You are on page 1of 15

METODELOGI PENELITIAN (EKA 400/F2)

RMK SAP 12

LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

Oleh :

KELOMPOK 8

Ni Made Ayu Maya Puspita 1415351121/9

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan 1415351193/15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2016/2017


I. Tujuan Penyusunan Laporan

Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun


laporan. Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian,
bagaimanapun bermutunya model-model yang sudah dibangun dari
penelitian tersebut, belumlah dianggap benar-benar berhasil jika laporan
penelitian belum dibuat. Hasil kegiatan harus ditulis dan dilaporkan,
karena laporan merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga
pelaksanaan kegiatan dengan badan-badan atau pihak lain yang
berkepentingan dengan laporan tersebut. Lebih-lebih laporan tersebut
merupakan hasil evaluasi, baik terhadap input, proses, output, atau
dampak dari suatu kegiatan, sehingga akan sangat bermanfaat bagi pihak
yang berwenangan untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan. Tanpa
ada laporan penelitian akan sulit untuk diketahui apakah suatu kegiatan
penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabila telah sesuai,
faktor-faktor kekuatan apa yang mendukung keberhasilan kegiatan
tersebut, apabila tidak sesuai di bagian mana/faktor-faktor apa yang
menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.
Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para penyelenggara
kegiatan, tetapi juga pengambil kebijakan sehingga segera dapat diambil
langkah-langkah perbaikan. Penyusunan laporan penelitian lebih
merupakan sent, sehingga pengalaman penulis lebih banyak berperan
dalam menambah keindahan penulisan. Bentuk laporan penelitian sangat
tergantung pada siapa pembaca yang ditargetkan, apakah masyarakat
luas, akademisi, atasan sendiri atau lainnya. bahasa yang digunakan,
gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipilih dimaksudkan
supaya pembaca dapat mencerna isi laporan tersebut dan dapat
memahami penemuan-penemuan yang disepakati.
Karena itu sistematika penyusunan laporan, cara penyampaian
temuan, alat-alat yang digunakan serta penafsiran yang diberikan harus
menemui sasaran. Walaupun pekerjaan penulisan laporan penelitian
seringkali kurang mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat, karena segala
kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, lebih-lebih melibatkan dana
masyarakat, harus dipertanggung jawabkan.
Penulisan laporan harus menyadari bahwa laporan yang dibuatnya
mengemban fungsi komunikasi. Laporan penelitian yang dibuat bukan
hanya bagi dirinya sendiri, tetapi sebagai alat komunikasi dengan orang
lain. Oleh karena itu pembaca yang dituju sangat menentukan corak
laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang dibuat untuk
kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan laporan yang ingin
disampaikan pada pembuat keputusan. Laporan juga akan berbeda dalam
bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada
masyrakat awam.

II. Format Laporan Penelitian


Dalam penyusuanan laporan, Sugiyono (1999) menyarankan
sebaiknya peneliti berperan sebagai pembaca, sehingga laporan yang
disajikan dapat dinilai apakah sudah baik atau belum. Laporan penelitian
sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertama berupa laporan pendahuluan,
dan tahap kedua berupa laporan akhir.
Laporan pendahuluan sifatnya adalah draft yang masih perlu
disempurnakan. Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara
menyeminarkan hasil penelitian, atau mengkonsultasikannya dengan
dosen pembimbing. Melalui seminar dan konsultasi kekurangan-
kekurangan akan dapat diperbaiki.
Laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmiah, untuk itu
maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian
sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah
ditempuh dalam penelitian dan hasilnya. Karena sifatnya alamiah, maka
harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan
membuktikan hasil atau temuan dalam penelitian itu.
Titik tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah rancangan
penelitian yang telah dibuat. Dalam hal tersebut kedudukan rancangan
penelitian menjadi sangat penting. Kalau dalam rancangan penelitian
berisi tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian,
maka dalam laporan penelitian berisi laporan pelaksanaan dari hasil
rancangan penelitian.
Laporan umumnya terdiri dari tiga (3) bagian besar yaitu bagian
awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bab-bab pada bagian utama
laporan dalam pembahasan mengenai etika penelitian bisnis telah
disampaikan bahwa salah satu fungsi dari rancangan penelitian adalah
sebagai alat evaluasi keberhasilan penelitian, hubungan yang erat satu
dengan lainnya, bahkan bab-bab berikutnya merupakan jawaban pada
bab-bab sebelumnya.

Bagian Awal
Pada umumnya bagian awal berisikan:

1. Judul kegiatan, ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat

2. Prakata, berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan penulisan


laporan, hubungan dengan sponsor (bila ada), dan ucapan terima
kasih

3. Daftar isi, diperlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian-


bagian dari laporan dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara
bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Daftar isi berisi judul-
judul masing-masing bab, bagian, sub bagian, dan seterusnya.

