You are on page 1of 41

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)

SITTI KHADIJAH 1
MUHAMMADIYAH CABANG MAKASSAR
Jl. R.A. Kartini 15-17 TELP ( 0411) 3624554, 3629245, 3627119, 3614661. FAX 3627119
MAKASSAR SULAWESI SELATAN 90111 E-MAIL:rsia_sitti.khadijah@gmail.com
.

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR
NOMOR : / SK/ DIR/ I/2015

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY
RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR
DIREKTUR RSIA SITTI KHADIJAH MAKASSAR

MENIMBANG : a. Bahwa sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan


kesehatan RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR harus
mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan mampu
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tinginya,
sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan;
b. Bahwa kebutuhan linen di setiap ruangan sangat bervariasi, baik
jenis, jumlah dan kondisinya sehingga membutuhkan
pengelolaan khusus serta melibatkan banyak tenaga kesehatan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan a dan b maka perlu diterbitkan
ketetapan Direktur tentang Pedoman Pelayanan Unit Linen
Laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah
Sakit;
5. KepMenKes Nomor 1024 / MenKes / SK / X / 2004 tentang
kesehatan lingkungan

6. KepMenkes RI Nomor 382/ MenKes/ SK/ III/ 2007 tentang


pedoman PPI di Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

i
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)
SITTI KHADIJAH 1
MUHAMMADIYAH CABANG MAKASSAR
Jl. R.A. Kartini 15-17 TELP ( 0411) 3624554, 3629245, 3627119, 3614661. FAX 3627119
MAKASSAR SULAWESI SELATAN 90111 E-MAIL:rsia_sitti.khadijah@gmail.com
.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PEDOMAN PELAYANAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY RUMAH


SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SITTI KHADIJAH 1
PERTAMA : Memberlakukan Buku Pedoman Pelayanan Unit Linen dan Laundry
Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan akan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :
--------------------------------------------
Direktur,

Dr.dr. H. Nasrudin A. M., Sp. OG


NBM : 1.071 782

3
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Pedoman Pelayanan Unit Linen Rumah Sakit Ibu Dan
Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dan ini berhasil disusun. Buku ini diharapkan mampu menjadi
pedoman bagi semua pegawai di Unit Linen dan Laundry dan pihak-pihak yang terkait
di lingkungan Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dalam menjalankan kegiatan
pengelolaan linen rumah sakit.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan pedoman ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan
Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 yang telah memberikan masukan dalam proses
penyusunan pedoman ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1
yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai
pada proses monitoring dan evaluasi pedoman ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lainnya yang
terkait dengan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit. Akhirnya saran dan koreksi demi
perbaikan buku pedoman ini sangat kami harapkan.

Wassalamualaikum Wr Wb

Makassar, Januari 2015

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman .................................................................................. 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 2
D. Batasan Operasional............................................................................. 2
E. Landasan Hukum ................................................................................. 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN..................................................................... 5
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ....................................................... 5
B. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 5
C. Pengaturan Jaga ................................................................................... 6
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................ 7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ............................................................ 9
A. Kebijakan yang Berkaitan dengan Falsafah dan Tujuan ....................... 9
B. Kebijakan yang Berkaitan dengan Administrasi dan Pengelolaan ......... 9
C. Kebijakan yang Berkaitan dengan Staf dan Pimpinan........................... 9
D. Kebijakan yang Berkaitan dengan Fasilitas dan Peralatan..................... 10
E. Kebijakan yang Berkaitan dengan Kebijakan dan Prosedur .................. 11
F. Kebijakan yang Berkaitan dengan pengembangan Staf dan Program
Pendidikan .. 12
G. Kebijakan yang Berkaitan dengan Evaluasi dan Pengendalian Mutu .... 12
H. Alur Pengiriman Linen Bersih Dan Linen Kotor .................................. 12
I. Denah Ruang Linen dan Laundry 13
BAB V LOGISTIK ................................................................................................ 14
BAB VI KESELAMATAN PASIEN... 15
A. Pengertian 15
B. Tujuan. 15
C. Keselamatan Umum... 15
D. Alat Pelindung Diri. 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA.. 19
A. Standar Pelayanan Keselamatan dan kesehatan. 19
B. Identifikasi Bahaya di Unit Laundry19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU...30
A. Monitoring..30
B. Evaluasi..30
BAB IX PENUTUP. 33
DAFTAR PUSTAKA.34
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Linen
di rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan
sangat bervariasi, baik jenis, jumlah ataupun kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup
panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan
dengan bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen,
teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan
dan keselamatan kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap
pakai, diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan-bahan kimia, maka bagian laundry sebagai salah satu
pelayanan wajib mengantisipasi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun peralatan non medis sesuai
perkembangan bidang tehnologi di bidang linen laundry.
Pelayanan linen laundry harus dikelola dengan sistem yang baik dan benar melalui
penerapan managemen yang baik dan benar serta koordinasi antar bagian dan upaya
untuk terus memberikan pelayanan yang berkaitan dengan pelanggan, maka perlu
disusun Buku Pedoman Pelayanan Unit Linen Laundry. Adapun buku Pedoman
Pelayanan Unit Linen Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 ini akan
menjadi acuan kerja seluruh petugas yang bekerja di bagian linen laundry, serta sebagai
landasan pelayana linen laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1

B. Tujuan Pedoman
Adapun tujuan dari Pedoman Pelayanan Linen Laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia)
Sitti Khadijah 1:
1. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen laundry yang berkualitas dan berperan
aktif dalam pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti
Khadijah 1.
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit

1
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi dan
siap pakai.
c. Sebagai pedoman dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
nosokomial.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor dan lingkungan dari
terpapar dari bahaya potensial.
e. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.

