Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Sipil1 PDF
Jurnal Sipil1 PDF
Abstract : Cold Asphalt Emulsion Mixtures (CAEMs) is suitable asphalt mixture used for
roads routine maintenance. CAEMs requires evaporation of water to process aggregate
asphalt adhesion, so that compacting asphalt mixture can be delayed. CAEMs compaction
delay in line with the process of patching a pothole which is not located in the same location
and the location is in remote areas far from the Asphalt Mixing Plant. This study aims to
determine the Optimum Residual Asphalt Content (ORAC) in CAEMs within aggregate dense
graded type IV. Knowing characteristics on CAEMs with delay compaction and without delay
compaction (12, 24, 36, 48) hours with a mixture of conditioning period (0, 1, 3, 7) days and to
determine the influence of Marshall parameter changes on CAEMs by adding 1% of cement by
mass of total aggregates when compacted. CAEMs using the aggregate of the Krueng Aceh
river and Asphalt Emulsion type of CSS-1h. This study is used a method that refers to
Specification of Bina Marga 1991 and The Asphalt Institute 1989 (MS-14). ORAC value was
obtained from the bitumen content of 7% by weight of total mixture that gives the value of
Marshall parameters such as the Soaked stability 608 kg, dry stability 856 kg, the Percent loss
of stability 71% (Spec. 50%), porosity 11% (Spec. 5-10%), water absorption 3% (Spec.
4%), Asphalt Film Thickness 19 m and dry bulk density 2.152. CAEMs without and delay
compaction (12, 24, 36, 48) hours has adequated specifications with stability 300 kg, and
increased stability in line with conditions period (0, 1, 3, 7) days. CAEMs without and with
delay compaction during the 7-day conditions provide the highest stability, based on the
results, the addition 1% of cement by mass of total aggregates provides improved stability at
the early age and during the delay compaction mixture, Charateristics of CAEMs will be
affected by evaporation of water.
Keywords : CAEMs, Road Maintenance, Asphalt Emulsion, Delay Compaction
Abstrak : Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) merupakan campuran aspal yang cocok digunakan
untuk pemeliharaan rutin jalan. CAED memerlukan penguapan air untuk proses pelekatan aspal ke
agregat sehingga campuran aspal ini dapat ditunda pemadatannya. Penundaan pemadatan pada CAED
sejalan dengan proses penambalan lubang pada jalan yang lokasinya tidak sama dan lokasinya
dipelosok yang jauh dari Asphalt Mixing Plant (AMP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kadar Aspal Residu Optimum (KARO) pada CAED bergradasi rapat tipe IV, mengetahui parameter
Marshall pada CAED tanpa tundaan dan dengan tundaan pemadatan (12, 24, 36, 48) jam dan
penambahan semen 1% dengan masa pengkondisian campuran (0, 1, 3, 7) hari. CAED menggunakan
agregat dari Sungai Krueng Aceh dan Aspal Emulsi tipe CSS-1h. Penelitian ini menggunakan metode
yang mengacu pada Spesifikasi Khusus Bina Marga 1991 dan The Aspalt Institute,1989 (MS-14). Nilai
KARO didapat pada kadar aspal 7% terhadap berat total campuran yang memberikan nilai parameter
Marshall seperti stabilitas rendaman 608 kg, stabilitas kering 856 kg, stabilitas sisa 71% (Spek. 50%),
voume pori 11% (Spek. 5-10%), penyerapan air 3% (Spek. 4%), Tebal Film Aspal 19 m dan
kepadatan kering 2,152 gr/cm3. CAED tanpa dan dengan tundaan pemadatan (12, 24, 36, 48) jam telah
memenuhi spesifikasi dengan stabilitas 300 kg, dan mengalami peningkatan stabilitas seiring dengan
masa kondisi (0, 1, 3, 7) hari. CAED tanpa dan dengan tundaan pemadatan pada masa kondisi 7 hari
memberikan stabilitas kering tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini penambahan semen 1%
terhadap berat total agregat memberikan peningkatan stabilitas pada umur awal campuran dan selama
masa tundaan pemadatan, karakteristik CAED akan dipengaruhi oleh penguapan kadar air.
