Professional Documents
Culture Documents
SITTI KHADIJAH 1
MUHAMMADIYAH CABANG MAKASSAR
Jl. R.A. Kartini 15-17 TELP ( 0411) 3624554, 3629245, 3627119, 3614661. FAX 3627119
MAKASSAR SULAWESI SELATAN 90111 E-MAIL:rsia_sitti.khadijah@gmail.com
.
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY
RSIA SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR
DIREKTUR RSIA SITTI KHADIJAH MAKASSAR
i
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)
SITTI KHADIJAH 1
MUHAMMADIYAH CABANG MAKASSAR
Jl. R.A. Kartini 15-17 TELP ( 0411) 3624554, 3629245, 3627119, 3614661. FAX 3627119
MAKASSAR SULAWESI SELATAN 90111 E-MAIL:rsia_sitti.khadijah@gmail.com
.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Makassar
Pada Tanggal :
--------------------------------------------
Direktur,
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Pedoman Pelayanan Unit Linen Rumah Sakit Ibu Dan
Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dan ini berhasil disusun. Buku ini diharapkan mampu menjadi
pedoman bagi semua pegawai di Unit Linen dan Laundry dan pihak-pihak yang terkait
di lingkungan Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 dalam menjalankan kegiatan
pengelolaan linen rumah sakit.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit
Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan pedoman ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan
Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 yang telah memberikan masukan dalam proses
penyusunan pedoman ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1
yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai
pada proses monitoring dan evaluasi pedoman ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lainnya yang
terkait dengan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit. Akhirnya saran dan koreksi demi
perbaikan buku pedoman ini sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum Wr Wb
Penyusun
4
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang medik, khususnya dalam pengelolaan linen di rumah sakit. Linen
di rumah sakit dibutuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan
sangat bervariasi, baik jenis, jumlah ataupun kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup
panjang, membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga kesehatan
dengan bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi tersebut terdiri dari ahli manajemen,
teknisi, perawat, tukang cuci, penjahit, tukang setrika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan
dan keselamatan kerja. Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap
pakai, diperlukan perhatian khusus, seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi
dan efek penggunaan bahan-bahan kimia, maka bagian laundry sebagai salah satu
pelayanan wajib mengantisipasi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun peralatan non medis sesuai
perkembangan bidang tehnologi di bidang linen laundry.
Pelayanan linen laundry harus dikelola dengan sistem yang baik dan benar melalui
penerapan managemen yang baik dan benar serta koordinasi antar bagian dan upaya
untuk terus memberikan pelayanan yang berkaitan dengan pelanggan, maka perlu
disusun Buku Pedoman Pelayanan Unit Linen Laundry. Adapun buku Pedoman
Pelayanan Unit Linen Laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 ini akan
menjadi acuan kerja seluruh petugas yang bekerja di bagian linen laundry, serta sebagai
landasan pelayana linen laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1
B. Tujuan Pedoman
Adapun tujuan dari Pedoman Pelayanan Linen Laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia)
Sitti Khadijah 1:
1. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen laundry yang berkualitas dan berperan
aktif dalam pengendalian infeksi nosokomial di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti
Khadijah 1.
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit
1
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi dan
siap pakai.
c. Sebagai pedoman dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
nosokomial.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung, kontraktor dan lingkungan dari
terpapar dari bahaya potensial.
e. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit di rumah sakit.
D. Batasan Operasional
1. Pengambilan Linen
Pengambilan linen kotor dilakukan oleh petugas laundry ke ruangan dengan
menggunakan APD dan menggunakan troli tertutup. Linen yang infeksius
ditempatkan dalam kantong pastik warna kuning dan sudah dikasih label, sedangkan
linen non infeksius ditempatkan dalam wadah tersendiri yang tertutup.
