You are on page 1of 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam
Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa

DI RUANG 23 PsikiatriRSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun oleh :
TIM PKRS R.23 Psikiatri

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSSA MALANG DI RUANG 23 PSIKIATRI

2017

HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam
Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa

RUANG 23 PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh:
Kelompok 16
Telah diperiksa kelengkapannya pada:
Hari :
Tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Ridhoyanti H, S.Kep, M.Kep Wachid Abdillah, S.ST


NIP. NIP.198005142008011013

Mengetahui,
Kepala Ruangan 23Psikiatri

(Rus Yuliati, S.Kep.Ns)


19620728 198603 2 005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Penderita gangguan jiwa
dalam masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri di rumah atau rawat
jalan memerlukan dukungan untuk mematuhi program pengobatan.
Gangguan jiwa adalah gangguan pada fungsi mental, yang meliputi emosi,
pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri dan persepsi yang menyebabkan
penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi sehingga
mengganggu seseorang dalam proses hidup dimasyarakat. Terapi yang
komperehensif dan holistik, dewasa ini sudah mulai dikembangkan meliputi terapi
obat- obatan anti skizofrenia (psikofarmaka), psikoterapi, terapi psikososial dan
terapi psikoreligius. Terapi psikofarmaka harus diberikan dalam jangka waktu yang
lama. Hal ini dimaksudkan untuk menekan sekecil mungkin kekambuhan
(relapse).Keberhasilan terapi gangguan jiwa tidak hanya terletak pada terapi obat
psikofarmaka dan jenis terapi lainnya, tetapi juga peran serta keluarga dan
masyarakat turut menentukan. Ada beberapa hal yang bisa memicu
kekambuhan,antaralain penderita tidak minum obat dan tidak control ke dokter
secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter,
kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat serta adanya masalah
kehidupan yang berat yang membuat stress, sehingga penderita kambuh dan
perlu dirawat di rumah sakit.
Dukungan keluarga sangat penting terhadap pengobatan pasien gangguan
jiwa, karena pada umumnya klien gangguan jiwa belum mampu mengatur dan
mengetahui jadwal dan jenis obat yang akan diminum. Keluarga harus selalu
membimbing dan mengarahkan agar klien gangguan jiwa dapat minum obat
dengan benar dan teratur. Dukungan keluarga yang bisa diberikan kepada pasien
meliputi dukungan emosional yaitu dengan memberikan kasih sayang dan sikap
menghargai yang diperlukan klien, dukungan informasional yaitu dengan
memberikan nasihat dan pengarahan kepada klien untuk minum obat, dukungan
instrumental yaitu dengan menyiapkan obat dan pengawasan minum obat, dan
dukungan penilaian memberikan pujian kepada kllien jika minum obat tepat waktu.
Kepatuhan berobat adalah perilaku untuk menyelesaikan menelan obat sesuai
dengan jadwal dan dosis obat yang dianjurkan sesuai kategori yang telah
ditentukan, tuntas jika pengobatan tepat waktu, dan tidak tuntas jika tidak tepat
waktu. Kepatuhan terhadap minum obat merupakan masalah utama dalam
kekambuhan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam minum
obat yaitu kurang pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan, tidak mengertinya
tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang di tetapkan sehubungan
dengan prognosisnya, sukarnya memperoleh obat diluar rumah sakit, mahalnya
harga obat, dan kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga yang mungkin
bertanggung jawab atas pembelian atau pemberian obat itunkepada pasien.
Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu pasien bersosialisasi
kembali, menciptakan kondisi lingkungan suportif, menghargai pasien secara
pribadi dan membantu pemecahan masalah pasien. Oleh karena itu pengawasan
minum obat oleh keluarga dengan gangguan jiwa sangat penting demi
kesembuhan pasien gangguan jiwa.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dan pasien dapat
mengetahui dan memahami tentang Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara
Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien
Gangguan Jiwa

1.2.2 Tujuan khusus


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasiendapat mengetahui tentang:
a. Menyebutkan manfaat kontrol dan minum obat secara teratur
b. Menyebutkan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
c. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala kekambuhan

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kualitas Manfaat Kontrol Dan Minum Obat
Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada
Pasien Gangguan Jiwa
.
1.3.2 Manfaat bagi terapis
Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara
holistik.
Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan
Strategi Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan
klien.

