You are on page 1of 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai salah satu perguruan tinggi, Universitas Islam Riau berperan
besar dalam mengembangkan dan menyediakan sumber daya manusia dan
perkembangan teknologi yang maju. Oleh sebab itu aplikasi ilmu pengetahuan
yang didapatkan dalam masa perkuliahan harus diselaraskan dengan ilmu
teknologi dan penelitian yang berkembang saat ini. Hal ini berguna untuk
menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu dan teknologi agar dapat
mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Dengan demikian diperlukanlah
program Kerja Praktek (KP) bagi mahasiswa sebagai salah satu syarat
kelulusannya.
Secara umum pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman, wawasan, keterampilan, dan sebagai ajang
pelatihan dalam mengaplikasikan apa yang sudah diperoleh mahasiswa pada
bangku kuliah, serta sebagai sarana dalam menggali informasi tentang
perkembangan teknologi industri. Selain itu, Kerja Praktek ini bertujuan
memperdalam kepekaan mahasiswa terhadap masalah industri.
PT. Indah Kiat adalah sebuah industri yang bergerak dalam bidang
pembuatan pulp dan kertas. Kertas merupakan suatu hal yang penting dalam
kehidupan kita sehari-hari. Hal ini terbukti dari tingkat konsumsi kertas yang
kian hari kian meningkat.
Peningkatan konsumsi pulp dan kertas dunia umumya dan Indonesia
khususnya merupakan bukti nyata pentingnya pulp dan kertas dalam
kehidupan. Namun patut disayangkan, Perkembangan industri pulp dan kertas
tersebut kurang diimbangi dengan perkembangan sumber daya manusia,
teknologi, dan bahan baku yang berkelanjutan. Oleh karena itu perkembangan
industri pulp dan kertas tersebut memerlukan berbagai dukungan dari berbagai
pemangku kebijakan, salah satunya adalah institusi pendidikan berupa
perguruan tinggi.
Teknologi permesinan yang digunakan dalam suatu industri-industri
besar adalah alat pembangkit tenaga listrik, karena energi listrik sangat penting
dalam menjalankan proses-proses di industri, salah satu alat pembangkit
energi listrik adalah turbin uap. Turbin uap adalah suatu alat yang
memanfaatkan uap sebagai fluida kerja untuk menggerakkan generator untuk
menghasilkan energi listrik.
Pada suatu peralatan pemesinan yang digunakan perlu adanya
perawatan (maintenance). Dibentuknya bagian maintenance dalam suatu
perusahaan industry dengan tujuan mesin-mesin produksi,bangunan, maupun
peralatan lainnya selalu dalam kedaan siap pakai secara optimal. Hal ini sangat
diperlukan untuk dapat menjamin kelangsungan produksi.
Untuk dapat memelihara peralatan dengan baik dan benar maka prinsip
kerja dari peralatan harus dapat dikuasai. Dengan dikuasainya prinsip kerja
peralatan tersebut maka diagnose terhadap kerusakan yang mungkin terjadi
pada alat dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan dilaksanakannya kegiatan Kerja Praktek (KP) di PT. Indah Kiat
Pulp and Paper, Tbk Perawang adalah :
1. Mengetahui dan memahami sistem dan cara kerja sistem pembangkit
listrik tenaga uap pada PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Perawang.
2. Menjalin kerja sama antara dunia pendidikan yang teoritis dengan
dunia industri yang bersifat praktif.
3. Mengetahui cara perawatan turbin dan auxilary yang terdapat pada
sistem pembangkit area
4. Sebagai syarat untuk melanjutkan tugas-tugas selanjutnya.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


1. Bagi mahasiswa
- Dapat memahami berbagai macam aspek kegiatan perusahaan.
- Membandingkan teori yang telah dipelajari dengan praktek
yang dilaksanakan.
- Melatih keterampilan dan ikut serta dalam bekerja dilapangan.

2. Bagi Fakultas
- Menjalin hubungan antara pihak fakultas dengan perusahan
sehingga saling mengenal.
3. Bagi Perusahaan
- Dapat memperkenalkan perusahaan kepada mahasiswa.
- Sebagai peran serta perusahaan dalam pengembangan bidang
pendidikan.

1.4 Batasan masalah


Penulisan laporan kerja praktek ini berisikan tentang Preventive
Maintenance Turbin Uap Area PG# 3 di PT. Indah Kiat Pulp And Paper, Tbk.

1.5 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Waktu dan pelaksanaan kerja praktek (KP) di PT Indah Kiat Tbk adalah :
1. Waktu pelaksanaan kerja praktek lebih kurang selama 1 bulan
mulai dari tanggal 03 Oktober s/d 28 Oktober 2016.
2. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini di PT Indah Kiat Pulp and
Paper Tbk. Jl. Raya Minas Perawang KM. 26, Desa Pinang
Sebatang, Kec. Tualang, Kab. Siak, Provinsi. Riau.

BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN
Gambar 2.1 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang Mill

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk ( PT IKPP ) adalah perusahaan yang
bergerak di industri pulp dan kertas terpadu. PT IKPP didirikan oleh Bapak
Suetopo Janarto. Bapak Soetopo Janarto lahir di Pematang Siantar, Sumatra
Utara pada tanggal 1 Juni 1934. Pada tahun 1975 Bapak Soetopo melakukan
kerja sama dengan perusahaan asal taiwan untuk mengembangkan
perusahaannya. Sehingga berkembang pesat di beberapa daerah antara lain,
pabrik kertas Serpong, Tanggerang, Jawa Timur, Jambi dan daerah lainnya.

Pada tanggal 11 September 1976, Presiden RI memberikan surat izin


rekomendasi pendirian pabrik pulp dan kertas yang berstatus Penanaman
Modal Asing (PMA). Setelah berselang 12 hari, tanggal 23 September 1976
Menteri Perindustrian memberikan surat izin pendirian pabrik pulp dan kertas.
Pada tanggal 17 Desember dihadapkan notaris Bapak Ridwan Soesilo,SH.
dibuat akta pendirian perusahaan dengan nama PT Indah Kiat Pulp and Paper
corp. Nama Indah Kiat mengandung arti cara-cara (kiat) yang jujur. Indah
merupakan nama yang diambil dari istri beliau yaitu Indah Berliani Soetopo.
Pada tahun 1977 perencanaan studi kelayanan dilanjutkan untuk
menentukan proses, teknologi dan kapasitas produksi. Beberapa vendor
peralatan teknologi rujukan bersumber dari negara-negara eropa salah satunya
Filandia dan Swedia, dikenal dengan Metso, Khamyr dan lainnya. Setelah itu
dilakukan pengembangan pabrik kertas budaya (Wood Free Printing and
Writing Paper) fase 1 dengan memasang dua unit mesin kertas yang masing-
masing berkapasitas 50 ton/hari. Pabrik tersebut berlokasi di tepi sungai
cisadane.

Pada tahun 1980, setelah dilakukan survei ke lokasi-lokasi yang


berpotensi menyediakan bahan baku utama untuk memproduksi pulp dan
kertas, serta dengan pertimbangan data studi kelayanan lokasi pada tahun
1977, maka lanjutan dilakukan di Jalan Raya Minas-Perawang KM.26, Desa
Pinang Sebatang Perawang, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau.