2. Pemilahan Linen
Linen dipilah dan di hitung di laundry sesuai tingkat kekotoran, warna dan infeksius,
kemudian linen dimasukkan ke dalam troli untuk non infeksius dan troli tertutup
untuk linen infeksius
3. Penimbangan dan Perendaman Linen
Linen ditimbang 20 kg kemudian linen dimasukkan ke dalam bak untuk linen
infeksius di rendam pakai chlorine 0,5 % selama 10 15 menit setelah itu direndam
pakai air panas selama 10 15 menit
4. Pencuciaan dan Pemerasan Linen
Pencucian linen dilakukan dengan memasukkan linen infeksius ke mesin cuci
dengan kapasitas 20 kg, dengan memprogram berat, untuk linen non infeksius
dimasukkan mesin cuci non infeksius dengan program sedang untuk tingkat kotoran
sedang dan linen jenis tebal atau ringan untuk tingkat kekotoran ringan dan linen
jenis tipis dan ukuran kecil setelah itu dimasukkan ke dalam mesin pemeras.
5. Pengeringan Linen
Pengeringan linen menggunakan mesin pengering untuk meminimalkan terjadinya
infeksi nosokomial
6. Penyeterikaan dan Pelipatan Linen Disinfeksi
Linen yang telah di keringkan di bawa ke ruang pelipatan kemudian dilipat dan di
setrika kemudian di sendirikan di rak penyimpanan linen bersih berdasar ruang
masing-masing.
7. Pendistribusian
Petugas linen laundry mengantar linen bersih ke ruangan dengan membawa buku
penyerahan linen. Linen dihitung dan di cocokkan dengan jumlah linen pagi oleh
petugas linen laundry dan ruangan kemudian linen dimasukkan dalam plastik dan
dimasukkan ke troli bersih dan di bawa ke ruangan masing-masing
8. Perbaikan Linen
Ruangan mengirim linen yang rusak ke laundry dan petugas laundry bertugas
memperbaiki linen yang rusak, jika linen tidak bisa diperbaiki, laundry memberitahu
ke ruangan, linen dimasukkan inventaris rusak
9. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan di linen laundry antara lain: pencatatan linen yang
disetorkan ke laundry, pencatatan linen yang di distribusikan, dan linen rusak,
pelaporan chemical, plastik, linen rusak.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 85/1999 tentang perubahan PP No. 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Racun
5. Peraturan PemerintahNomor 20 Tahun 1990 tentang Pencemaran Air
6. Peraturan PemerintahNomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal
7. Peraturan Meteri Kesehatan RI Nomor 472/Menkes/Peraturan/V/1996 tentang
Penggunaan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
8. Peraturan Meteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1992 tentang Penyediaan Air
Bersih dan Air Minum
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang
Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit.
11. KepMenKes Nomor 1024 / MenKes / SK X/ 2004 tentang kesehatan lingkungan
12. KepMenkes RI Nomor 382/ MenKes/ SK/ III/ 2007 tentang pedoman PPI di Rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
BAB II STANDAR
KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Unit linen dan laundry di Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 didukung oleh
sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman. Ketenagaan di unit linen dan
laundry Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1 memiliki 8 tenaga laundry yang
terdiri atas:
1. 1 (Satu) orang kepala seksi berpendidikan terakhir sarjana (S1) yang bertanggung
jawab penuh atas tata laksana dan pengelolaan pencucian linen dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap akhir pencatatan dan pelaporan
2. 7 (tujuh) orang pelaksana di bagian unit linen dan laundry dari tenaga non medis/