Kadar Aspal Emulsi Awal kepadatan kering benda uji tertinggi dari grafik
Kadar aspal emulsi awal merupakan hubungan antara kepadatan kering dan kadar air
kadar aspal awal untuk menentukan Kadar aspal pemadatan (Anonim 1989). Kepadatan kering
optimum yang ditentukan berdasarkan dan porositas dapat dihitung dengan persamaan
persamaan (Anonim 1992). berikut ini :
P= (0.05 + 0.1 + 0.5) 0.7 ............ (1) (100+)
= ............................ (3)
(100+ +)
Dimana:
= (100) ................... (4)
P = Kadar Residu Aspal (%);
A = Agregat kasar; = 1 [ ] 100 % .................... (5)
100
B = Agregat halus; = ............................ (6)
+ + +
C = Bahan Pengisi
Dimana :
Langkah berikutnya adalah menentukan Kadar
Dd = Kepadatan Kering (gr/cm3);
Aspal Emulsi (KAE) awal terhadap berat total
Dmb = Kepadatan Basah (gr/cm3);
campuran :
Pa = Kadar aspal (%);
KAE Awal = ( ) % ............................. (2)
W = Kadar air saat pengujian (%);
Dimana: SG mix= Berat Jenis Campuran.
P = Kadar residu aspal (%);
X = Kadar residu dari aspal emulsi (%); Enersi Pemadatan
CAED yang diproses dengan kadar air
Kadar Air Penyelimutan penyelimutan terbaik dan kadar air pemadatan
Proses pencampuran CAED yang baik optimum akan dipadatkan dengan variasi enersi
dipengaruhi oleh penyelimutan aspal ke seluruh pemadatan sehingga akan didapat kepadatan
permukaan agregat. Kelembaban agregat tertinggi yang memenuhi syarat rongga pada
dengan cara penambahan kadar air pada agregat CAED. Untuk mencapai porositas atau kadar
secara merata dapat membantu penyelimutan rongga pada CAED yang memenuhi
aspal emulsi ke permukaan agregat karena air persyaratan Bina Marga, diperlukan pemadatan
berperan sebagai viscosity reducing agent atau yang mencapai 2x enersi pemadatan berat. Hal
menurunkan kekentalan aspal emulsi (Thanaya ini antara lain tergantung dengan ukuran
2003). maksimum agregat, gradasi agregat, dan
kekentalan aspal emulsi (Thanaya 2003).
Kadar Air Pemadatan
Untuk Mendapatkan kepadatan yang Kadar Aspal Residu Optimum (KARO)
optimal, CAED yang telah dicampur pada kadar KARO ditentukan dengan kadar aspal
air penyelimutan terbaik akan dipadatkan pada yang mengoptimalkan stabilitas rendaman dan
kadar air pemadatan optimum Kadar air kepadatan bulk kering, dan untuk parameter
pemadatan optimum diperoleh dengan nilai lainnya seperti Stabilitas sisa, nilai pori,
penyerapan air dan tebal film aspal dievaluasi 1. Agregat yang terdiri dari agregat kasar,
berdasarkan spesifikasi yang ada. agregat halus dan Filler dari Sungai
Krueng Aceh, yang diolah dari Stone
CAED tanpa dan dengan tundaan
Crusher PT. RTMM, Sibreh, Kab. Aceh
pemadatan
Besar;
CAED yang diproses tanpa tundaan dan
2. Aspal Emulsi diperoleh dari PT. Berkah
dengan penundaan pemadatan sangat baik
Olah Bitumen yang didistribusikan oleh
untuk pemeliharaan rutin jalan seperti
CV. Jaya Tambang Mas di Palembang;
penambalan lubang terutama pada lokasi yang
3. Semen Portland digunakan sebagai bahan
jauh dan daerah yang diluar jangkauan AMP.
additive adalah Semen Andalas tipe II.
90
12,5 95 5 23,4 56,1
100
METODE PENELITIAN
No. 4 4,75 45 70 57,5 37,5 175,3 420,8
Lokasi Penelitian
No. 8 2,36 25 55 40 17,5 81,8 196,4
Lokasi penelitian dilakukan pada
No.5
0,3 15 20 17,5 27,5 128,6 308,6
Laboratorium Transportasi, Fakultas Teknik, 0
Bahan/ Material
Kadar residu aspal emulsi awal dari gradasi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini :
ideal adalah :
5. CAED didiamkan didalam cetakan selama Tabel. 2 Proporsi Campuran untuk KARO
24 jam, kemudian dikeluarkan untuk
Kadar Aspal Residu
dimasukan ke dalam oven dengan suhu Ukuran Prop.
