, gangguan fungsi faal paru, bahkan Penelitian ini dilaksanakan di industri mebel
dapat menimbulkan keracunan umum. Debu CV. Sinar Mandiri Kota Bitung dan waktu
juga dapat menyebabkan kerusakan paru dan pelaksanaan pada bulan Mei - Juli 2011.
fibrosis bila terinhalasi selama bekerja dan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
terus menerus. Bila alveoli mengeras akibatnya pekerja yang bekerja di industri mebel CV.
mengurangi elastisitas dalam menampung Sinar Mandiri berjumlah 30 orang. Sampel
volume udara sehingga kemampuan mengikat dalam penelitian ini adalah total populasi
oksigen menurun (DepKes, 2003). Penelitian pekerja yang bekerja di bagian produksi (total
yang dilakukan oleh Yulaekah (2007) population study).
menunjukkan bahwa paparan debu terhirup Kriteria Inklusi Sampel adalah :
mempunyai hubungan yang bermakna dengan 1. Pria usia 18-60 tahun.
terjadinya gangguan fungsi paru. 2. Pekerja yang bekerja di bagian produksi.
Pada pengamatan awal yang dilakukan di CV. 3. Bersedia menjadi responden dengan
Sinar Mandiri terdapat 30 orang pekerja di persetujuan tertulis.
bagian produksi. Pekerja tersebut bekerja 8 Definisi Operasional yaitu :
jam setiap hari selama 6 hari kerja. Pekerja 1. Kapasitas Paru adalah jumlah volume
industri mebel kayu mempunyai resiko yang maksimal udara yang dapat diekspirasi
besar untuk terpapar debu kayu melalui saluran individu pada detik pertama ekspirasi
pernapasan. Pada waktu bekerja pekerja ada dalam persen (forced expiratory volume in
yang tidak menggunakan pelindung diri one second, FEV1%). Kategori
khususnya pelindung pernafasan seperti Pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu, ada
masker untuk melindungi dari paparan debu. gangguan dan tidak ada gangguan
Keadaan lingkungan kerja yang diamati (normal). Skala pengukuran nominal.
menjadi kesimpulan bagi peneliti untuk 2. Lama paparan adalah waktu dimana
melakukan penelitian mengenai hubungan responden terpapar dengan debu kayu
antara lama paparan dengan kapasitas paru sewaktu bekerja, dihitung sejak diterima
pekerja di CV. Sinar Mandiri. menjadi pekerja industri mebel kayu
Apakah ada hubungan antara lama paparan (dalam tahun) yang diidentikkan dengan
dengan kapasitas paru tenaga kerja industri lama kerja. Kategori lama paparan dibagi
mebel di CV. Sinar Mandiri?. Untuk
6
3. menjadi 2 yaitu lama paparan < 5 tahun berjumlah 32 orang. 2 orang wanita di bagian
dan > 5 tahun. Skala pengukuran nominal. administrasi dan 30 orang di bagian produksi.
4. Kebiasaan Merokok adalah keadaan 1. Karakteristik Responden
dimana merokok merupakan suatu kelompok umur responden tertinggi terdapat
aktivitas yang rutin dilakukan oleh pada kelompok umur yaitu kelompok umur
responden. Kategori kebiasaan merokok 40 tahun dengan jumlah responden 23 orang
dibagi menjadi 2 yaitu morokok dan tidak atau 76,7 %, dan kelompok umur terendah
merokok. Skala pengukuran nominal. pada kelompok > 40 tahun berjumlah 7 orang
5. Penggunaan APD adalah masker yang atau 23,3 %. Kebiasaan merokok dari
digunakan sebagai penutup hidung dan responden menunjukkan bahwa jumlah
mulut untuk melindungi paparan debu responden yang merokok sebanyak 23 orang
kayu saat bekerja. Kategori penggunaan dengan persentase 76,7 % sedangkan yang
masker yaitu menggunakan APD dan tidak tidak perokok berjumlah 7 orang atau 23,3 %.
menggunakan APD. Skala pengukuran Sebagian besar responden tidak menggunakan
nominal. alat pelindung diri berjumlah 23 orang dengan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini persentase 76,7 % dan yang menggunakan alat
adalah : pelindung diri dengan persentase 23,3 %.