Riau dipilih sebagai lokasi pabrik dengan pertimbangan bahan baku


dan cukup dekat dengan sungai siak sebagai sungai terdalam di Indonesia.
Sungai tersebut sangat tepat untuk pelabuhan guna memperlancar transportasi.
Setelah itu harga tanah didaerah tersebut masih sangat murah dan proyeksi
perkembangannya sangat menjanjikan diantaranya adalah dekat dengan daerah
pemasaran yaitu Singapura dan Malaysia, lokasi darat dan laut cukup
fleksibel, dekat dengan lokasi pabrik PT Caltex Pasifik Indonesia atau
sekarang dikenal dengan PT Chevron dan dekat dengan Ibukota Provinsi Riau,
Pekanbaru.

Seiring perkembangannya pabrik kertas tanggerang menambah satu


unit mesin lagi pada tahun 1982, sehingga kapasitas menjadi 150 ton/hari.
Disisi lain di Riau sedang dilaksanakan land clearing dan dibangun dermaga
khusus untuk melayani kapal-kapal besar serta pada tahun yang sama dipesan
dua unit mesin pulp dari Taiwan.

Pada tahun 1983 dibangunlah pondasi pabrik dan dipasang dua unit
mesin pulp, namun sebelum pabrik beroperasi, Bapak Soetopo meninggal
dunia dan kepemimpinan pabrik beralih kepada putra beliau Boediono
Janando, tanggal 24 Mei 1984 ditetapkan hari ulang tahun PT IKPP Perawang
yang sekaligus diresmikan oleh Presiden RI Bapak Soeharto. Dan pada hari itu
juga dilakukan percobaan produksi mesin pulp berkapasitas 300 AD/hari. PT
Indah Kiat Pulp and Paper merupakan pabrik pulp sulfat atau dikenal dengan
proses kraft yang berbahan baku kayu pertama di Indonesia. Pada tahun yang
sama dibangun Hutan Tanaman Indonesia (HTI) seluas 300.000 Ha yang
bekerja sama dengan PT Arara Abadi. Jenis kayu yang ditanam antara lain
Accasia Mangium, Accasia Crassicarpa, dan Eucaliptus Urophylia. Untuk
bahan baku tambahan lainnya digunakan kayu-kayu hardwood campuran atau
Mix Tropical Hardwood (MTH).

Pada tahun 1985 harga pulp dan kertas menurun sehingga perusahaan
rugi besar, maka dari itu PT IKPP mengundang PT Satri Perkasa Agung milik
Sinar Mas Group untuk bergabung. Setelah itu presiden direktur dipegang oleh
Bapak Teguh Ganda Wijaya (Oei Tjie Goan). Dibawah bendera Sinar Mas
Group (APP) PT IKPP berkembang pesat.Pada April 1987 pabrik kertas
Tanggerang menambah kapasitas menjadi 250 ton/hari. Pada tahun 1988 PT
IKPP Perawang memulai pembangunan fase I dengan mesin kertas budaya
(Wood Free Printing and Writing Paper) dari Italia. Pada tanggal 14 Desember
1989 pabrik kertas Perawang memproduksi komersial dengan kapasitas 200
ton/hari. Adanya pabrik kertas ini menjadi PT IKPP sebagai pabrik pulp dan
kertas terpadu. Pada tahun 1989 ini juga dilakukan pembangunan pabrik pulp
fase II.

Pada tahun 1991 PT IKPP menjalankan pabrik kertas II yang


berproduksi komesial dengan kapasitas 575 ton/hari. Dengan total produksi
725 ton/hari PT IKPP merupakan pabrik kertas terbesar dan tercanggih
dikawasan Asia Tenggara. Pada tahun ini juga PT IKPP membeli pabrik kertas
Sinar Dunia Makmur yang berada di serang KM 67 Jl. Raya Serang Desa
Kragilan Kecamatan Sentul Kabupaten Serang Jawa Barat dengan Kapasitas
Produksi 900 ton/hari.

Pada tahun 1992 dilakukan persiapan dan pembangunan pabrik pulp


fase III yang dimulai dengan diuji coba pada akhir tahun 1993. Pabrik pulp
fase III (pabrik pulp making 8) berproduksi komersial pada kapasitas 1300
adt/hari. Pada tahun 1994 pabrik pulp making I dan pulp making II
digabungkan dan dimodifikasi menjadi 1200 adt/hari sehingga kapasitas total
produksi menjadi 2500 adt/hari.
Pada tahun 1995 dilakukan pembangunan fase IV pabrik pulp. Pada
tanggal 16 November 1995, PT IKPP dipercaya memegang sertifikat ISO
9002 mengenai manajemen mutu yang berlaku selama tiga tahun. Pada tahun
1996 pabrik pulp fase V (pulp making 9) berproduksi komersial dengan
kapasitas 1600 adt/hari sehingga kapasitas total menjadi 4100 adt/hari.

Pada bulan November 1997 PT IKPP kembali memperoleh sertifikat


ISO 14.001 mengenai sistem lingkungan, maka tanggal 25 Juni 1998
ditetapkan kewajiban memakai helm jika memasuki pabrik. Pada tanggal 11
September 1998 PT IKPP dipercaya memperoleh sertifikat Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dari PT Sucipindo. Pada bulan ini
pabrik kertas fase III (pabrik kertas 9) beroperasi dengan kapasitas 1600
ton/hari. Dengan demikian kapasitas produksi total pulp 4500 adt/hari dan
kertas 2125 ton/hari.

Pada tahun 2006-2007 pulp making 9 memodifikasi proses chip


feeding dengan menambah IMPBIN sehingga kapasitas bertambah menjadi
3500 adt/hari. Ditambah produksi dari pulp making 8 pada tahun 2012 sekitar
2000 adt/hari, pulp making 1A sekitar 650 adt/hari dan pulp making 2 sekitar
550 adt/hari. Maka kapasitas produksi pulp total PT IKPP terpasang saat ini
sekitar 6700 adt/hari, 201.000 adt/bulan dan 2.412.000 adt/tahun.

2.2 Visi dan Misi PT IKPP

2.2.1 Visi

Visi PT IKPP adalah menjadi perusahaan pulp dan paper nomor satu di
dunia yang ramah lingkungan dengan efisiensi yang tinggi, menjaga
kelestarian alam, peduli pada keselamatan bumi dan mewujudkan sosial
ekonomi yang seimbang agar bermanfaat bagi manusia.

2.2.2 Misi

Misi PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk yaitu :


Bekerja dengan integritas dan komitmen kepada pelanggan, karyawan
dan para pemegang saham dalam waktu yang bersamaan dan
menetapkan perhatian kepada pengawasan terhadap kualitas yang
performa dan prima dari produk kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper
Tbk.
Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, mengembangkan
sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.

2.3 Tenaga Kerja


Rekruitment tenaga kerja dilakukan oleh PT IKPP untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang tepat dan sesuai. Tenaga kerja ini dibedakan
menjadi dua golongan yaitu karyawan tetap dan mitra kerja.
2.3.1 Karyawan Tetap
Karyawan ini menerima gaji setiap bulan sesuai dengan pengaturan
gaji dari perusahaan dan menerima tunjangan serta premi. Karyawan tetap
dibagi dua yaitu karyawan shift dan karyawan nonshift. Karyawan tetap juga
dibagi menjadi karyawan lokal dan karyawan asing. Jumlah total karyawan PT
IKPP adalah kurang lebih 10.000 jiwa belum termasuk mitra kerja.