C. Ruang Lingkup Pelayanan Linen dan Laundry


Ruang lingkup pelayanan linen laundry meliputi:
1. Pengambilan linen
2. Pemilahan linen
3. Penimbangan dan perendaman linen
4. Pencucian dan pemerasan linen
5. Pengeringan linen
6. Penyetrikaan linen
7. Pelipatan linen
8. Pendistribusian linen
9. Perbaikan linen
10. Pencatatan dan pelaporan

D. Batasan Operasional
1. Pengambilan Linen
Pengambilan linen kotor dilakukan oleh petugas laundry ke ruangan dengan
menggunakan APD dan menggunakan troli tertutup. Linen yang infeksius
ditempatkan dalam kantong pastik warna kuning dan sudah dikasih label, sedangkan
linen non infeksius ditempatkan dalam wadah tersendiri yang tertutup.
2. Pemilahan Linen
Linen dipilah dan di hitung di laundry sesuai tingkat kekotoran, warna dan infeksius,
kemudian linen dimasukkan ke dalam troli untuk non infeksius dan troli tertutup
untuk linen infeksius
3. Penimbangan dan Perendaman Linen
Linen ditimbang 20 kg kemudian linen dimasukkan ke dalam bak untuk linen
infeksius di rendam pakai chlorine 0,5 % selama 10 15 menit setelah itu direndam
pakai air panas selama 10 15 menit
4. Pencuciaan dan Pemerasan Linen
Pencucian linen dilakukan dengan memasukkan linen infeksius ke mesin cuci
dengan kapasitas 20 kg, dengan memprogram berat, untuk linen non infeksius
dimasukkan mesin cuci non infeksius dengan program sedang untuk tingkat kotoran
sedang dan linen jenis tebal atau ringan untuk tingkat kekotoran ringan dan linen
jenis tipis dan ukuran kecil setelah itu dimasukkan ke dalam mesin pemeras.
5. Pengeringan Linen
Pengeringan linen menggunakan mesin pengering untuk meminimalkan terjadinya
infeksi nosokomial
6. Penyeterikaan dan Pelipatan Linen Disinfeksi
Linen yang telah di keringkan di bawa ke ruang pelipatan kemudian dilipat dan di
setrika kemudian di sendirikan di rak penyimpanan linen bersih berdasar ruang
masing-masing.
7. Pendistribusian
Petugas linen laundry mengantar linen bersih ke ruangan dengan membawa buku
penyerahan linen. Linen dihitung dan di cocokkan dengan jumlah linen pagi oleh
petugas linen laundry dan ruangan kemudian linen dimasukkan dalam plastik dan
dimasukkan ke troli bersih dan di bawa ke ruangan masing-masing
8. Perbaikan Linen
Ruangan mengirim linen yang rusak ke laundry dan petugas laundry bertugas
memperbaiki linen yang rusak, jika linen tidak bisa diperbaiki, laundry memberitahu
ke ruangan, linen dimasukkan inventaris rusak
9. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan di linen laundry antara lain: pencatatan linen yang
disetorkan ke laundry, pencatatan linen yang di distribusikan, dan linen rusak,
pelaporan chemical, plastik, linen rusak.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 85/1999 tentang perubahan PP No. 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Racun
5. Peraturan PemerintahNomor 20 Tahun 1990 tentang Pencemaran Air
6. Peraturan PemerintahNomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal
7. Peraturan Meteri Kesehatan RI Nomor 472/Menkes/Peraturan/V/1996 tentang
Penggunaan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
8. Peraturan Meteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1992 tentang Penyediaan Air
Bersih dan Air Minum
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang
Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit.
11. KepMenKes Nomor 1024 / MenKes / SK X/ 2004 tentang kesehatan lingkungan
12. KepMenkes RI Nomor 382/ MenKes/ SK/ III/ 2007 tentang pedoman PPI di Rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
BAB II STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Unit linen dan laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 didukung oleh
sumber daya manusia yang berkompeten dan berpengalaman yang terdiri dari kepala seksi
yang berpendidikan terakhir sarjana (S1) dan di dukung oleh pelaksana dari tenaga non
medis/ pekarya pendidikan minimal SMP dengan latihan khusus
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia)
Sitti Khadijah 1 adalah sebagai berikut :
Tabel Kualifikasi SDM Linen Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti
Khadijah 1

no Nama Jabatan Kualifikasi Formal Sertifikat Tenaga Yang


Dibutuhkan
1 Kepala Laundry S1 - Manajemen linen dan 1
laundry (belum ada)
2 Koordinator SLTA (pengalaman -- 1
minimal 5 tahun )
3 Staff Pengambilan Minimal SMP - 1
dan Penghitungan
4 Staff Pencucian Minimal SMP - 2
5 Staff Pelipatan dan Minimal SMP - 1
Penyetrikaan
6 Staff Distribusi dan Minamal SMP - 1
Penyimpanan
7 Staff Penjahitan Minimal SMP - 1
Jumlah 8

B. Distribusi Ketenagaan
Unit linen dan laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 didukung oleh
sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman. Ketenagaan di unit linen dan
laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 memiliki 8 tenaga laundry yang
terdiri atas:
1. 1 (Satu) orang kepala seksi berpendidikan terakhir sarjana (S1) yang bertanggung
jawab penuh atas tata laksana dan pengelolaan pencucian linen dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap akhir pencatatan dan pelaporan
2. 7 (tujuh) orang pelaksana di bagian unit linen dan laundry dari tenaga non medis/
pekarya berpendidikan minimal SMP dengan latihan khusus yang bertugas dari tahap
pengambilan dan penerimaan linen kotor sampai tahap linen bersi
sampai pendistribusian linen siap pakai ke ruang perawatan

