You are on page 1of 7

e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

HUBUNGAN LAMA KERJA DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM


MELAKSANAKAN SOP PEMASANGAN INFUS
DI RSU GMIM PANCARAN KASIH
MANADO

Frisilia Moniung
Sefti Rompas
Jill Lolong

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas kedokteran
Email : frisiliamoniung@yahoo.com

Abstract: the longer a person works the more them skilled and more experienced in
performing work. The performance is in implementing nursing care that have been arranged
in accordance with nursing standards were issued by the health departement an institution in
the from or standard operating procedures, as the embodiment of the professional attitude of
nursing health departement of republic indonesia have imposed their standard operating
procedures (SOP). the aim of research is to find out if there are relationship between the
length work With the Obedient Nurses in implementing SOP in give an infusion in RSU
Pancaran Kasih GMIM Manado. The study design is observasional analytic with cross
sectional approach and data were collected using observation sheet. Research results test
statistic chi square obtained p = 0,798. Samples were taken with the technique ot talking
consecutive sanpling, these are 40 samples. Conclusion there is no Relationship between the
lenght work with the obedient nurses in implementing SOP in give an infusion. The
suggestion for further research can investigate the factors of nurses in implementing SOP in
give an infusion.
Key Words : the length work, Obedient Nurses, SOP in give an Infusion.

Abstrak: Semakin lama seseorang bekerja maka makin trampil dan makin berpengalaman
pula dalam melaksanakan pekerjaan. Kinerja yang dimaksud kinerja dalam melaksanakan
asuhan keperawatan tentunya semua tindakan keperawatan yang telah disusun sesuai dengan
standar keperawatan yang dikeluarkan kementrian kesehatan maupun instansi dalam bentuk
standar operasional prosedur, sebagai perwujudan sikap profesional dari asuhan keperawatan
kementrian kesehatan republik indonesia telah memberlakukan adanya standar operasional
prosedur (SOP). Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada Hubungan Lama Kerja
Dengan Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan SOP Pemasangan Infus di RSU Pancaran
Kasih GMIM Manado. Desain Penelitian yang digunakan adalah obsevasional analitik
dengan pendekatan cross sectional dan data dikumpulkan menggunakan lembar observasi.
Sampel diambil dengan teknik pengambilan consecutive sampling yaitu 40 sampel. Hasil
penelitian uji statistic chi square didapatkan p = 0,798. Kesimpulan tidak terdapat hubungan
antara lama kerja dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP pemasangan infus.
Saran Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor
faktor kepatuhan perawat dalam menjalankan SOP pemasangan infus.
Kata Kunci : Lama Kerja, Kepatuhan Perawat, SOP Pemasangan Infus.

PENDAHULUAN derajat kesehatan masyarakat optimal.


Rumah sakit merupakan institusi Undang-Undang No. 44 Tahun 2009
yang memberikan pelayanan kesehatan tentang Rumah Sakit mengamanahkan
semua bidang dan jenis penyakit, agar bahwa rumah sakit berkewajiban

