You are on page 1of 10

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT DEPRESI LANJUT USIA

Lilik Marifatul A.*, Mariyani

ABSTRACT

The aging process is degenerative that will result in physical changes, cognitive, spiritual
and psycho-social.The Changes that emerges is a psychological stressor in the elderly that will
result in psychological problems such as depression.The purpose of this study was to determine
the effect of laughter therapy on the level of depression in the elderly in nursing homes
MojopahitMojokerto.The study design that used here is the pre-experiment with design One-
Group Pre-Post Test Design.Overall elderly population who live in the orphanage until 44
become the samples of 24 elderly taken by purposive sampling.The independent variable of
laughter therapy and dependent one levels on depression in the elderly.The data were taken using
questionnaire that is used before and after laugh therapy.After all the data was collected and
statistical test was processed followed by a Wilcoxon sign test SPSS17, the results showed
Asymp.Sig value (2-tailed) of 0.014 and of 0.05.Because Asymp.Sig value (2-tailed) < 0.05
then H0 is rejected and H1 is accepted, which means there is the effect of laughter therapy on the
level of depression in the elderly.In some old depression is a psychological problem that will
affect quality of life. Senior citizens are often need to be handling intervention psychological
depression. Laughter therapy is an effective therapy because with given therapy laugh citizens
can develop ability to communicate and intimacy in relationships with each other to citizens.