1. Kuesioner Lama paparan diidentikan dengan lama kerja,
2. Alat Spirometer yaitu Spiro Analizer 120 pekerja dengan lama kerja 5 tahun
Merk Sibelmed menempati julmlah terbanyak yaitu 24 orang
3. Mouth piece dengan persentase 80 % dan pekerja yang
4. Nose clip sudah > 5 tahun berjumlah 6 orang dengan
5. Timbangan berat badan merek SECA persentase 20 %. Berdasarkan hasil spirometer
6. Microtoise merek SECA. diketahui sebanyak 9 responden (30%) yang
Data primer berupa identitas responden, mengalami gangguan dan 21 responden (70%)
karakteriktik responden, kondisi lingkungan tidak mengalami gangguan atau normal.
kerja, perilaku pekerja (pemakaian APD dan Distribusi karakteritik responden dapat dilihat
kebiasaan merokok) diperoleh melalui pada tabel 1.
wawancara dan observasi langsung di tempat
kerja serta dilakukan pengukuran kapasitas Tabel 1. Karakteristik Responden
paru menggunakan alat ukur spirometer, tinggi Karakteristik Responden n %
badan dan berat badan. Data sekunder berupa
Umur
gambaran umum perusahaan, jumlah pekerja,
jenis pekerjaan, dan proses produksi dari 40 tahun 23 76,7
perusahaan tersebut. > 40 tahun 7 23,3
Analisis data : Kebiasaan Merokok
1. Analisa Univariat
Merokok 23 76,7
Hasil penelitian dilakukan secara deskriptif
seperti tabel distribusi frekuensi. Tidak Merokok 7 23,3
2. Analisa Bivariat Penggunaan APD
Analisis tersebut untuk mengetahui Menggunakan APD 7 23.3
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Keseluruhan analisis data Tidak Menggunakan APD 23 76.7
menggunakan bantuan komputer dengan Lama paparan
program SPSS versi 17,0 dan uji statistik 5 tahun 24 80,0
yang digunakan yaitu Fishers Exact Test > 5 tahun 6 20,0
dengan tingkat kemaknaan < 0,05.
Kapasitas Paru
HASIL Ada Gangguan 9 30,0
Industri mebel CV. Sinar Mandiri merupakan Normal (Tidak Ada
salah satu industri yang bergerak di bidang 21 70,0
Gangguan)
furnitur dari kayu dan pembuatan mebel.
Jumlah pekerja di CV. Sinar Mandiri

7
2. Hubungan antara Lama Paparan sebanyak 2 orang (33,3%) yang mengalami
Kebiasaan Merokok dan Penggunaan APD gangguan. Responden dengan kebiasaan
dengan Kapasitas Paru dengan Kapasitas merokok diketahui mengalami gangguan
Paru Tenaga Kerja di CV. Sinar Mandiri. sebanyak 9 orang (30%) sedangkan responden
Hasil tabulasi silang bahwa persentase antara yang tidak merokok tidak terdapat adanya
lama paparan, kebiasaan merokok, dan gangguan. Responden yang tidak
penggunaan APD dengan kapasitas paru, menggunakan APD diketahui mengalami
diperoleh bahwa ada sebanyak 7 orang gangguan sebanyak 8 orang (34,8%) dan
(29,2%) responden yang lama paparan 5 responden yang memakai APD terdapat 1
tahun mengalami gangguan, sedangkan orang (14,3 %) yang mengalami gangguan.
responden yang lama paparan > 5 tahun Hasil tabulasi silang dapat dilihat Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan antara Lama paparan, Kebiasaan Merokok, dan Penggunaan


APD dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja di CV. Sinar Mandiri
Kapasitas Paru (FEV1)
Ada Tidak Ada Jumlah p value
Gangguan Gangguan
Lama paparan n % n % n %
> 5 tahun 2 33,3 4 66,7 6 100 1,000
5 tahun 7 29,2 17 70,8 24 100
Kebiasaan Merokok
Merokok 9 39,1 14 60,9 23 100
0,071
Tidak Merokok 0 0 7 100 7 100
Penggunaan APD
Tidak Menggunakan 8 34,8 15 65,2 23 100
0,393
Menggunakan 1 14,3 6 85,7 7 100
Berdasarkan hasil uji statistik Fishers Exact wawancara, menunjukkan bahwa kelompok
dengan p value = < 0,05, maka dapat umur 40 tahun yang merupakan kelompok
disimpulkan tidak terdapat hubungan yang usia pekerja terbanyak dan tergolong usia
bermakna antara variabel bebas maupun produktif.
variabel penggangu dengan variabel terikat. Pengaruh positif lama paparan pada pekerja,
Hasil uji statistik antara variabel bebas dengan bila semakin lama seresponden bekerja maka
variabel terikat yaitu lama paparan dengan semakin berpengalaman dalam melakukan
kapasitas paru diperoleh p value = 1,000 > setiap pekerjaannya. Sebaliknya dampak
0,05. Sedangkan variabel penggangu yaitu negatif yang ditimbulkan yaitu kebosanan
kebiasaan merokok diketahui p value = 0,071 dalam pekerjaan apabila terlalu lama masa
dan p value penggunaan APD sebesar 0,393. kerjanya (Tulus, 1992).
