You are on page 1of 7

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN

DAN KEBERSIHAN MULUT PADA MASYARAKAT LANJUT


USIA DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON
TIMUR

1
Niyan Nidyawati
2
Dinar A. Wicaksono
2
Joenda S. Soewantoro

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
2
Program Studi Kedokteran Gigi Fakutas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
Email: nanbum91mir@gmail.com

Abstract: Knowledge has an important role in improving peoples behavior. Awareness of


oral hygiene is essential for its good maintainance; therefore, prevention of oral diseases,
improvement of immunity, reparation of oral functions and appetite can be achieved. In
general, the elderly have a decline in their immune system, which makes them more
susceptible to diseases, including oral diseases; thus, maintaining an oral hygiene status is
very valuable. This study aimed to reveal the level of knowledge about oral hygiene, and the
oral hygiene status among the elderly in Rurukan, East Tomohon. This was a descriptive
study with a cross sectional design. Samples were obtained by using a total sampling method.
Total samples were 71 elderly, but only 50 met the inclusion criteria. The results showed
that
27 elderly had low levels of oral hygiene knowledge, while 23 elderly had good levels of
knowledge. The status of oral hygiene was poor in 34 elderly, moderate in 13, and good in 3.
Conclusion: Most of the elderly in Rurukan, East Tomohon, had low levels of oral hygiene
knowledge and poor status of oral hygiene.
Keywords: knowledge, oral hygiene, elderly.

Abstrak: Pengetahuan berperan penting dalam perkembangan perilaku seseorang.


Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut sangat penting untuk mencegah penyakit
gigi dan mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk
memperbaiki nafsu makan. Pada lanjut usia (lansia) terjadi penurunan daya tahan tubuh yang
menyebabkannya rentan terhadap penyakit. Menjaga kebersihan mulut merupakan salah satu
cara menjaga kondisi tubuh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tingkat pengetahuan dan kebersihan mulut pada masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan
Kecamatan Tomohon Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional design.
Dengan metode total sampling diperoleh 71 sampel penelitian tetapi hanya 50 yang
memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan kebersihan
mulut masyarakat lansia masih sangat minim. Untuk tingkat pengetahuan mengenai
kebersihan mulut diperoleh 27 orang lansia dengan tingkat pengetahuan kurang, sedangkan
23 lainnya dengan tingkat pengetahuan baik. Untuk status kebersihan mulut diperoleh 34
orang lansia dengan hasil buruk, 13 dengan hasil sedang, dan 3 dengan hasil baik.
Simpulan: Sebagian besar masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon
Timur memiliki tingkat pengetahuan kurang dan status kebersihan mulut buruk.
Kata kunci: pengetahuan, kebersihan mulut, lansia.
S169
S170 Jurnal Biomedik
Nidyawati,
(JBM), Volume
Wicaksono,
5, Nomor
Soewantoro;
1, Suplemen,
Gambaran
MaretTingkat
2013, hlm.
Pengetahuan...
S169-
174 S170
Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses meningkatkan daya tahan tubuh, dan
alami dimana terjadi perubahan fungsi memperbaiki fungsi mulut untuk mening-
7
jaringan tubuh dan organ yang sangat katkan nafsu makan. Kondisi mulut yang
kompleks, termasuk perubahan jaringan tidak sehat, khususnya pada lansia, dapat
mulut. Lansia ditandai dengan penurunan memengaruhi kesehatan tubuh secara
kemampuan berbagai jaringan tubuh secara umum, bahkan dapat menyebabkan rasa
perlahan-lahan untuk memperbaiki diri atau sakit, kehilangan gigi, serta kesulitan dalam
8
mengganti dan mempertahankan fungsi berbicara, mengunyah, dan menelan.
1
normal. Selain kondisi fisik, kondisi psikis Masyarakat di Kelurahan Rurukan,
2
juga mengalami penurunan. Penurunan Kecamatan Tomohon Timur sebagian besar
kondisi ini terjadi pada berbagai organ berprofesi sebagai petani. Hasil survei awal
tubuh, antara lain melemahnya daya ingat, memperlihatkan bahwa masyarakat di
perubahan sensorik fisik yang melibatkan kelurahan tersebut sebagian besar memiliki
berbagai indera (penglihatan, pendengaran, status ekonomi rendah, yang mungkin
perasa, penciuman, peraba), serta gang- memengaruhi tingkat pengetahuan dan
3
guan pada gigi. kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan
Kebersihan mulut pada lansia harus mulut.
dijaga mengingat berbagai perubahan yang
terjadi yaitu penipisan mukosa mulut,
penurunan produksi saliva, dan tanggalnya METODE PENELITIAN
4
gigi. Banyaknya gigi pada lansia juga Penelitian ini merupakan penelitian
dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan deskriptif dengan cross-sectional design.
mulut. Kebersihan mulut yang buruk dapat Sampel ialah masyarakat lansia berusia 55-
mengakibatkan iritasi dan gangguan kese-
5 59 tahun di Kelurahan Rurukan Kecamatan
hatan gusi serta permukaan gigi. Tomohon Timur yang berjumlah 71 orang.
Gangguan pada gigi berakibat lanjut Sampel diperoleh dengan menggunakan
penurunan nafsu makan dan penurunan metode total sampling. Variabel bebas ialah
berat badan, serta gigi tersebut menjadi pengetahuan lansia terhadap kebersihan
fokus infeksi. Selain itu, penurunan kese- mulut, sedangkan variabel terikat ialah oral