Keywords: Depression, Elderly, Laughter Therapy, Nursing Home

A. PENDAHULUAN baik secara fisik, biologis, mental maupun


B. Proses penuaan merupakan
sosial ekonomi (Nugroho, 2000). Walaupun
suatu proses yang terus menerus secara
demikian, lansia diharapkan tetap dapat
alamiah yang tidak dapat dicegah dan
terus produktif dan mandiri dalam mengisi
merupakan hal yang wajar dialami oleh
sisa-sisa hidupnya.Untuk mewujudkan
orang yang dikaruniai umur panjang. Walau
harapan tersebut, maka sangatlah penting
merupakan suatu hal yang alami, proses
diperhatikan faktor kesehatan pada lansia
menua tetap menimbulkan permasalahan
baik fisik maupun psikologis. Menurut
Stanley (2006), masalah mental yang serius masa pensiun yang terpaksa, kematian
di alami lansia saat ini adalah depresi. pasangan, kemunduran kemampuan atau
C. Di Indonesia jumlah
kekuatan fisik dan kemunduran kesehatan
penduduk lanjut usia meningkat setiap
serta penyakit fisik, kedudukan sosial,
tahunnya, hal ini sesuai dengan UN, World
keuangan, penghasilan dan rumah tinggal
Population Prospects; 2010, populasi lanjut
(Friedman,1998; Azizah, 2011). Depresi
usia di Indonesia diproyeksikan pada tahun
yang terjadi ini juga merupakan dampak
1950-2050 sebesar 28,68%. Peningkatan
negatif yang terjadi karena menurunnya
penduduk lanjut usia mengalami
fungsi-fungsi pada lansia (Weyerer, 1992;
peningkatan yang signifikan pada tahun
Riyanti, 2005). Bila hal ini tidak disikapi
2007 yaitu sebesar 18,96 juta jiwa dan
dengan benar makalansia yang mengalami
meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun
depresi tentu akan mengurangi produktifitas
2009 (U.S Census Bureu, international data
dan peran serta dalam pembangunan bangsa,
Base, 2009). Di Jawa Timur jumlah
selain itu depresi pada lansia juga
penduduk lansia sebesar 10,40 % (Badan
mengakibatkan menurunnya harapan dan
Pusat Statistik RI, Susenas ; 2012). Jumlah
kualitas hidup pada lansia itu sendiri, serta
ini termasuk terbesar keempat setelah Cina,
meningkatkan ratio ketergantungan usia
India dan Jepang. Menurut (Stanley &
lanjut (old age ratiodependency). Sehingga
Beare,2007 ; Azizah 2011)bahwa depresi
diperlukan penanganan serius terhadap
menyerang 10-15% lanjut usia 65 tahun
masalah psikologis yang dialami lansia
keatas yang tinggal di keluarga dan angka
khususnya depresi (Mensos, 2012 ; Khana,
depresi meningkat secara drastis pada lanjut
2012).
usia yang tinggal di institusi, dengan sekitar E. Penanganan terhadap depresi
50-75%penghuni perawatan jangka panjang pada lansia bisa dilakukan dengan berbagai
memiliki gejala depresi ringan sampai cara, baik secara farmakologik atau non-
sedang. farmakologik. Dalam dunia kesehatan
D. Lansia merupakan kelompok
banyak metode terapi non-farmakologik
masyarakat yang mudah terserang
yang kini dikembangkan dalam mengatasi
kemunduran fisik dan mental termasuk
depresi pada lansia seperti terapi herbal,
depresi (Khana, 2012). Depresi pada lansia
terapi nutrisi, relaksasi progresif, akupuntur,
disebabkan oleh stress dalam menghadapi
akupresur, aromaterapi, terapi bach flower
perubahan-perubahan kehidupan seperti
remeny, dan refleksologi termasuk terapi I.Penelitian ini bertujuan mengetahui
tertawa yang akhir-akhir ini telah dilakukan efektifitas Terapi Tertawa terhadap
penelitian mendalam di seluruh dunia yang Penurunan Tingkat Depresi pada Lansia
membuktikan bahwa tertawa berdampak dengan desain penelitian Pra Eksperimental
positif bagi berbagai system di tubuh kita, pada satu kelompok dengan melakukan satu
karena dengan tertawa 1 menit sebanding kali pengukuran di depan (pre test) sebelum
dengan bersepeda selama 15 menit (Ayu, adanya perlakuan (experimental treatment)
2011; Khana, 2012). Hal ini membuat dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi
tekanan darah menurun, terjadi peningkatan (post test). Populasinya adalah semua lanjut
oksigen pada darah yang akan mempercepat usia yang tinggal di Panti Wredha Mojopahit
penyembuhan. Tertawa juga akan menolong Mojokerto dengan jumlah 47 orang yang
kontraksi otot-otot pada abdomen (bagian diambil dengan purposive sampling dengan
