1 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Pondok Meja KM.11 Jambi, 36116 Indonesia e-mail: rusmainingsihjambi@gmil.com 2 Tenaga Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Abstrak Tujuan penelitian adalah mengetahui kombinasi perlakuan lama fermentasi tempe dan konsentrasi penambahan carboxymethy cellulose (CMC) terhadap kualitas susu tempe. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, terdiri dari 2 faktor: Faktor 1 :. lama fermentasi pembuatan tempe, terdiri dari tiga level yaitu 36, 48 dan 60 jam. Faktor 2 : konsentrasi penambahan carboxymethyl cellulose (CMC) dengan konsentrasi: 0,25 % dan 0,5 %. Berdasarkan hasil penelitian perlakuan kombinasi lama fermentasi tempe dan konsentrasi penambahan carboximethyl cellulose (CMC) berpengaruh nyata terhadap TPT ( total padatan terlarut), pH dan organoleptik rasa, warna dan aroma susu tempe. Perlakuan terbaik adalah kombinasi lama fermentasi tempe 36 jam dan konsentrasi penambahan carboximethylcellulose (CMC) 0,25% yaitu kadar protein 1,34% ; total padatan terlarut 9, 67 (brix), pH 6,72 ; organoleptik rasa 4,50 (suka); warna 4,50 (suka) dan aroma 4,70 (suka). Kata kunci : susu tempe, lama fermentasi tempe, carboximethyl cellulose (CMC) Abstract The objective of the research is to study the combination of treatments on the time period of tempe fermentation and concentrate of carboxymethyl cellulose (CMC) as stabilizer compared to the quality of tempe milk. This study uses Randomized Block Design Faktorial, which consists of two factors. The first factor is tempe fermentation period which consists of three levels i.e. 36 hours, 48 hours, and 60 hours. The second factor is addition of carboximethyl cellulose (CMC) concentration which consists of two levels, i.e. 0,25% and 0,5 %. The research results reveal that the combination of treatments on the time period of tempe fermentation and addition of carboxymethyl cellulose (CMC) as stabilizer provide significant effect to pH, total soluble solids and organoleptic of taste, color and flavor of tempe milk. The best result characterized tempe milk by protein content 1,34% ; total soluble solids 9,67 (brix); pH 6,72; organoleptic of taste 4,50 (like), color 4,50 (like) and flavor 4,70 (like), produced by the 48 hour fermentation period and concentrate of carboxymethyl cellulose (CMC) of 0,25 % Carboxymethyl cellulose (CMC). Key words : tempe milk, time period of fermentation tempe, carboxymethyl cellulose (CMC).
PENDAHULUAN komponen-komponen gizi tinggi,
Tempe adalah makanan dari seperti protein dan vitamin B, kacang-kacangan yang dibuat dari bahkan tempe diketahui proses fermentasi kedelai mengandung senyawa antioksidan menggunakan kapang Rhizopus (ragi (Kasmidjo, 1996). tempe). Proses fermentasi Tempe memiliki daya meyebabkan kedelai terikat dan simpannya rendah dan mudah rusak. tertutup seluruhnya menjadi bentuk Tempe dapat disimpan segar pada yang kompak berwarna putih suhu ruang hanya bertahan dua hari (Buckle K.A., Edwards, Fleet and sedangkan penyimpanan suhu Wootton (1982) dan Anonim rendah bertahan satu minggu (2008)). Tempe merupakan makanan (Widowati, S.,Yuniar, M.E. tradisional