hatan dan daya tahan tubuh lansia akan hygiene index simplified (OHI-S).
mempermudah terjadinya infeksi mukosa Pengumpulan data dilakukan dengan
pada rongga mulut dan jaringan peri- wawancara mengenai tingkat pengetahuan
5
odontal. tentang kebersihan mulut dan pemeriksaan
Tingkat pengetahuan lansia mengenai OHI-S pada setiap responden. Untuk
kesehatan mulut merupakan salah satu tingkat pengetahuan dilakukan wawancara
faktor penting yang memengaruhi ke- menggunakan panduan wawancara yang
bersihan mulut. Pengetahuan dapat berupa mengandung 9 pertanyaan. Setiap
domain kognitif yang sangat penting untuk pertanyaan diberi skor yaitu untuk jawaban
terbentuknya tindakan. Perilaku yang di- benar di- beri skor 1, dan jawaban salah
landasi pengetahuan akan lebih langgeng diberi skor
dibandingkan yang tanpa dilandasi penge- 0. Skor dijumlahkan dan hasilnya dikelom-
tahuan. Tingkat pengetahuan tersebut dapat pokkan berdasarkan kategori: baik bila nilai
dipengaruhi oleh status pendidikan, status yang diperoleh >50% dari nilai tertinggi,
sosial ekonomi, maupun peran serta dengan kisaran nilai 5-9; dan kurang bila
6
keluarga. nilai yang diperoleh <50%, dengan kisaran
Kebersihan mulut (oral hygiene) nilai 0-4.
merupakan tindakan membersihkan dan Pemeriksaan OHI-S dilakukan dengan
menyegarkan mulut, gigi, dan gingiva. pengukuran indeks debris dan kalkulus.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah Bagian gigi yang diperiksa ialah permuka-
penyakit gigi dan mulut, mencegah an fasial/bukal dan permukaan lingual.
penyakit yang penularannya melalui mulut, Setiap permukaan gigi dibagi secara
horisontal menjadi tiga bagian, yaitu:
gingival, gingival, dan insisal atau Hasil akhir OHI-S diperoleh dengan
9
lebih dari gingival. menjumlahkan hasil indeks debris dan
Pengukuran dilakukan dengan penjum- indeks kalkulus sesuai dengan rumus OHI-
lahan indeks debris dan indeks kalkulus 9
S, yaitu OHI-S = DI + CI. Hasil tersebut
yang sebelumnya telah disesuaikan dengan disesuaikan dengan penilaian skor OHI-S
tabel kriteria (Tabel 1, 2) dan dijumlahkan sebagai berikut: 1) Baik (good), bila nilai 0-
secara terpisah. 1,2; 2) Sedang (fair), bila nilai 1,3-3,0; dan
10
3) Buruk (poor), bila nilai 3,1-6,0.
10
Tabel 1. Kriteria penilaian indeks debris
HASIL PENELITIAN
Kriteria Nilai
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Pada permukaan gigi yang terlihat, 0
tidak terdapat debris atau stain Rurukan Kecamatan Tomohon Timur pada
tanggal 24 September-7 Oktober 2012
Pada permukaan gigi terdapat debris
lunak yang menutupi < atau > 1 dengan 50 orang responden yang meme-
permukaan gigi nuhi kriteria inklusi.
Pada permukaan gigi terdapat debris Karakteristik subjek penelitian berda-
lunak yang menutupi > atau < 2 sarkan jenis kelamin menunjukkan jumlah
permukaan gigi dan persentase yang berbeda-beda. Usia 59
Pada permukaan gigi yang terlihat,
tahun sebagai jumlah sampel terbanyak (14
terdapat debris lunak yang
menutupi > permukaan gigi atau 3 orang, 28%) dengan jenis kelamin laki-laki
seluruh permukaan gigi 9 orang dan perempuan 5 orang. Usia 57
tahun dan 58 tahun merupakan sampel
dengan jumlah terkecil, dengan sampel
Tabel 2. Kriteria penilaian indeks kalkulus
10 total masing-masing 8 orang (16%)
(Gambar 1).
Kriteria Nilai
Pada permukaan gigi yang terlihat, 0
tidak terdapat indeks kalkulus Jumlah sampel
Pada permukaan gigi terdapat indeks 10
kalkulus lunak yang menutupi < 1 9
atau > permukaan gigi 8
Pada permukaan gigi terdapat indeks 7
kalkulus lunak yang menutupi > 2 6
Laki-laki
atau < permukaan gigi
5 Perempua
Pada permukaan gigi yang terlihat, 4 n
terdapat indeks kalkulus lunak 3
yang menutupi > permukaan gigi 3 2