bawah perut), bahu maupun dada yang mengekslusikan lansia yang tuna wicara dan
semuanya dapat meningkatkan daya kerja tuna rungu, bed rest total dan sedang sakit
jantung. Oksigen yang dihiruppun akan parah, sehingga didapatkan 24 responden.
bertambah banyak sehingga kebutuhan gas J. Variabel dalam penelitian ini
pada seluruh jaringan tubuh dapat terpenuhi adalah tingkat depresi pada lansia sebagai
dengan lebih dari cukup (Harefa, 2010). variable dependent yang diukur dengan
F. Penelitian yang dilakukan
kuesioner GDS (Geriatric Depression
Dr. Lee Berk, seorang imunolog dari
Scala) 30 menurut Yessavage dkk, 1983
Loma Linda University di California USA,
dengan kategori penilaian 0-10 adalah
tertawa bisa mengurangi peredaran dua
Tidak depresi, 11-20 adalah Depresi ringan,
hormon dalam tubuh, yaitu efinefrin dan
dan 21-30 adalah Depresi sedang/ berat.
kortisol, yang bisa mengalangi proses
Dan terapi tertawa sebagai variable
penyembuhan penyakit baik fisik maupun
depedent.
mental.Menurut penelitian Kataria, 2004
K. Prosedur penelitian dimulai
dalam Khana, 2012, menemukan terapi
dengan Pra test dengan langkah awal
tertawa bisa mengatasi depresi pada
memberikan lembar kuesioner pada semua
individu.
lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
G.
H. METODE PENELITIAN yang memenuhi kriteria inklusi, yang
sebelumnya lansia sudah menyetujui sebagai
responden, setelah itu dilakukan intervensi Y. Z. AA. AB.
terapi tertawa sesuai 17 tahapan terapi tawa 2. Ringan 9 37,5%
AC. AD. AE. AF.
durasi 15-20 menit, 2 kali dalam 3 minggu, 3. Tidak Depresi 15 62,5%
setelah itu baru dilakukan post test. AG. AH. AI.
Total 24 100%
Pelaksanaan penelitian mulai bulan April -
AJ. Berdasarkan tabel di
Juni 2014.
atas didapatkan bahwa
L. Setelah semua data di analisis
respondenyang mengalami depresi
variabelnya maka untuk mencari adanya
ringan sebanyak 9 responden
pengaruh antara variabel independen dengan
(37,5%) sedangkan yang tidak
variabel dependen, dimana variabel
mengalami depresi sebanyak 15
dependen berskala ordinal. Maka teknis
responden (62,5%).
analisa data yang digunakan adalah uji dari
AK. Penelitian ini juga
Wilcoxon dengan menggunakan aplikasi
menunjukkan bahwa semua lansia yang
software program SPSS versi 17.0 dengan
mengalami depresi mayoritas berada di
derajat kemaknaan < 0,05. Jika P < 0,05
panti selama 1-4 tahun yaitu sebanyak 19
maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh
responden (79,2%). Menurut Wahit (2006),
setelah diberikan terapi tertawa pada
individu yang belum lama tinggal di
kelompok perlakuan yang tinggal di Unit
panti belum menyatu dengan kegiatan-
Pelayanan Teknis Panti Werdha Mojopahit
kegiatan di panti, mereka belum dapat
Mojokerto.
menikmati kegiatan tersebut dan masih
M.
perlu beradaptasi dengan lingkungan
N. HASIL DAN PEMBAHASAN
baru. Lanjut usia yang belum terlibat
1. Tingkat Depresi Lansia Sebelum
dalam kegiatan-kegiatan di panti akan
Terapi Tertawa
merasakan dirinya tidak berarti dan tidak
O. Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Tingkat Depresi Responden memiliki peran sehingga kemungkinan
Sebelum Diberikan Terapi
depresi akan lebih tinggi. Dan dalam hal ini
Tertawa Di Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto Tahun sesuai dengan pendapat Hurlock (2004)
2014
kemampuan adaptasi dan lamanya tinggal
P.
Q. R. S. T. dipanti akan mempengaruhi terjadinya
NO Tingkat Depresi Frek Prosentase depresi. Apabila orang lanjut usia tidak
U. V. Sedang/Bera
W. X.
1. t - - segera mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dipanti, ketegangan NO Tingkat Depresi Frek Prosentase
AS. AT. AU.- AV.
jiwa atau stress akan muncul. Stress yang
1 Sedang/Berat -
berkepanjangan dapat memperbesar peluang AW. AX. AY. AZ.
penyakit fisik maupun mental dan tidak 2 Ringan 2 8,3%
BA. BB. BC. BD.
menutup kemungkinan mereka akan mudah
3 Tidak 22 91,7%
mengalami depresi. Depresi
AL. Berdasarkan tabel 1 bahwa BE. BF. BG.
yang mengalami depresi ringan yaitu Total 24 100%
BH.
sebanyak 15 responden (62,5%) yang BI. Berdasarkan tabel di
sebagian besa rmerupakan lansia yang tidak atas didapatkan bahwa sebagian
sekolah. Hal ini terkait dengan intelegensi besar responden yang mengalami