1.3.3 Manfaat bagi institusi pendidikan


Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa profesi Nerskeperawatan sebagai
aplikasi dari pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan
gangguan persepsi sensori.

1.3.4 Manfaat bagi rumah sakit


Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik
pada pasien dengan gangguan persepsi sensori, pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kekambuhan


a. Pengertian
Adalah terulangnya tanda-tanda dan gejala gangguan jiwa seperti dulu
bahkan bisa lebih parah (Razali, 1997).

b. Tanda-tanda
Klien menolak minum obat secara teratur
Klien tidak bisa tidur
Klien mulai kelihatan bingung, mondar-mandir
Klien mulai malas makan dan minum
Klien mulai malas tidak mau bekerja atau bergaul
Klien banyak diam dan jarang menjawab pertanyaan

c. Factor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan


Factor penderita
- Tidak mau minum obat
- Kepribadian sebelum sakit
- Keterlibatan keluarga untuk control
Factor lingkungan
- Stress sosial atau kejadian yang mendadak
- Kondisi keluarga dengan emosi yang tinggi
- Factor pengobatan
- Kurangnya pengawasan keluarga

d. Peran serta keluarga


Menurut (Shives, 1998) peran keluarga pada gangguan jiwa meliputi :
Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang serta penghargaan sosial
kepada pasien.
Mengawasi kebutuhan pasien dalam minum obat.
- Ketepatan minum obat
- Menjelaskan manfaat minum obat serta akibat jika lupa minum obat
- Beri pujian setelah minum obat
Bantu pasien untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan
Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu pasien di rumah
Jangan biarkan pasien menyendiri, libatkan pasien dalam kegiatan sehari-
hari
Memberi pujian jika pasien melakukan hal yang positif
Jangan mengkritik pasien jika pasien melakukan kesalahan
Menjauhkan pasien dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan
penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti
Membawa pasien control rutin ke pelayanan kesehatan
e. Cara mencegah kekambuhan
Aktifitas teratur dan terjadwal
Perhatikan kegiatan sehari-hari pasien
Jadwalkan kegiatan sehari-hari (menyapu,mengepel, menuci sendiri dll)
Beri pujian jika berhasil
Minum obat teratur sesuai aturan
- Perhatikan dosis, waktu dan cara minum obat
- Dorong pasien untuk minum obat secara mandiri
- Beri pujian jika pasien minum obat secara mandir
Control teratur
Lakukan control secara teratur sebelum obat habis
Dukungan keluarga
- Dukung pasien dalam segala aktifitas positif
- Beri semangat kepada pasien
- Dukung pasien untuk control teratur

f. Alasan pentingnya peran serta keluarga dalam mencegah kekambuhan :


Keluarga adalah tempat individu membina hubungan belajar
mengembangkan keyakinan,sikap dan perilaku
Perawatan kesehatan jiwa bukanlah tempat klien untuk seumur hidup
Factor penyebab kekambuhan utama adalah keluarga yang tidak mengetahui
cara menangani di rumah.
g. Aktivitas yang sesuai dilakukan di rumah :
Terapi kerja, pekerjaan yang tidak membebani pasien
Olahraga, membantu meningkatkan pasien bergaul
Pergaulan, kegiatan sosial, keagamaan, kiliah,kursus, sekolah
(Pedoman asuhan keperawatan jiwa, 2000)
2.2 Mengapa penderita ganguan jiwa harus minum obat?
Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit.
Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu.
Memperbaiki kondisi penderita.