Indonesia yang Christina dan R. Holinesti, 2004). dikonsumsi oleh semua lapisan Dalam upaya peningkatan masa masyarakat, dan mengandung simpan, nilai tambah, dan sifat organoleptik tempe perlu dilakukan kegiatan fermentasi, menyebabkan upaya diversifikasi pengolahan perubahan karakteristik tempe, salah satunya pembuatan keseluruhan bahan dari kedelai susu tempe. menjadi tempe. Nouts, M. J. R., dan Susu tempe merupakan J. L. Kiers. (2005) menyatakan produk hasil ekstraksi tempe dengan proses inkubasi tempe berlangsung air sehingga diperoleh larutan pada 24-36 jam suhu 300C atau 48- dengan komponen padatan terlarut. 72 jam suhu 250C. Pada proses Susu tempe adalah salah satu produk pembuatan susu tempe, perlu generasi kedua tempe selain tepung ditambahkan bahan penstabil untuk tempe, bubur bayi, susu tempe, menghasilkan susu tempe yang biskuit, es krim, burger, sosis dan berkualitas. Dalam bukunya produk lain yang tidak lagi Astawan (2009) menyatakan pada mempunyai bentuk khas tempe. Kini fungsi bahan penstabil adalah produk tempe telah berkembang mencegah pengendapan pada sampai tiga generasi. Tempe proses pembuatan susu kedelai. generasi kedua meliputi tepung Beberapa bahan penstabil dapat tempe, bubur bayi, susu tempe, digunakan pada susu dari kedelai, biskuit, es krim, burger, sosis dan diantaranya adalah bahan penstabil produk lain yang tidak lagi carboxymethyl cellulose (CMC). mempunyai bentuk khas tempe Oleh karena itu, pada pembuatan (Widowati, 2005). Menurut Susanto, susu tempe pada penelitian ini perlu T., S. Meita, dan W. Eni (1997) penambahan bahan penstabil prinsip pembuatan sari tempe adalah carboxymethyl cellulose (CMC), ekstraksi tempe dengan air melalui sehingga diharapkan dapat tahap pembuatan yaitu pemotongan menghasilkan susu tempe yang bentuk dadu, pengukusan 3 menit, berkualitas baik. Tujuan penelitian penambahan air mendidih, adalah mengetahui kombinasi penggilingan, penyaringan, perlakuan lama fermentasi tempe penambahan bahan tambahan dan konsentrasi penambahan pangan (gula, garam, perisa, carboxymethyl cellulose (CMC) penstabil) dan pemanasan pada suhu terhadap kualitas susu tempe. 900C. Susu tempe mempunyai kadar protein 2.5%. METODOLOGI Susu tempe yang dihasilkan Bahan dan Alat dipengaruhi oleh proses fermentasi Bahan penelitian pembuatan tempe. Menurut (Kasmidjo, 1996) susu tempe adalah kedelai, ragi selama periode tempe, bahan penstabil (CMC), gula, air Bahan lainnya adalah bahan carboxymethyl cellulose kimia untuk analisis bersifat pro (CMC)0,5% (A2B2) analisis. 5. Lama fermentasi 60 jam, Alat penelitian pada konsentrasi penambahan pembuatan susu tempe adalah carboxymethyl cellulose blender, pisau, filter dan kain saring, (CMC)0,25% (A3B1) botol yang sudah steril, dandang dan 6. Lama fermentasi 60 jam baskom, sendok, kompor, gelas konsentrasi penambahan ukur, timbangan. carboxymethyl cellulose (CMC) 0,5% (A3B2) Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Pelaksanaan Penelitian rancangan acak kelompok (RAK) Pembuatan Tempe faktorial dimana terdiri dari 2 faktor. Kedelai sebanyak 1 kg yang Faktor 1(A) : Lama fermentasi Suda tempe, terdiri dari tiga level yaitu h disortir