C. Pengaturan Jaga
Unit linen dan laundry melakukan pelayanan selama 10 jam sehingga dalam pengaturan
jam kerjanya dibagi kedalam 2 shift, pagi terdiri atas 4 orang dan sore terdiri atas 2
orang yaitu :
1. Shift pagi, yaitu jam 07.00 - 14.00
2. Shift siang, yaitu jam 10.00 17.00
BAB III STANDAR
FASILITAS

Standar Fasilitas
Daftar Inventaris Peralatan di Linen Laundry
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Mesin cuci kapasitas 20 kg 1 buah
2 Mesin cuci kapasitas 7 kg 1 buah
3 Mesin cuci kapasitas 3 kg 1 buah
4 Mesin pemeras kapasitas 20 kg 1 buah
5 Mesin pengering kapasitas 20 kg 1 buah
6 Setrika roll irone 1 buah
7 Setrika manual 2 buah
8 Trolly linen bersih 1 buah
9 Trolly linen kotor 3 buah
10 Heater / pemanas air 1 buah
11 Bak plastik untuk rendam 2 buah
12 Bak plastik untuk angkut linen bersih 2 buah
13 Timbangan duduk 1 buah
14 Almari linen 4 buah
15 Almari B3 1 buah
16 Meja untuk melipat 1 buah
17 Meja untuk penerimaan linen kotor 1 buah
18 Meja kerja 1 buah
19 Kursi lipat 2 buah
20 Kursi plastik bulat 5 buah
21 Komputer 1 set
22 Printer epson 1 buah Epson L 100
23 Jam dinding 1 buah Mirado
24 Tempat aqua galon 1 set
25 Sapu 2 buah
26 Pel lantai 1 buah
27 Alat penjepit plastik 1 buah
ATK Jumlah keterangan
28 Tempat isolasi 1 buah
29 Perfurator 1 buah
30 Kalkulator 1 buah
31 Staples 1 buah
32 Rautan 1 buah
33 Stempel 1 buah
34 Cutter 1 buah
35 Gunting 1 buah
36 Penggaris besi 1 buah

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Kebijakan yang berkaitan dengan falsafah dan tujuan


1. Bagian Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 mulai penanganan
linen kotor sampai dengan bersih ke bagian ruangan.
2. Bagian Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 menyelenggarakan
pelayanan laundry pada pukul 07.00 17.00 WIB.
3. Bagian Laundry melakukan kegiatan secara koordinatif dengan semua bagian
pengguna linen.
4. Dalam upaya menjaga kualitas dan profesionalisme, Laundry memberikan pelayanan
dengan mengutamakan kepuasan pengguna dan di dukung sarana dan prasarana yang
ada.
5. Bagian Laundry melaksanakan evaluasi dan meningkatkan fungsi dan kualitas sesuai
tuntutan customer.

B. Kebijakan yang berkaitan dengan administrasi dan pengelolaan


1. Pelayanan laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 hanya melalukan
proses penanganan linen kotor sampai dengan siap pakai.
2. Pelayanan Laundry menyimpan linen bersih sebelum di distribusikan ke masing
masing bagian.
3. Petugas yang bekerja di pelayanan laundry bertugas sesuai jadwal SPO yang
ditetapkan.
4. Selain melaksanakan penanganan linen dari kotor sampai bersih pelayanan Laundry
juga melaksanakan penjahitan linen yang rusak.
5. Ketentuan tentang pelabelan linen untuk membedakan ruangan terlampir.
6. Ketentuan warna linen di seluruh rumah sakit.

C. Kebijakan yang berkaitan dengan staf dan pimpinan


1. Pelayanan Laundry di lengkapi dengan pimpinan dan staf yang ditetapkan sesuai
dengan Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dan
dipimpin oleh seorang Kasie.

9
2. Sesuai dengan Stuktur Organisasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1,
Unit Laundry berada dibawah Direktur Umum, dibantu Kepala Bagian Umum dan
kasie Linen Laundry dalam pengelolaan pelayanan laundry.
3. Kasie laundry membawahi Petugas Mesin Cuci, Petugas Setrika dan Petugas
Pencatatan dan Penyortiran yang masing masing dilengkapi dengan uraian tugas,
kewenangan dan tanggung jawab.
4. Pertemuan rutin diadakan sedikitnya sebulan sekali untuk mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan evaluasi peningkatan mutu pelayanan laundry.
5. Pertemuan lintas jalur dilaksanakan secara koordinatif dengan bidang lain sesuai
ketentuan dan kebutuhan.