atau seluruh permukaan gigi 1


0 Usia
55 56 57
Skor yang diperoleh dari tabel kriteria 58 59

tersebut dijumlahkan secara terpisah sesuai Gambar 1. Distribusi subjek penelitian


rumus indeks debris dan indeks kalkulus. berdasarkan jenis kelamin dan usia.
7
Rumus indeks debris ialah:
jumlah p enilaian indeks Karakteristik subjek mengenai jumlah
Indeks debris (DI) dan persentase sampel berdasarkan tingkat
jumlah gigi y ang dip
eriksa pengetahuan tentang kebersihan mulut
Rumus indeks kalkulus ialah:
7 menunjukkan bahwa masyarakat lansia
yang berpengetahuan baik berjumlah 23
jumlah p enilaian indeks
Indeks kalkulus (CI) orang (46%) dan berpengetahuan kurang
jumlah gigi y ang dip
eriksa
berjumlah 27 orang (54%). Usia 55 tahun, sedang. Untuk status kebersihan mulut
56 tahun, dan 59 tahun merupakan sampel buruk, sampel terbanyak juga pada usia 59
terbanyak yang memiliki pengetahuan yang tahun dengan jumlah sampel 8 orang
baik mengenai kebersihan mulut dengan (16%), sedangkan yang paling sedikit pada
jumlah sampel yang sama yaitu berjumlah usia 58 tahun dengan jumlah 5 orang (10%)
6 orang (12%), diikuti usia 58 tahun (Gambar 3).
dengan jumlah sampel 3 orang (6%) dan
usia 57 tahun dengan jumlah sampel 2
orang (4%). Lansia yang memiliki tingkat Jumlah sampel
pengetahuan kurang mengenai kebersihan 9
mulut terbanyak pada usia 59 tahun dengan 8
jumlah sampel 8 orang (16%) (Gambar 2). 7
6
Baik
5
Jumlah sampel 4 Sedan
9 3 g
2
8 Buruk
1
7
0
6 Usia
55 56 57
5
58 59
4 Baik Gambar 3. Distribusi subjek penelitian
3 Kuran
g berdasarkan status kebersihan mulut.
2
1
0 BAHASAN
55 56 57
58 59 Usia Pada penelitian ini jumlah masyarakat
Gambar 2. Distribusi subjek penelitian lansia perempuan lebih banyak dari laki-
berdasarkan tingkat pengetahuan. laki yaitu jumlah perempuan 30 orang
(60%) dan laki-laki 20 orang (40%).
Sampel terbanyak pada usia 59 tahun
Karakteristik subjek penelitian yang sedangkan sampel yang paling sedikit pada
menunjukan jumlah dan persentase sampel usia 57 tahun dan 58 tahun (Gambar 1).
berdasarkan status kebersihan mulut Tidak terdapat sampel dengan jenis
didapatkan masyarakat lansia dengan status kelamin laki-laki diusia 57 tahun. Hal ini
kebersihan mulut baik berjumlah 3 orang dikarenakan lansia laki-laki diusia 57 tahun
(8%), status kebersihan mulut sedang di Kelurahan Rurukan Kecamatan
berjumlah 13 orang (26%), dan status Tomohon Timur kurang kooperatif dan
kebersihan mulut buruk berjumlah 34 orang tidak bersedia untuk menjadi sampel
(66%). Usia 55 tahun, 57 tahun, dan 59 selama pengambilan data.
tahun dengan status kebersihan mulut baik Untuk tingkat pengetahuan mengenai
memiliki jumlah sampel yang sama yaitu kebersihan mulut didapatkan lansia yang
masing-masing berjumlah 1 orang (2%), berpengetahuan kurang (54%) lebih banyak
sedangkan usia 56 tahun dan 58 tahun tidak dari pada yang berpengetahuan baik (46%)
didapati sampel dengan status kebersihan (Gambar 2). Pengetahuan merupakan hasil
mulut yang baik. Untuk status kebersihan dari tahu dan terjadi setelah seseorang
mulut sedang, sampel terbanyak pada usia melakukan penginderaan terhadap objek
59 tahun dengan jumlah 5 orang (10%), tertentu melalui pancaindra manusia, yakni
sedangkan yang paling sedikit yaitu pada penglihatan, pendengaran, penghidu, pera-
usia 57 tahun dimana tidak ada sampel sa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan
yang memiliki status kebersihan mulut manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan sangat penting dalam Hal yang serupa juga dilaporkan oleh
11
membentuk tindakan seseorang. 14
Cahyati bahwa status kebersihan mulut
Banyaknya lansia yang memiliki pada lansia di Panti Werda di Semarang
pengetahuan buruk mengenai kebersihan sebagian besar memiliki status kebersihan
mulut dapat disebabkan karena tingkat mulut yang buruk. Pada penelitian tersebut
pendidikan yang rendah; sebagian besar 100% lansia yang dijadikan sampel
hanya lulusan sekolah dasar. Faktor pen- memiliki status kebersihan mulut buruk.
didikan merupakan faktor kedua terbesar Status kebersihan mulut yang buruk
dari faktor sosial ekonomi yang berpe- dapat dipengaruhi oleh pengetahuan ten-
ngaruh terhadap pengetahuan sehingga tang kebersihan mulut individu itu sendiri.
seseorang yang memiliki tingkat pendidik- Bila cara hidup sehat dalam memelihara
an yang tinggi akan memiliki pengetahuan kesehatan mulut terbentuk dari penge-
dan sikap yang baik tentang kesehatan diri tahuan yang baik maka status kebersihan
dan mulutnya dan akan memengaruhi mulut juga akan menjadi baik. Sebaliknya,
12
perilakunya untuk hidup sehat. bila pengetahuan memelihara kebersihan
Masyarakat lansia di Kelurahan mulut kurang baik maka status kebersihan
Rurukan sebagian besar memiliki status mulut juga akan menjadi buruk sehingga
sosial ekonomi yang rendah yang me- cenderung berisiko mudah terserang karies
mengaruhi rendahnya pengetahuan menge- dan penyakit mulut. Penelitian Ratnasari
15
nai pentingnya kebersihan mulut. Kurang- menyatakan bahwa terdapat pengaruh
nya informasi mengenai kebersihan mulut positif pada lansia sesudah mendapat
juga merupakan salah satu faktor yang pendidikan kesehatan; lansia menjadi lebih
memengaruhi banyaknya masyarakat lansia memperhatikan kebersihan dan kesehatan-
