You are on page 1of 2
PENJELASAN ATAS LUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA ‘NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANGUNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN uMuM, |. Peraturan perundang-undangan perpajakan yeng mengatur tentang Pajak Penghasilan yang berlaku sejak 1 Januari 1984 sdalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubeh terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994. Undang-undang Pajak Penghasilan ini dilandasi filsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamaya tertuang Ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatken kewajiban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakgn sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. 2. Dengan pesatnya perkembangen sosial ekonomi sebagai hail pembangunan nasional dan globalisasi srta ‘eformasi di berbagai bidang, dan setelah mengevaluai perkembangan pelaksanaan undang-undang perpajakan, selama lima tahun terakhit, Khususnya undang-undang Pajak Penghasilan, maka dipandang perl untuk Gilakukan_perubahan undang-undang tersebut guna meningkatkan fungsi dan perananaya dalam rangka ‘mendukung kebjakan pembangunan nasional hususnya di bidang ekonomi 3. Perubahan undang-undang Pajak Penghasilan dimaksud tetap berpegang pada prinsip-prinsip perpaakan yang, dianut secara universal yaitu keadilan, kemudahanvefsiensi administrasi dan produktivitas penerimaan negara ddan tetap mempertahankan sistem ef arvesrment. Oleh Karena itu, arah dan tujuan penyempumaan Undang- tndang Pajak Penghasilan ini adalah sebagai berikut: 1, Lebih meningkatkan keadilan pengensan pajak; b. Lebih memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak: ©. Menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam rangka meningkatkan investasilangsung di Indonesia baik ppenanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang- bidang usaha tertentu dan Aaerah-dacrahtertentu yang rnendapatprioritas 4. Dengan berlandaskan pada arah dan tujuan penyempurmaan tersebut, pelu dilakukan perubshan Undang- ‘undang Nomor 71 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang~ ‘undang Nomor 10 Tahun 1994, meiputi pokok-pokok sebagai berkut ‘4. Dalam rangka meningkatian leadilan pengenaan pajek maka dilakukan perluasan subjek dan objek pajak dalam halal terentu dan pembatasan pengecualian atsu pembebasan pajak dalam bal lainnya. Struktur tarif pajak yong berlaku juga perl diubeh dan dibedakan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan untuk ‘Waijib Pajak Badan, guna memberikan beban pajak yang lebih proporsional bagi masing-masing golongan Wajib Pajak, disamping mempertahankan tinghat cya sing dengan negara- negara tetangga di kawasan ASEAN, Untuk lebih memberikan kemudahan Hepada Wajib Pajak, sistem self assessment tetap dipertahankan namun dengan penerapan yang terus mederus diperbaiki. Perbaikan terutama dilakukan pada sistem dan tatacara pembayaran pajok dalam tahun berjalan agar tidak mengganggu likuiditas Wajib Pajak yang Imenjalankan usaha. Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas pesla didorong untuk melaksanakan kewajiban pembukvan dengan terib dan taatasas, namun untuk membantu dan membina para Wajib Pajak pengusaha dengan jumlah peredaran tetenu, masih diperkenankan penggunaan norma ppenghitungan penghasilan neto dengan syarat wajib menyelenggarakan pencatatan, ©. Dalam rangkt mendorong iavestst langsung di Indonesia baik penanaman’ modal asing maupun ppenanaman modal dalam negeri dan scjalan dengan kesepakatan ASEAN yang dideklarasikan di Hanoi ‘peda tahun 1999, diaturkembali benfulcbentukinsentiPaiak Penghasilan yang dapat diberikan, PASAL DEMIPASAL Pasal Angka Pasal 2 Ayal) Pengertian Subjek Pajak meliputi orang pribadi, warisan yang belum ter ‘bentuk usaha etap, Hirata ‘Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempattinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia ‘Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan Subjek Pajak penggsnt, menggantikan mereka yang bethak yaitaahli waris, Penunjukan warisan yang belum teri sebagai Subjek Pajak pengganti dimaksudkan agar ‘pengenaan pajakatas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dlaksanakan, Hurut'b Sebagsimans ditur dalam Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan, pengertian Badan sdalsh sokumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak fmelakukan