pekarya berpendidikan minimal SMP dengan latihan khusus yang bertugas dari tahap
pengambilan dan penerimaan linen kotor sampai tahap linen bersi
sampai pendistribusian linen siap pakai ke ruang perawatan
C. Pengaturan Jaga
Unit linen dan laundry melakukan pelayanan selama 10 jam sehingga dalam pengaturan
jam kerjanya dibagi kedalam 2 shift, pagi terdiri atas 4 orang dan sore terdiri atas 2
orang yaitu :
1. Shift pagi, yaitu jam 07.00 - 14.00
2. Shift siang, yaitu jam 10.00 17.00
BAB III STANDAR
FASILITAS
Standar Fasilitas
Daftar Inventaris Peralatan di Linen Laundry
No Nama Alat Jumlah Keterangan
1 Mesin cuci kapasitas 20 kg 1 buah
2 Mesin cuci kapasitas 7 kg 1 buah
3 Mesin cuci kapasitas 3 kg 1 buah
4 Mesin pemeras kapasitas 20 kg 1 buah
5 Mesin pengering kapasitas 20 kg 1 buah
6 Setrika roll irone 1 buah
7 Setrika manual 2 buah
8 Trolly linen bersih 1 buah
9 Trolly linen kotor 3 buah
10 Heater / pemanas air 1 buah
11 Bak plastik untuk rendam 2 buah
12 Bak plastik untuk angkut linen bersih 2 buah
13 Timbangan duduk 1 buah
14 Almari linen 4 buah
15 Almari B3 1 buah
16 Meja untuk melipat 1 buah
17 Meja untuk penerimaan linen kotor 1 buah
18 Meja kerja 1 buah
19 Kursi lipat 2 buah
20 Kursi plastik bulat 5 buah
21 Komputer 1 set
22 Printer epson 1 buah Epson L 100
23 Jam dinding 1 buah Mirado
24 Tempat aqua galon 1 set
25 Sapu 2 buah
26 Pel lantai 1 buah
27 Alat penjepit plastik 1 buah
ATK Jumlah keterangan
28 Tempat isolasi 1 buah
29 Perfurator 1 buah
30 Kalkulator 1 buah
31 Staples 1 buah
32 Rautan 1 buah
33 Stempel 1 buah
34 Cutter 1 buah
35 Gunting 1 buah
36 Penggaris besi 1 buah
8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
9
2. Sesuai dengan Stuktur Organisasi Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Sitti Khadijah 1,
Unit Laundry berada dibawah Direktur Umum, dibantu Kepala Bagian Umum dan
kasie Linen Laundry dalam pengelolaan pelayanan laundry.
3. Kasie laundry membawahi Petugas Mesin Cuci, Petugas Setrika dan Petugas
Pencatatan dan Penyortiran yang masing masing dilengkapi dengan uraian tugas,
kewenangan dan tanggung jawab.
4. Pertemuan rutin diadakan sedikitnya sebulan sekali untuk mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan evaluasi peningkatan mutu pelayanan laundry.
5. Pertemuan lintas jalur dilaksanakan secara koordinatif dengan bidang lain sesuai
ketentuan dan kebutuhan.
Non
Infeksius Dikirim ke Dipisah,
Linen kotor unit laundry ditimbang,
yang dipakai dicuci
pasien
Infeksius
Dikeringka
n, disetrika
Linen Non
Steril
Tempat
Penyimpana
n
12
Distribus
i
13
I. DENAH RUANG LINEN DAN LAUNDRY
A. Pengertian
Merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di Rumah Sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanaka suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien ( Patient Safety ) :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tdak Diharapkan ( KTD )
C. Keselamatan Umum
1. Aturan Umum Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk mencegah penyebaran
infeksi, langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Tuangkan cairan anti septik / sabun ke telapak tangan secukupnya.
b. Gosokkan kedua telapak tangan.
c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
e. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.
2. Dengan memperhatikan 5 moment mencuci tangan sebagai berikut :
a. Sebelum Menyentuh Pasien.
b. Sesudah Menyentuh Pasien.
c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.
d. Sesudah Terkena Cairan Tubuh Pasien.
e. Sesudah menyentuh Sekitar Lingkungan Pasien.