2.3.2 Mitra Kerja


Mitra kerja merupakan supkontraktor yang bekerja sama dengan PT
IKPP. Dalam sistem rekruitment dilaksanakan seleksi, baik itu seleksi tes
maupun wawancara. Selanjutnya adalah proses penempatan pada jabatan yang
baru atau berbeda. Dalam lingkungan PT IKPP telah terdiri dari tiga sarikat
kerja (SP) yang berfungsi menyerap aspirasi karyawan. SP yang terkenal
antara lain SP IKPP, SP IKPP Raya, SP IKPP Kahutindo.
Tabel 2.1 Tingkatan level karyawan di PT IKPP

No Level Nama Jabatan


1 16 (Enam belas) Presiden Direktur
2 15 (Lima belas) Wakil Presiden Direktur
3 14 (Empat belas) Senior Direktur
4 13 (Tiga belas) Direktur
5 12 (Dua belas) Wakil Direktur
6 11 (Sebelas) Kepala Departemen
7 10 (Sepuluh) Wakil Kepala Departemen
8 9 (Sembilan) Kepala Seksi
9 8 (Delapan) Wakil Kepala Seksi
10 7 (Tujuh) Kepala Shift
11 6 (Enam) Wakil Kepala Shift
12 5 (Lima) Kepala Regu
13 4 (Empat) Wakil Kepala Regu
14 3 (Tiga) Karyawan Terampil Khusus
15 2 (Dua) Karyawan Terampil
16 1 (Satu) Operator

2.4 Struktur Organisasi

Perumusan manajemen dan struktur organisasi sangat penting pada


suatu perusahaan, dikarenakan adanya kesadaran para ahli tentang pentingnya
manajemen dan struktur organisasi tersebut dalam mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Struktur organisasi banyak jenisnya, tergantung dari keadaan


perusahaan. Struktur organisasi dapat memberikan gambaran mengenai baik
buruknya mekanisme kerja yang ada disuatu perusahaan, karena struktur yang
baik dapat menentukan posisi atau kedudukan dari masing-masing personil,
tugas, wewenang, tanggung jawab, arah komunikasi dan pelaksanaan program
kerja.

PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk memiliki tiga lokasi pabrik, yaitu di
Tanggerang, Serang dan Perawang. Masing-masing pabrik dikepalai oleh
Wakil Presiden direktur yang bertanggung jawab langsung Presiden Direktur
di tingkat pusat. Presiden Direktur bertanggung jawab langsung kepada dewan
komisaris, sedangkan kekuasaan tertinggi berada ditangan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Bentuk organisasi PT Indah Kiat Pulp and Paper
Tbk Perawang disusun berdasarkan organisasi yang merupakan suatu
kerangka yang memperlihatkan sejumlah tugas dan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan yang masing-masing mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang jelas. Wakil Presiden Direktur membawahi semua devisi
yang berada dilokasi pabrik. Devisi yang terdapat dilokasi pabrik PT Indah
Kiat Pulp and Paper Tbk terdiri dari 17 devisi yaitu
Gambar 2.2 Devisi Pabrik PT IKPP

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Ketel Uap ( Boiler)


Ketel uap atau yang sering disebut boiler, yaitu suatu komponen yang
berfungsi sebagai tempat untuk menghasilkan uap, yang energy kinetiknya
dimanfaatkan untuk memutar turbin uap dan keperluan lainnya. Air
merupakan media utama yang diolah didalam boiler yang selanjutnya akan
diproses untuk menghasilkan steam dengan jalan pemanasan.
Boiler pertama kali ditemukan pada abad pertama oleh bangsa
Alexsandria yang walaupun penggunaannya uapnya belum untuk keperluan
yang berguna tetapi hanya untuk pergerakan sebuah mainan. Kemudian pada
tahun 1698 seorang kebangsaan Inggris mempatentkan sebuah pompa yang
digerakkan oleh tenaga uap.

Gambar 3.1 Hero Engine


Ketel uap adalah termasuk kedalam jenis mesin kalor pembakaran luar
(ECE) dimana proses pembakaran bahan bakar dan udara terjadi diluar mesin,
gas panas hasil pembakaran kemudian di pindahkan ke pipa-pipa yang
berfungsi sebagai penyerap panas. Atau dengan kata lain ketel uap adalah
sebuah tangki tertutup dan bertekanan yang berfungsi untuk mengubah air dari
fase cair menjadi fase gas (uap air) dengan cara pemberian panas hingga
mencapai titik didihnya.

3.2 Klasifikasi Boiler


Boiler dapat diklasifikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada tipe pipa, bahan bakar yang digunakan, dan kegunaan boiler.
3.2.1 Berdasarkan Tipe Pipa
1. Boiler Pipa Api (Fire Tube Boiler)
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan
boiler ada di sekitar pipa berubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk
kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.
Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar
fire tube boiler dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk
semua bahan bakar.

Gambar 3.2 Fire Tube Boiler

2. Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)


Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
sehingga air menjadi steam dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan
steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk
pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan
kapasitas steam antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi.
Banyak water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan
bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan
bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

Gambar 3.3 Water Tube Boiler


3.2.2. Berdasarkan Bahan Bakar yang Digunakan
1. Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih
baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar padat ( batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu)
dengan oksigen dan sumber panas.

2. Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi
dari tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan
listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar cair ( solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber
panas.

3. Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku
pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai
effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
( LNG) dengan oksigen dan sumber panas.

4. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan
bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan
semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
3.2.3. Berdasarkan Kegunaan Boiler
1. Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam sebagai pembangkit listrik, dan sisa steam digunakan untuk
menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar,
sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari
generator.

2. Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas untuk menjalankan proses industri dan
sebagai tambahan pemanas.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water
tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang
besar dan tekanan yang sedang.
3. Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai tambahan
untuk menjalankan proses operasi komersial.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water
tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang
besar dan tekanan yang rendah.

4. Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk
perumahan.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang
rendah

5. Heat Recovery Boiler


Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya
sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasilsteam ini
digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar.

3.3 Sirkulasi Air Didalam Boiler


1. Sirkulasi Paksa
Pada sirkulasi paksa, fluida (feed water) dipompakan melalui bagian
evaporator ketel. Air pengisi (feed water) dapat dipompakan dengan hanya
menggunakan pipa yang kecil namun dengan tekanan yang sangat tinggi (di
boiler kita mencapai kira-kira 100 bar). Tekanan tinggi memaksa aliran fluida
masuk melalui control valve ke economizer untuk diteruskan ke dalam steam
drum.

2. Sirkulasi Alami
Energi panas yang diberikan pada ruang bakar akan menyebabkan
terjadinya penguapan. Uap yang mempunyai berat jenis lebih rendah akan
naik keatas, sedangkan air yang lebih berat akan terkumpul dibagian bawah
drum uap (steam drum). Air inilah yang nantinya turun dari steam drum
melalui downcomer dan memasuki wall tube (pipa dinding boiler) secara
alami (gaya grafitasi)
3. Sirkulasi Perbedaan Tekanan
Seperti pada hukum gravitasi dan aliran panas, uap selalu mengalir dari
suatu area yang bertekanan lebih tinggi ke area yang bertekanan rendah. Uap
didalam steam drum kira-kira 12 Bar lebih tinggi dari tekanan steam header
turbin . Beda tekanan ini yang menyebabkan uap mengalir ke pipa pipa uap
panas lanjut.

3.4 Komponen-komponen Utama Boiler


Ketel uap adalah merupakan gabungan dari beberapa komponen yang
mana antara yang satu dengan yang lain membentuk suatu sistim pembangkit
uap dan masing-masing elemen tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
1. Ruang Bakar (Furnace)
Ruang bakar adalah tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang
menghasilkan panas, panas tersebut digunakan untuk memanaskan air di
dalam pipa-pipa boiler. Selain itu, panas dari hasil pembakaran juga digunakan
pada Economizer, Superheater dan Air Heater.
Secara umum persyaratan ruang bakar harus memiliki :

Konstruksi yang kuat.