4. Daftar tabel, diperlukan apabila dalam teks terdapat cukup banyak


tabel (lima tabel/lebih). Daftar tabel memudahkan pembaca
menemukan tabel-tabel tertentu yang diperlukan.
5. Daftar gambar, penyediaan daftar gambar tersendiri dalam satu
halaman memudahkan pembaca menemukan di halaman mana
gambar tersebut ada.

Bagian Utama
Tidak ada standar tertentu untuk bagian utama. Pada umumnya
bagian utama terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut ini:
1. Pendahuluan, antara lain berisi latar belakang penelitian,
permasalahan, tujuan, dan manfaat penelitian.
2. Kajian pustaka, memuat landasan teori yaitu teori-teori yang
relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel yang
diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrument. Disini juga diperlukan dukungan hasil-hasil
penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan
variabel yang diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu, selanjutnya direkonstruksi ke dalam kerangka
pemikiran. Kerangka pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam
perumusan hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang telah
disusun.
3. Metode penelitian, meliputi hipotesis dan rancangan penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
telah dirumuskan. Rancangan penelitian meliputi identifikasi
variabel, definisi operasional variabel, penentuan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknis analisis data.
4. Hasil penelitian, berisi analisis data penelitian dan pembahasan.
Analisis data dan pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya
dapat disertai label, grafik, atau bentuk lain. Pembahasan tentang
hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun statistik. Hasil penelitian sebaiknya
dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan.
Analisis data mengambil proporsi yang paling besar dibandingkan
dengan bagian-bagian lainnya. analisis data dapat dilakukan melalui
dua (2) tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif, dan kedua
analisis statistic infrensial yang tertuju pada pengujian hipoteis
penelitian.
5. Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian
merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Saran yang diberikan pada
laporan harus didasarkan pada data hasil penelitian, dan didasarkan
pada kesimpulan.

Bagian Akhir
Pada bagian akhir laporan biasanya berisikan daftar bacaan, serta
lampiran-lampiran dan lainnya bila ada.

III. Jenis-Jenis Laporan


Ada beberapa jenis laporan penelitian diantaranya adalah laporan
ringkas atau sumir (summary report), laporan lengkap atau monograf,
dan laporan untuk pengambil kebijakan. Secara ringkas masing-masing
laporan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Laporan Ringkas (Summary Report)


Laporan ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama saja, tanpa
memasukkan desain dan metode yang dipakai dalam melakukan
penelitian. Laporan penelitian ringkas dibuat sekitar lima halaman. Pada
bagian awal harus terdapat pernyataan singkat tentang pentingnya
penelitian, masalah yang dipelajari, dan luas serta kedalaman
pembahasan. Kemudian ditulis kesimpulan dan rekomendasi yang diusul
oleh temuan yang mendukungnya. Dalam laporan ringkas dihindarkan
penggunaan istilah-istilah teknis.

Laporan Lengkap (Monograf) atau Laporan Panjang


Laporan dalam bentuk monograf perlu memperhatikan beberapa hal
berikut ini:

1. Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan


mengutarakan semua teknik dan pengalaman yang diperoleh
selama melakukan penelitian.

2. Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca


laporan. Materi serta keterangan yang diberikan harus disampaikan
secara integratif, dimana kesinambungan antara satu diskusi
dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu materi dengan materi
lainnya yang tidak terputus-putus.

3. Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di


setiap tingkatan analisa. Alternatif-alternatif pemecahan yang
dilakukan perlu disampaikan dengan jelas. Janganlah dilaporkan
perasaan-perasaan penulis atau hayalan-hayalan penulis tentang
apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut didasarkan
fakta-fakta. Dengan kata lain laporan harus berisi rencana-rencana
yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan, dan
pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan selama masa itu.

4. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan


yang tidak ada hubungan dengan tujuan kegiatan, janganlah
temuan tersebut dibuang, sebab ada kemungkinan hasil penemuan
tersebut dapat merupakan kata kunci dalam memberi makna
kegiatan lain di kemudian hari.

5. Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta


keterbatasan-keterbatasan yang dialami disamping sukses yang
diperoleh. Dengan melaporkan kegagalan dan alasan-alasan kuat
mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat berguna bagi
pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap kegagalan
tersebut.
6. Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat
outline (kerangka) laporan dan baru kemudian outline tersebut
dikembangkan menjadi laporan yang terperinci.

7. Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian,


sub-sub bagian dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca
dapat lebih mudah memilih materi yang relevan baginya.

Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan


Laporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau
pengambil kebijakan disebabkan penelitian yang disusun laporannya
berkenaan dengan implikasi yang diperlukan dalam pengambilan
kebijakan. Atau dapat juga penelitian yang dilakukan disponsori oleh
badan-badan tertentu yang berkehendak untuk mengadakan diagnosa
terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap
suatu program kegiatan.
Laporan yang ditujukan untuk pengambilan kebijakan harus
mempunyai bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam
bentuk lengkap, karena pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan
demikian.
Program kegiatan berkehendak memecahkan masalah-masalah
yang sangat menarik perhatian pembuat kebijakan berdasarkan tujuan
kegiatan yang telah mereka gariskan. Karena itu laporan harus diarahkan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan usulan kegiatan yang telah
disetujui bersama. Yang diperlukan dalam laporan tersebut adalah
penjelasan serta diagnosa terhadap masalah. Rekomendasi ini akan
dipergunakan, baik untuk meneruskan program-program yang ada,
ataupun dalam rangka mengadakan beberapa perubahan, sehingga
kegiatan yang akan datang dapat dilaksanakan secara baik.
Gaya laporan untuk manajemen atau pengambil kebijakan harus
mendorong membaca cepat, pemahaman menyeluruh atas temuan-
temuan utama dengan cepat, dan pemahaman yang tepat tentang
implikasi dan kesimpulan. Nada laporan bersifat jurnalistik dan harus
akurat. Judul-judul besar dan garis bawah untuk penekanan sangat
membantu. Gambar-gambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk
menggantikan tabel. Kalimat-kalimat dan paragraph-paragraf harus
pendek-pendek dan langsung.
Laporan penelitian untuk manajemen atau pengambil kebijakan
biasanya terdiri atas dua bagian yaitu:
a. Uraian mengenai latar belakang penelitian, masalah-masalah yang
timbul, tujuan penelitian sesuai dengan usulan penelitian, serta
ringkasan dari penemuan dengan rekomendasi-rekomendasi.
b. Rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber keterangan,
prosedur-prosedur yang digunakan serta rekomendasi-rekomendasi.
Hal-hal yang bersifat teknis dapat dilampirkan pada bagian kedua
laporan.

Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlakukan agar


sasaran yang ingin dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen
atau pengambil keputusan biasanya hanya membaca bagian pertama dari
laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi laporan yang lebih lengkap
dibaca oleh staf bawahannya.
Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang
dapat dimengerti oleh mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan
haruslah yang sesuai dengan penerapan di lapangan. Kata-kata yang
digunakan hendaknya jangan membuat para pembuat keputusan tersebut
menjadi tersinggung atau merasa tersudut.
Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang
cermat, jangan sekali-sekali memasukkan rekomendasi yang didasarkan
pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar fakta.
Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi
terlebih dahulu dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu
sebelum memberikan rekomendasi penyusun laporan telah mempunyai
kesempatan untuk memperoleh penimbang terhadap rekomendasi-
rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.

IV. Aturan Penulisan


Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan laporan adalah sebagai berikut:

Fokus Laporan,
Sebuah laporan harus didasarkan pada satu/dua pertanyaan pokok,
bukan serangkaian pertanyaan, ada kecenderungan bahwa para penyusun
laporan ingin melaporkan semua hasil kegiatannya seperti juga ingin
memasukkan semua tabel yang dimiliki serta data sebanyak-banyaknya,
termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas.

Alinea (Paragraf)
Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan
alinea.alinea berperan penting karena alinea menunjukkan organisasi,
pikiran dan gaya pelaporan seseorang. Alinea yang baik dan efektif hanya
mengandung satu tema dan harus pula memenuhi syarat kesatuan pikiran
dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat dalam alinea harus berkaitan satu
sama lain, dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan.
Alinea yang baik harus menenuhi tiga syarat utama yaitu sebagai berikut:
a. Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau suatu
tema tertentu. Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh
sebuah kalimat pokok atau kalimat topik.
b. Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain harus
kompak (koheren). Suatu alinea yang tidak koheren akan
menghadapkan pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang
membingungkan, urut-urutan waktu dan fakta-fakta yang tidak
teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan tidak lagi
berorientasi pada topic utama.
c. Setelah meletakan inti alinea dalam kalimat topic, ide pokok itu
harus dijelaskan lebih lanjut/dikembangkan dengan mengajukan
contoh-contoh dan perincian untuk mengonkritkannya. Kegagalan
dalam mengembangkan alinea akan menghasilkan fragmen-
fragmen yang pendek.

