You are on page 1of 3

DIABETES MELLITUS Disahkan oleh

No. Kode : Direktur Klinik


Terbitan :

No. Revisi :

SOP Tgl. Mulai :


Berlaku
dr. Santoso Gunawan
Halaman :
KLINIK GRAHA
PUGER SEHAT

Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, saraf, ginjal dan pembuluh darah.
Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis DM dan melakukan pengobatan DM.
Kebijakan SK Direktur No : / / /2016 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Klinik Graha Puger
Sehat
Referensi Permenkes no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Hal 426

Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang, apakah


pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar), serta enurunan
berat badan yang tidak jelas penyebabnya, atau juga bisa disertai keluhan
tidak khas meliputi lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, luka yang sulit
sembuh, pruritus vulva pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat badan,
atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila pasien
berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus bila:
4.1.1 Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + Glukosa darah
sewatu 200 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.2 Gejala klasik DM + Glukosa darah puasa 126 mg/dl (darah
kapiler). ATAU
4.1.3 Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa terganggu
(TTGO) > 200 mg/Dl. ATAU
4.1.4 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS 200 mg/dl atau GDP ulang
126 mg/dl (darah kapiler). ATAU
4.1.5 HbA1C 6.5 %, pemeriksaan HbA1C dilakukan hanya apabila
pasien menyetujui.
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:

6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis maksimal


2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg dosis
maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi dan efek
samping obat

Diagram
Alir Tidak
Gejal
Anamnes GDA 200 mg/dL
a
a GDP 126 mg/dL
klasik
DM

Ya

GDA 200 mg/dL DIABETES


GDP 126 mg/dL MELLITUS

Evaluasi status gizi


Evaluasi penyulit DM
Evaluasi perencanaan makan
sesuai kebutuhan

Edukasi terapi non


farmakologis, dan efek
samping obat
Unit terkait 1. Poli umum
2. Laboratorium
Dokumen 1. Prosedur pelayanan Klinik Graha Puger Sehat
Terkait
2. Rekam medis
3. Register harian

You might also like