2.3 Mengapa penderita ganguan jiwa sering tidak teratur minum obat?
Tidak menyadari kalau sakit.
Merasa bosan dengan pengobatan karena membutuhkan waktu yang lama.
Adanya efek samping dari pengobatan.
Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat.
Lupa minum obat.
Tidak mendapat dukungan dari keluarga.
Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena
melakukan pengobatan tradisional atau alternatif)

2.4 Apa akibat jika tidak teratur atau berhenti minum obat?
Ketidakteraturan minum obat dapat meimbulkan kekambuhan.

2.5 Selain faktor obat apa saja penyebab kekambuhan yang lain?
a. Dari penderita
Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah).
Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka).
Kepatuhan pengobatan.
b. Keluarga dan lingkungan
Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek, tidak
diterima).
Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam pergaulan.
Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan
penderita, kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita.
Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan
penanganannya, pengawasan minum obat.
2.6 Apa yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat?
Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat).
Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika lupa/menolak
minum obat.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk sirup atau
puyer.
Modifikasi pemberian obat, Seperti diberikan/diminumkan bersama-sama
saat makan buah
Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri
untuk minum obat.
Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat
(memastikan obat benar-benar diminum).
2.7 Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan klien dengan gangguan jiwa

Salah satu factor yang menyebabkan kekambuhan klien dengan gangguan


jiwa diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga
seperti bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan
dapat menimbulkan kekambuhan pada klien tersebut mendukung bagi perbaikan
atau peningkatan kesehatan jiwa klien melainkan menjadi stressor bagi klien
yang merupakan stimulus munculnya kekambuhan klien

2.8 Beberapa gejala kekambuhan yang perlu di identifikasi oleh klien dan
keluarga

Menjadi ragu-ragu dan serba takut


Tidak napsu makan
Sukar konsentrasi
Sulit tidur
Depresi
Tidak ada minat
Menarik diri

2.9 Hal yang harus dilakukan keluarga dalam perawatan pasien


dengangangguan jiwa

1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu:


Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum,
kebersihan diri & penampilan

2. Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian sendiri,


membersihkan rumah.

3. Bantu komuniksai yang teratur


a) Bicara yang jelas & singkat.
b) Kontak/bicara yang teratur.
c) Pertahankan tatap mata saat bicara.
d) Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.
e) Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.
f) Berikan pujian bila melakukan hal yang benar atau baik.

4. Libatkan dalam kelompok


a) Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.
b) Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian
c) Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.
d) Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya
permainan

BAB III
PELAKSANAAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

3.1 Metode
Ceramah
Tanya-jawab

3.2 Media dan alat pengajaran

a. LCD
b. Power Point
c. Leaflet
3.3 Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Ruang 23
Empati RSSA Malang
b. Hari/Tanggal : Rabu, 19
April 2017

3.4 Materi dan Pemateri


a Pokok Bahasan : Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow
b Pemateri : Yansa Agustiawan
c Moderator : Pipit Kurniatul Laila
d Fasiltator : Keysha Monita, Rissa Devi Putri K

3.5 Peserta : Orang tua dan pasien diruang 23 Empati

3.6 Alokasi Waktu : 30 menit

3.7 Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan 2. Tanya jawab
( 5 menit)
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
keterangan
penyuluhan
penyaji
4. Menggali pengetahuan peserta
3. Menyampaikan
tentang materi yang akan
pengetahuan
disampaikan
tentang materi
5. Memberikan soal pretest terkait
yang
materi yang akan disampaikan
disampaikan

Penyajian dan 1. Menggali pengetahuan peserta - Memperhatikan 1. Ceramah


2. Tanya jawab
diskusi tentang manfaat kontrol dan - Mendengarkan
3. Leaflet
( 20 menit) minum obat secara teratur dan keterangan 4. Power point

peran keluarga dalam penyaji

mencegah kekambuhan pada


pasien gangguan jiwa
2. Menjelaskan tentang manfaat
kontrol dan minum obat
secara teratur
3. Menjelaskan tentang peran
keluarga dalam mencegah
kekambuhan
4. Menjelaskantentang tanda-
tanda dan gejala kekambuhan
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
(5menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Membahas hasil soal pre-post tes
menjawab salam
terkai materi yang disampaikan
3. Menyimpulkan kembali materiyang
telah disampaikan
4. Memberikan motivasi
kepadakeluarga agar selalu optimis
dalammerawat anggota
keluarganya yangsedang dirawat di
ruang 23 Empati
5. Memberi salam penutup