Hasil penelitian yang telah dilakukan
PEMBAHASAN menunjukkan bahwa persentase pekerja
Pekerja merupakan penggerak dalam suatu dengan kapasitas paru yang normal lebih
hubungan kerja. Pekerja mebel di CV. Sinar banyak terdapat pada lama paparan 5 tahun
Mandiri dijadikan responden dalam penelitian sebanyak 17 responden (70,8 %) dibanding
ini karena dalam pekerjaannya selalu dapat dengan lama paparan > 5 tahun sebanyak 4
menerima pengaruh dari lingkungan kerjanya. responden (66,7 %). Persentase tersebut
Faktor yang berpengaruh terhadap pekerja menggambarkan bahwa timbulnya gangguan
dalam bekerja bermacam-macam, baik dari akibat paparan lebih signifikan pada lama
luar maupun di dalam diri sendiri pekerja. paparan > 5 tahun, karena berdasarkan tinjauan
Responden dalam penelitian ini yaitu total pustaka yang ada menyatakan lama paparan >
keseluruhan pekerja yang bekerja di bagian 5 tahun termasuk dalam kategori masa kerja
produksi berjumlah 30 responden. Berdasarkan lama. Namun, persentase pekerja dengan
hasil penelitian mengenai karakteristik kapasitas paru yang tidak normal atau
responden yang diperoleh melalui hasil mengalami gangguan lebih banyak terdapat

8
pada lama kerja < 5 tahun dengan jumlah 7 non-pekerjaan yang dapat menjadi faktor yang
responden (29,2 %) dibanding dengan lama mempengaruhi maupun menjadi variabel
kerja > 5 tahun hanya terdapat 2 responden penggangu. Angka-angka tersebut dapat
(33,3 %). Hal ini merupakan suatu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelompok
kesenjangan, namun hasil ini dapat etnik, tinggi badan, kebiasaan merokok, suhu
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti lingkungan, penggunaan alat pelindung,
faktor pekerjaan maupun faktor non-pekerjaan, metode pengolahan serta jumlah jam kerja/jam
sehingga responden yang mengalami gangguan giliran kerja (Harrington and Gill, 2003).
sedikit jumlahnya walaupun lama paparan Adapun faktor pengganggu dalam penelitian
selama bekerja < 5 tahun. ini yaitu kebiasaan merokok dan penggunaan
Berdasarkan hasil uji statistik didapat tidak ada APD. Hasil tabulasi silang antara kebiasaan
hubungan antara kapasitas paru pekerja dengan merokok dengan kapasitas paru diketahui
lama paparan. Lama paparan yang bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
menggambarkan lama paparan debu dari merokok serta mengalami gangguan terdapat 9
pekerja tidak menunjukkan signifikan responden (39,1 %), responden yang tidak
pengaruhnya terhadap nilai kapasitas vital paru mengalami gangguan namun berkebiasaan
pekerja. Hasil analisis variabel menunjukkan merokok terdapat 14 responden (60,9 %).
nilai p value = 1,000. Hal ini sejalan dengan Berdasarkan hasil uji statistik menyatakan
penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
(2007) menunjukkan bahwa tidak ada antara kebiasaan merokok dengan kapasitas
hubungan antara masa kerja dengan kapasitas paru pada pekerja CV. Sinar Mandiri.
vital paru tukang ojek di Alun-alun Ungaran Persentase pekerja mebel di CV. Sinar Mandiri
Kabupaten Semarang bulan Maret tahun 2007. berdasarkan penggunaan APD, diketahui lebih
Namun, terdapat perbedaan dengan hasil besar responden yang tidak menggunakan alat
penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dkk pelindung diri. Proporsi kapasitas paru yang
(2007) di pabrik semen PT. X menyatakan mengalami gangguan terdapat 8 responden
bahwa terdapat hubungan yang signifikan (34,8 %) yang tidak menggunakan APD, dan
antara lama kerja dengan penurunan faal paru. yang memakai APD terdapat 1 responden yang
Subjek penelitian ini rata-rata telah bekerja mengalami gangguan. Proporsi terbesar
selama 15,1 tahun dengan lama kerja minimal terdapat pada kelompok yang tidak memakai
10 tahun dan maksimal 32 tahun. Subjek APD namun tidak mengalami gangguan
penelitian paling banyak telah bekerja selama sebesar 65,2 % atau sebanyak 15 responden.