1
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

meningkatkan pelayanan yang lebih adalah suatu perilaku manusia yang taat
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat terhadap aturan, perintah, prosedur, dan
agar terwujud derajat kesehatan yang displin. Kepatuhan perawat adalah
setinggi-tingginya. Masa kerja atau perilaku perawat sebagai seorang
pengalaman dapat berdampak kepada professional terhadap suatu anjuran,
kinerja menurut (Siagian, 2000 dalam prosedur atau peraturan yang harus
Masdalifa, 2006). Semakin lama seseorang dilakukan atau ditaati (Setiadi, 2007 dalam
bekerja maka makin trampil dan makin Tirolyn 2011). Kepatuhan perawat dalam
berpengalaman pula dalam melaksanakan pelaksanaan SOP dalam hal ini
pekerjaan. Kinerja yang dimaksud kinerja pemasangan infus diartikan sebagai
dalam melaksanakan asuhan keperawatan ketaatan untuk melaksanakan pemasangan
tentunya semua tindakan keperawatan infus sesuai SOP yang telah ditetapkan
yang telah disusun sesuai dengan standar sehingga berkurangnya permasalahan
keperawatan yang dikeluarkan departemen akibat pemasangan infus. Kepatuhan
kesehatan maupun instansi dalam bentuk merupakan bagian dari perilaku individu
standar operasional prosedur (Pasaribu, yang bersangkutan untuk menaati atau
2006 dalam Ince, 2011). mematuhi sesuatu.
Sebagai perwujudan sikap Penelitian Ismail (2011) mengenai
profesional dari asuhan keperawatan, karakteristik perawat dengan tingkat
Departemen kesehatan Republik Indonesia kepatuhan SOP di peroleh hasil bahwa dari
telah memberlakukan adanya standar 35 responden (100%) dengan kategori
operasional prosedur (SOP) atau prosedur masa kerja kurang dari 10 tahun terdapat
tetap yang meliputi SOP Profesi, SOP 25 responden (71,4%) yang patuh dan 10
Pelayanan, dan SOP Administrasi. Apabila responden (28,6%) tidak patuh kemudian
pelayanan rumah sakit sudah memberikan dari 15 responden (100%) dengan masa
pelayanan sesuai dengan persyaratan yang kerja antara 10-20 tahun dan lebih dari 20
ditetapkan dalam standar, maka pelayanan tahun terdapat 16,7% yang tidak patuh dan
kesehatan atau keperawatan sudah dapat yang patuh terhadap SOP pemasangan
dipertanggung jawabkan (Depkes RI, 2005 infus 83,3 %. Berdasarkan pengalaman
dalam Widhori, 2014). yang didapatkan saat Praktik Klinik
Infus intravena (IV) merupakan Keperawatan Terpadu (PKKT) peneliti
instilasi cairan, elektrolit, obat-obatan, banyak mendapatkan masukan tentang
darah, atau zat nutrien ke vena. Terapi kepatuhan dalam melaksanakan SOP Infus
infus intravena adalah tindakan terapi yang salah satunya, yaitu mencuci tangan
paling sering dilakukan dirumah sakit terlebih dahulu sampai dengan menghitung
(Kozier & Erb, 2009). Menurut United of tetesan cairan infus oleh kepala ruangan
Central for Nursing, Midwifery and Health dan juga tim medis keperawatan lain yang
Visiting (UKCC) terapi melalui infus sudah memiliki lama kerja kurang lebih 10
sekarang ini merupakan bagian integral tahun dan pada saat melakukan tindakan
dalam praktek keperawatan professional pemasangan infus perawat yang memiliki
tidak hanya mengawasi masuknya infus, masa kerja 1-5 tahun dalam hal ini
akan tetapi dengan perkembangan ilmu kategori tidak patuh, tidak memasang
keperawatan seorang perawat professional torniquet dan tidak mencuci tangan
akan terlibat dan bertanggung jawab akan terlebih dahulu. Pengalaman merupakan
pemasangan dan pelepasan kateter, dan salah satu faktor dalam diri manusia yang
juga bertanggung jawab akan komplikasi sangat menentukan dalam tahap
akibat pemasangn kateter (Royal College penerimaan rangsangan. Pada proses
of Nursing, 2010). persepsi langsung, seseorang yang
Kelman (1958) dalam Tirolyn mempunyai pengalaman akan selalu lebih
(2011) menyatakan bahwa, kepatuhan pandai dalam mempersiapkan segala hal