D. Kebijakan yang berkaitan dengan fasilitas dan peralatan


1. Pemisahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan di ruangan dengan
pembedaan tempat untuk linen infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik
warna kuning dan untuk yang non infeksius dimasukkan kantong plastik warna
putih.
2. Linen dihitung dan dimasukkan ke dalam troli yang tertutup dan berbeda untuk linen
yang infeksius dan linen non infeksius.
3. Linen infeksius yang sudah ditimbang sebanyak 20 kg langsung di rendam dengan
chlorin 0,5 % selama 10 15 menit setelah itu direndam dengan air panas selama 10
15 menit setelah itu langsung dimasukkan ke mesin cuci yang berbeda untuk linen
yang infeksius dan linen non infeksius.
4. Ruang penanganan linen kotor harus terpisah dengan linen bersih.
5. Tersedia jadwal pembersihan lantai laundry maksimal 2x sehari.
6. Untuk menghindari kontaminasi, dalam melaksanakan tugas petugas menggunakan
Alat Pelindung Diri.
7. Kegiatan perencanaan kebutuhan, penyediaan, permintaan dan penyimpanan linen
dilakukan oleh bagian pengguna sesuai ketentuan.
8. Tersedia tempat cuci tangan dan antiseptic bagi petugas.
9. Semua kegiatan dilakukan sesuai prosedur.
10. Penanggung jawab kelancaran peralatan di atur sebagai berikut:
a. Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab atas pengadaan peralatan dan bahan
pembersih.
b. Kepala Bagian bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan peralatan,
gedung dan sarana yang lain.
c. Kasie Laundry bertanggung jawab atas pengelolaan fasilitas.
11. Sistem komunikasi diatur melalui telpon intern extern.
12. Pengaturan tentang pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan
peralatan dilaksanakan secara berkala dan dilengkapi dengan jadwal pemeliharaan,
kalibrasi serta adanya prosedur perbaikan dan pergantian peralatan yang rusak.
13. Pengelolaan pengadaan dan penyediaan bahan pembersih sesuai prosedur yang
berlaku di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dilengkapi dengan Surat
Permintaan Barang ke Pengadaan Dan Bukti Penerimaan Barang apabila barang
telah diterima.
14. Chemical yang dipergunakan di unit Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti
Khadijah 1:
a. Detergen cair dan ditergen bubuk
b. Pelembut
c. Chlorine 0,5 %
d. Trika

E. Kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan dan prosedur


1. Pelayanan laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dilaksanakan
berdasarkan :
a. Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia
b. Buku Pedoman Manajemen Linen Laundry 2004
c. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
2. Pelayanan Laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dilakukan oleh
intern (oleh SDM bagian Laundry )
3. Pelayanan Laundry ( pencucian ) oleh internal SDM bagian Laundry dilakukan pada
jam kerja 07.00 17.00 WIB ( dua shift )
4. Pelayanan laundry dalam pengelolaanya selalu memperhatikan hygiene dari sanitasi
5. Pemakaian bahan dan prasarana untuk proses laundry memperhatikan bahan yang
efektif, aman bagi pemakai, tidak merusak kain dan lingkungan.
6. Adanya pemisahan ruang linen/ cucian kotor dan bersih
7. Adanya evaluasi dan monitoring hasil cucian dari aspek fisik ( kebersihan,
kelembutan, warna )
8. Adanya evaluasi proses laundry dan bahan pencuci
9. Adanya koordinasi antara bagian laundry dan bagian sanitasi dalam hal pengawasan
pengelolaan laundry yang terkait hygiene sanitasi, monitoring kualitas air bersih
untuk laundry, monitoring sanitasi orang banyak ( penanganan, kebisingan,
penghawaan )

F. Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan staf dan program pendidikan


1. Adanya program peningkatan ketrampilan / pendidikan yang berkelanjutan tiap
tahun sesuai kebutuhan perorangan dan organisasi.
2. Adanya program pelatihan pengelolaan pencucian bagi tenaga pencucian.

G. Kebijakan yang berkaitan dengan evaluasi dan pengendalian mutu


3. Penilaian mutu pelayanan laundry melalui kuisioner yang ditujukan bagi pasien
rawat inap dan masukkan dari bagian pengguna dari ruangan masing-masing.
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan SPO oleh kasie laundry melalui supervise kegiatan
sehari-hari.

H. Alur Pengiriman Linen Kotor dan Linen Bersih

Non
Infeksius Dikirim ke Dipisah,
Linen kotor unit laundry ditimbang,
yang dipakai dicuci
pasien
Infeksius

Dikeringka
n, disetrika

Linen Non
Steril

Tempat
Penyimpana
n

12
Distribus
i

13
I. DENAH RUANG LINEN DAN LAUNDRY

Gambar Denah Ruang Linen Dan Laundry


BAB V
LOGISTIK

Permintaan Barang ( Stock ) ke Logistik


Logistik merupakan segala sesuatu baik sarana, prasarana dan semua barang yang
diperlukan untuk laundry dalam rangka pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses permintaan barang (stock ) ke
logistik yaitu:
1. Petugas Administrasi / koordinator menulis bon permintaan barang ( stock ) secara
tertulis di form permintaan barang.
2. Bon permintaan dicek dan ditanda tangani oleh Kasie Laundry.
3. Petugas Administrasi / Koordinator menyerahkan bon permintaan kepada Petugas
Pengadaan.
4. Petugas Pengadaan menerima bon permintaan barang.
5. Pada hari berikutnya Petugas Administrasi / koordinator mengambil barang yang telah
diminta ke Pengadaan.
6. Petugas Administrasi / Koordinator melakukan pengecekkan antara bon permintaan
dengan barang yang diserahkan.
7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan permintaan, Administrasi / koordinator
menandatangani penerimaan pada bon permintaan.
8. Barang yang telah diterima dicatat oleh petugas Administrasi / Koordinator ke dalam
kartu inventaris barang pengadaan.
9. Petugas Administrasi / koordinator menempatkan barang ke dalam lemari stock barang.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN

A. Pengertian
Merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di Rumah Sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanaka suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.