Bentuk sederhana dan tahan panas.
Dapat menghasilkan pembakaran yang baik serta dapat dikontrol.

Dengan demikian pada perencanaan ketel ini akan diperoleh panas


yang dibutuhkan untuk menghasilkan uap yang sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.

Gambar 3.4 Furnace(Ruang Bakar)

2. Economizer
Economiser merupakan pipa-pipa Feed Water yang terletak dibagian
belakang Boiler dijalur gas asap, berfungsi menaikan temperature Feed Water
dari 1300C menjadi 2560C dengan menyerap panas gas buangan atau dengan
kata lain Economiser merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pemanas
awal guna menaikan efisiensi Boiler, dengan memanfaatkan panas gas asap
sebelum dibuang untuk menaikan temperature air pengisian Boiler.
Gambar 3.5 Economizer PT.IKPP
3. Water Drum
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel dari
economizer, yang didalamnya di pasang plat-plat pengumpul endapan lumpur
untuk memudahkan pembuangan keluar (Blow Down). Water drum terletak
dibagian bawah, adalah suatu tabung atau bejana yang berisi air sebagai
penguhubung pipa-pipa ketel dari steam drum. Disamping itu, Water drum
juga berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran air dalam ketel,
yang tidak menempel pada dinding-dinding ketel, melainkan terlarut dan
mengendap. Dengan jalan atau perlakuan Blow Down maka kotoran-kotoran
tersebut akan dapat dibuang dan dikeluarkan dari dalam ketel. Kotoran-
kotoran tersebut misalnya : SiO2 , Fe, dsb.

Gambar 3.6 Water Drum


4. Water Tubes
Water Tubes adalah pipa-pipa yang ada di dalam furnace, di dalam
pipa mengalir air yang akan dipanaskan hingga menjadi uap jenuh (saturated
steam).
Gambar 3.7 Water Tube
5. Steam Drum
Steam drum berfungsi untuk memisahkan uap dengan air, uap akan
masuk ke super heater sedangkan air masuk kembali ke water tube. Steam
Drum dilengkapi dengan sekat-sekat penahan butir-butir air untuk
memperkecil kemungkinan air terbawa uap. Steam drum terletak di bagian
atas, adalah suatu tabung atau bejana yang berisi air dan sebagian uap dengan
perbadingan 50%: 50%. Pada steam drum itulah pembuatan uap pada ketel
terjadi. Disamping sebagai tempat pembuatan uap, juga digunakan sebagai
tempat penerima air pengisi ketel. Karena perbedaan suhu pada air pengisisan
dan air yang berada di dalam steam drum dan air yang berada di dalam pipa-
pipa, maka terjadilah sirkulasi air didalam ketel, sehingga air yang bersuhu
rendah akan mengalir kebawah melalui pipa-pipa dan down corner. Demikian
pula sebaliknya pada air yang bersuhu tinggi akan mengalir keatas melalui
pipa-pipa disekeliling dapur, akhirnya menguap pada permukaan air dalam
steam drum.
Gambar 3.8 Steam Drum
6. Superheater
Superheater digunakan untuk memanaskan kembali uap yang keluar
dari boiler hingga menjadi uap kering atau uap panas lanjut (Superheated
steam). Uap jenuh yang keluar dari steam drum dengan temperatur 2940C
meninggalkan steam drum masuk ke pemanas lanjut (super heater I) untuk
menaikan temperatur menjadi uap yang di panas lanjut. Temperatur steam
yang keluar dari super heater 1 3910C. setelah melewati Super Heater1 steam
akan dipanaskan secara berlanjut pada Super Heater II. Temperatur Steam
setelah Super Heater II 4450C dengan tekanan 60 64 kg/cm2.

Gambar 3.9 Superheater


7. Desuperheater (Atemperatur)

Sebelum memasuki Superheater 2 temperatur steam diturunkan dengan


spray air dari Feed Water. Air masuk melewati nozzle spray, sehingga
mengabut supaya steam tidak terkontaminasi oleh partikel air. Desuperheater
berfungsi untuk mengatur temperatur steam yang keluar dari Superheater 2
menuju turbin . Temperatur yang terlalu tinggi akan mengurangi daya tahan
pipa-pipa superheater. Pengontrolan temperatur steam dengan mengatur How
spray water oleh control valve ditemperature

Gambar 3.10 Desuperheater

8.Electrostatic Precipitator (ESP)


ESP berfungsi untuk menangkap debu sisa pembakaran pada aliran gas
buang (memisahkan debu dengan gas).
Keuntungan penggunaan Electrostatic Precipitator (ESP)
adalah :
1. Gas buang akan menjadi bersih, sehingga tidak mengganggu
pencemaran udara.
2. Tidak menjadikan kerusakan alat-alat bantu lainnya, misalnya : pipa-
pipa Air heater, cashing I.D.F yang aus karena gesekan abu, pasir, dsb.

3. Tidak mengganggu jalannya operasi.

Cara kerja dari electrostatic precipitator (ESP) yaitu sebagai berikut :

(1) Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik, flue gas
yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat
melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga
partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).

(2) Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada pelat-
pelat pengumpul (collector plate) yang bermuatan positif, debu yang
dikumpulkan di collector plate selanjutnya dipukul oleh hammer sehingga
debu-debu jatuh ke bak penampung.

Gambar 3.11 Electrostatic Precipitator


9.Stack (Cerobong)
Fungsinya untuk membuang gas sisa pembakaran dan menurunkan
temperatur gas panas tersebut sebelum dibuang ke udara

Gamabar 3.12 Stack (Cerobong)


10.Dearetator & Feed Water Tank
Dearetator berfungsi untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam
air umpan boiler, dearetator bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang
kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu.Oksigen
dihilangkan dari untuk menghindari terjadinya korosi pada pipa-pipa boiler.
. Feed Water Tank berfungsi sebagai penampung air dari dearetator
sebelum masuk ke economizer.
Gambar 3.13 Dearetator & Feed Water Tank

11. Continue Blow Down (CBD)


Berfungsi sebagai penampung air boiler dari steam drum yang kadar
mineralnya semakin kental, maka untuk menstabilkan kadar mineral air boiler
tersebut air boiler didalam steam drum dibuang secara kontiniu menuju
continue blow down expantion tank. Di continue blow down expantion tank
air sebagian berubah menjadi uap dan dialirkan menuju daerator, sementara
sisanya dibuang ke blow down tank.

Gamabar 3.14 Continue Blow Down (CBD)

3. 5 Mesin-Mesin dan komponen Pendukung Boiler

1. Primary Air Fan (PAF)


PAF merupakan fan yang berfungsi untuk membablingkan pasir di
furnace supaya berterbangan agar temperatur merata dan juga agar pasir bisa
di hisap oleh IDF.

Gamabar 3.15 Primary Air Fan (PAF)


2. Secondary Air Fan (SAF)
SAF merupakan fan yang berfungsi sebagai penyuplai udara untuk
menyempurnakan proses pembakaran serta untuk mereduksi pembentukan
emisi gas buang yang membahayakan

Gambar 3.15 Secondary Air Fan (SAF)

3. Included Draught Fan (IDF)


IDF merupakan fan yang berfungsi untuk Menghisap gas asap dan abu
hasil pembakaran dan ditangkap oleh Electro Static Precipitator (ESP)
menuju cerobong asap (stack/chimney) dan juga untuk memberikan kestabilan
dan keseimbangan aliran udara dari operasi fan-fan (RGF, SAF, PAF) ,
sehimgga terjadi keseimbangan furnace press.