2
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

dari pada mereka yang sama sekali tidak orang di RSU Pancaran Kasih GMIM
memiliki pengalaman (Simamora, 2012 Manado. Dengan masa kerja perawat
dalam Dinna 2013). dikategorikan, antara 1-5 tahun dan 6-10
Berdasarkan data yang didapatkan tahun. Pengambilan sampel dalam
pada tanggal 18 April 2016 di RSU penelitian ini menggunakan teknik
Pancaran Kasih GMIM Manado, consecutive sampling dengan jumlah 40
didapatkan jumlah perawat sebanyak 164 orang. Kriteria inklusi: Perawat yang
orang. Dengan masa kerja perawat antara bekerja di RSU Pancaran Kasih GMIM
0-5 tahun, 6-10 tahun dan masa kerja lebih Manado, Perawat yang melaksanakan
dari 10 tahun. Sebagian besar perawat tindakan pemasangan infus di ruang UGD
berpendidikan diploma III sebanyak 136 dan di ruang inap, Perawat yang bersedia
perawat, Profesi Ners sebanyak 28 menjadi respoden. Kriteria eksklusi:
perawat. Berdasarkan hasil wawancara Perawat yang sedang mengambil cuti,
dengan perawat di ruangan kelas II Perawat yang berada di ruangan poli dan
mengatakan RSU Pancaran Kasih GMIM loket yang tidak melaksanakan
Manado memiliki SOP infus baik SOP pemasangan infus, Perawat yang sudah
pada bayi dan anak juga SOP pada orang menjadi responden sebelumnya, Perawat
dewasa. Setelah dilakukan observasi 2 yang tidak bersedia menjadi responden,
perawat dalam kategori tidak patuh pada Perawat yang bekerja lebih dari 10 tahun.
pelaksanaan SOP. Hal ini ditunjukkan
dengan perawat yang tidak mencuci tangan HASIL PENELITIAN
terlebih dahulu, tidak memasang torniquet, Tabel 1. Distribusi Umur Perawat di RSU
dan menggunakan kapas alkohol yang Pancaran Kasih GMIM Manado.
sudah dipakai diletakkan di tempat yang Umur (Tahun) n (%)
sama dengan alat yang masih bersih. Data 20 30 22 55
tersebut menunjukkan, bahwa presentasi 40 50 18 45
perawat masih kurang dalalam Total 40 100
menjalankan kepatuahan pada SOP. Sumber: Data Primer, 2016
Dari studi pendahuluan dan data di Distribusi frekuensi berdasarkan
atas, peneliti tertarik untuk melakukan variabel umur pasien rawat di RSU
penelitian tentang hubungan lama kerja Pancaran Kasih GMIM Manado seperti
dengan kepatuhan perawat dalam yang terlihat pada table 5.1 di atas
melaksanakan SOP pemasangan infus di menunjukan bahwa dari 40 responden
RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. yang diteliti sebagian besar responden
dengan umur 20 30 berjumlah 22 orang
METODE PENELITIAN (55%).
Desain penelitian ini adalah Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Perawat
obsevasional analitik dengan pendekatan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
cross sectiona, dimana variabel sebab atau Jenis Kelamin n (%)
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi Perawat
pada objek penelitian diukur dan Laki laki 16 40
dikumpulkan dalam satu waktu (Setiadi,
Perempuan 24 60
2013). Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni-Juli 2016. Instrumen pada Total 40 100
penelitian ini menggunakan lembar Sumber: Data Primer, 2016
observasi. Dimana lembar observasi Distribusi frekuensi berdasarkan
digunakan untuk menilai dan memperoleh variabel jenis kelamin seperti yang terlihat
data mengenai lama kerja perawat dan pada table 5.2 diatas menunjukan bahwa
kepatuhan pelaksanakan SOP infus. dari 40 responden yang diteliti sebagian
Populasi pada penelitian ini berjumlah 164