B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien ( Patient Safety ) :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tdak Diharapkan ( KTD )

C. Keselamatan Umum
1. Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah penyebaran
infeksi, langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan cairan anti septik / sabun ke telapak tangan secukupnya.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
e. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
2. Dengan memperhatikan 5 moment mencuci tangan sebagai berikut :
a. Sebelum Menyentuh Pasien.
b. Sesudah Menyentuh Pasien.
c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.
d. Sesudah Terkena Cairan Tubuh Pasien.
e. Sesudah menyentuh Sekitar Lingkungan Pasien.

D. Alat Pelindung Diri


Jenis-jenis Alat Pelindung diri :
a. Sarung tangan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan
melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepas sarung tangan lakukan
kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handcrub berbahan dasar
alkohol. Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai
upaya untuk menghindari kontaminasi silang. Pemakaian sepasang sarung tangan
yang sama atau mencuci tangan yang masih bersarung tangan, ketika melakukan
perawatan di bagaian tubuh yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang
bersih, bukan merupakan praktek yang aman.
b. Masker harus cukup besar untuk melindungi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan
rambut pada wajah ( jenggot ). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar
sewaktu petugas kesehatan atau bagian bedah berbicara, batuk atau bersin serta
untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasiki hidung atau
mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
c. Alat Pelindung Mata melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain
dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata ( goggles )
plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor. Petugas kesehatan
harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika
melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikancairan secara tidak sengaja ke
arah wajah. Bila tidak bersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat
menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.
d. Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak tercampur ke linen. Topi harus cukup besar untuk menutupi semua
rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada petugas,
tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakaianya dari darah atau cairan
tubuh yang terpercik dari linen kotor infeksius.
e. Apron yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus
mengenakan apron ketika melakukan penghitungan dan pemilahan linen kotor.
Apron akan mencegah cairan tubuh pasien yang ada di linen mengenai baju dan kulit
petugas kesehatan.
f. Pelindung Kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sepatu yang
tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di laundry.

Pemakaian APD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Cara Menggunakan APD di Ruang Pemilahan :
a. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelidung.
b. Kenakan pelindung kaki.
c. Kenakan sepasang sarung tangan.
d. Kenakan celemek plastik.
e. Kenakan masker.
f. Kenakan penutup kepala.
g. Kenakan pelindung mata.

Cara Melepas APD :


a. Disinfeksi sepasang sarung tangan.
b. Lepaskan celemek.
c. Lepaskan pelindung mata.
d. Lepaskan penutup kepala.
e. Lepaskan masker.
f. Lepaskan pelindung mata.
g. Lepas sarung tangan.
h. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.

1. Prosedur Penanganan Kecelakaan di Laundry


a. Tertusuk Jarum
1. Segera keluarkan darah
2. Siram dengan air mengalir selama 10 15 menit.
3. Cuci dengan air sabun / desinfektan ( jika perlu bilas dengan alkohol 70 % )
4. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur di bawah ini.

b. Terpajan Cairan Tubuh ( Kulit, Mata, Hidung dan Mulut )


1. Cuci dengan air mengalir selama 10 15 menit.
2. Untuk mata cuci dengan air mengalir dari pangkal ujung mata dekat hidung
dengan memiringkan kepala.
3. Untuk kulit cuci dengan air mengalir dan air sabun / desinfektan ( jika perlu, bilas
menggunakan alkohol 70 % ) dan keringkan dengan handuk bersih.
4. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Standar Pelayanan Keselamatan dan kesehatan


1. Dalam pelayanan di unit linen dan laundry diharapkan dari setiap petugas linen dan
laundry tetap memperhatikan dan mematuhi tentang kewaspadaan isolasi seperti
kebersihan tangan dan pemakaian APD sesuai SOP

2. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan setiap 3 bulan sekali


3. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik
fisik maupun mental terhadap pekerjaannya.
4. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan di
rumah sakit.
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
pekerja
6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang
menderita sakit.
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja Rumah Sakit yang akan
pensiun atau pindah kerja
8. Melakukan koordinasi dengan tim panitia pencegahan dan pengendalian infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap pekerja dan pasien
9. Melakukan kegiatan surveilans kesehatan kerja
10. Melaksanakan Pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja (pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial dan ergonomi)
11. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang
disampaikan kepada direktur rumah sakit dan unit teknis di wilayah kerja rumah
sakit