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

4.1 KRITERIA EVALUASI


4.1.1 Evaluasi terstruktur
1) Koordinasi dengan pihak R.23 terutama CI ruangan untuk persiapan
kegiatan penyuluhan, waktu pelaksanaan, metode kegiatan, dan topik
kegiatan.
2) Koordinasi dengan sesama anggota kelompok terkait persiapan
kegiatan.
3) Kontrak waktu kegiatan dengan orang tua/wali pasien R.23 dan media
penyuluhan.
4.1.2 Evaluasi proses
1) Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Peserta antusias dan fokus memperhatikan materi yang disampaikan.
3) Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.
4) Peserta mampu menjawab pertanyaan umpan balik yang diberikan
oleh pemateri.
4.1.3 Evaluasi hasil
1) Presentasi kehadiran peserta adalah 80% dari total jumlah yang
ditargetkan.
2) Sejumlah 50% peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
pemateri dengan benar sebagai indikator bahwa peserta mendapatkan
tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.

4.2 STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien
Keluarga Klien dan klien yang sudah kooperatif yang mengikuti
penyuluhan adalah keluarga dan klien dengan halusinasi, isolasi sosial,
menarik diri, harga diri rendah, gannguan proses pikir.
b. Diagnosa Keperawatan :
c. Tujuan :
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dan pasien
dapat mengetahui dan memahami tentang Manfaat Kontrol Dan
Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah
Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1. Menyebutkan manfaat kontrol dan minum obat secara teratur
2. Menyebutkan peran keluarga dalam mencegah kekambuhan
3. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala kekambuhan

d. Tindakan Keperawatan :
1) BHSP
2) Melakukan penyuluhan sesuai dengan prosedur yang ada
3) Mengevaluasi hasil penyuluhan

2. Strategi Komunikasi
a. Orientasi
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum..bapak bapak dan ibu ibu sekalian.. selamat pagi
semuanya.. baiklah bapak ibu, perkenalkan dulu, nama saya P
mahasiswa UB.. pada kesempatan kali ini saya menjadi moderator acara
penyuluhan pagi hari ini.. disebelah saya ini ada mbak Y selaku pemateri,
dan ada mbak K dan R sebagai fasilitator
2. Evaluasi/Validasi
apa kabarnya pagi hari ini?masih tetap semangat ya.. iya bagus.. harus
tetap semangat dan sabar menemani keluarga kita yang masih dalam
proses penyembuhan..
3. Kontrak
Bapak-ibu tujuan kegitan kita kumpul disini yaitu akan melakukan
penyuluhan kesehatan tentang Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara
Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien
Gangguan Jiwa. Kita harapkan bapak ibu bias aktif dalam menyimak
materi dan bila ada yang tidak jelas silahkan ditanyakan diakhir sesi
penyuluhan
Bapak ibu, kami nanti akan membagikan kertas berisi lembar jawaban
untuk pre dan post test tentang materi penyuluhan..tidak sulit kok,
semampu dan sepengetahuan bapak ibu aja.. Lama penyuluhan yaitu 30
menit
Semua bapak-ibu wajib mengikuti kegiatan sampai selesai ya Tujuan
umum yaitu bapak-ibu dapat memahami diharapkan orang tua dan pasien
dapat mengetahui dan memahami tentang Manfaat Kontrol Dan Minum
Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam Mencegah Kekambuhan
Pada Pasien Gangguan Jiwa.
Tujuan khususnya adalah bapak-ibu mampu menjelaskan pengertian
kebutuhan dasar manusia, mampu menjelaskan manfaat kontrol dan
minum obat secara teratur, peran keluarga dalam mencegah
kekambuhan, tanda-tanda dan gejala kekambuhan