ustha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Mili ‘Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,fiema, kongs, Koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasun, organisasi massa, organisasi sosal politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk i sebagai satu kesatuan, badan, dan usahe tetap dan benfuk badanIsinnye termasuk reksadana. Dalam Undang-undang in (lihat huruf cberikt), bent Usaha tetop ditentukan sebagai Subjek Pajaktersendiri terpisah dari badan. Oleh karena itu, walaupun perlokuan perpajakannya dipersamakan dengan Subjek Pajak badan, untuk pengenaan Pajak Penghasilan, bentuk usaha tetap ‘empunyai eksistensinya sendii dan tidak termasuc dalam pengertian badan. Badan Usaha Milik Negara dan Daerah merupakan Subjek Pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknys, schingea setiap unit tertenta dari badan Pemerintah, misalnya lembaya, badan, dan sebagainys yang dimiliki oleh Pemerintsh Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh Hunite Lihat ketentuan dalam ayat (5) dan penjelasannya, Ayat 2) ‘Sabjek Pajak dibedakan antare Subjek Pajak dalam negeri dan Subjek Pajak luar negei. Subjek Pajak dalam negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah menerime atau memperoleh penghasilan yang besamya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, sedangkan Subjek Pajak luar negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak, sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia atau diperoleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia dengan perkataan lain Wajib Pajak adalah orang pribadi atu badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif. dan objektif, Schubungan dengan pemilikan NPWP, Wajib Pajak orang. pribadi yang menerima penghasilan di bawah PTKP tidak perlu mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Perbedaan yang penting antara Wajb Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri teretak dalam pemenuhan -ewajibanpajaknya,antara lan: 4 Wajib Pajak dalam negeridikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima stau diperoleh dari Indonesia ddan dari Iuar Indonesia, sedangkan Wajib Puja luar negeridikenakan pajak hanye atas penghasilan yang, berasal dar sumber penghasilan di Indonesia ‘Wajib Pajak dalam neger dikenakan pajak berdasarkan penghasilan nto dengan tari umum, sedangkan Wajid jak lua neger dikenskan pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tari paak sepadan. Wajid Pajak dalam negeriwajib. menyampaikan Surat Pembentahuan Tahunan_ sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam sustu tahun pajak, sedangkan Wajib Pajak luar negeri tidak wajib rmenyampaikan Surat Pemberiahuen Tabunan, karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersfat final Bagi’ Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia, pemenuhan Kewajiban perpsjakanaye dipersamakan dengan pementhan kewajiban perpaakan Wail ‘Pajak dla negcrlsebagaimanadiatr dalam Undang-undang ini dan undang-andang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pepajakan ayat@) Hovuts Pada prinsipnya orang pried yang menjadi Sobek Pajak dalam negri adalah orang pribadi yang bertempa nga! atau berada di Indonesia, Termasule dalam pengertian orang pribadi yang bertempattinggal ci Indonesia adalah Imeteka yang mempunyai nat utuk bertempattinggal di Indonesia. Apskah sescorang mempanysi nit untuk ‘ertempat tnggal di Indonesia ditimbang menurt keadaan Keberadaan orang riba di Indonesia lebih dar 183 (srausdelapn plu tiga) hari aks bars errant, tetap itentakan oleh mish hat orang lersebut bead di Indonesia alam jangka wa 12 (Qu bees) balan ek Kedatangannye di Indanesia. Huub Cap jas Haute ‘Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pibadiSubjekPajak dalam negeri danggap sebagai Subjek Pajak dalam neg dalam pengertian Undang-indang ini mengikti status pewaris. Adapun untuk Deaksanaan pemenuhan Kewaiban perpjekanays, warsan tescbut menggantikan Kewajiban ali wari yang bethak.Apabila warisn tescbut lah cba, maka Kewajiban perpaakanay bealh kepada ali wai Warisan yang belum ferbagi yang ditinggalken oleh orang pribadi sebogsi Subjek Pajak luarnegeri yang tidak rmenjlanan usa atau melakukan kegitan melalui sua benuk usa tetap di Indonesia, ak dianggap sebagai Subjck Pajak pengganti karena pengenaan poiak atas penghasilan yang dicrima atau diperoleh orang priba

You might also like