yaitu kemampuan individu dalam depresi ringan sebanyak 2 responden
menyelesaikan konflik dan penyesuaian diri (8,3%) dan yang mengalami tidak
dengan lingkungan dipengaruhi oleh daya depresi sebanyak 22 responden
fikir, daya tangkap, kemampuan berbahasa , (91,7%).
kemampuan analisis masalah dan BJ. Salah satu upaya untuk
pengetahuan umum hal-hal tersebut banyak menurunkan tingkat depresi adalah melalui
didapatkan dibangku sekolah atau instansi terapi tertawa.tujuan dari terapi tertawa
pendidikan (Suliswati, 2005; Azizah 2011 ). adalah membantu lansia untuk mengurangi
Seseorang yang pernah mengenyam bangku masalah yang dihadapi baik fisik maupun
sekolah akan memiliki pengetahuan yang mental karena dengan tertawa akan
lebih luas sehingga kemampuan mereka berdampak positif bagi berbagai system
dalam menghadapi stress juga lebih baik ditubuh kita. Terapi tertawa ini terdiri dari
dari pada seseorang yang belum pernah 17 tahapan yang harus dilakukan oleh lansia.
sama sekali mengenyam pendidikan. Terjadinya penurunan depresi disebabkan
2. Tingkat Depresi Lansia Sesudah
karena tertawa bisa mengurangi peredaran
Terapi Tertawa.
AM. Tabel 2 Distribusi Frekuensi dua hormon dalam tubuh, yaitu efinefrin
Tingkat Depresi Responden Sesudah dan kortisol (hormone yang dikeluarkan
Diberikan Terapi Tertawa Di Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto Tahun ketika stress) yang dikeluarkan oleh
2014 hipotalamus. Jadi dalam keadaan bahagia
AN.
AO.AP. AQ. AR. ataupun tertawa, maka hipotalamus akan
mengeluarkan hormone endorphin yang Diberikan Terapi Tertawa Di Panti Werdha
Mojopahit Bulan Mei Tahun 2014.
berfungsi merangsang ke bahagiaan.Hal ini
BN.
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dr.
Lee berk (Fisiologi Tertawa, 2014), seorang
imunolog dari Lomba Linda University di
California USA, tertawa bisa mengurangi
peredaran dua hormone dalam tubuh, yaitu
efinefrin dan kortisol (hormone yang
dikeluarkan ketika stress) yang dikeluarkan
oleh hipotalamus. Jika kedua hormon
tersebut dikeluarkan maka bisa menghalangi
proses penyembuhan penyakit. Jadi dalam
Tingkat Depresi
keadaan bahagia ataupun tertawa, maka
25
hipotalamus akan mengeluarkan hormone 22
20
endorpine, yang berfungsi mengurangi rasa
15
sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh. 15
BK. Terapi tertawa ini merupakan 9
10
suatu kegiatan yang baru oleh karena itu
5
para lansia merasa senang dan bisa 2
0
berkumpul dengan teman teman.Dengan Pre Test Post Test
adanya kegiatan seperti terapi tertawa dan
berkumpul seperti itu mereka senang karena
diajarkan untuk dapat mengembangkan
kemampuan berkomunikasidan social
support di mana hal tersebut menambah
keakraban dalam hubungan sesama lansia.
BL.
3. Perbedaan Tingkat Depresi Sebelum
Dan Sesudah Diberikan Terapi
Tertawa
BM. Gambar 3 Perbandingan Tingkat
Depresi Lansia Sebelum Dan Sesudah
BO. B. post_t berarti ada pengaruh pemberian
est - terapi tertawa terhadap tingkat
BP. pre_te
BQ. A. st depresi pada lansia di Panti Werdha
BR.
C. Z D. -
2,646( Mojopahit Mojokerto.
a)
BS.
E. Asymp. Sig. (2- BY. Berdasarkan hasil uji
F. ,008
BT. a tailed)
Based on negative ranks.
statistic terlihat jelas perbedaan tingkat
BU. b Wilcoxon Signed Ranks Test
BV.
depresi sebelum dan sesudah diberikan
BW. Berdasarkan gambar terapi tertawa yaitu responden yang
di atas sebelum diberikan terapi mengalami penurunan tingkat depresi yaitu
tertawa kelompok experiment 7 responden dan yang tidak mengalami
didapatkan 2 responden (8,3%)yang perubahan sebanyak 17 responden yaitu 15
tetap mengalami depresi ringan dan responden tidak depresi dan 2 responden
yang mengalami tidak depresi mengalami depresi ringan. Hal ini
sebanyak 22 responden (91,7%). Dan dikarenakan pada saat mengikuti kegiatan
berdasarkan uji statistic bahwa terapi tertawa klien berkonsentrasi dan
setelah diberikan terapi tertawa mengerti dengan alur dan tujuan dari terapi
terdapat perubahan tingkat depresi tertawa sehingga klien dapat mengerti
yaitu responden yang mengalami manfaat dari kegiatan terapi tertawa.
penurunan tingkat depresi sebanyak BZ. Salah satu upaya untuk