Gambar 3.16 Included Draught Fan (IDF)

4. Recirculation Gas Fan (RGF)


RGF merupakan fan yang berfungsi untuk menjaga temperatur ruang
bakar dan steam agar tetap stabil.

Gambar 3.17 Recirculation Gas Fan (RGF)

5. Feed Water Pump (FWP)


Feed Water Pump berfungsi untuk mengalirkan air dari feed water
tank ke economizer dengan kapasitas mencapai 200 ton/jam dan tekanan diatas
85 kg/cm2 dan daya motor 800 kw. Peat Boiler memiliki FWP sebanyak 3
buah dan dua buah diantaranya kondisi Stand-by. FWP jenis sulzer yang sudah
di Program di DCS. Jika pada kondisi stand-by tiba dan press Feed Water
rendah dibawah 78 kg/cm2, maka PWP akan dapat start dan sebaliknya FWP
akan trip tidak distart jika level deaerator Storage Tank dibawah 100 mm.
seperti pada gambar 3.18 salah satu contoh FWP pada P.T IKPP.

Gambar 3.18 Feed Water Pump (FWP)


6. Sand Silo
Sand silo adalah tempat penampungan pasir sebelum masuk ke
furnace, pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa (pasir tahan panas) yang
berfungsi untuk menyimpan panas agar api di furnace tetap hidup.
Syarat pasir untuk boiler :
Particle size = 0,5-2 mm
Density pasir = 1,3-1,6 T/

Heat resistance = 1100

7. Belt conveyor
Belt conveyor adalah alat yang berfungsi untuk menghantar bahan bakar
berupa kulit kayu dari seksi WP menuju fuel silo

Gambar 3.19 Belt conveyor


8. Fuel Silo
Fuel silo adalah tempat penampungan bahan bakar sebelum masuk ke
furnace, bahan bakar yang digunakan di MB11-12 adalah batu bara dan kulit
kayu. Didalam fuel silo terdapat screw dan sliwing, screw berfungsi untuk
mengambil bahan bakar dengan jumlah tertentu dan sliwing berfungsi untuk
menggerakkan screw.
Gambar 3.20 Fuel Silo

Gambar 3.21 Screw


Gambar 3.22 Sliwing

9. Feed Conveyor
Feed Conveyor berfungsi untuk mengantarkan bahan bakar dari fuel
silo ke rotary.

Gambar 3.23 Feed Conveyor

10. Rotary
Rotary berfungsi untuk menghantar bahan bakar ke furnace dan
menahan agar udara tidak naik.
Gambar 3.24 Rotary
11. Soot Blower
Soot blower adalah alat pembersih tube tube pada boiler pada heat
recovery area (HRA) yaitu area superheater tube, economizer tube serta pada
boiler bank tube. Soot blower menyemprotkan uap panas auxiliary untuk
membersihkan dinding luar tube tube boiler. Ada 2 jenis Soot Blower yang
biasa dipakai yaitu Long Retractable Rotating dan Swing Boiler.

Soot blower bekerja secara continu tiap detik menbersihkan tube dan
elemen sehingga bebas dari abu yang menempel. Soot blower tipe Long
Retractable Rotation di tempatkan di area superheater, reheater dan
economizer. Tipe ini pada kondisi stand by berada di luar dan saat bekerja
akan masuk berputar dan balik lagi keluar, karena ada bagian temperature
flue akan menyebabkan soot blower bengkok karena panas jika tidak di tarik
keluar. Sedangkan tipe swing blower ditempatkan pada area air heater karena
disini sudah terlalu tinggi.

Gambar 3.25 Soot Blower


Gambar 3.26 Cara Kerja Soot Blower

12. Air Heater


Air Heater berfungsi untuk menurunkan temperatur gas yang
meninggalkan Economizer dengan memberikan panas pada pipa-pipa Air
Heater dan panas yang diterima pipa diserap oleh udara pembakaran yang
mengalir di dalam pipa, atau dengan kata lain Air Heater berfungsi untuk
menaikan efisiensi
Keuntungan penggunaan Air heater adalah :
1. Pemanfaatan kalor gas buang.
2. Pembuatan uap lebih cepat.

Gambar 3.27 Air Heater


13.Start Up Burner
Berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar cair berupa minyak solar
kedalam ruang bakar, dan juga berfungsi sebagai start awal boiler untuk
mamanaskan pasir yang ada diruang bakar hingga mencapai temperature 450
0
C

Gambar 3.28 Start Up Burner

14. Alat alat Pengamanan Boiler

. a. Tingkat pengaman ( Safety Valve )

Dipasang pada ruang steam, gunanya untuk mencegah peledakan


karena terjadi tekanan berlebihan didalam ketel. Kontruksi tingkap
pengaman serta ukuran ukuranya dibuat sedemikian rupa sehinggga
tinggkap tersebut harus dapat melepaskan kelebihan tekanan uap yang
berada didalam ketel.
Ada 2 ( dua ) buah tingkap pengaman dipasang pada ketel uap.

Ada beberapa macam tingkap pengaman yang digunakan, namun yang


terpenting adalah :

Katup pengaman dengan pembebanan.


Katup pengaman dengan pegas.
Gamabar 3.29 Safety Valve

b. Pedoman Tekanan ( Pressure Indicator )


Digunakan untuk mengetahui tekanan steam dalam ketel uap secara
langsung. Pedoman tekanan ada bermacam macam antara lain, ialah
manometer air raksa dan logam, yang banyak di gunakan ialah
manometer buatan Bourdon.Pedoman tekanan dipasang pada bagian
depan ketel yang mudah penglihatannya, pada tekanan maksimum
harus di beri tanda garis merah.

c. Gelas Penduga ( Water level Indicator )

Digunakan untuk mengetahui level ( permukaan ) air dalam bejana


ketel dipasang 2 ( dua ) buah, agar bilamana yang satu rusak, yang lain
tetap berfungsi dengan baik dan rusak harus segera diperbaiki atau
diganti.pemasangan gelas penduga memamfaatkan hukum bejana
berhubungan yang disambung langsung dengan bejana ketel pada
ruang uap dan ruang airnya yang terdiri dari 3 ( tiga ) keran dan tabung
yang ditutup kaca. Satu keran menghubungkan tabung kaca dengan
ruang air dan satu keran lagi untuk pengecekan atau drain. Gambar
gelas penduga dapat dilihat pada Gambar 3.30.
Gbr: 3.30 Gambar Gelas Penduga (Water Level Indicator)

d. Keran Coba ( Trial Valve )

Fungsi dari keran keran ini ialah sebagai alat untuk mengetahui
kira kira tinggi air didalam ketel, kalau gelas pedoman pecah, maka
keran keran ini dapat berfungsi sebagai pengontrol tinggi air pada
saat gelas penduka sedang diperbaiki. Memperlihatkan keran coba
sedang dalam keadaan terbuka, dimana pada kedudukan ini uap air
dapat keluar dari dalam ketel. Keran keran ini pun bekerja sebagai
pengontrol bekerjanya gelas pedoman air bila berkemungkinan akan
terjadi penyumbatan pada saluran salurannya.

Gambar : 3.31 Kran coba


e. Fluit Bahaya / Sireene

Terdiri dari pipa yang bagian atasnya dipasang sebuah peluit.


