You are on page 1of 15

Jawaban :

1. Apakah usia dapat berpengaruh terhadap kencing tidak terlampiaskan ?


Jawaban:
Usia bayi atau anak kecil dengan usia 18-24 bulan tidak mampu mengontrol secara
volunter. Pada usia remaja dan dewasa, sudah dapat mengontrol berkemih secara
volunter. Pada lansia, frekuensiberkemih dan volume urine meningkat. Hal ini karena
terjadi penurunan kemampuan tonus otot dan daya tampung.

2. Apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap kencing tidak terlampiaskan?


Jawaban:
wanita, lebih sering terjadi setelah pembedahan atau post partum. Operasi Dampak dari
seorang ibu setelah melahirkan biasanya mengalami retensio urine atau sulit berkemih
yang biasanya disebabkan oleh trauma kandung kemih dan nyeri pada persyarafan
kandung kemih.
Pada pria Bila prostat mengalami pembesaran, maka akan mempersempit bahkan
menutup saluran kencing, sehingga air kencing yang seharusnya di keluarkan dengan
lancer dan mudah harus di keluarkan dengan mengejan keras, merasa nyeri dan pancaran
pancarannya jadi menete saja

3. Apakah yang menyebabkan nyeri saat berkemih?


jawaban:
bakteri Escherichia coli
( E.coli, clamidia dan mikoplasma)

Masuk kedalam saluran kemih melalui uretra

Infeksi saluran kemih

Peradangan pada rongga panggul


Sumbatan saluran kencing

Tumor jinak/tumor ganas

Nyeri berkemih

4. Apa yang menyebabkan menetes sampai tidak bisa kencing ?


Jawaban:
Kelenjar prostat merupakan salah satu organ genatalia pria yang terletak di bawah
kandung kemih, dan membugkus urethra ( saluran kencing) di bawah kandung kencing,
pembesaran prostat pada pria di pengaruhi oleh hormone testosteron yang memang di
produksi dalam jumlah banyak oleh semua laki-laki normal. Bila prostat mengalami
pembesaran, maka akan mempersempit bahkan menutup saluran kencing, sehingga air
kencing yang seharusnya di keluarkan dengan lancer dan mudah harus di keluarkan
dengan mengejan keras, merasa nyeri dan pancaran pancarannya jadi menetes saja. Selain
itu karena sulitnya air kencing keluar. Maka mengakibatkan ada air kencing tertampung
di kandung kemih yang semakin lama semakin banyak dan bisa sampai merendam ginjal
yang bisa mengakibatkan gagal ginjal.

5. Jelaskan anatomi fsiologi system perkemihan?


Jawaban:
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Susunan sistem perkemihan
terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin
dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin
dikumpulkan, dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria

6. Penyakit-penyakit apa saja yang berkaitan dengan retensi urin?


Jawaban:

PENYAKIT BPH

Definisi Benigna Prostat Hiperplasi Ur Eterolithiasis adalah suatu


( BPH ) adalah keadaan terjadinya
pembesaran jinak kelenjar penumpukan oksalat, calculi
prostat, (batu ginjal) pada ureter atau
disebabkan oleh karena
pada daerah ginjal
hiperplasi beberapa atau
semua komponen prostat
meliputi jaringan kelenjar /
jaringan fibromuskuler
yang menyebabkan
penyumbatan uretra pars
prostatika