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat aslinya, wadah tertutup,
di bawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan
hindarkan dari suhu ekstrim
b. Detergen adalah serbuk putih berwarna biru dengan pH 11,0-12,00 yang bersifat
bila terkena panas akan terkomposisi menjadi gas yang mungkin beracun dan
iritasi, tidak mudah terbakar dapat menimbulkan bahaya kesehatan iritasi mata
dan kulit, bila terhirup menyebabkan edema paru, bila tertelan menyebabkan
kerusakan selaput lendir
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air sebanyak banyaknya
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat aslinya, wadah tertutup,
di bawah kondisi kering, ventilasi yang baik, jauhkan dari asam dan
hindarkan dari suhu ekstrim
c. Emulsifier adalah larutan bening, tidak berwarna, kental, pH 10,0-11,0 bersifat
rusak oleh sinar matahari, stabil dan tidak mudah terbakar, bahaya kesehatan yang
mampu di timbulkan iritasi mata dan kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi, bila
tertelan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata : aliri dengan air selama 15 menit
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air, jangan berusaha untuk
muntah
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi exhaust peralatan pernapasan sendiri
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
sinar matahari langsung, hindari sumber panas
d. Bleach (Oksigen Bleach dan chlorine Bleach) oksigen bleach bubuk putih
dengan pH 10,0-11,0, chlorine bleach bubuk putih dengan pH 8,0-9,0 (bubuk
pemutih berklorin) yang bersifat bereaksi dengan bahan pereduksi, tidak mudah
terbakar, beracun untuk ikan (dilarutkan dulu sebelum di buang ke selokan atau
sumber air), bahaya kesehatan yang di timbulkan iritasi berat pada mata, rasa
terbakar pada kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi dan odem paru, bila tertelan
menyebabkan rasa terbakar
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
dari asam, hindari sumber panas
e. Sour / penetral adalah bubuk berwarna biru dengan pH 4,0-5,0 yang berekasi
dengan asam akan mengeluarkan sulfur dioksida keluar, tidak mudah terbakar,
bahaya kesehatan yang di timbulkan iritasi berat pada mata, iritasi pada kulit, bila
terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata : cuci secepatnya dengan air
Kulit : cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup : pindahkan dari sumber
Tertelan : cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan :
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan : simpan di tempat sejuk dan kering, jauhkan
dari asam, hindari sumber panas
f. Softener adalah cairan pelunak dan pelembut kain berwarna merah muda, opak
dan mudah mengalir, pH 4,0-5,0 yang bersifat stabil tidak mengandung bahan
berbahaya, tidak mudah terbakar, bahaya kesehatan yang ditimbulkan iritasi pada
mata, iritasi pada kulit, bila terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan
menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata: cuci secepatnya dengan air
Kulit: cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup: pindahkan dari sumber
Tertelan: cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan:
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, hindari
suhu yang ekstrim
g. Starch adalah bahan pengkanji bubuk berwarna putih mudah tercurah bersifat
stabil, tidak mengandung bahan berbahaya, tidak mudah terbakar bahaya
kesehatan yang ditimbulkan iritasi pada mata, kemungkinan iritasi pada kulit, bila
terhirup menyebabkan iritasi, bila tertelan kemungkinan menyebabkan iritasi
- Pertolongan pertama
Mata: cuci secepatnya dengan air
Kulit: cuci kulit secepatnya dengan air, ganti pakaian yang terkontaminasi
Terhirup: pindahkan dari sumber
Tertelan: cuci mulut, minum satu atau dua gelas air atau susu
- Pertolongan selanjutnya dengan mencari pertolongan medis tanpa ditunda
- Tindakan pencegahan:
Kontrol teknis, gunakan ventilasi setempat, peralatan pernapasan sendiri