Lobang dari peluit diberi ( ditutup ) dengan sumbat lembur. Fungsi
fluit bahaya adalah memberi isyarat suara, bila ketel uap kekurangan
air, melampaui batas air terendah yang diperbolehkan atau kedudukan
air berada dibawah dari ujung pipa fluit bahaya. Ujung bawah dari pipa
suling bahaya ini letaknya 50 mm diatas garis api. Rumah keran
keran dan rumah tingkat dapat dibuat dari perunggu atau dari baja cor.

f. Keran Induk ( Stop Valve / Main Valve )

Digunakan untuk mengatur produksi steam dari ketel uap. Valve


ini dilengkapi pula dengan peralatan non return valve, untuk
mencegah aliran balik dari steam, jika ketel uap tekanannya turun
atau saat stop operasi. Gambar keran induk dapat dilihat pada Gbr:
3.17.

Gambar :3.32 Keran Induk

3.6. Sistem Pengolahan Air Boiler


Faktor Yang Mempengaruhi Air Sebagai Bahan Baku:
1. Zat padat yang terlarut
Calsium
Silica
Mangaan
Chloor
Carbonat
Alluminium
Magnesium
Besi
Natrium
Fluorida
Bicarbonat
2. Gas-gas terlarut
Oxygen ( )

Carbondioksida ( )

3. Zat-zat tersuspensi
Tumbuh-tumbuhan
Endapan mineral
Sisa pembuangan
Micro-organisme
Tanah liat
A. Corrosion control
Pencegahan terjadinya korosi pada sistem boiler.
1. Mekanikal de-aerasi pada daerator
Mekanikal de-aerasi pada daerator bertujuan untuk menghilangkan
oksigen dan gas-gas yang terlarut dalam air pengisian boiler.
2. Chemical de-aerasi
Chemical de-aerasi bertujuan untuk mengikat oksigen yang tersisa dari

mechanical daeration dengan oxygen scavenger (zat pengikat ).

3. Pengaturan pH
Prinsip kerja adalah membuat air boiler sedemikian rupa sehingga
tercipta kondisi buffer dimana setiap NaOH bebas bisa dinetralkan.
4. Deposition Control

Pemakaian Phosphate ( )
Untuk mengikat unsur pembentuk scale guna mencegah kerak yang
menempel pada tube / drum terutama kalsium dan magnesium.
Continous blow down (CBD)
Zat padat yang diendapkan dibuang melalui blow down.
B. Carry over control
Mencegah kontaminasi steam.
1. Mencegah produk-produk oil tercampur pada air pengisian boiler
2. Mencegah chemical terkontaminasi
3. Membersihkan peralatan internal drum dari kotoran dan oli jika ada
pekerjaan shut down.
4. Mencegah boiler water dalam kondisi basa pada waktu lama (akan
menimbulkan busa.
Gambar 3.33 Polisher

BAB IV
TUGAS KHUSUS

Tugas khusus yang diambil pada laporan Kerja Praktek ini adalah
Preventive Maintenance Turbin Uap, yaitu perawatan dan pencegahan
terjadinya kerusakan, pada Turbin di area PG#3.
Preventive maintenance adalah suatu pekerjaan yang di tujukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan upaya pengoptimalan kerja dari suatu
alat/fasilitas. Preventive Maintenance Turbin Uap dilakukan pada komponen-
komponen turbin dan auxiliary dari turbin, perawatan dilakukan dengan
interval every day, 1x1 week, 1x2 week, dan 1x1 month.

4.1 Maintenance Every Day (Setiap Hari)

Gambar jadwal kegiatan di catat pada white board & salah satu Check sheet

Perawatan harian adalah bagian kegiatan maintanenace yang dilakukan


setiap hari, kegiatan ini meliputi pemeriksaan kondisi mesin dengan
menggunakan check sheet. Adapun fokus pemeriksaan yang dilakukan yaitu:
pengecekan oli pelumas, grease, vibrasi, temperatur, suara, dan kebocoran
pada semua peralatan yang ada di area.

4.2 Maintenance 1x1 Week (Satu Kali Dalam Seminggu)


Perawatan mingguan adalah perawatan mesin yang dilakukan setiap
seminggu sekali, kegiatan ini meliputi pemeriksaan kondisi mesin dengan
menggunakan check sheet. Adapun fokus pemeriksaan yang dilakukan yaitu:
4.2.1 Pump Inspection
Pump inspection adalah pemeriksaan pompa-pompa auxiliary
turbin,yaitu:
Cooling Tower Pump
Condensate Pump
Separator Pump
Oil Pump
Pemeriksaan yang dilakukan adalah:
1) Kebocoran pada seal pompa agar cairan tidak masuk kedalam
housing beraing maupun keluar melalui poros pompa.
2) Pemeriksaan getaran pompa dengan menggunakan alat untuk
vibration meter seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2. Pengukuran
ini bertujuan untuk mengetahui berapa frekuensi getaran yang terjadi
pada pompa saat pompa bekerja. Dalam kondisi normal frekuansi
pompa harus kurang dari 6 m. Namun apabila melebihi nilai
tersebut berarti ada suatu kelainan yang terjadi pada pompa yang
menjadi pusat perhatian.

Gambar 4.2 Alat Ukur Getaran (Vibration Meter)

3) Pengecekan suara dilakukan dengan cara mendengarkan suara


pada pompa dan apabila suara terdengar kasar maka pompa
tersebut mengalami masalah. Biasanya pengecekan suara
dilakukan hanya pada orarng yang sudah mengerti bagaimana
kondisi pompa tersebut.
4) Pelumasan yang terdapat pada pompa digunakan sebagai
pendingin pompa dan untuk memperlancar kinerja dari pompa.
5) Pengukuran temperatur bearing yang terdapat pada pompa dengan
menggunakan alat Dual Beam Laser Infrared Thermometer.

Gambar 4.3 Dual Beam Laser


Infrared Thermometer

6) Pada saat pompa sedang bekerja, suhu bearing yang normal


adalah kurang dari 75C. Apabila suhu bearing meningkat dan
melebihi nilai batas normal, maka ini mengindikasikan ada
kondisi yang tidak normal yang terjadi pada pompa. Proses
pengukuran suhu pada pompa diperlihatkan pada Gambar 3.4.
Gambar 4.4 Proses Pengecekan Temperatur Pompa

7) Pemeriksaan valve dan packing valve dilakukan dengan kasat


mata yaitu dengan melakukan pengecekan pada packing, dan kran
valve yang mengalami korosi akibatnya aliran air maupun steam
tidak mengalir dengan lancar.
8) Pemeriksaan rubber joint, apabila mengalami kerusakan atau
mengalami retakan.
9) Pemeriksaan sealing water, pemeriksaan terhadap sealing air
dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi aliran didalam
sealing water masih berjalan normal atau sudah tersumbat.
Apabila sealing water tersumbat maka akan menyebabkan
terjadinya kebocoran pada pompa.
10) Pemeriksaan casing dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi
atau retak.
11) Pemeriksaan shaft, pemeriksaan terhadap shaft dilakukan untuk
mengetahui apakah shaft masih berada dalam kondisi baik atau
sudah mengalami kerusakan, baik itu patah maupun bengkok.
12) Pemeriksaan gearbox dan oil seal, pemeriksaan gearbox
dilakukan apabila terjadinya kebocoran pada oil seal dan
temperatur gearbox yang tidak boleh lebih dari 75C.