Secara umum ada tiga (3) jenis alinea, yaitu:


1. Alinea deskriptif, merupakan alinea yang berisi deskripsi atas suatu
hal yang dibicarakan. Alinea diskripsi hanya bersifat
mendeskripsikan agar pembaca menjadi lebih jelas informasi yang
disampaikan.
Contoh: Wanita banyak terlibat dalam pekerjaan seperti rumah
pabrik, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, pekerja jasa,
pembersih gedung, pramuniaga, dan pekerjaan-pekerjaan
secretariat. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan mesin,
seperti operator dan teknisi, cenderung dikuasai ole laki-laki.
Meskipun demikian, pergeseran sedang terjadi dalam bidang
tertentu yang menunjukkan bahwa wanita semakin memiliki akses
untuk terlibat dalam pekerjaan yang semua dimonopoli oleh laki-
laki.
2. Alinea induktif, merupakan alinea yang dimulai dengan paparan
data atau deskripsi dan diakhiri dengan kesimpulan/abstraksi.
Kesimpulan yang dibuat dalam alinea induksi dapat pula berupa
tipologi yang dihasilkan dari drskripsi pada bagian awal alinea.
Contoh: Wanita semakin terlibat dalam berbagai pekerjaan di luar
rumah. Demikian pula mereka semakin memiliki kesempatan untuk
memasuki pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dimonopoli oleh
laki-laki. Jabatan-jabatan penting telah pula dapat oleh kaum
wanita. Dalam bidang politik kesempatan wanita juga semakin
terbuka. Gejala ini menunjukkan tidak hanya pergeseran status dan
peran kaum wanita, tetapi juga memp[erlihatkan transformasi sosial
yang sedang terjadi dalam masyarakat kita.
3. Alinea deduktif, alinea yang dimulai dengan pernyatan umum atau
dimulai dengan konsep dan diikuti dengan kalimat-kalimat yang
berisi penjelasan atau penjabaran dari konsep tersebut. Penjelasan
selanjutnya dalam kalimat dapat berupa argumen untuk
memperkuat pernyataan yang disampaikan pada bagian awal
alinea, dapat juga merupakan kategori yang menjelaskan maksud.
Contoh: Para pekerja wanita merupakan kelompok masyarakat yang
mengalami proses marginalisasi. Hal ini dapat diamati dari struktur
upah, kesempatan pelatihan, dan promosi jabatan. Wanita
cenderung mendapat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan
pekerja laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Dalam banyak kasus,
kaum wanita juga cenderung memiliki kesempatan yang terbatas
dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitasnya
sebagai pekerja. Keterbatasan akses semacam ini menyebabkan
prospek pekerja wanita untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih
tinggi terbatas.

V. Teknik Presentasi

Pengertian
Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian
informasi kepada public melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face
to face) ataupun melalui media. Presentasi memiliki dua (2) tujuan yaitu:
1) Presentasi informatif, bertujuan untuk memperkenalkan hal baru
pada khalayak. Presentasi ini lebih ditujukan pada aspek kognisi
khalayak. Proses ini lebih dikenal sebagai sosialisasi.
2) Presentasi persuasif, ditujukan untuk mempengaruhi sikap (attitude)
dan prilaku (behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan
presenter.

Dalam komunikasi, ada lima (5) unsur yang harus diperhatikan.


Kelima unsure tersebut adalah sebagai berikut ini:
a) Pengirim pesan (sender)
b) Pesan yang dikirimkan (massage)
c) Bagaimana pesab tersebut dikirimkan (delivery channel medium)
d) Penerima pesan (receiver)
e) Umpan balik (feedback)

Hukum Komunikasi
Lima (5) komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Effektive
Communication) yaitu REACH sebagai berikut ini:
a) Respect, sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak
atau hadirin.
b) Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Rasa empaty akan
memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara
dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan menerimanya.
Empaty juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan
bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan
balik dengan sikap yang positif.
c) Audible, dapar didengarkan atau dimengerti dengan baik
d) Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak
membingungkan si penerima pesan
e) Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang
lain.

Persiapan
Hal yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah membangun
rasa percaya diri dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas
suara, bahasa dan kata-kata yang digunakan, dan komunikasi non-verbal,
yaitu kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan
tubuh, pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau
pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan.
Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya
dalam persiapan mental yaitu sebagai berikut:
a. Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat menegangkan.
b. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun
brilian untuk tampil di depan publik.
c. Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien akan sulit
untuk mengingat lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.
d. Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.
e. Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara
publik.
f. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin
g. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita
berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.
Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi
2. Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan
3. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan
dan informasi yang akan disampaikan. Misalnya diawali dengan
persoalan dan diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik.
4. Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah
dibaca, memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis,
Flip Charts, Overhead proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor

Penyampaian
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat,
suara, dan kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan
mempertimbangkan daya tangkap khalayak.
Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal perlu
mendapat perhatian. Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan
gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang proses presentasi
Refrensi :
http://meweks.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html

You might also like