7 responden dan yang tidak menurunkan tingkat depresi pada lansia

mengalami perubahan sebanyak 17 adalah melalui terapi tertawa. Ini disebabkan

responden. tawa secara alami menghasilkan pereda


BX. Sesuai dengan uji stress dan rasa sakit (Terapi tawa,2010;
statistik yang telah ditetapkan pada Khana,2012). Hal ini didukung oleh
analisa data dengan menggunakan penelitian yang dilakukan Dr. Lee Berk,
teknik uji wilcoxon sign test seorang imunolog dari Loma Linda
diperoleh hasil output pemberian University di California USA pada tahun
terapi tertawa menghasilkan nilai 2008, tertawa bisa mengurangi peredaran
asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,008 dua hormon dalam tubuh, yaitu efinefrin
dan sebesar 0,05. Karena nilai dan kortisol (hormone yang dikeluarkan
asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka ketika stress) yang dikeluarkan oleh
H0 ditolak dan H1 diterima yang
hipotalamus. Jadi dalam keadaan bahagia yang berjenis kelamin wanita cenderung
ataupun tertawa, maka hipotalamus akan mudah mengalami depresi, selain itu
mengeluarkan hormone endorphin yang adanya factor pendidikan, semakin
berfungsi mengurangi rasa sakit dan rendah pendidikan semakin rendah juga
meningkatkan kekebalan tubuh. kemampuan lansia menyelesaikan
CA. Disamping itu, tetapi masih
masalah dan penyesuaian diri dengan
terdapat 2 responden yang mengalami
lingkungannya.
depresi ringan. Berdasarkan hasil evaluasi b. Setelah diberikan terapi tertawa
dari proses terapi tertawa hal ini disebabkan didapatkan sebagian besar responden
karena penilaian responden terhadap dirinya. mengalami tidak depresi yaitu sebanyak
Hal ini didukung dengan teori kognisi 22 responden (91,7%) dan hanya sedikit
depresi yang dikemukakan oleh Wilkinson yang mengalami depresi ringan yaitu
bahwa kognisi depresi merupakan sebanyak 2 responden (8,3%). Mengikuti
penyebab utama depresi, atau yang terapi tertawa menstimulus lansia untuk
memperburuk keadaan dan memelihara dapat mengembangkan kemampuan
kondisi tersebut. Menurut Moh Sholeh berkomunikasi dan social support dan
(2006) dalam Khana (2012), seorang yang menambah keakraban dalam hubungan
mempunyai pandangan negatif tentang sesame lansia.
c. Ada perbedaan tingkat depresi antara
dirinya, dunia, dan masa depan, tidak
sebelum di berikan terapi tertawa dan
akan mudah keluar dari situasi penuh
sesudah di berikan terapi tertawa pada
tekanan yang membuatnya depresi.
CB. lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit
CC. KESIMPULAN DAN SARAN
Mojokerto yaitu responden yang
1. Simpulan
a. Sebelum diberikan terapi tertawa mengalami penurunan tingkat depresi
didapatkan responden yang mengalami sebanyak 7 responden dan yang tidak
depresi ringan sebanyak 9 responden mengalami perubahan sebanyak 17
(37,5%). Hal ini dikarenakan tidak responden. Berdasarkan uji statistic yang
adanya tindakan atau stimulus yang telah ditetapkan pada analisa data dengan
dilakukan yang dapat mengubah prilaku menggunakan teknik uji wilcoxon sign
maladatif seperti gangguan tidur, hilang test diperoleh hasil output pengaruh
perasaan senang, semangat dan minat. pemberian terapi tertawa menghasilkan