Etiologi 1.Dihydrotestosteron Sampai saat sekarang


Peningkatan 5 alfa penyebab terbentuknya batu
reduktase dan reseptor belum diketahui secara pasti.
androgen menyebabkan Beberapa faktor predisposisi
epitel dan stroma dari terjadinya batu :
kelenjar prostat
1. Ginjal
mengalami hiperplasi .
2. Tubular rusak pada
2.Perubahan keseimbangan nefron,mayoritas
hormon estrogen - terbentuknya batu
testoteron 3. Immobilisasi
Pada proses penuaan 4. Kurang gerakan tulang
pada pria terjadi dan muskuloskeletal
peningkatan hormon menyebabkan
estrogen dan penurunan penimbunan kalsium.
testosteron yang Peningkatan kalsium di
mengakibatkan hiperplasi plasma akan
stroma. meningkatkan
pembentukan batu.
3.Interaksi stroma - epitel
5. Infeksi: infeksi saluran
Peningkatan epidermal
kemih dapat
gorwth factor atau
menyebabkan nekrosis
fibroblast growth
jaringan ginjal dan
factor dan penurunan
menjadi inti
transforming growth
pembentukan batu.
factor beta menyebabkan
6. Kurang minum :
hiperplasi stroma dan
sangat potensial terjadi
epitel.
timbulnya
4.Berkurangnya sel yang pembentukan batu.
mati 7. Pekerjaan: dengan
Estrogen yang banyak duduk lebih
meningkat menyebabkan memungkinkan
peningkatan lama hidup terjadinya
stroma dan epitel dari pembentukan batu
kelenjar prostat. dibandingkan
pekerjaan seorang
5.Teori sel stem
buruh atau petani.
Sel stem yang
8. Iklim : tempat yang
meningkat
bersuhu dingin (ruang
mengakibatkan
AC) menyebabkan
proliferasi sel transit
kulit kering dan
( Roger Kirby, 1994 : 38
pemasukan cairan
).
kurang. Tempat yang
bersuhu panas
misalnya di daerah
tropis, di ruang mesin
menyebabkan banyak
keluar keringat, akan
mengurangi produksi
urin.
9. Diuretik: potensial
mengurangi volume
cairan dengan
meningkatkan kondisi
terbentuknya batu
saluran kemih.
akanan, kebiasaan
mengkonsumsi makanan
tinggi kalsium seperti susu,
keju, kacang polong, kacang
tanah dan coklat. Tinggi purin
seperti : ikan, ayam, daging,
jeroan. Tinggi oksalat seperti :
bayam, seledri, kopi, teh, dan
vitamin D
7. Konsep medis retendi urin?
Jawaban:

1. PENGERTIAN
Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika
urinaria.(Kapita Selekta Kedokteran).
Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam akndung kemih, dapat terjadi
secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).
Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun
terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).

2. ETIOLOGI
1. Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis.
Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya,
misalnya pada operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis,
misalnya miningokel, tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai
dengan rasa
sakit yang hebat.
2. Vesikalberupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada
pasien DM
atau penyakit neurologist, divertikel yang besar.
3. Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan
tumor.
4. Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran prostat,kelainan patologi
uretra,
trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.
5. Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik antispasmotik (atropine),
preparat
antidepressant antipsikotik (Fenotiazin), preparat antihistamin (Pseudoefedrin
hidroklorida = Sudafed), preparat penyekat adrenergic (Propanolol),
preparat
antihipertensi (hidralasin).

3. PATOFISIOLOGI
Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa
sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai
mengejan. Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor
lainnya seperti ansietas,kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya.
Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi supra vesikal berupa kerusakan pusat
miksi di medulla spinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis
sebagian atau seluruhnya sehingga tidak terjadi koneksi dengan otot detrusor
yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot spinkter
internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang,
intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher vesika,
striktur, batu kecil menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa
meningkat dan terjadi dilatasi bladder kemudian distensi abdomen. Factor obat
dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan tekanan darah, menurunkan
filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun. Factor lain
berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya yang
dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat
relaksasi dengan baik.

4. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah
sebagai berikut:
Diawali dengan urine mengalir lambat.
Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena
pengosongan kandung kemih tidak efisien.
Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.
Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
Pada retensi berat bisa mencapai 2000 - 3000 cc.

5. GAMBARAN KLINIS
Retensi urine memberikan gejala gangguan berkemih, termasuk diantaranya
kesulitan buang air kecil; pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus;
ada rasa tidak puas, dan keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan
pada suprapubik saat berkemih.
Suatu penelitian melaporkan bahwa gejala yang paling bermakna dalam
memprediksikan adanya gangguan berkemih adalah pancaran kencing yang
lemah, pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna, mengedan saat
berkemih, dan nokturia.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine
adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan specimen urine.
Pengambilan: steril, random, midstream.
Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.
Sistoskopy, IVP.
DIAGNOSIS
Pada pasien dengan keluhan saluran kemih bagian bawah, maka anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang lengkap, pemeriksaan rongga pelvis, pemeriksaan
neurologik, jumlah urine yang dikeluarkan spontan dalam 24 jam, pemeriksaan
urinalisis dan kultur urine, pengukuran volume residu urine, sangat dibutuhkan.
Fungsi berkemih juga harus diperiksa, dalam hal ini dapat digunakan
uroflowmetry, pemeriksaan tekanan saat berkemih, atau dengan voiding
cystourethrography.
Dikatakan normal jika volume residu urine adalah kurang atau sama dengan
50ml, sehingga jika volume residu urine lebih dari 200ml dapat dikatakan
abnormal dan biasa disebut retensi urine. Namun volume residu urine antara 50-
200ml menjadi pertanyaan, sehingga telah disepakati bahwa volume residu
urine normal adalah 25% dari total volume vesika urinaria.