Gambar 4.5 Proses Pengukuran Temperatur Gear Box Pompa


13) Pemeriksaan baut dan mur dilakukan untuk mengetahui kondisi
baut atau mur pompa apakah mengalami kendor atau lepas.
14) Pemeriksaan motor dilakukan apabila sudah mengalami kerusakan
yang cukup fatal maka seksi preventive akan menyerahkan ke
bagian seksi EWD.
15) Pemeriksaan coupling, apakah kopling masih bekerja dengan baik
dan memastikan baut dan mut tidak longgar.
4.2.2 Lubricating Activity
Kegiatan maintenance ini adalah berupa pemeriksaan level oli
pada turbin, pompa dan cooling tower fan. Dari level hasil pemeriksaan
diketahui apakah peralatan kekurangan pelumas atau tidak. Apabila oli
pelumas peralatan kurang pada saat alat itu bekerja, maka itu dapat
menyebabkan bearing dan poros alat tersebut rusak sehingga bisa mati
secara tiba-tiba. Salah satu contoh pemeriksaan level oli pada peralatan
turbin generator adalah pada cooling tower.

Gambar 4. 6 Pemeriksaan Level Oli Cooling Tower Fan

4.2.3 Oil Separator Cleaning


Oil separator cleaning adalah kegiatan pemberisan kotoran-kotoran
yang terdapat pada separator.

Gambar 4. 7 Oil Separator Cleaning


4.2.4 Take and Sand to EPC Oil Tank Sample
Kegiatan ini merupakan pengambilan sampel pada oil tank sebelum
dan sesudah oil filter, kemudian sampel oli diantar ke EPC (Enggineering
Predictive Centre) untuk diaanalisa. Hasil dari pengujian la yang akan
menentukan apakah oli masih layak pakai atau tidak.
4.2.5 Turbine Inspection
Turbine inspection adalah pemeriksaan yang dilakukan pada turbin,
yang mencakup pemeriksaan temperaturbearing (<75C), Oil level (+/- 100
mm), oil press output turbine (10-50 MW).

Perawatan 2 mingguan adalah perawatan mesin yang dilakukan setiap


dua minggu sekali. Yang termasuk kedalam perawatan dua minggu sekali
adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Pipa (Line Piping Inspection)

Memeriksa kebocoran, temperatur dan korosi pada semua pipa-pipa


dan juga pada komponen-komponen pipa, yaitu:
1. Steam trap, pemeriksaan steam trap apakah masih berfungsi
dengan baik dan tidak mengalami kebocoran.
2. Isolasi, pemeriksaan pada isolasi pipa apakah mengalami
kerusakan seperti lepas atau mengeluarkan panas yang berlebihan.
3. Valve dan packing, pengecekan pada packing, dan kran valve
yang mengalami korosi akibatnya aliran air maupun steam tidak
mengalir dengan lancar.
4. Expansion joint, pemeriksaan apakah sambungan pada setiap pipa
tidak mengalami kebocoran maupun korosi akibat air yang
melekat pada pipa tersebut.
5. Support, pemeriksaan apakah setiap penyangga pipa tidak
mengalami kerusakan maupun korosi.

2. Greasing Activity (Pelumasan)

Greasing activity adalah mengisi grease pada gearbox pompa yang


menggunakan grease sebagai pelumas, alat yang digunakan untuk
penggreasingan seperti diperlihatkan pada Gambar 3.7. Sedangkan untuk
melakukan penggreasing dengan waktu yang berskala dan equipment yang
akan di grease dapat diperlihatkan pada gambar tersebut.

Gambar 3.7 Alat Yang Digunakan Untuk Penggreasingan


4.3 Maintenance 1x2 Week (Satu Kali Dalam Dua Minggu)
4.3.1 Line Piping Inspection
Memeriksa kebocoran, temperature dan korosi pada semua pipa-pipa dan
juga pada komponen-komponen pipa, yaitu:
Steam trap
Valve
Isolasi
Packing
Expansion Joint
Support.

4.3.2 Greasing Activity


Greasing activity adalah mengisi grease pada gear box pompa yang
menggunakan grease sebagai pelumas.

Gambar 4. 1Alat Yang Digunakan Untuk Penggreasingan

4.4 Maintenance 1x1 Mounth (Satu Kali Dalam Sebulan)


Maintenance yang dilakukan satu kali sebulan adalah monthly Colling
Tower Fan Inspection (CTF).
Tabel 4. 1 Monthly Cooling Tower Fan
No Uraian Pemeriksaan Ukuran

43
1. Rumah2 Gear Box Tidak Bocor/Tidak retak
2. Bearing Tidak Normal dan kondisi bagus
1 Gear Box
3. Oil Seal Tidak Bocor
4. Level Oli isi level 3/4
1.Bantalan diks/Bush tidak retak/aus
2 Coupling 2. Kondisi As tidak bengkok,korosif
3. Kondisi Baut tidak longgar/baut dan mur tidak korosif
1. Piringan Kipas tidak korosif
3 Dudukan Kipas 2. Baut "U" dan Klem tidak longgar dan korosif
3. Baut center tidak longgar dan korosif
1. Kondisi Daun kipas tidak ada kerak dan retak
4 Daun Kipas 2. Posisi daun kipas sudut kira-kira (16-18)
(6 atau 8 buah) kipas di setel
Kedudukan/ pipa 1. Bantalan gear box tidak korosif
5
Distribusi 2. Baut "U" dan Klem tidak longgar dan korosif
1. Vibrasi getaran kecil dari 5 m/s
6 Vibrasi Kipas
(Data EPC)
Tutup kipas/Gear 1. Tutup gear box baut flange tidak longgar
7
Box tutup tidak retak

44
4.1. Cara Kerja Boiler
Gambar 4.1 Boiler PT.IKPP

Gambar 4.2 Skema sederhana pembentukan steam pada boiler

Boiler merubah air (fase cair) menjadi uap (fase gas) dengan proses pemanasan.

Air mengalir di dalam water tubes dan dipanaskan oleh gas hasil pembakaran

hingga mencapai temperatur titik didih air, sehingga air berubah menjadi uap

45
bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi, uap tersebut bisa digunakan untuk

menggerakkan turbin dan juga bisa untuk keperluan lain.

Bahan bakar dari belt conveyor berupa kulit kayu atau batu bara

dimasukkan kedalam fuel silo, kemudian bahan bakar diambil oleh screw yang

digerakkan oleh motor sehingga jatuh ke feed conveyor, bahan bakar dari feed

convenyor masuk ke rotary, rotary berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar

yang akan masuk ke furnace. Pasir dari sand silo juga masuk ke furnance.

Udara pembakaran dihisap dari luar oleh SAF dan melewati air heater

yang bertujuan untuk menaskan udara yang masuk dimasuk ke furnance,

sehingga pembakaran terjadi di furnance. Pasir yang ada di furnance kemudian

dipanas kan sampai temperature 450c oleh start burner dan dibablingkan oleh

PAF melalui nozzle-nozzle sehingga bahan bakar yang masuk ke furnace terbakar

oleh pasir itu sendiri .temperatur di didalam furnace diataur mencapai 900c.

Air dari feed water tank dipompakan oleh feed water pump masuk ke

economizer untuk di panaskan dan selanjutnya air yang sudah panas masuk ke

steam drum, didalam steam drum air dan steam di pisahkan, air dari steam drum

akan masuk ke dalam wall tube di furnace dan water drum untuk dipanaskan

kembali hingga menjadi steam dan kembali lagi ke steam drum , sedangkan steam

yang ada di dalam steam drum masuk ke superheater untuk dipanaskan kembali

hingga menjadi uap kering mencapai temperature 450 c dengan tekanan 60

kg/cm dan main steam flow mencapai 170 T/h, uap yang keluar dari superheater

adalah uap yang siap pakai untuk menggerakkan turbin . Air yang digunakan

46
untuk boiler sebelumnya dicampur dengan bahan chemical yaitu NH4OH,

NH3PO4 dan N2H4 apabila pH air kurang dari 5-7,5.