3
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

besar responden berjenis kelamin responden tidak patuh berjumlah 22 orang


perempuan yaitu 24 orang (60%). (55%).
Tabel 3, Distribusi Pendidikan Perawat di Tabel 6. Analisis Kepatuhan Perawat
RSU Pancaran Kasih GMIM Manado dalam Menjalankan SOP Pemasangan
Jenjang pendidikan n (%) Infus di RSU Pancaran Kasih GMIM
D3 37 92.5 Manado.
Ners 3 7.5 Masa Tingkat To P
Total 40 100 Kerja Kepatuhan tal
Sumber: Data Primer, 2016 Perawa Patu Tidak
Distribusi frekuensi berdasarkan t h Patuh
variabel jenjang pendidikan perawat di 15 9 13 22 0.798
RSU Pancaran Kasih GMIM Manado 6 10 9 9 18
seperti yang terlihat pada table 5.3 di atas
menunjukan bahwa dari 40 responden Total 18 22 40
yang diteliti sebagian besar responden
dengan jenjang pendidikan D3 berjumlah Sumber: Data Primer, 2016
37 orang (92.5%). Distribusi hubungan lama kerja
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Lama Kerja dengan kepatuhan perawat 5.6 di atas
Perawat di RSU Pancaran Kasih GMIM menunjukan bahwa dari 40 sampel masa
Manado. kerja perawat 1-5 tahun berjumlah 22
Lama Kerja n (%) responden dengan tingkat kepatuhan,
Perawat (Tahun) patuh berjumlah 9 orang dan yang tidak
patuh berjumlah 13 sedangkan masa kerja
15 22 55
perawat 6-10 tahun berjumlah 18
responden dengan tingkat kepatuhan,
6 10 18 45
patuh berjumlah 9 orang dan yang tidak
patuh berjumlah 9.
Total 40 100
Berdasarkan hasil uji statistik chi
square, nilai yang diperoleh ialah p>0,05
Sumber: Data Primer, 2016 (p=0.798) ini berarti dapat dikatakan
Distribusi frekuensi berdasarkan hipotesis Ho gagal ditolak. Hal ini
variabel jenis cairan infus seperti yang menunjukan bahwa tidak terdapat
terlihat pada table 5.3 di atas menunjukan hubungan antara lama kerja dengan
bahwa sebagian besar responden dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan
lama kerja 1-5 tahun berjumlah 22 orang SOP pemasangan infus di RSU Pancaran
(55%). Kasih GMIM Manado.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Berdasarkan hasil penelitian yang
Kepatuhan Perawat di RSU Pancaran dilakukan peneliti bahwa tidak ada
Kasih GMIM Manado. hubungan antara lama kerja dengan
Tingkat n (%) kepatuhan perawat dalam melaksanakan
Kepatuhan SOP pemasangan infus. Hasil penelitian
Patuh 18 45 ini sesuai dengan penelitian yang
Tidak Patuh 22 55 dilakukan Widhori (2014) tentang Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Total 40 100 Perawat dalam Pelaksanaan SOP
Pemasangan Infus di Ruang Inap RSUD
Sumber: Data Primer, 2016 Padang Panjang mengatakan tidak ada
Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan antara lama kerja dengan
variabel lokasi pemasangan infus seperti kepatuhan perawat dalam melaksanakan
yang terlihat pada tabel 5.4 diatas SOP pemasangan infus. Faktor-faktor
menunjukan bahwa sebagian besar