kemudian dilakukan 36, 48 dan 60 jam. Faktor 2 (B): pengukusan pertama selama 30 konsentrasi penambahan menit 0 suhu 80-100 C. Tempe carboxymethyl cellulose (CMC) diangkat dan dikupas dengan mesin yaitu 0,25 % dan 0,5 %. Terdapat 6 penggiling untuk menghilangkan perlakuan kombinasi yang diulang kulit ari. Kedelai kupas direndam sebanyak tiga kali dengan tahap selama 12 jam, dicuci dan dikukus sebagai berikut: kembali pada suhu 80-1000C. Kedelai diangkat dan didinginkan 1. Lama fermentasi 36 jam, pada tampah. Dilakukan peragian konsentrasi Penambahan dengan perbandingan 1gram ragi: 1 carboxymethyl cellulose (CMC) kg kedelai. Tahap akhir kedelai 0,25% (A1B1) diratakan dan difermentasi Selama 2. Lama fermentasi 36 Jam 36 jam, 48 jam dan 60 jam. konsentrasi Penambahan carboxymethyl cellulose (CMC) Pembuatan susu tempe 0,5% (A1B2) Tempe Dengan Lama 3. Lama fermentasi 48 jam, fermentasi berbeda (36 jam, 48 jam konsentrasi Penambahan dan 60 jam) dipotong dadu seukuran carboxymethyl Cellulose 2 cm 2. Potongan tempe diblansir (CMC)0,25% (A2B1) pada suhu 80-100 C selama 10 4. Lama fermentasi 48 jam, menit. Tempe ditiriskan, dan konsentrasi Penambahan penggilingan dengan ditambahkan air. Larutan tempe saringan biasa dan kedua disaring disaring dengan dua kali dengan kain kasa bersih sehingga penyaringan pertama dengan diperoleh sari /susu tempe. Susu kombinasi perlakuan lama tempe ditambahkan bahan penstabil fermentasi tempe dan konsentrasi CMC (0,25 % dan 0,5 %) dan gula, penambahan carboxymethyl selanjutnya dipanaskan suhu 900C 5 cellulose (CMC) tidak berpengaruh menit. Susu tempe disaring kembali nyata terhadap kadar protein susu dan dimasukkan dalam botol steril, tempe. disimpan dalam lemari pendingin. Rata-rata Kadar Protein Pengamatan Kombinasi Lama Fermentasi Tempe dan Konsentrasi Untuk mengetahui Penambahan Carboxymethyl karakteristik kimia, fisika dan cellulose (CMC) organoleptik maka dilakukan analisa yaitu analisa kadar protein (AOAC, Kombinasi perlakuan lama 1990 ), pH (AOAC, 1990), total fermentasi tempe dan konsentrasi padatan terlarut (TPT) dan organoleptik hedonik (kesukaan) penambahan Carboxymethyl terhadap rasa, warna dan aroma cellulose (CMC) tidak berpengaruh (Rahayu, W 1991). nyata terhadap kadar protein susu Analisis data tempe. Pengukuran protein yang Data hasil pengamatan kadar menggunakan metode Kjeidhal protein, TPT dan pH dilakukan dinyatakan dengan mengukur kadar analisis ragam ANOVA, apabila dari N (%) dalam susu tempe. hasil analisis ragam memberikan Kandungan protein yang dinyatakan perpengaruh nyata pada perlakuan sebagai kadar total selam nitrogen maka dilanjutkan dengan Uji Beda tidak berubah selama fermentasi dan Nyata Terkecil (BNT), untuk penambahan carboxymethil mengetahui perbedaan antar cellulose (CMC). Menurut De Reu, perlakuan Organoleptik kesukaan J.C., Ten Wolde, R.M., De Groot, J., rasa, warna, dan aroma dilakukan Nouts, M. J. R., Rombouts, F. M. analisis ragam dengan metode And Gruppen, H. (1995) proses Friedman dan jika terdapat fermentasi tidak merubah total kadar Perbedaan antar perlakuan nitrogen pada tempe. dilanjutkan dengan Uji lanjut Total Padatan Terlarut (TPT) Friedman termodifikasi untuk Berdasarkan analisa TPT tehadap mengetahui perlakuan mana yang susu tempe nyata akibat kombinasi berbeda. rata rata total perlakuan lama HASIL DAN PEMBAHASAN terlarutnya berkis fermentasi tempe Kadar Protein 7.67 brix carboxymethil 10.33 Berdasarkan analisa kadar cellulosa (CMC) potein tehadap susu tempe diperoleh Dan berdasarkan konsentrasi ragam rata- rata kadar protein berkisar penambahan terhadap terlarut susu antara 1,03 % sampai 1,50 %. tempe Analisa ragam menunjukkan Rata-rata Total Padatan Terlarut Susu Tempe Kombinasi Lama Fermentasi Tempe dan Konsentrasi Penambahan Carboxymethyl cellulose (CMC)
Perlakuan Lama Fermentasai Tempe Rata-Rata TPT
(jam) dan Konsentrasi CMC (%) (Brix) Notasi 36 jam, 0,25% 7,667 a 36 jam, 0,5% 8,667 d 48 jam, 0,25% 9,667 e 48 jam, 0,5% 8,000 b 60 jam, 0,25% 10,333 f 60 jam, 0,5% 8,333 c BNT 5% 0,313136 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada BNT 5% Semakin lama fermentasi mempunyai komponen tempe maka akan semakin tinggi berat. molekul tinggi larut padatan terlarut pada susu tempe. dibebaskan oleh degradasi enzim. Selama fermentasi tempe Perubahan juga terjadi atas kadar berlangsung, Rhizopus spp protein terlarut dan terjadi menghasilkan berbagai enzim yang peningkatan kadar asam amino menghidrolisis komponen kimia bebas dalam bahan kompleks kedelai menghasilkan pH komponen-komponen sederhana. Berdasarkan analisa pH tehadap memiliki nilai cerna amat tinggi. susu tempe diperoleh rata- rata pH Menurut De Reu, J.C., et. al. (1995) berkisar antara 6,540 sampai 6,767. serta penelitian Nouts, M. J. R., dan Berdasarkan analisa ragam J. L. Kiers. (2005) bahwa selama menunjukkan adanya pengaruh periode fermentasi tempe, Rhizopus sangat nyata pada perlakuan menghasilkan enzim karbohidrase, kombinasi lama fermentasi tempe lipase, protease, phytase yang dan konsentrasi penambahan menghidrolisis komponen kimia. carboxymethyl cellulose (CMC) Enzim tersebut memecah pada pH susu tempe. Fermentasi makromolekul menjadi komponen tempe maka PH susu tempe semakin yang mempunyai berat molekul tinggi. Kombinsi perlakuan lama (BM) rendah, dinding sel dan fermentasi tempe 60 jam dan komponen dalam sel sebagian larut. konsentrasi penambahan Berbagai macam poliskarida carboxymethil cellolose (CMC) 0.5% menghasilkan PH susu tertinggi. Sedangkan perlakuan cellulose (CMC) 0.25 % selama 36 jam dan konsentrasi menghasilkan pH yang rendah. penambahan carboxymethyl
Rata-rata pH Akibat Perlakuan Kombinasi Fermentasi Tempe dan
Konsentrasi Penambahan carboxymethyl cellulose (CMC) Secara umum pH susu tempe hasil Tabel 3 menyajikan uji BNT ( = penelitian ini adalah 6, dan pH susu 0,05) perlakuan interaksi antara tempe dipengaruhi oleh pH tempe lama fermentasi tempe dan selama proses fermentasi. Steinkraus penambahan bahan penstabil et al. (1960) dalam Nouts, M. J. R., carboxymethyl cellulose (CMC). J. L. Kiers. 2005 menyatakan Nilai PH terendah diperoleh dari perubahan yang terjadi selama kombinasi lama fermentasi tempe 36 fermentasi tempe antara lain dan penambahan CMC 0.25 % yaitu peningkatan pH dari 5.0 menjadi 6.5 dan berbeda sangat nyata dengan 7.6. Peningkatan pH ini terjadi perlakuan yang lain. PH tertinggi akibat pertumbuhan kapang yang diperoleh dari perlakuan lama cepat. Tempe yang berkualitas baik fermentasi 60 jam dan penambahan memiliki pH pada kisaran 6.3 CMC 0,5% mempunyai pH 6,98. hingga 6.5