dengan pengetahuan buruk mengenai ke- nya dibandingkan sebelumnya.
bersihan mulut. Masyarakat lansia di Sikap dan tindakan menjaga keber-
Kelurahan Rurukan sebagian besar hanya sihan mulut juga dapat memengaruhi peri-
memperoleh informasi dari media masa dan laku seseorang terhadap kebersihan mulut-
keluarga maupun teman yang bukan meru- nya. Terdapat beberapa lansia dengan pe-
pakan tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini ngetahuan baik tentang pentingnya keber-
13
serupa dengan penelitian Yulaikha yang sihan mulut tetapi memiliki status kebersih-
melaporkan bahwa lansia dengan penge- an mulut yang buruk. Hal ini mungkin
tahuan kurang baik lebih banyak daripada disebabkan sikap negatif seseorang dalam
yang memiliki pengetahuan baik. Dalam menyerap pengetahuan yang diperoleh
penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa tetapi tidak menerapkannya dalam tindakan
pengetahuan yang kurang baik memenga- dan perilaku sehari-hari.
ruhi sikap dan perilaku lansia di lokasi
penelitian.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa SIMPULAN
status kebersihan mulut yang buruk pada
masyarakat lansia (66%) yang paling Dari hasil penelitian dapat disimpul-
banyak ditemukan. Berdasarkan usia, yang kan bahwa sebagian besar masyarakat
terbanyak memiliki status kebersihan mulut lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan
yang baik yaitu usia 55 tahun, 57 tahun, Tomohon Timur memiliki tingkat penge-
dan 59 tahun dengan jumlah sampel yang tahuan kurang dan status kebersihan mulut
sama yaitu masing-masing berjumlah 1 buruk.
orang (2%), kemudian untuk status keber-
sihan mulut sedang terbanyak yaitu usia 59
tahun dengan jumlah sampel 5 orang SARAN
(10%), dan untuk status kebersihan mulut Perlu dilakukan penelitian lanjutan
buruk terbanyak yaitu usia 59 tahun dengan dengan sampel yang lebih banyak dan usia
jumlah sampel 8 orang (16%) (Gambar 3). yang lebih bervariasi agar dapat diperoleh
gambaran populasi yang lebih rinci.
Perlu dilakukan penyuluhan mengenai oral hygiene dengan kejadian infeksi
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat rongga mulut pada pasien cedera kepala
di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon dengan penurunan kesadaran di ruang
Timur, khususnya masyarakat lansia. 13 RSU Dr. Saiful Anwar Malang
[homepage on the Internet]. 2010 [cited
2013 Aug 12]. Available from:
DAFTAR PUSTAKA http://madesehat.blogspot.com/2010/09
/oral-hygiene.html.
1. Suparyanto. Konsep lanjut usia (lansia).
8. Vargas CM, Kramarow EK, Yellowitz JA.
[online] 2010 [cited 2010 Jul 10]. The Oral health of Older Americans
Available from: URL: http://dr- [homepage on the Internet]. c2001.
suparyanto.blogspot.com/2010/07/kons [updated 2001 Mar; cited 2013 Aug
ep-lanjut-usia-lansia.html. 10]. Available from: http://www.cdc.
2. Wijayanti. Hubungan kondisi fisik RTT gov/nchs/data/ahcd/agingtrends/03oral.
lansia terhadap kondisi sosial lansia di pdf.
RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari 9. Tjahja IN, Ghani L. Status kesehatan gigi
Kecamatan Candisari. Jurnal Ilmiah dan mulut ditinjau dari faktor individu
Perancangan Kota dan Pemukiman pengunjung puskesmas DKI Jakarta
ENCLOSURE. 2008;7(1):38-49. tahun 2007. Bul Penelit Kesehatan.
3. Adawiyah AN. Perkembangan fisik dan 2010;38(2):52-66.
kognitif dewasa akhir [homepage on the 10. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S.
Internet]. 2011 [cited 2011 Feb 1]. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
Available from: URL: http://blog.uin- Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.
malang.ac.id/azzqie/2011/02/01/perkem 11. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan
bangan-fisik-dan-kognitif-dewasa- Kesehatan Komunitas. Jakarta:
akhir/ Salemba Medika; 2009.
4. Putro BC. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan 12. Natamiharja L, Dwi NS. Hubungan
tindakan) lansia dalam merawat pendidikan, pengetahuan, dan perilaku
kebersihan gigi dan mulut di Dusun ibu terhadap status karies gigi
Krajan Desa Jambon Kecamatan balitanya. Dentika Dental Journal.
Gemawang Kabupaten Temanggung 2010;15(1):37-41.
[Skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran 13. Yulaikha E. Hubungan pengetahuan dan
Gigi Universitas Sumatera Utara; 2011. sikap lansia dengan praktek pencegahan
5. Asni AM. Pengaruh karang gigi terhadap cidera di Panti Werda Pucang Gading.
kesehatan gusi pada anak kelas IV dan Semarang [Skripsi]. Semarang: Fakul-
V SD Negeri Limbung Putri Kecamatan tas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2008. Universitas Muhammadiyah; 2006.
Jurnal Media Kesehatan Gigi.
14. Cahyati WH. Beberapa faktor yang
2010;1:24.
berhubungan dengan karies gigi pada
6. Parmelia SM. Gambaran perilaku lanjut
lanjut usia (study kasus di Panti Werda
usia (lansia) tentang kebersihan
Kota Semarang). Jurnal KEMAS.
perorangan di Kelurahan Pasar Merah
2005;1(1):22-30.
Barat Kecamatan Medan Kota 15. Ratnasari NY. Pengaruh pendidikan
[Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan kesehatan activities daily living (ADL)
Masyarakat Universitas Sumatra Utara; lansia terhadap pengetahuan dan sikap
2005. keluarga. Jurnal Keperawatan.
7. Amalia A, Lina N, Umi K, Ryan HP, 2010;1(1):9.
Suandika M. Hubungan pelaksanaan

You might also like