4
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

penyebab yang mempengaruhi ketidak (SOP) pemasangan infus yaitu tidak


patuhan perawat dalam menjalankan SOP memakai handscone karena minimnya
pemasangan infus bedasarkan penelitian handcoon yang disediakan oleh pihak
yang sudah di laksanakan yaitu, kebiasaan, rumah sakit
keterbatasan waktu dan fasilitas rumah Hal ini bertolak belakang dengan
sakit yang belum memadai. Kebiasaan Kementrian Kesehatan, (2003)
dalam melaksanakan pemasangan infus mengatakan, untuk dapat terlaksananya
yang tidak lagi berdasarkan SOP yang pelayanan yang sesuai, di butuhkan
berlaku di rumah sakit dalam hal ini SOP fasilitas dan prasarana rumah sakit yang
pemasanagan infus yang sudah menjadi memadai sehingga pelayanan menjadi
rutinitas setiap perawat. Data ini didukung berkualitas yang berdampak besar pada
oleh 22 responden tidak patuh dalam SOP citra pelayanan rumah sakit yang pada
pemasanagn infus. akhirnya dapat memuaskan masyarakat
Keterbatasan waktu untuk Agung, (2014).
bertindak mempengaruhi ketidak patuhan
perawat sehingga SOP tidak terlalu SIMPULAN
diperhatikan menurut Martyarini (2014) Dari hasil penelitin yang sudah
dengan judul Hubungan Kepatuhan dilaksanakan di RSU Pancaran Kasih
Perawat pada Prosedur Tetap Pemasangan GMIM Manado, maka dapat disimpulkan
Infus dengan Kejadian Fllebitis di Rumah bahwa: lama kerja perawat di RSU
Sakit Widjaya Kasuma Purwakerto. Hal ini Pancaran Kasih GMIM Manado sebagian
sesuai dengan penelitian yang dilakukan besar responden dengan masa kerja 1-5,
terdapat perawat tidak mencuci tanggan kepatuhan perawat dalam melaksanakan
terlebih dahulu saat melakukan tindakan SOP pemasangan infus di RSU Pancaran
pemasangan infus, tidak mengunakan Kasih GMIM Manado sebagian besar
handscone dan torniquet karena perawat responden tidak patuh, tidak terdapat
harus melakukan pemasangan infus lebih hubungan lama kerja dengan kepatuhan
cepat untuk melakukan tindakan perawatan perawat dalam melaksanakan SOP
pada pasien lain. pemasangan infus di RSU Pancaran Kasih
Widhori (2014) tentang Faktor- GMIM Manado.
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Perawat dalam Pelaksanaan SOP DAFTAR PUSTAKA
Pemasangan Infus di Ruang Inap RSUD Achmad, Faizin. (2008). Hubungan
Padang Panjang mengatakan terdapat Tingkat Pendidikan dan Lama
hubungan sarana dan prasarana dengan Kerja Perawat dengan Kinerja
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan Perawat di Rsu Pandan Arang
SOP pemasangan infus karena kurangnya Kabupaten Boyolali. Diakses April
sarana dirumah sakit menyebabkan kurang 2016
maksimalnya pelayanan kesehatan yang
diberikan. Data ini di dukung berdasarkan Agung. (2014). Gambaran Supervisi dan
hasil penelitian yang dilakukan masih Karakteristik Perawat dengan
terdapat sarana dan prasarana yang belum Kepatuhan perawat Dalam
memadai seperti handcoon dan torniquet Melakukan Pemasangan Infus
menyebabkan perawat tidak menggunakan sesuai SOP di ruang interna dan
handcoon dan torniquet saat melakukan IGD RSU Totokabila. Diakses
tindakan pemasangan infus. Penelitian ini September 2016
juga berdasarkan penelitian sebelumnya
yang dilakukan Martyarini (2014), dimana Badrul (2011). Faktor-faktor yang
terdapat ketidak patuhan perawat dalam berhubungan dengan kepatuhan
menjalankan standar operasional prosedur perawat dalam melaksanakan

5
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

prosedur pemasangan infus di Mangun Sumarso Monogiri.