1014 tahun sebanyak 61 responden (33,5%) Hasil uji statistik antara kapasitas paru pekerja
serta paling sedikit telah bekerja selama 2024 dengan penggunaan APD sebagai variabel
tahun dan 3034 tahun masing-masing pengganggu tidak menunjukkan hubungan
sebanyak 14 responden (7,7%). yang signifikan, namun hal ini perlu
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti mendapatkan perhatian khusus dari pihak
signifikan antara masa kerja dengan kapasitas perusahaan untuk dapat melakukan perlindungi
vital paru. Jumlah total suatu zat yang terhadap pekerja dari paparan debu hasil
diabsorbsi paru-paru bukan hanya tergantung kegiatan produksi di industri mebel tersebut.
pada lamanya paparan debu kayu saja, namun Hal ini menujukkan bahwa semakin lama kerja
perlu di perhitungkan kadar debu dalam responden akan semakin lama pula waktu
ruangan kerja, serta sifat-sifat kimia dan fisik terjadi paparan terhadap debu kayu tersebut.
debu kayu. Hal ini juga sesuai dengan hasil Hasil observasi menunjukkan pekerja yang
penelitian yang dilakukan oleh Solech (2001), terpapar dengan debu kayu bekerja dalam
yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan ruang kerja yang terbuka serta sifat-sifat kimia
antara lama pemaparan debu kapur tulis dan fisik dari debu perlu untuk diperhitungkan
dengan kapasitas vital fungsi paru. Beberapa karena kemungkinan faktor-faktor ini yang
penelitian tersebut mendukung temuan menyebabkan tidak ditemukan hubungan yang
penelitian ini, meskipun lama waktu paparan signifikan antara lama paparan dengan
yang dihasilkan dari tiap penelitian tersebut kapasitas paru.
berbeda. Penurunan kapasitas paru tidak hanya
disebabkan oleh faktor pekerjaan maupun
lingkungan kerja, namun ada sejumlah faktor
9
SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Gambaran kapasitas paru pekerja Budiono, I. 2007. Faktor Risiko Gangguan
berdasarkan nilai FEV1 menunjukkan: Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan
a. 30 % pekerja dengan FEV1 tidak Mobil (Studi pada Bengkel Pengecatan
normal, yang berarti terdapat Mobil di Kota Semarang). Tesis. UNDIP.
gangguan obstruksi paru. Semarang.
b. 70 % pekerja dengan FEV1 normal, Departemen Kesehatan RI. 2003. Modul
yang berarti tidak terdapat gangguan Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan
obstruksi paru. Kerja. Jakarta.
2. Tidak terdapat hubungan antara lama Harrington, J.M, and F.S. Gill. 2003. Buku
paparan dengan kapasitas paru pekerja. Saku Kesehatan Kerja. EGC. Jakarta.
Solech, 2001. Hubungan Lama Paparan Debu
SARAN Kapur Tulis dengan Kapasitas Vital Paru
1. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan Guru SLTP Negeri 1 Grobongan. Skripsi.
awal bagi pekerja yang baru masuk dan UNDIP. Semarang.
berkala bagi seluruh pekerja untuk Sumamur, PK. 2009. Higiene Perusahaan
memantau kondisi fisik pekerja oleh pihak dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). CV.
perusahaan. Sagung Seto. Jakarta.
2. Perlu dilaksanakan upaya pencegahan Tulus, M.A. 1992. Manajemen Sumber Daya
dengan penyuluhan tentang pentingnya Manusia. Gramedia Pustaka Utama.
penggunaan APD serta penyediaan Jakarta.
fasilitas APD khususnya masker oleh dinas
terkait dan perusahaan.
3. Perlu dilakukan pengawasan lingkungan
kerja dengan melakukan kunjungan rutin
terhadap perusahaan serta melakukan
pembinaan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja oleh dinas terkait.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
sampel yang lebih besar dan
memperhatikan faktor resiko yang
berhubungan dengan kapasitas paru untuk
menjadi bahan pembanding dan referensi
penelitian selanjutnya.

10

You might also like