B. Identifikasi bahaya/ancaman di Unit Laundry Rumah sakit


1. Bahaya mikrobiologi (debu dari serat linen yang mengandung virus tau
mikroorganisme)
Mikroorganisme tersebut antara lain:
a. Mycobacterium tubercolusis
Pencegahan:
- Meningkatkan pengertian dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap
penyakitTBC dan penularannya
- Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam ruangan instalasi
pencucian
- Menggunakan Alat pelindung diri (APD) sesuai SOP
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi terhadap
bahan dan alat yang digunakan
- Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas pekerjaan sesuai SOP
b. Virus Hepatitis B
Pencegahan:
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian petugas rumah sakit terhadap
penyakit hepatitis B dan penularanya
- Memberikan vaksinasi pada petugas
- Menggunakan APD sesuai SOP
- Melakukan tindakan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi terhadap
bahan dan peralatan yang dipergunakan terutama bila terkena bahan infeksi
- Secara teknis setiap petugas harus melaksanakan tugas pekerjaan sesuai SOP
c. Virus HIV
Pencegahan:
- Linen yang terkontaminasi berat ditempatkan dikantong plastik keras yang
berisi desinfektan, berlapis ganda, tahan tusukan, kedap air dan berwarna
khusus serta diberi label bahan menular/ AIDS selanjutnya di bakar
- Menggunakan APD sesuai SOP
2. Bahaya fisik (kebisingan mesin cuci, suhu panas faktor risiko),
a. Bising dalam kesehatan kerja di artikan sebagai suara yang dapat menurunkan
pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun
secara kualitatif (penyempitan spektrum pendengaran), pajanan bising yang
dihasilkan mesin cuci intensitas relatif rendah (85 dB atau lebih), dalam waktu
yang lama membuat efek kumulatif yang bertingkat dan menyebabkan gangguan
pendengaran berupa Noise Induce Hearing Loss (NIHL)
- Pengendalian
Sumber : mengurangi intensitas bising
Desain akustik
Menggunakan mesin/ alat yang kurang bising
Media : mengurangi penerimaan bising
Menjauhkan sumber dari pekerja
Mengabsorbsi dan mengurangi pantulan bising secara akustik pada
dinding, langit langit dan lantai
Menutup sumber bising dengan barrier
Pekerja : mengurangi penerimaan bising
Menggunakan APD berupa sumbat telinga (ear plug) yang dapat
menurunkan pajanan sebesar 6-30 dB atau penutup telinga (ear muff) yang
dapat menurunkan 20-40 dB
Ruang isolasi untuk istirahat
Rotasi pekerja untuk periode waktu tertentu antara lingkungan kerja yang
bising dengan yang tidak bising
Pengendalian secara administratif dengan menggunakan jadwal kerja
sesuai NAB (Nilai Ambang Batas)
b. Cahaya
Pencahayaan di instalasi pencucian perlu karena ia berhubungan langsung
dengan :
Keselamatan kerja
Peningkatan pencermatan
Kesehatan yang lebih baik
Suasana yang nyaman
Petugas yang terpajan gangguan pencahayaan akan mengeluh kelelahan mata
dan kelainan lain berupa :
Iritasi (konjungtivitis)
Ketajaman penglihatan terganggu
Akomodasi dan konvergensi terganggu
Sakit kepala
Pencegahan : dengan pencahayaan yang cukup sesuai dengan standard rumah
sakit (minimal 200 Lux)
c. Listrik
Kecelakaan tersengat listrik dapat terjadi pada petugas laundry oleh karena
dukungan pengetahuan listrik yang belum memadai, yang sering terjadi
adalah kejutan listrik microshok dimana listrik mengalir ke badan petugas
melalui sistem peralatan yang tidak baik
Efek kesehatan
Luka bakar di tempat tersengat aliran listrik
Kaku pada otot ditempat yang tersengat listrik
Pengendalian :
- Enginering
Pengukuran jaringan / instalasi listrik
NAB (Nilai Ambang Batas) bocor arus 50 milliamper, 60 Hz (sakit)
Pemasangan pengaman/ alat pengamanan sesuai ketentuan
Pemasangan tanda- tanda bahaya dan indikator
- Administrasi
Penempatan petugas sesuai ketrampilan
Waktu kerja petugas digilir
- Memakai sepatu/ sandal isolasi
d. Panas
Panas dirasakan bila suhu udara diatas suhu nyaman (26-28C) dengan
kelembaban antara 60-70%. Pada instalasi laundry panas yang terjadi adalah
panas lembab
Pengukuran : dengan mempergunakan West Bulb Globe Temperatur (MBGT)
Efek kesehatan :
- Heat syncope (pingsan karena panas)
- Heat disorder (kenaikan suhu tubuh yang dapat mengakibatkan
kekurangan cairan tubuh)
Pengendalian
- Terhadap lingkungan
Isolasi peralatan yang menimbulkan panas
Menyempurnakan sistem ventilasi dengan pemasangan alat pendingin,
kipas angin untuk petugas, pemasangan blower untuk menarik udara panas
keluar ruangan
- Terhadap pekerja
Menyediakan persediaan air minum yang cukup dan kalau perlu di
sediakan extra salt
Hindarkan petugas yang berbadan gemuk dan berpenyakit kardiovaskuler
untuk bekerja di lingkungan panas
Pengaturan waktu kerja dan istirahat berkaitan dengan suhu ruangan
- Secara administratif yaitu pengaturan waktu kerja dan istirahat berkaitan
dengan suhu ruangan
e. Getaran adalah faktor fisik yang di timbulkan oleh subjek dengan gerakan
osilasi
Mesin pencucian yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/
penjalaran yang merambat melalui tangan atau lengan operator
Efek kesehatan
Terhadap sistem peredaran darah: dapat berupa kesemutan jari tangan
waktu bekerja, parese
Terhadap sistem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteoarticular
(gangguan pada sendi jari tulang)
Terhadap sistem syaraf : parastesi, menurunnya sensivitas, gangguan
kemampuan membedakan dan selanjutnya atrofi
Pemajanan terhadap getaran seluruh tubuh dengan frekuensi 4-5 Hz dan 6-
12 Hz dengan fenomena resonansi(kenaikan amplitudo getaran organ)
terutama berpengaruh buruk pada susunan saraf pusat
Pengukuran : alat yang digunakan adalah Vibration Meter (alat untuk
mengukur frekuensi dan intensitas di area kerja)
Pengendalian
Terhadap sumber diusahakan menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibrasi dan pemeliharaan mesin yang baik
Pengendalian administratif dilakukan dengan pengaturan jadwal kerja
sesuai TLV (Treshold Limit Value)
Terhadap pekerja tidak ada pelindung khusus, hanya dianjurkan memakai
sarung tangan untuk menghangatkan tangan dan perlindungan terhadap
gangguan vaskular
3. Bahaya kimia (detergen, desinfektan dan pewangi)
Penanganan zat-zat kimia di instalasi pencucian
a. Alkali adalah bubuk kekuningan dengan pH 12,0-13,0 yang bersifat bila terkena
panas akan terkomposis menjadi gas yang mungkin beracun dan iritasi, tidak
mudah terbakar, bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan adalah iritasi mata,
iritasi kulit, bila terhirup menyebabkan edema paru, bila tertelan menyebabkan
kerusakan hebat pada selaput lendir
- Pertolongan pertama:
Mata : cuci secepatnya dengan air sebanyak banyaknya
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda

- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat aslinya, wadah tertutup,
di bawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan
hindarkan dari suhu ekstrim
b. Detergen adalah serbuk putih berwarna biru dengan pH 11,0-12,00 yang bersifat
bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracun dan
iritasi, tidak mudah terbakar dapat menimbulkan bahaya kesehatan iritasi mata
dan kulit, bila terhirup menyebabkan edema paru, bila tertelan menyebabkan
kerusakan selaput lendir
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air sebanyak banyaknya
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat aslinya, wadah tertutup,
di bawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan
hindarkan dari suhu ekstrim
c. Emulsifier adalah larutan bening, tidak berwarna, kental, pH 10,0-11,0 bersifat
rusak oleh sinar matahari, stabil dan tidak mudah terbakar, bahaya kesehatan yang
mampu di timbulkan iritasi mata dan kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi, bila
tertelan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata : aliri dengan air selama 15 menit
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air, jangan berusaha untuk
muntah
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi exhaust peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
sinar matahari langsung, hindari sumber panas
d. Bleach (Oksigen Bleach dan chlorine Bleach) oksigen bleach bubuk putih
dengan pH 10,0-11,0, chlorine bleach bubuk putih dengan pH 8,0-9,0 (bubuk
pemutih berklorin) yang bersifat bereaksi dengan bahan pereduksi, tidak mudah
terbakar, beracun untuk ikan (dilarutkan dulu sebelum di buang ke selokan atau
sumber air), bahaya kesehatan yang di timbulkan iritasi berat pada mata, rasa
terbakar pada kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi dan odem paru, bila tertelan
menyebabkan rasa terbakar
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
dari asam, hindari sumber panas
e. Sour / penetral adalah bubuk berwarna biru dengan pH 4,0-5,0 yang berekasi
dengan asam akan mengeluarkan sulfur dioksida keluar, tidak mudah terbakar,
bahaya kesehatan yang di timbulkan iritasi berat pada mata, iritasi pada kulit, bila
terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
dari asam, hindari sumber panas
f. Softener adalah cairan pelunak dan pelembut kain berwarna merah muda, opak
dan mudah mengalir, pH 4,0-5,0 yang bersifat stabil tidak mengandung bahan
berbahaya, tidak mudah terbakar, bahaya kesehatan yang ditimbulkan iritasi pada
mata, iritasi pada kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan
menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata: cuci secepatnya dengan air
Kulit: cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup: pindahkan dari sumber
Tertelan: cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan:
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, hindari
suhu yang ekstrim
g. Starch adalah bahan pengkanji bubuk berwarna putih mudah tercurah bersifat
stabil, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudah terbakar bahaya
kesehatan yang ditimbulkan iritasi pada mata, kemungkinan iritasi pada kulit, bila
terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan kemungkinan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata: cuci secepatnya dengan air
Kulit: cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup: pindahkan dari sumber
Tertelan: cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan:
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, hindari
suhu yang ekstrim
h. Pemajana dengan antiseptik dalam waktu lama dapat menyebabkan dermatitis,
ekseme, alergi. Formaldehide merupakan komponen dari banyak antiseptik dan
desinfektan, zat ini dapat menyebabkan dermatitis kontak, gangguan saluran
pernafasan dan bersifat karsinogenik
- Perlindungan:
Dengan memakai APD sesuai SOP
Segera mencuci tangan sesudah bekerja
Meningkatkan higienis perorangan
Memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi yang baik
4. Bahaya ergonomic (posisi kerja berdiri selama proses kerja sampai selesai)
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan pekerja, posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah atau sikap paksa dapat
menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, mudah
lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien
Gejala: penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu persendian, jaringan
otot, saraf atau pembuluh darah (low back pain)
Pengukuran: diniliai dari banyaknya keluhan yang ada hubunganya pada saat
melakukan pekerjaan
Pengendalian
Cara mengangkat beban yang beratnya kurang dari 25 kg:
- Sebaiknya tidak di junjung karena akan memerlukan tenaga yang lebih
besar
- Mengangkat beban di samping
Bila beban memiliki pegangan beban boleh di bawa di samping
Sebelum mengangkat dekatkan kaki dan badan ke barang tersebut,
dan angkat dalam keadaan badan tegak dan tulang punggung lurus
- Mengangkat beban di depan
Mendekat ke beban/ barang
Renggangkan kedua kaki, barang berada di antara kedua kaki
sedikit di sebelah depan
Luruskan tulang punggung (boleh melengkung) dan badan sedikit
di condongkan ke depan
Badan diturunkan dengan sedikit membengkokkan lutut dan
panggul sampai tangan dapat mencapai barang
Lengan atas harus sedekat atau serapat mungkin ke badan dan
tangan memegang barang
Angkat barang keatas perlahan lahan jangan di sentakkan, sewaktu
mengangkat ke atas tulang punggung harus tetap lurus, tegangkan
dan kecangkan otot perut
- Cara mengangkat beban yang beratnya lebih dari 25kg
Beban dapat di bagi dua
Bila beban dapat di bagi dua, beban tersebut boleh diangkat oleh
satu orang. Bagi dua beban dan pemikul, separuh beban di depan
dan separuh di belakang
Beban tidak dapat di bagi
Dapat diangkat beramai ramai atau dengan cara membuat
penggantung dan mengankatnya dengan tongkat pemikul
- Posisi duduk
Tinggi alas sebaiknya dapat disetel antara 38 dan 48 cm
Kursi harus stabil dan tidak goyang atau bergerak
Kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas
- Posisi berdiri
Berdiri tidak lebih dari 6 jam
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan dan
cakupan program pelayanan seawal mungkin, yaitu dengan cara melakukan audit 1
bulan sekali yang dilakukan oleh IPCN untuk dapat menemukan dan selanjutnya
memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.Tujuan audit monitoring ini:
1. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem pelayanan
(bila perlu).
2. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan di
lapangan, sesuai dengan temuan-temuan dilapangan.
3. Hasil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian
pelayanan di rumah sakit. monitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan dan
dipergunakan segera untuk perbaikan program.
Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit audit monitoring hendaknya
dilakukan secara teratur. Aspek-aspek yang dimonitor mencakup :
1. Sarana prasarana dan peralatan
2. Standard/pedoman pelayanan linen, SOP, kebijakan-kebijakan direktur , visi, misi
dan motto rumah sakit
3. Pengamatan dan pemeriksaan pada linen, yaitu warna yang kusam, pudar. Terdapat
bayangan dari barang yang dibungkusnya menunjukkan linen sudah menipis.
4. Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/ lapuk.
5. Apabila ada penandaan tahun penggunaan, hitung umur lamanya.
Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara insidentil bila
dijumpai banyak terjadi indeksi di satu unit rawat inap atau lebih. Contoh diambil untuk
dilakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil kultur, monitoring
prosedur pencucian ditingkatkan.