Saringan
40oC selama 24 jam;
5.5% 6.0% 6.5% 7.0% 7.5%
6. Untuk Proses Dry Modified Marshall
No. mm (%) Gram
tinggi dan diameternya. 4 4.75 37.5 425.3 423.0 420.8 418.5 416.3
7. Pengujian Marshall untuk mendapatkan 8 2.36 17.5 198.5 197.4 196.4 195.3 194.3
sesuai dengan Persamaan 4; Jumlah 100.0 1200.0 1200.0 1200.0 1200.0 1200.0
8. Masa Kondisi Benda Uji dilakukan selama Hasil Kadar Air Penyelimutan
(0, 1, 3, 7) hari pada suhu ruang; Kadar air penyelimutan 4% terhadap
9. Dilakukan proses Dry Modified Marshall berat total agregat menberikan memberikan
Stability Test. Benda uji ditimbang dan campuran yang tidak terlalu encer dan juga
diukur tinggi kemudian dilakukan tidak kaku. Hasil pemeriksaan secara visual
pengujian Marshall untuk mendapatkan kadar air 4% memberikan penyelimutan aspal
bacaan stabiltas dan kelelehan (flow); keagregat lebih dari 75%.
10. Benda uji diambil 500gram untuk
Hasil Kadar Air Pemadatan
mendapatkan kadar air saat pengujian
CAED yang dipadatkan dengan kehilangan
sesuai dengan Persamaan 4;
berat 3% terhadap berat total campuran dengan
11. Perhitungan parameter Marshall seperti
kehilangan berat 36 gram memberikan kepadatan
volume pori, kepadatan kering dan
kering tertinggi. Hasil rata-rata hubungan kadar air
stabilitas kering.
pemadatan (KAP) dengan kepadatan kering dapat
dilihat pada Tabel 5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pemeriksaan Agregat Tabel 5. Hubungan KAP dan Kepadatan Kering,
Porositas
Hasil pemeriksaan agregat dapat dilihat Kadar Air Kepadatan
Porosita
Pemadatan Kering (Dd) Spek.
pada Tabel 3 berikut ini: No. (Hilang) rata-rata
s (VIM)
1. Kadar Residu 61.00 Min. 57 % dengan persentase peningkatan 33%, 55% dan
1 0 - - 646.81 687.75
2 1 - - 861.11 895.02
3 3 - - 1005.45 1065.12
4 7 - - 1317.89 1453.76
1,600
1,500
1,300
1,200
Stabilitas (Kg)
1,100
1,000
900
800
700
600
500
0 1 2 3 4 5 6 7 8
CAED dengan tundaan Pemadatan 12 Jam sedangkan CAED tundaan 12 jam dengan
CAED tundaan 12 jam memberikan penambahan semen 1% juga memberikan
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
persentase peningkatan 19%, 47% dan 75%, persentase peningkatan 15%, 36% dan 49%.
1500
1400
1300
1200
1100
1000
Stabilitas (Kg)
900
800
Tanpa Semen Semen 1%
700
600
500
400
300
0 1 2 3 4 5 6 7 8
CAED dengan tundaan Pemadatan 24 Jam CAED dengan tundaan 24 jam dengan
CAED tundaan 24 jam tanpa penambahan semen 1% juga memberikan
penambahan semen memberikan peningkatan peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
stabilitas dari masa kondisi 0 hari terhadap terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan
masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase persentase peningkatan 49%, 65% dan 78%.
peningkatan 45%, 56% dan 74%, sedangkan
No.
1500
1400
1300
1200
1100
1000
Stabilitas (Kg)
900
Tanpa Semen Semen 1%
800
700
600
500
400
300
0 1 2 3 4 5 6 7 8
CAED dengan tundaan Pemadatan 36 Jam dengan tundaan 36 jam dengan penambahan semen
CAED dengan tundaan 36 jam memberikan 1% terhadap berat total campuran juga memberikan
peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari peningkatan stabilitas dari masa kondisi 0 hari
terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase terhadap masa kondisi 1, 3, 7 hari dengan persentase
peningkatan 32%, 47% dan 55%, sedangkan CAED peningkatan 33%, 50% dan 57%.
1400
1300
1200
1100
1000
Stabilitas (Kg)
900
700
600
500
400
300
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1500
1400
1300
1200
1100
1000
Stabilitas (Kg)
900
800
600
500
400
300
0 1 2 3 4 5 6 7 8
sebagai berikut :
Sukirman. S. 2007. Beton Aspal Campuran
Panas. Penerbit Nova. Bandung
1. Peningkatan stabilitas CAED perlu dilihat
lagi pada masa kondisi selanjutnya sampai Jurnal
kadar air pada campuran menguap
Muliawan. IW. 2011, Analisis Karakteristik dan
seluruhnya.
Peningkatan Stabilitas Campuran
Aspal Emulsi Dingin (CAED),