Organoletik lezat, dan perubahan bentuk dan
Proses fermentasi menyebabkan tekstur tempe yang khas. Proses perubahan keseluruhan terhadap inkubasi tempe berlangsung pada24- sifat kedelai menjadi tempe, 36 jam suhu 300C atau 48-72 jam sehingga menghasilkan sifat tempe suhu 250C. yang khas. Perbedaan waktu Kesukaan Rasa fermentasi tempe akan Hasil uji organoleptik mempengaruhi karakteristik menyajikan bahwa rata-rata organoleptik susu tempe yang di kesukaan panelis terhadap rasa dari dihasilkan. Menurut Nouts, M. J. R., kombinasi perlakuan lama dan J. L. Kiers. (2005) selama masa fermentasi tempe dan konsentrasi fermentasi tempe terjadi perubahan. penambahan Carboxymethyl keseluruhan dari kedelai, cellulose (CMC) antara 3.70 pembentukan rasa dan aroma yang dan penambahan bahan Penstabil (cukup suka) sampai 5.15 (suka). CMC berpengaruh nyata Terhadap Berdasarkan uji Friedman kesukaan rasa susu tempe. perlakuan lama fermentasi tempe cellulose (CMC) berpengaruh nyata Rata-rata Kesukaan Rasa Susu terhadap organoleptik warna susu Tempe tempe. Rata-rata nilai kesukaan panelis Kombinasi lama fermentasi terhadap rasa susu tempe tempe 36 jam dan konsentrasi mempunyai nilai terendah sebesar penambahan Carboxymethyl 3.70 (cukup suka) dari kombinasi cellulose (CMC) 0.25 % perlakuan lama fermentasi tempe memberikan nilai kesukan Susu 60 jam dan konsentrasi Lam penambahan carboxymethyl tempe tertinggi. Semakin a cellulose (CMC) 0.5 %, sedangkan fermentasi tempe dan Konsentrasi nilai tertinggi sebesar 5.15 (suka) penambahan Carboxymethyl didapatkan dari kombinasi cellulose (CMC) yang meningkat, perlakuan lama fermentasi tempe kesukaan panelis terhadap Susu 36 jam dan penambahan CMC 0.25 tempe semakin menurun. %. Susu tempe pada lama Perlakuan lama fermentasi tempe fermentasi tempe 60 jam dan dan konsentrasi Penambahan penambahan 0.5 % mempunyai carboxymethyl cellulose (CMC) tingkat kesukaan yang rendah. yang meningkat Menyebabkan Setelah 48 jam proses fermentasi warna kekeruhan pada produk yang ini. Panelis lebih menyukai susu dihasilkan. Menurut Prilestari tempe pada lama fermentasi tempe (2001), penggunaan CMC sebesar 36 jam dan konsentrasi 0,3% dari volume susu akan penambahan carboxymethyl memberikan kualitas optimum cellulose (CMC) 0.25 %. Perlakuan ditinjau dari pH, keasaman, overrun ini menghasilkan rasa yang cukup dan mutu organoleptik yogurt beku. enak panelis menganggap bahwa Aroma rasa pada perlakuan ini sangat Rerata kesukaan panelis terhadap menyegarkan jika diminum. aroma susu tempe yang berkisar Warna antara 4.30 (cukup suka) sampai Rerata kesukaan panelis 4.80 (suka). Hasil uji friedman terhadap warna susu tempe yang menunjukkan kombinasi perlakuan berkisar antara 4.40 (cukup suka) lama fermentasi tempe dan sampai 4.95 (suka). Hasil uji konsentrasi penambahan friedman menunjukkan bahwa hubungan antara perlakuan lama carboxymethyl cellulose (CMC) fermentasi tempe dan konsentrasi memberikan pengaruh nyata penambahan carboxymethyl terhadap kesukaan aroma dari produk susu tempe yang dihasilkan. Uji Indeks Efektivitas 3. pH 6,72 ; organoleptik rasa Penentuan perlakuan Terbik 4,50 (suka), warna 4,50 (suka) lama fermentasi tempe Dan dan aroma 4,70 (suka). konsentrasi Penambahan DAFTAR 4. PUSTAKA carboxymethyl cellulose (CMC) Anonim. 