Faktor lain seperti jenis kelamin, lansia nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,008
dan sebesar 0,05. Karena nilai langkah-langkah dalam terapi tawa
asymp.sig (2-tailed) < 0,05 maka sehingga semua subyek penelitian lebih
H0ditolak dan H1diterima maka ada mudah untuk tertawa dan rileks.
pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat CI. DAFTAR PUSTAKA
depresi pada lansia di UPT Panti Werdha CJ. Azizah, Lilik Marifatul. 2011.
Keperawatan Lanjut Usia.
Mojopahit Mojokerto. Yogyakarta: Graha Ilmu.
CD. CK. Darmojo, R. Boedhi dan H. Hadi
2. Saran Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri
a. Bagi Lanjut Usia (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
CE. Diharapkan lansia dapat Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
melaksanakan terapi tertawa, yang Universitas Indonesia
CL. Harefa, Adreas. 2010. Seni
mempunyai efek menguntungkan Memengaruhi Orang Dengan Tawa
terhadap penurunan depresi, karena tidak Huahahahahaha.Jakarta : Gramedia
CM. Kataria, Madan.Dr. 2004. Lough For
memerlukan biaya, mudah dilakukan dan No Reason (Terapi Tawa). Jakarta :
tidak menimbulkan resiko jika dilakukan. PT. Gramedia Utama.
b. Bagi Petugas Kesehatan CN. Kementrian Kesehatan RI. 2013.
CF. Diharapkan terapi tertawa Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. http://www.susenas.com.
dijadikan salah satu alternatif tindakan Diakses pada tanggal 3 februari 2014
keperawatan mandiri yang dapat CO. Khana dan Kasra.2012. Efektifitas
Terapi Tertawa terhadap Penurunan
digunakan oleh perawat untuk Gejala Depresi pada Lansia di Panti
menurunkan tingkat depresi pada lansia. Wredha Hisosu Binjai.
c. Bagi Panti Werdha (http://health.nytimes.com/he
CG. Diharapkan hasil penelitian ini alth/guides/disease/depression-
elderly/risk-factors.htm. Diakses pada
dapat dijadikan data dasar dan menambah tanggal 2 Januari 2014.
referensi bagi panti werdha tentang jenis
CP. Maryam, R. Siti, dkk. 2008.
terapi non farmakologis dalam MengenalUsia Lanjut dan
penanganandepresi, sehingga terapi Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medika
tertawa juga dapat diterapkan untuk
menurunkan tingkat depresi pada lansia. CQ. Muhammad, Asadi. 2011. Tertawalah
d. Bagi Peneliti Selanjutnya Biar Sehat. Jakarta : DIVA Press
CH. Diharapkan bagi peneliti CR. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
selanjutnya pelaksannaan terapi tertawa Jakarta : Rineka Cipta
sebaiknya membentuk kelompok yang CS. Nugroho, Wahjudi. 2000.
Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta
lebih kecil dan dapat mengembangkan : EGC
CT. Nursalam. 2013. Metodologi CW. Setyawan, Toni. 2012. Terapi Sehat
penelitian Ilmu Keperawatan dengan Tertawa.Platinumpublisheser.
Pendekatan Praktis. Ed. 3.Jakarta: CX. Stanley & Beare. 2006. Buku Ajar
Salemba Medika. Keperawatan GerontikEd.2. Jakarta :
CU. Pedak, Mustamir. 2009. Mukjizat EGC
Terapi Quran Untuk Hidup CY. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa.
Sukses.Jakarta : PT. Wahyu Media Bandung : PT. Refika Aditama
CV. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar CZ.
Fundamental Keperawatan: Konsep, DA.
Proses, dan Praktik Volume 1. Jakarta:
EGC.

You might also like