Suatu ketika saya pernah menghubungi salah seorang junior dan menanyakan isu-isu yang sedang melanda kampus dan persoalan kemahasiswaan, ia dengan nyata mengatakan bahwa ia tidak tertarik membahas persoalan kampus, organisasi, dan kemahasiswaan, ia saat ini lebih fokus menjalani pendidikan klinik di Rumah Sakit, berpikir cepat selesai dan ke Jakarta untuk mengisi klinik-klinik yang ditawarkan. Mendengar perkataan junior saya tersebut dalam hati saya berbisik, begitu mempesonanyakah ibukota ini, sehingga mahasiswa yang notabane masih mengenyam pendidikan di kampus yang harusnya masih berpikir tentang masyarakatnya, berpikir tentang kemajuan bangsanya, berpikir tentang hal yang lebih besar dari sekedar urusan perut dan materi, sudah berfikir untuk pergi ke Jakarta mencari pekerjaan untuk mendapat pekerjaan menjaga klinik, mencari uang untuk kebutuhan makan, mungkin juga buat pakaian dan sedikit hiburan. Lantas dimana batin mahasiswa kedokteran yang berpikiran ideal ? berpikir tentang kesehatan masyarakat yang tidak hanya dari sisi kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga promotif dan preventif ?. Saya lanjut bertanya dalam hati, apakah tidak terpikir oleh mereka bahwa di daerah sana masih di butuhkan dokter ? lantas apa alasan mereka untuk berpikir datang ke ibukota ? apa negara dalam hal ini pemerintah tidak memberikan lapangan kerja juga penghidupan yang layak buat para dokter ? atau di daerah jasa yang diberikan kepada dokter berbeda dengan yang ada di ibukota ?