2008. Tempe Denga info.www .tempeinfo.com 5. susu tempe dilakukan n Astawan, Made. 2009. Sehat dengan menggunakan metode Indeks Hidangan Kacang dan Biji-bijian. efektivitas. Metode ini dilakukan Penerbit Swadaya. Depok. pada parameter kadar protein, TPT dan pH serta uji organoleptik pada De Reu, J.C., Ten Wolde, rasa, warna, aroma. Kombinasi R.M., De Groot, J., Nouts, M. perlakuan lama fermentasi tempe J. R., Rombouts, F. M. And 48 jam dan Konsentrasi Gruppen, H. 1995. Protein Carboxymethy Hydrolysis during Soybean penambahan l Fermentation Rhizopus cellulose (CMC) 0,25% oligosporus. Journal of Food merupakan perlakuan Terbaik Agriculture and Food Denga Chemistry, 43, 2235-2239. n karakteristik yaitu Kadar Imeson, A.1992. Thickening and Protein 1,34% ; total Padatan Gelling Agents for Food. terlarut 9, 67 (brix), pH 6,72 ; Blackie Academic & organoleptik rasa 4,50 (suka). Professional. New York. Kasmidjo, R.B. 1996. Tempe : KESIMPULAN Mikrobiologi dan Biokimia 1. Perlakuan kombinasi lama Pengolahan serta fermentasi tempe dan Pemanfaatannya. PAU Pangan konsentrasi penambahan dan Gizi. UGM, Yogyakarta. carboxymethyl cellulose (CMC) Nouts, M. J. R., J. L. Kiers. 2005. A berpengaruh nyata terhadap TPT review Tempe Fermentation, ( total padatan terlarut), pH dan Innovation and Functionality : organoleptik rasa, warna dan Update into the third aroma susu tempe. Millenium. Journal of Applied 2. Berdasarkan Uji Indek Microbiology, 98, 789-805. Efektifitas didapatkan bahwa Prilestari, C.D. 2001. Pengaruh perlakuan terbaik adalah Penambahan CMC Sebagai kombinasi lama fermentasi Bahan Penstabil dengan karakteristik Yaitu EmulsiTerhadap pH, kadar protein 1,34% ; total Keasaman, Overrun, padatan terlarut 9, 67 (brix), Kecepatan Meleleh Dan Mutu Organoleptik Yogurt Beku. Skripsi. Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan.UniversitasBrawij aya. Malang Subagio, A., Siti H., Wiwik, S. W., Unus, Mukhammad Fauzi, dan Bambang Herry. 2002. Kajian Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Hidrolisat Tempe Hasil Hidrolisis Protease. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol.13, No. 3. Susanto, Tri, Sawitri, Meita, Widaryanti, Eni. 1997. Research on the Utilization of Tempe as Raw Material In The Production of Milk and Tempe Sausage. In Sudarmadji, Suparno And Rahayu. Proceeding, International Tempe Symposium. July 13-15 1997. Widowati, S . 2004. Tempe Dan Produk Turunannya : Pangan Fungsional Indigenous Indonesia. Dalam Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Pangan Tradisional. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Hal 220-228 Widowati, S.,Yuniar, M.E. Christina dan R. Holinesti. 2004. Analisis Kerusak An Produk tempe Kedelai. Lap MK Pengawetan Pangan. Program Studi Ilmu Pangan, Sekolah Pascasarjana, IPB