mungkin diperlukan untuk penggunaan yang lama
Memakai APD
Penyimpinan dan pengangkatan: simpan di tempat sejuk dan kering, hindari
suhu yang ekstrim
h. Pemajana dengan antiseptik dalam waktu lama dapat menyebabkan dermatitis,
ekseme, alergi. Formaldehide merupakan komponen dari banyak antiseptik dan
desinfektan, zat ini dapat menyebabkan dermatitis kontak, gangguan saluran
pernafasan dan bersifat karsinogenik
- Perlindungan:
Dengan memakai APD sesuai SOP
Segera mencuci tangan sesudah bekerja
Meningkatkan higienis perorangan
Memperkuat daya tahan tubuh dengan gizi yang baik
4. Bahaya ergonomic (posisi kerja berdiri selama proses kerja sampai selesai)
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan pekerja, posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah atau sikap paksa dapat
menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, mudah
lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien
Gejala: penyakit sehubungan dengan alat gerak yaitu persendian, jaringan
otot, saraf atau pembuluh darah (low back pain)
Pengukuran: diniliai dari banyaknya keluhan yang ada hubunganya pada saat
melakukan pekerjaan
Pengendalian
Cara mengangkat beban yang beratnya kurang dari 25 kg:
- Sebaiknya tidak di junjung karena akan memerlukan tenaga yang lebih
besar
- Mengangkat beban di samping
Bila beban memiliki pegangan beban boleh di bawa di samping
Sebelum mengangkat dekatkan kaki dan badan ke barang tersebut,
dan angkat dalam keadaan badan tegak dan tulang punggung lurus
- Mengangkat beban di depan
Mendekat ke beban/ barang
Renggangkan kedua kaki, barang berada di antara kedua kaki
sedikit di sebelah depan
Luruskan tulang punggung (boleh melengkung) dan badan sedikit
di condongkan ke depan
Badan diturunkan dengan sedikit membengkokkan lutut dan
panggul sampai tangan dapat mencapai barang
Lengan atas harus sedekat atau serapat mungkin ke badan dan
tangan memegang barang
Angkat barang keatas perlahan lahan jangan di sentakkan, sewaktu
mengangkat ke atas tulang punggung harus tetap lurus, tegangkan
dan kecangkan otot perut
- Cara mengangkat beban yang beratnya lebih dari 25kg
Beban dapat di bagi dua
Bila beban dapat di bagi dua, beban tersebut boleh diangkat oleh
satu orang. Bagi dua beban dan pemikul, separuh beban di depan
dan separuh di belakang
Beban tidak dapat di bagi
Dapat diangkat beramai ramai atau dengan cara membuat
penggantung dan mengankatnya dengan tongkat pemikul
- Posisi duduk
Tinggi alas sebaiknya dapat disetel antara 38 dan 48 cm
Kursi harus stabil dan tidak goyang atau bergerak
Kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas
- Posisi berdiri
Berdiri tidak lebih dari 6 jam
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Monitoring
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan dan
cakupan program pelayanan seawal mungkin, yaitu dengan cara melakukan audit 1
bulan sekali yang dilakukan oleh IPCN untuk dapat menemukan dan selanjutnya
memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program.Tujuan audit monitoring ini:
1. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem pelayanan
(bila perlu).
2. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan di
lapangan, sesuai dengan temuan-temuan dilapangan.
3. Hasil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian
pelayanan di rumah sakit. monitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan dan
dipergunakan segera untuk perbaikan program.
Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit audit monitoring hendaknya
dilakukan secara teratur. Aspek-aspek yang dimonitor mencakup :
1. Sarana prasarana dan peralatan
2. Standard/pedoman pelayanan linen, SOP, kebijakan-kebijakan direktur , visi, misi
dan motto rumah sakit
3. Pengamatan dan pemeriksaan pada linen, yaitu warna yang kusam, pudar. Terdapat
bayangan dari barang yang dibungkusnya menunjukkan linen sudah menipis.
4. Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/ lapuk.