7. PENATALAKSANAAN
Ketika kandung kemih menjadi sangat menggembung diperlukan kateterisasi,
kateter Foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga
kandung kemih tetap kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan
kembali tonus normal dan sensasi.
Bila kateter dilepas, pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu
4 jam. Setelah berkemih secara spontan, kandung kemih harus dikateter kembali
untuk memastikan bahwa residu urine minimal. Bila kandung kemih
mengandung lebih dari 100 ml urine, drainase kandung kemih dilanjutkan lagi.
8. KOMPLIKASI
Karena terjadinya retensi urine yang berkepanjangan, maka kemampuan
elastisitas vesica urinaria menurun, dan terjadi peningkatan tekanan intra vesika
yang menyebabkan terjadinya reflux, sehingga penting untuk dilakukan
pemeriksaan USG pada ginjal dan ureter atau dapat juga dilakukan foto BNO-
IVP.oestrgrd

8. Jelaskan peengkajian triase pada retensi urin?has


Jawaban:

1. Triase Retensi urine Dengan CTAS

TRIASE RETENSI URINE DENGAN CTAS (CANADIAN TRIAGE AND


ACUITY SCALE)

Tingka
Keterangan
t CTAS

Demam, Gangguan sistem imun

2 VS, PSC Tampak septik (3 kriteria SIRS)

Nyeri sentral akut berat (8-10)

Demam (tampak tidak sehat), < 3

VS, PSC, kriteria SIRS


3
Kronis Nyeri sentral akut sedang (4-7)

Nyeri sentral kronik berat (8-10)

Demam (tampak sehat), 1 kriteria SIRS

4 Retensi Urine Nyeri sentral akut ringan (<4)

Nyeri sentral kronik sedang (4-7)

SIRS adalah respon inflamasi sistemik terhadap berbagai klinis yang berat.
Dimanifestasikan oleh 2 atau lebih dari kriteria berikut:
Suhu > 38 C atau < 36 C
Denyut jantung > 90 denyut / menit
Tingkat pernapasan > 20 kali / menit atau PaCO2 < 32 torr (< 4,3 kPa)
WBC > 12000 sel/mm3, < 4000 sel/mm3 atau > 10 % bentuk belum matang

Nyeri sentral berasal dalam rongga tubuh terkait dengan kondisi anggota
tubuh yang mengancam jiwa.

Nyeri akut adalah nyeri onset baru dan lebih membuktikan berbahaya
(terlebih dahulu ditangani) daripada nyeri kronis.

Nyeri kronis adalah sindrom berulang yang berkesinambungan diakui baik


atau mewujudkan pola nyeri yang sama (perubahan dalam pola atau
keparahan = akut).

9. Konsep keperawatan retensi urin pada kegawatdaruratan?


Jawaban :
Konsep asuhan keperawatan
1. PENGKAJIAN PRIMER

A. Airway :-
B. Breathing : ronkhi basah, Dyspnea, Perubahan pola nafas
C. Circulation : pucat
D. Disability : composmentis
E. Eksposure : hipotermi

2. Triase Retensi urine Dengan CTAS

TRIASE RETENSI URINE DENGAN CTAS (CANADIAN TRIAGE AND


ACUITY SCALE)

Tingka
Keterangan
t CTAS

Demam, Gangguan sistem imun

2 VS, PSC Tampak septik (3 kriteria SIRS)

Nyeri sentral akut berat (8-10)

Demam (tampak tidak sehat), < 3

VS, PSC, kriteria SIRS


3
Kronis Nyeri sentral akut sedang (4-7)

Nyeri sentral kronik berat (8-10)

Demam (tampak sehat), 1 kriteria SIRS

4 Retensi Urine Nyeri sentral akut ringan (<4)

Nyeri sentral kronik sedang (4-7)

SIRS adalah respon inflamasi sistemik terhadap berbagai klinis yang berat.
Dimanifestasikan oleh 2 atau lebih dari kriteria berikut:

Suhu > 38 C atau < 36 C


Denyut jantung > 90 denyut / menit
Tingkat pernapasan > 20 kali / menit atau PaCO2 < 32 torr (< 4,3 kPa)
WBC > 12000 sel/mm3, < 4000 sel/mm3 atau > 10 % bentuk belum matang

Nyeri sentral berasal dalam rongga tubuh terkait dengan kondisi anggota tubuh
yang mengancam jiwa.
Nyeri akut adalah nyeri onset baru dan lebih membuktikan berbahaya (terlebih
dahulu ditangani) daripada nyeri kronis.
Nyeri kronis adalah sindrom berulang yang berkesinambungan diakui baik atau
mewujudkan pola nyeri yang sama (perubahan dalam pola atau keparahan =
akut).