B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengolahan linen di rumah sakti. Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen rumah sakit
2. Sebagai masukan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia pembersihan
sarana dan prasarana kamar cuci
3. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin.
4. Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia.
Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuisioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau
minimal setiap 1 tahun sekali. Sebagai responden diambil 2 atau 3 jenis petugas dilihat
dari fungsinya, misal kepala bangsal/ ruangan, perawat pelaksana dan petugas pelaksana
non perawatan/pekarya. Materi yang dievaluasi sesuai dengan tujuan antara lain:
1. Kuantitas dan kualitas linen
a. Kuantitas linen yang beredar di ruangan sangat menetukan kualitas pelayanan,
demikian pula linen yang berputar di ruangan yang diam akan mengakibatkan
linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum digunakan.
b. Kualitas yang diutamakan dari linen adalah bersih (fisik linen), awet (tidak
rapuh) dan sehat (bebas dari mikroorganisme patogen).
2. Bahan kimia
a. Fisik dan karakteristik
Fisik dan karakteristik bahan kimia dapat berupa warna, butiran serta bau yang
khas dari bahan kimia. Untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring
setiap bahan kimia akan digunakan.
b. pH (power hidrogen) dan presentase bahan aktif
Bahan kimia yang digunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti yang
dipersyaratkan dalam LDP (Lembar Data Pengaman) atau MSDSs. Informasi pH
penting dalam mengetahui kualitas bahan kimia yang akan digunakan apakah
mengalami perubahan pada saat penyimpanan dan penggunaan. Frekuensi
pemeriksaan dilakukan pada awal penggunaan, pertengahan dan akhir.
3. Baku mutu air bersih
a. Persyaratan Permenkes 416
Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standard air bersih Depkes
(Permenkes 416) yaitu dilakukan monitoring sedikitnya 6 bulan sekali.
b. Persyaratan khusus kandungan besi dan garam-garam
Perlu dilakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya dua polutan
pengganggu tersebut. Jika standard yang diinginkan tidak dipenuhi, maka harus
dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang digunakan.
Sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.
4. Baku mutu limbah cair
Berdasarkan PP No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dab Beracun, dengan lampiran dikategorikan sebagai limbah B3.
BAB IX
PENUTUP

Pengelolaan linen kotor di rumah sakit bukan hal yang bisa diabaikan, terutama
karena linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara tertularnya
penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius ke orang lain yang mempunyai daya
tahan tubuh rendah. Linen kotor harus diawasi secara ketat alurnya, selain untuk mencegah
infeksi, kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih petugas kesehatan agar lebih berhati-hati
dengan kegiatan yang bersentuhan dengan linen kotor.
Pada hakikatnya sebagai petugas kesehatan harus mengetahui dampak dari linen kotor
untuk menghidari infeksi-infeksi yang akan ditimbulkan, maka diperlukan kesadaran dari
tiap individu untuk belajar dengan tujuan mengetahui dampak negatif yang akan
ditimbulkan dari linen kotor.
Pedoman Pelayanan Unit Linen dan Laundry RSI Nashrul Ummah Lamongan ini
bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan
melaksanakan kegiatan pengelolaan linen di rumah sakit. Selain itu, pedoman pelayanan
unit linen dan laundry ini akan bermanfaat bagi seluruh petugas yang berhubungan dengan
linen dan laundry untuk mengurangi paparan dari infeksi dan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja petugas.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, PERDALIN DepKes RI 2008

Pedoman Pelayanan Linen Laundry di Rumah sakit, DepKes 2004


Jalan Merpati No. 58-62, Sidokumpul,
Lamongan,
Jawa Timur
62213
Telepon : (0322) 321522, 321427,
323440.
Fax : (0322)
321427
email :
rsinashrulummah@gmail.c om

You might also like