You are on page 1of 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan

melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham 1996).

Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula

pemiliknya. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja

perusahaan yang akan mempengaruhi prestasi investor dan pihak-pihak ekstern

terhadap perusahaan. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham,

dimana semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan dan kemakmuran para

pemegang saham pun juga akan meningkat. Nilai pasar perusahaan merupakan

nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang (Helfert,

1997:335). Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan

dividen, keputusan investasi, dan pertumbuhan perusahaan.


Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri

dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri

yang sama (machffoedz, 1996: 108). Pertumbuhan perusahaan dalam manajemen

keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat

dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya dengan melihat keselarasan

keputusan investasi dan pembiayaan. Laju pertumbuhan perusahaan akan

mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dan mendanai

kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al., 1989).


Maksimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat

dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan

keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuagan lainnya dan

1
2

berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Salah satu keputusan

penting yang dihadapi oleh manajer dalam kaitannya dengan nilai perusahaan

adalah keputusan perusahaan yang berkaitan dengan penggunaan hutang oleh

perusahaan. Keputusan pendanaan merupakan keputusan keuangan mengenai

sumber dana untuk membeli aktiva (Atmaja, 2008). Terdapat dua macam sumber

dana yaitu sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan seperti aliran kas,

laba ditahan dan depresiasi (Myers, 1984). Sedangkan sumber dana eksternal

adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan seperti hutang bank dan

obligasi (Atmaja, 2008:2).

Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan dengan

pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat

perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai,

apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka

panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada

dampaknya. Dengan demikian ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari

perusahaan dalam mengatur perpaduan sumber modal mana yang akan dipakai.

Pertumbuhan perusahaan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya

menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya

keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan.

Sebaliknya perusahaan dengan tingkat perumbuhan yang rendah sebaiknya

menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Menurut Ross, et al (2000:118), perusahaan yang mempunyai

pertumbuhan penjualan yang tinggi lebih menyukai menggunakan laba ditahan


3

(retained earning) sebagai sumber pendanaannya. Oleh karena itu perusahaan

akan menggunakan sedikit hutang. Berdasarkan pecking order theory, perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung untuk menjaga dan

mempertahankan rasio hutang pada level yang rendah agar perusahaan dapat

mempertahankan pertumbuhannya dengan tepat melakukan investasi yang

menguntungkan sehingga perusahaan tidak akan menggunakan hutang tetapi

menggunakan dana internal untuk pendanaannya.

Perlu adanya keputusan pendanaan dikarenakan perusahaan harus

melakukan pemenuhan sumber modal baik modal intern atau ekstern. Apabila

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan

dengan sumber dana intern, maka hal ini dapat menyebabkan berkurangnya

ketergantungan dari pihak luar. Tetapi apabila perusahaan sudah tidak dapat

dipenuhi oleh sumber dana dari perusahaan, maka perusahaan harus

menggunakan dana dari luar perusahaan. Baik dari hutang maupun dengan

mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Hasil study Myers (1984) mengenai pecking order hypothesis menemukan

bahwa perusahaan cenderung menggunakan pendanaan internal lebih dulu dan

apabila memerlukan pendanaan eksternal, maka perusahaan menggunakan hutang

sebelum menerbitkan saham baru. Hal ini dilakukan karena perusahaan

meghindari adanya floatation cost yang cenderung tinggi akibat dari menerbitkan

saham baru (Purnamasari et al., 2009). Dengan demikian semakin tinggi

kebijakan hutang yang dilakukan, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Modigliani dan Miller (1963) bahwa semakin tinggi

proporsi hutang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan.


4

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya

untuk kemakmuran rakyat. Pertambangan memiliki peran yang sangat penting

dalam pembangunan nasional. Pertambangan memberikan peran yang sangat

penting signifikan dalam perekonomian nasional, baik dalam sektor fiskal,

moneter, maupun riil. Peran pertambangan terlihat jelas dimana pertambangan

menjadi salah satu sumber penerimaan Negara. Berkontribusi dalam

pembangunan daerah baik dalam bentuk bagi hasil maupun program community

development atau corporate social responsbillty, memberikan nilai surplus dalam

neraca perdagangan, meningkatkan investasi, memberikan efek berantai yang

positif terhadap ketenagakerjaan, dan menjadi salah satu faktor dominan dalam

menentukan indeks harga saham gabungan, dan menjadi salah satu sumber energi

dan bahan baku domestik.

Penelitian tentang pertumbuhan perusahaan yang mempengaruhi nilai

perusahaan dilakukan oleh sriwardany (2006) yang menemukan bahwa

pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang posotif terhadap perubahan

harga saham. Hal ini mengindikasikan informasi tentang adanya pertumbuhan

perusahaan akan direspon positif oleh investor sehingga meningkatkan nilai

perusahaan. Temuan sriwardany (2006) tersebut kontradiktif dengan temuan

Kusuma (2009) bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif signifikan

terhadap harga saham.


Penelitian tentang keputusan pendanaan telah banyak dilakukan oleh

peneliti yang diantaranya Wahyudi dan Hartini (2004); Wijaya dan Wibawa

(2010) menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Namun temuan ini kontradiktif dengan temuan Sugihen (2003)
5

dan Sriwardany (2006). Penelitian Sugihen (2003) menemukan bahwa keputusan

pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya

menjelaskan bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa

peningkatan hutang disebabkan faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku

bunga) yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Sriwardany (2006) juga

menemukan bahwa keputusan pendan aan berpengaruh negatif terhadap

perubahan harga saham, yang mengindikasikan bahwa jika pembiayaan lebih

banyak menggunakan hutang maka akan terjadi penurunan harga saham.


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

penelitian ini mengambil judul Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan

Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

beberapa masalah yang perlu dikaji lebih lanjut lagi. Dalam pengambilan

keputusan pendanaan dalam hal ini penentuan kebijakan hutang tentunya akan

sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya pertumbuhan perusahaan juga

akan sangat mempengaruhi pengaruh antara variabel-variabel independen. Selain

itu dengan merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang masih kontradiktif

antara masing-masing variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan

permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengkaji dan menguji :


6

1. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :
1. Manfaat Teoritis
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur dan wacana

dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang manajemen.


3. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan pemikiran tentang konsep

keputusan pendanaan dalam rangka mensejahterakan para pemegang

saham serta meningkatkan nilai perusahaan.


b. Bagi investor dan calon investor, dapat memberikan informasi yang

bermanfaat untuk menilai kinerja suatu perusahaan di masa yang akan

dating.
c. Bagi Akademisi, dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

literatur ilmu manajemen keuangan, dan informasi untuk penelitian

berikutnya serta menambah wawasan bagi para pembacanya.


4. Manfaat Kebijakan
Bagi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Kuangan dapat dijadikan

sebagai bahan kajian sebagaimana fungsinya sebagai badan yang berkompoten

dalam melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan perusahaan

manufaktur sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang telah go public di

Indonesia.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membahas penelitian ini, maka penulis memberi batasan pada

kajian mengenai pertumbuhan perusahaan dan keputusan pendanaan yang

dikhususkan pada nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufaktur


7

sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang go public di Indonesia pada

tahun 2013-2015.

You might also like