Gambar 4.3 proses pembakaran dalam boiler dan masuknya


bahan bakar kedalam boiler

Gambar 4.4 aliran proses feed water sehingga menjadi steam

47
4.2. Internal Sirkulasi Boiler

Gambar 4.5 Skema Internal Sirkulasi Boiler

Ada tiga jenis sirkulasi internal :

1. Sirkulasi paksa ( pipa economizer)

Pada sirkulasi paksa, fluida (feed water) dipompakan melalui bagian


evaporator ketel. Air pengisi (feed water) dapat dipompakan dengan hanya
menggunakan pipa yang kecil namun dengan tekanan yang sangat tinggi (di boiler
kita mencapai kira-kira 100 bar). Tekanan tinggi memaksa aliran fluida masuk
melalui control valve ke economizer untuk diteruskan ke dalam steam drum.

2. Sirkulasi alami ( dinding pipa )

Energi panas yang diberikan pada ruang bakar akan menyebabkan terjadinya
penguapan. Uap yang mempunyai berat jenis lebih rendah akan naik keatas,
sedangkan air yang lebih berat akan terkumpul dibagian bawah drum uap (steam

48
drum). Air inilah yang nantinya turun dari steam drum melalui downcomer dan
memasuki wall tube (pipa dinding boiler)

3. Sirkulasi berdasarkan beda tekanan (pipa uap panas lanjut)

Seperti pada hukum gravitasi dan aliran panas, uap selalu mengalir dari suatu
area yang bertekanan lebih tinggi ke area yang bertekanan rendah. Uap didalam
steam drum kira- kira 12 Bar lebih tinggi dari tekanan steam header turbin . Beda
tekanan ini yang menyebabkan uap mengalir ke pipa pipa uap panas lanjut.

4.3. Type Boiler di PT.Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Dibedakan
Berdasarkan System Pembakaran.

1. Fixed Bed

Tidak mempunyai lapisan pasir dengan temperatur (750OC ~ 900OC) di dasar

ruang bakar untuk media pembakaran.

Gambar 4.6 Skema Boiler CB 1 & CB 2 di PT.IKPP

49
Kondisi umum fixed bed boiler :

Area pembakaran lebih kecil.

Kapasitas boiler lebih keeil.

Effisiensi pembakaran lebih rendah.

Kontrol partikel bahan bakar dengan udara kurang sempurna.

Kandungan karbon yang tinggi pada abu sisa pembakaran.

Jenis bahan bakar terbatas (khusus bio fuel).

Proses pembakaran turun drastis jika bahan bakar basah (karena tanpa ada
eharbed yang mempertahankan panas ruang bakar).

. Tidak perlu minyak untuk start-up.

. Biaya operasi lebih rendah.

2. Fluidizied Bed Boiler

Boiler memakai media pasir panas (800~900oC) di dalam furnace. Fluidisasi


dengan memakai udara primary dari PAF.

2.1. Bubbling Fluidizied Bed Boiler ( BFB )

Bed mengalami bubbling (berpusar) pada bagian bawah boiler. Bed


material (pasir) mengalami bubbling (bergerak / berpusar) di dasar ruang
bakar, hanya sebagian kecil pasir halus dengan berat jenis rendah ikut
terbang meninggalkan ruang bakar. Fluidisasi / bubbling dicapai karena
adanya aliran udara primer yang melewati nozzle (pada keseluruhan) dasar
ruang bakar dengan kecepatan 2~3 m/dtk. Pada kondisi diam, ketinggian
pasir ruang bakar adalah 45~75 cm dari dasar (nozzle). Jika pada kondisi
panas pasir mengambang 90~150 cm.

50
Gambar 4.7 Skema Boiler MB 11 & MB 12 di PT.IKPP

Gambar 4.8 Skema Boiler PB 170 di PT.IKPP

51
2.2. Circulating Fluidized Bed Boiler ( CFB )

Bed material bergerak / terbang meninggalkan ruang bakar dan


bersirkulasi kembali ke ruang bakar dengan bantuan cyclone separator.
Fluidisasi tercapai dengan adanya aliran udara primer yang melewati
nozzle di dasar ruang bakar, pada kecepatan 2~3 m/detik pasir masih
mengalami pergolakan secara statis. D Apabila kecepatan udara
ditingkatkan terus sampai mencapai 5~6 m/detik akan terjadi sirkulasi
pasir. Bed material (pasir) bergerak / berpusar dan sebagian terbang
meninggalkan ruang bakar serta bersirkulasi kembali ke ruang bakar
dengan bantuan cyclone separator.

Gambar 4.9 Skema Boiler MB 13 & MB 14 di PT.IKPP

Keuntungan fludizied bed boiler :

> Kapasitas boiler lebih besar (tekanan & temperatur tinggi).

> Area pembakaran lebih luas, transfer panas yang tinggi.

> Campuran partikel bahan bakar dengan udara lebih sempurna.

52
> Jenis bahan bakar fleksibel, dapat berubah-ubah atau eampuran serta mampu
menggunakan bahan bakar yang moisturenya tinggi.

> Effieieney pembakaran tinggi dan mudah dalam pengontrolan.

> Exeess 02 yang lebih rendah (2 D 6%).

> Ramah lingkungan:

Jumlah karbon pada Fly Ash lebih rendah.

S02 Bisa dikurangi dengan injeksi batu kapur (S02 + CaC03)

Emisi N0x rendah karena temperatur pembakaran yang tinggi (750D


9000C)

Type-type Boiler di PT.Indah Kiat Pulp and Paper Tbk Perawang-Mill.

53
BAB V
PENUTUP

5.1.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan kerja praktek yang dilakukan yaitu pada proses perawatan


dan pemeliharaan agar sesuai dengan prosedur dan standart boiler di
IKPP
2. Type-type boiler yang ada di PT IKKP adalah fixed bed boiler dan
fluidized bed boiler.
3. Air umpan boiler yang digunakan untuk keperluan ketel dan proses
harus terlebih dahulu di netralisasi diproses polisher agar dapat
meningkatkan kualitas steam yang baik.
4. Untuk menjaga kondisi boiler turbin agar tetap baik, diperlukan
perawatan yang terjadwal pada seluruh komponen komponen boiler
dan turbin.

5.2. Saran

1. Disini penulis berharap agar PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, agar terus
dapat menerima mahasiswa mahasiswa dari seluruh Universitas yang ada
di Indonesia pada umumnya dan Riau pada khususnya, untuk dapat
melakukan kerja praktek di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk sebagai
peran serta dalam meningkatkan SDM ( Sumber Daya Manusia ) dalam
bidang pendidikan .

2. Mengganti peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang sudah tidak


layak pakai secepatnya karena bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan
yang dapat membahayakan keselamatan karyawan dan pekerja lainnya.

54
3. Karyawan dan pekerja lainnya agar lebih memperhatikan Standard
Operational Procedure (SOP), Alat Perlindungan Diri (APD) dan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Text Book Mesin Konversi Energi, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau
(UIR).
2. Text Book Instalasi Ketel dan Turbin Uap, Fakultas Teknik, Universitas
Islam Riau (UIR).
3. Arwah. 2004. Boiler Principles, Combustion and Maintenance.
Perawang : PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
4. Petunjuk perawatan dan pengoprasian alat-alat perlengkapan boiler,
terjemahan liem bun kiong
5. Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook,
3 rdedition. Mc. GrawHill Book Company.
6. http://issilayargoranriun.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-
pengoperasian-boiler.html

56

You might also like