3. PENGKAJIAN SEKUNDER

p. : - (Tidak ada alergi)

M : Preparat anti kolinergik anti spasmodik, seperti atrofan: preparat


antidepresan, antipsikotik, seperti fenakazin: preparet antikostamin seperti
psecedocferdin hidroklonda (sedaped) : preparat penyakat badrenergic seperti
propanolol: dan preparat anti hipertensi seperti hidralazin
P: Bph, ISK, tumor, Gagal ginjal, Disfungsi neurogenic kandung kemih,
obstruksi/ urolitiasis

L : -

E : kecemasan dan trauma

Pemeriksaan fisik

B1 (BREATHING) sistem pernafasan

a. Inspeksi adanya perubahan pola dan frekuensi nafas cepat


b. Kaji adanya edema pada paru
c. Kaji adanya bunyi nafas tambahan ronkhi pada rongga dada
d. Kaji adanya inspeksi paru akibat imunosupresi

B2 (BLOOD) sistem kardiovaskuler dan hematologi

a. Kaji adanya gagal jantung kongestif (disebabkan oleh retensi cairan dan
hipertensi yang di sebabkan oleh retensi natrium dan air)
b. Kaji produksi renin yang berlebihan
c. Kaji adanya anemia akibat angguan eritropoesis
d. Kaji adanya jejar/memar
e. Periksa keadaan dehidrasi dan overhidrasi

B3 (BRAIN) sistem syaraf dan wajah

a. Periksa adanya anemia dan ikterus


b. Kaji adanya fetor uremikum (bau amonik yang disebabkan oleh pemecahan
urea menjadi amonia didalam salvia)
c. Kaji adanya stomatitis (suatu kondisi ulkus mukosa pada rongga yang terjadi
karena penurunan aliran salvia)
d. Periksa adanya neuropati feriver pada rongga dada dengan gangguan motorik

B4 (BLADDER) sistem perkemihan dan genitalia

Pemeriksaan ginjal
a. Inspeksi adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen
b. Palpasi menggunakan 2 tangan dengan tangan kiri diletakkan disudut
kostovertebra untuk mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan
meraba ginjal dari depan.
c. Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan eberikan ketokan
pada sudut kostovertebra
d. Auskultasi adanya bruit ginjal dilakukan dengan
Pemeriksaan kandung kemih
Pemeriksaan eliminasi urine
Pemeriksaan genitalia eksternal

B5 (BOWEL) sistem pencernaan

a. Kaji adanya cegukan


b. Kaji adanya stomatis dan bau amonia pada saluran pencernaan
c. Kaji adanya mulkus mukosa mulut danlambung
d. Periksa adanya asites pada abdomen

B6 (BONE) sistem muskuloskletal dan integumen

a. Kaji warna kulit


b. Kaji adanya leukonikia pada kuku
c. Kaji adanya edema

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan laboratirium
b. Radiografik
c. Endourologi
d. USG
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b/d radang urethra distensi bladder
b. Gangguan pola eliminasi urine b/d infeksi bladder, gangguan neurology,
hilangnya tonus jaringan perianal, efek terapi.
c. Ansietas b/d status kesehatan
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenali
informasi masalah tentang area sensitive
e. Resiko infeksi b/d terpasangnya kateter urethra
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnose :
Nyeri akut b/d radang urethra, distensi bladder
Tujuan :
Pasien menyatakan nyeri hilang dan mampu untuk melakukan istrahat dengan
tenang.
Intervensi :
1. Kaji nyeri, kolasi dan intensitas
2. Perhatikan tirah baring bila diindikasikan
3. Pasang kateter untuk melancarkan drainase
4. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, contoh eperidin

Diagnose :
Gangguan pola eliminasi urine b/d infeksi bladder, gangguan neurology, hilangnya
tonus jaringan perianal, efek terapi.
tujuan :
setelah intervensi diharapakan berkemih dengan jumlah yang normal dan tanpa
adanya retensi.
intervensi :