b. Fase Kerja
Baiklah mari kita mulai pembagian lembar jawab pre test. Berikut adalah
soalnya.dapat dimulai sekarang.. lembar jawab silahkan dikumpulkan,
dan untuk mempersingkat waktu, saya persilahkan pemateri untuk
menyampaikan materinya. Waktu dan tempat saya berikan.
-pematerimenyampaikan materi penyuluhan-
-fasilitator membantu memfokuskan klien dalam sesi penyampaian materi-
Baiklah ibu-bapak, tadi sudah disampaikan beberapa materi tentang apa
saja Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga
Dalam Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa. Apakah dari
bapak ibu ada pertanyaan atau ada yang ingin menyampaikan pendapat?
Kami persilahkan

c. Terminasi
Evaluasi Subjektif
Baiklah bapak ibu sekalian. Bagaimana setelah mendapat materi
barusan? Semakin paham atau makin bingung.
Evaluasi Objektif
Nah, sekarang waktunya post test. Kan tadi kita sudah belajar bersama,
kita ingin tahu apakah bapak ibu sudah memahami isinya.
sebelumnyasaya akan membagikan lembar jawaban. pertanyaan
pertama..waktu dimulai sekarang

Rencana Tindak Lanjut


Setelah mendapat materi tersebut, ibu bapak disini mampu memahami
apa saja kebutuhan dasar manusia. Sehingga kami harapkan bapak-ibu
bisa memenuhi kebutuhan dasar manusia tersebut dalam kehidupan
sehari - hari. Kami juga mengharapkan setelah ini bapak ibu bisa
membagikan ilmu yang diperoleh untuk keluarga lainnya atau orang lain.

Kontrak yang akan Datang


Baiklah bapak-ibu, kita akan bertemu lagi atau kegiatan penyuluhan
seperti ini akan dilakukan lagi di minggu depan di tempat ini dengan tema
yang berbeda. Begitu ya bapak-ibu sekalian.
Sebelum saya tutup kegiatan pada hari ini, mari kita berdoa menurut
agama masing-masing agar ilmu yang diperoleh hari ini dapat bermanfaat.
Berdoa kami persilahkan. Terimakasih atas perhatian ibu bapak. Bila ada
salah kata atau kesalahan yang lain, saya dan teman-teman
mengucapkan mohon maaf. Akhir kata wabillahitaufiq wal hidayat.
Wassalamualaikum wr. Wb.
DAFTAR HADIR
PENYULUHAN KESEHATAN

Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam
Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa

TANGGAL 19 April 2017


RUANGAN 23 PSIKIATRI RSSA
NO NAMA TANDA TANGAN

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa :
Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made
Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Jakarta

Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC :


Jakarta.

Hood, Alsaagaf dan H. Abdul Mukty .( 1995 ).Dasar-dasar Ilmu Penyakit dan
pengaruh nutrisi.Surabaya:Airlangga University Press.

Depkes RI .( 2000 ).Pedoman Nasional Penanggulangan Nutrisi. Jakarta

Komarudin. 2009. Analisis Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga Dalam


Merawat Klien Isolasi Sosial Dengan Kemampuan Klien Bersosialisai Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nangkaan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur.
Tesis. Depok : Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia. (Tidak
dipublikasikan)

Maramis, W.F. (2005). Ilmu kedokteran jiwa. Edisi 9. Surabaya : Airlangga

Razali, M.S dkk. (1997). Healt education and drug counseling for schizophrenia .
Vol.4 No.3 .hal 187-189

Shives, LR (1998). Basic concept of psychiatric mental healt nursing. Philadelphia

Stuart, G.W., & Laraia M.T (1998). Principles and practice of psychiatric nursing
(8th ed), St. Louis: Mosby.Suliswati (2005). Konsep dasar keperawatan
kesehatan jiwa. Jakarta : EGC

Tim penyusun buku pedoman asuhan keperawatan jiwa 1. (2000). Keperawatan


jiwa :teori dan tindakan keperawatan. Jakarta. Depkes RI

You might also like