Ruang Merak RSUP Dr. Kariadi Diakses Agustus 2016
Semarang. Diakses Maret 2016
Ismail. (2011). Analisis Hubungan
Dede, dwi, lestari. (2016). Hubungan Jenis Karakteristik Perawat dengan
Cairan dan Lokasi Pemasangan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam
Infus dengan Kejadian Flebitis Pelaksanaan Protap Pemasangan
pada Pasien Rawat Inap di RSU Infus di RSUD Datoe Binangkang
Pancaran Kasih GMIM Manado. Kotamobagu. Diakses Maret 2016
Diakses Mei 2016
Jasmen, Manurung. (2008). Hubungan
Dinna, T, Sri, punguh, K, dan S. Eko, Ch. Karakteristik Perawat dan Pasien
Purnomo. (2013). Hubungan dengan Tindakan Medik Perawat
Kepatuhan Perawat dalam di Kota Medan. Diakses Maret
Menjalankan SOP Pemasangan 2016
Infus dengan Kejadian Flebitis.
Diakses Maret 2016. Kozier, dan Erb. (2009). Buku Ajar
Prektik Keperawatan Klinis. Edisi
Edy, Wuryanto. (2010). Hubungan ke-5. Jakarta : EGC
Lingkungan Kerja dan
Karakteristik Individu dengan Marni, Siregar. (2009). Pengaruh Motivasi
Kepuasan Kerja Perawat di Rumah terhadap kinerja perawat
Sakit Umum Daerah Tugurejo pelaksana di ruang rawat inap
Semarang. Diakses April 2016 rumah sakit umum daerah
swadana tarutung tapanuli utara.
Fakhrizal. (2010). Pengaruh Pelatihan dan Diakses April 2016
Supervisi Terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana di Ruang Martyarini. (2014). Hubungan Kepatuhan
Rawat Inap Rsud Dr. H. Yuliddin Perawat pada Prosedur Tetap
Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Pemasangan Infus dengan
Selatan. Diakses Mei 2016 Kejadian Flebitis di Rumah Sakit
Widjaya kasuma Purwakerto.
Iing, Yuliastuti. (2007). Pengaruh Diakses September 2016
Pengetahuan, Ketrampilan dan
Sikap Terhadap Kinerja Perawat. Masdalifa, Pasaribu. (2006). Analisis
Diakses Maret 2016 Pelaksana Standar Operasional
Prosedur Pemasangan Infus
Ince, M, dan Erlin, K. (2011). Hubungan Terhadap Kejadian Plebitis di
Kepatuhan Perawat IGD dalam Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Melaksanakan Standar Prosedur Haji Medan. Diakses Maret 2016
Operasional Pemasangan Infus
dengan Kejadian Flebitis di RS Mutiana. (2014). Kepatuhan Perawat
Baptis Kediri. Diakses Maret 2016. dalam Melaksanakan Standar
Prosedur Operasional
Haratati. (2016). Hubungan Tingkat Pemasangan Infus di Rumah Sakit
Pengetahuan Perawat Tentang PKU Muhammadiyah Gombong.
Plebitis dengan Kepatuhan Diakses Maret 2016
Melaksanakan Standar Prosedur
Oprasional Pemasangan Infus
pada BBLR di RSUD RD. Soediran

6
e-jurnal Keperawatan (e-Kep) Volume 4 Nomor 2, November 2016

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

PSIK FK UNSRAT. (2013). Panduan


Penulisan Tugas Akhir Proposal
dan Skripsi.

Royal Collage of Nursing. (2010).


Standards for Infusion Therapy
(3th ed). RCN IV Forum.

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik


Penulisan Risert Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Standar Operasional Prosedur Rumah


Sakit Umum Pancaran Kasih
GMIM Manado. Diakses April
2016

Teorida. (2014). Supervisi Kepala


Ruangan dan Kepatuhan Perawat
dalam Pencegahan Infeksi
Nosokomial. Diakses Mei 2016

Tirolyn Panjaitan (2011) Hubungan


Fungsi Manajerial Kepala
Ruangan Dengan Tingkat
Kepatuhan Perawat Dalam
Penerapan Pengendalian Infeksi
Nosokomial Di Rsup H. Adam
Malik. Diakses Maret 2016

Widhori. (2014). Analisa Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Kepatuhan
Perawat dalam Pelaksanaan
Protap Pemasangan Infus di
Ruang Inap RSUD Padang
Panjang. Diakses Maret 2016.

Yudi, Akbar. (2016). Hubungan


Lingkungan Kerja dengan
Kepuasan Kerja Perawat di Rumah
Sakit Permata Bunda Medan.
Diakses Mei 2016

You might also like