5. Apabila ada penandaan tahun penggunaan, hitung umur lamanya.
Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara insidentil bila
dijumpai banyak terjadi indeksi di satu unit rawat inap atau lebih. Contoh diambil untuk
dilakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara menunggu hasil kultur, monitoring
prosedur pencucian ditingkatkan.
B. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pencucian, pengeringan dan sebagainya, juga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
kinerja dari pengolahan linen di rumah sakti. Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen rumah sakit
2. Sebagai masukan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia pembersihan
sarana dan prasarana kamar cuci
3. Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin.
4. Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia.
Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuisioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau
minimal setiap 1 tahun sekali. Sebagai responden diambil 2 atau 3 jenis petugas dilihat
dari fungsinya, misal kepala bangsal/ ruangan, perawat pelaksana dan petugas pelaksana
non perawatan/pekarya. Materi yang dievaluasi sesuai dengan tujuan antara lain:
1. Kuantitas dan kualitas linen
a. Kuantitas linen yang beredar di ruangan sangat menetukan kualitas pelayanan,
demikian pula linen yang berputar di ruangan yang diam akan mengakibatkan
linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum digunakan.
b. Kualitas yang diutamakan dari linen adalah bersih (fisik linen), awet (tidak
rapuh) dan sehat (bebas dari mikroorganisme patogen).
2. Bahan kimia
a. Fisik dan karakteristik
Fisik dan karakteristik bahan kimia dapat berupa warna, butiran serta bau yang
khas dari bahan kimia. Untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring
setiap bahan kimia akan digunakan.
b. pH (power hidrogen) dan presentase bahan aktif
Bahan kimia yang digunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti yang
dipersyaratkan dalam LDP (Lembar Data Pengaman) atau MSDSs. Informasi pH
penting dalam mengetahui kualitas bahan kimia yang akan digunakan apakah
mengalami perubahan pada saat penyimpanan dan penggunaan. Frekuensi
pemeriksaan dilakukan pada awal penggunaan, pertengahan dan akhir.
3. Baku mutu air bersih
a. Persyaratan Permenkes 416
Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standard air bersih Depkes
(Permenkes 416) yaitu dilakukan monitoring sedikitnya 6 bulan sekali.
b. Persyaratan khusus kandungan besi dan garam-garam
Perlu dilakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya dua polutan
pengganggu tersebut. Jika standard yang diinginkan tidak dipenuhi, maka harus
dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang digunakan.
Sebaiknya sama dilakukan setiap 6 bulan sekali.
4. Baku mutu limbah cair
Berdasarkan PP No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dab Beracun, dengan lampiran dikategorikan sebagai limbah B3.
BAB IX
PENUTUP
Pengelolaan linen kotor di rumah sakit bukan hal yang bisa diabaikan, terutama
karena linen kotor merupakan sumber infeksi yang dapat menjadi perantara tertularnya
penyakit dari orang yang menderita penyakit infeksius ke orang lain yang mempunyai daya
tahan tubuh rendah. Linen kotor harus diawasi secara ketat alurnya, selain untuk mencegah
infeksi, kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih petugas kesehatan agar lebih berhati-hati
dengan kegiatan yang bersentuhan dengan linen kotor.
Pada hakikatnya sebagai petugas kesehatan harus mengetahui dampak dari linen kotor
untuk menghidari infeksi-infeksi yang akan ditimbulkan, maka diperlukan kesadaran dari
tiap individu untuk belajar dengan tujuan mengetahui dampak negatif yang akan
ditimbulkan dari linen kotor.
Pedoman Pelayanan Unit Linen dan Laundry RSI Nashrul Ummah Lamongan ini
bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan
melaksanakan kegiatan pengelolaan linen di rumah sakit. Selain itu, pedoman pelayanan
unit linen dan laundry ini akan bermanfaat bagi seluruh petugas yang berhubungan dengan
linen dan laundry untuk mengurangi paparan dari infeksi dan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja petugas.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya, PERDALIN DepKes RI 2008