1. Kaji pengeluaran urine dan system kateter


2. Perhatiakan waktu, jumlah berkemih, bila terasa adanay dorongan
3. Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi
4. Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh mengencangkan bokong,
menghentikan dan memulai aliran urine

Diagnose:
Ansietas b/d status kesehatan
Tujuan:

1. Tampak rileks, menyatakan pengetahuan yang akut tentang situasi


2. Menunjukan rentang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa takutnya

Intervensi:

1. Berikan informasi tentang prosedur dan apa yang akan terjadi. Contoh kateter,
iritasi kandung kemih
2. Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur atau menerima pasien
3. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah/perasaan

Diagnose:
kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal
informasi masalah tentang area sensitive.

Tujuan:

1. Pasien menyatakan pemahaman proses penyakit


2. Pasien dapat melakukan perubahan perilaku yang perlu
3. Pasien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan

Intervensi:

1. Dorong pasien untuk menyatakan rasa takut dan atau perasaan perhatian
2. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan tindakan atau evaluasi medic
3. Berikan informasi bahwa kondisi pasien tidak ditularkan secara seksual
4. Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, dan minuman mengandung
alcohol.
Diagnose :
Resiko infeksi b/d terpasangnya kateter urethra

Tujuan:
mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami tanda infeksi.
Intervensi:

1. Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dengan


sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter
2. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi, dan
pernafasan cepat, gelisah
3. Observasi sekitar kateter suprapubik

Doenges E. Marilynn, Moorhouse frances Mary, Geisster C Alice 1999 rencana


asuhan keperawatan.

2. Asuhan keperawatan pada scenario? Rusnia, Helen


Jawaban:

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian primer

A. Airway :-
Breathing : ronkhi basah, Dyspnea, Perubahan pola nafas
Batuk

b. Circulation : sianosis
c.Disability : composmentis
d.Eksposure : hipertermi

PENGKAJIAN SEKUNDER

A. (Tidak ada alergi)


M. Preparat anti kolinergik anti spasmodik, seperti atrofan: preparat antidepresan,
antipsikotik, seperti fenakazin: preparet antikostamin seperti psecedocferdin
hidroklonda (sedaped) : preparat penyakat badrenergic seperti propanolol: dan
preparat anti hipertensi seperti hidralazin
P. Bph, ISK, tumor, Gagal ginjal, Disfungsi neurogenic kandung kemih,
obstruksi/ urolitiasis
L :-

E : kecemasan dan trauma

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

e. Pemeriksaan laboratirium
f. Radiografik
g. Endourologi
h. USG
Referensi: Asuhan keperawatan sistem
perkemihan
n Diagnosis Criteria evaluasi (NOC) Intervensi (NIC)
o Keperawatan

1 RETENSI URIN 1. Hasil untuk mengukur Melakukan penilaaian


resolusi diagnosa eliminasi urinary komprehensif
domain 3
urin berfokus pada inkontenensia
class 1 Kenyamanan status ( a. g. urinary autput urinary
fisik berkemih pola fungsi
kode 00023
Tingkat nyeri kognitif dan persistem
Kontenensia urin masalah urinary

2. Tingkat nyeri Masukan kateter kemih yang

Melaporkan nyeri sesuai


Monitor masukan dan
pengeluaran
Monitor tingkat kandung
kemih distensi dengan
palpasi dan perkusi
Menerapkan katerisasi
intermitan yang sesuai
2 NYERI AKUT Menunjukan tingkat nyeri, yang Kaji kontraksi dan
di buktikan oleh indicator ketidaknyamanan ( awitan,
Domain 12
sebagaiberikut ( sebutkan 1 5 durasi, frekoensi, intensitas
Class 1 sangat berat,berat, sedang, gambaran
ringan, atau tidak ada ketidaknyamanan )
Kode 00132
Pengurangan kecemasaan
Tingkat kecemasan
Menejemen nyeri
Status kenyamanan fisik
Lakukan penilaian
Tigkat kenyamanan
komprehensif dari
Tingkat stres
rasa sakit untuk
Fungsi ginjal
memasukan
Tanda tandah vital
karakteristik tempat
permulaan intensitas
kualitas frekuensi
durasi atau severty
nyeri dan faktor
pencetus
Pemberian analgesic
pada pasien
Monitor tanda tadah vital

You might also like