Professional Documents
Culture Documents
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) adalah sumber
dari segala sumber hukum. UUD 1945 memberikan landasan serta arah dalam pengembangan
sistem serta penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara yang
terangkum dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 di antaranya adalah pandangan
bangsa Indonesia dalam melihat diri dan lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan
negara, serta keterlibatan warga negara.
UUD 1945 mereaksikan sikap bangsa Indonesia yang menentang segala bentuk
penjajahan. Bangsa Indonesia akan senantiasa berjuang untuk mencegah dan mengatasi
usaha-usaha pihak tertentu yang mengarah pada penindasan dan penjajahan. Penjajahan bagi
bangsa Indonesia merupakan tindakan keji yang tidak berperikemanusiaan serta bertentangan
dengan nilai-nilai keadilan. Pertahanan negara tidak dapat dipisahkan dari kemerdekaan yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia bukan merupakan
hadiah, melainkan diperoleh dari hasil perjuangan pergerakan bangsa Indonesia melalui
pengorbanan jiwa dan raga. Oleh karena itu, bangsa Indonesia menempatkan kemerdekaan
sebagai kehormatan bangsa yang harus tetap dijaga dan dipertahankan sepanjang masa.
Namun, mewajibkan warga negara dalam upaya pertahanan negara harus didukung oleh
perangkat perundang-undangan sebagai pelaksanaan dari UUD 1945. Landasan
konstitusional kemerdekaan mengemukakan pendapat adalah UUD 1945 yang termuat
dalam:
1). Pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang,
2). Pasal 28E Ayat (3): Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Landasan hukum usaha pembelaan negara - Usaha pembelaan negara yang dilakukan oleh
warga negara memiliki landasan hukum yang mendasari warga negara dalam setiap usaha
pembelaan negara tersebut. Landasan hukum tentang usaha pembelaan negara tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Landasan idiil: Pancasila
Terkait dengan pembelaan terhadap negara, Pancasila khususnya sila ketiga yang mewajibkan
setiap warga negara untuk memiliki rasa persatuan dan kesatuan baik dalam arti ideologi,
ekonomi, sosial budaya, memiliki nilai patriotisme, menjunjung tinggi tradisi kejuangan, dan
kerelaan untuk berkorban dalam membela bangsa dan negara.
b. Landasan konstitusional: UUD 1945
1. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 berbunyi bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
2. Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha mempertahankan dan keamanan negara.
c. Landasan operasional
Landasan operasional usaha pembelaan negara, antara lain sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Berdasarkan UU No. 2 Tahun 2002 Pasal 2, bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintah negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Sesuai dengan Pasal 4 UU No. 2 Tahun 2002 bahwa kepolisian negara RI bertujuan untuk
mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan
pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi
HAM.
Berdasarkan Pasal 2 dan Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 2002 tersebut dapat diketahui bahwa
kepolisian negara Republik Indonesia adalah sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan HAM.
Kewajiban sebagai peserta didik adalah belajar keras dan tekun dalam rangka usaha
pembelaan negara.
2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Ketentuan umum UU RI No. 3 Tahun 2002, antara lain sebagai berikut:
1. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
2. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara
dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman.
Sesuai dengan Pasal 4 UU RI No.3 Tahun 2002 tersebut tujuan pertahanan negara adalah
untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Adapun fungsi pertahanan negara menurut Pasal 5 UU RI No. 3 Tahun 2002 adalah untuk
mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan.
3) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
Berdasarkan UU RI No. 34 Tahun 2004, bahwa Tentara Nasional Indonesia adalah
merupakan tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Pengertiannya sebagai
berikut:
Tentara pejuang adalah tentara yang telah berjuang menegakkan Negara Republik Indonesia.
Tentara Nasional adalah tentara yang berkebangsaan Indonesia yang melaksanakan tugas
demi kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, daerah, ras, suku, agama, dan golongan.
Tentara rakyat adalah tentara di mana anggotanya berasal dari warga negara Indonesia.
Tentara profesional adalah tentara yang telah terlatih, terdidik, dan dilengkapi secara baik,
tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti
kebijakan politik negara dengan prinsip demokrasi, supremasi hukum dan HAM, ketentuan
hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
Fungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI), antara lain sebagai berikut:
1. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan
dalam negeri terhadap kedaulatan keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
2. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman.
3. Pemilik terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.
Negara Indonesia adalah negara hukum bukan berdasarkan kekuasaan belaka, dan
kesemuannya ditunjukan untuk menjaga ketertiban seluruh masyarakat Indonesia.Negara
Indonesia adalah negara yang mempunyai UUD 1945 sebagai konsutitusinya, dimana system
pemerintahan negara tertuang di dalamnya.Sehingga kondisi kehidupan nasional merupakan
pencerminan ketahanan Nasional yang didasari oleh :
-Pancasila sebagai landasan idiil.
-UUD 1945 sebagai landasan konstitusionil.
-Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.
Tujuan ketahanan nasional pada dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan. Jadi semakin kuat ketahanan nasional suatu bangsa semakin dapat menjamin
kelangsungan hidup atau survival hidup suatu bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun ketahanan
nasional nasional secara bottom up approach melalui pembinaan tingkat ketahanan dari mulai
ketahanan nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan, ketahanan keluarga dan
ketahanan pribadi.
Dengan pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan
dapat tercapai kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
Negara dan sekaligus pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
(2). Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
(3). Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor,
antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang
dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap
sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur
RTIAN
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi dan mengatasi ATHG baik langsung, tidak langsung dari dalam maupun dari luar yang
membahayakan, Integrasi, idenditas kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
mengejar tujuan Negara.
Secara skematis, rumusan konseptual ketahanan nasional dapat digambarkan sebagai
berikut.
Dari sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep ketahanan nasional Indonesia berawal
dari konsep ketahanan nasional yang dikebangkan oleh kalangan militer. Pemikiran konseptual
ketahanan nasional ini mulai menjadi doktrin dasar nasional setelah dimasukan ke dalam GBHN.