Professional Documents
Culture Documents
Decentralized Basic Education 3 (DBE3), program yang didukung dana dari USAID, sejak tahun 2005 telah
bekerjasama untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SMP dan MTs dengan Dinas Pendidikan dan
Departemen Agama, di 44 kabupaten/ kota di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
DBE3 membantu 330 sekolah mitra (SMP dan MTs) untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih
bervariasi, interaktif, dan praktis sehingga pendidikan menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Sekolah mitra, terdiri dari sekolah negeri dan swasta yang diseleksi bersama antara DBE3 dan dinas
setempat. Tim fasilitator yang dibentuk dari guru, kepala sekolah, dan pengawas mempunyai tugas untuk
melatih pengawas sekolah, serta guru mata pelajaran pokok dan kepala sekolah di sekolah mitra. Pelatihan
tersebut sangat praktis dan terfokus pada perubahan yang berkaitan dengan lingkungan kelas, peran guru,
dan kegiatan belajar siswa.
Dampak positif telah tampak di banyak sekolah mitra DBE3.Akibatnya, banyak sekolah lain di daerah mitra
maupun non-mitra meminta pelatihan yang sama. DBE3, dengan dukungan dari fasilitator daerah, telah
banyak memberikan pelatihan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk menunjang pelatihan
tersebut, DBE3 telah mengembangkan paket pelatihan dengan nama 'Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna 1, 2, 3, dan 4', serta paket pelatihan untuk Kepala Sekolah dan Pengawas. Paket
tersebut dapat dibaca dan diunduh di website DBE3: www.inovasipendidikan.net, dan dapat digunakan
secara bebas, tanpa hak cipta.
Di banyak sekolah telah tampak praktik-praktik pembelajaran yang baik. Praktik-praktik tersebut
dihimpun dalam buku ini yang terdiri dari 6 jilid sebagai berikut:
Lima buku tentang Praktik yang Baik dalam pembelajaran, yang berisi pengalaman dan gagasan
pembelajaran yang menantang dan mengaktifkan siswa;
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya dinas pendidikan, kementerian agama,
pengawas sekolah, para guru dan kepala sekolah mitra DBE3, yang telah memberikan konstribusi tulisan
pengalamannya sehingga buku ini tersusun.
Selamat membaca buku-buku tersebut, mencoba mempraktikan isinya, dan mengembangkan gagasannya.
Semoga sekolah Saudara menjadi sekolah yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar, menantang bagi
mereka untuk mengembangkan pikiran dan keterampilannya, serta menjadi lingkungan yang 'hangat' bagi
mereka dalam mengembangkan sikapnya.
BAGIAN B
GAGASAN
PEMBELAJARAN
paham. Setelah itu, saya memberikan soal sebagai 2. Penjelasan LK dan Penentuan Tempat Kegiatan
latihan. Kenyataannya anak kurang bergairah (5 menit)
mengikuti pelajaran bahkan ada yang mengantuk Pada tahap ini saya menjelaskan tugas yang
sewaktu saya mengajar dan soal yang saya berikan tertulis pada lembar kerja (LK) dan menentukan
sering kurang dipahami. Hal ini membuat saya lokasi di luar kelas yang akan ditempati tiap
sering marah bahkan menghukum siswa.Tetapi kelompok siswa untuk bekerja.
setelah pelatihan DBE-3, proses pembelajaran di Penjelasan LK seperti yang tertulis pada LK (Pada
kelas mulai berubah. Pada hari kamis 13 Agustus halaman berikutnya).
2009 saya menyajikan materi volum Bola. Saya
memilih bola plastik dan pasir sebagai sumber dan
alat bantu belajar siswa. Bola plastik harganya
murah dan mudah diperoleh di Tanjunga Balai.
Demikian juga pasir terdapat banyak di lingkungan
sekolah.
LEMBAR KERJA
1. Bola dibelah menjadi 2 bagian sama besar
2. Buatlah kerucut yang alasnya sama dengan lingkaran belahan bola dan tingginya sama
dengan jari-jari bola.
3. Isilah kerucut dengan pasir hingga penuh kemudian tuangkan dalam belahan bola.
4. Berapa kali baru terisi hingga penuh?
5. Rumuskan volume bola dari percobaan tersebut.
Proses terapi dimulai dengan mendiagnosa kelemahan Misalnya Suryani. Setelah diterapi dua hari berturut-
si anak. Demi mempermudah proses diagnosa, Guru turut, kemampuan Suryani menyelesaikan soal
membuat alat bantu berupa buku catatan. Dalam meningkat drastis. Alhamdullilah, sudah 70 persen
buku itu tercatat tanggal, nama siswa, dan kelasnya, paham, simpul Ibu Arfi dalam hasil terapi tanggal 5
Guru yang memberikan terapi, keluhan, jenis terapi Pebruari 2010.
dan hasilnya.
Mengapa belajar statisika terasa sulit? Karena statistika dianggap tidak ada
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Pak Mara Sutan Harahap, M.Pd melawan
mitos itu. Ia membuktikan kalau statistika adalah bagian kehidupan manusia. Hari-hari
kita tidak lepas dari rimbunan hitungan matematis itu.
Pembuatan Media
Potongan
l lidi yang diciptakan sedemikian rupa sehingga mendapatkan jenis
panjang tertentu dan dalam kelompok tertentu. Dalam kelompok tertentu
tersebut masing-masing panjang potongan berbeda, tetapi panjang potongan
kelompok satu dengan yang lainnya bisa saja sama, karena panjang potongan lidi
tersebut diciptakan agar didalam menggunakannya bisa menghasilkan lebih dari
dua jenis yaitu: (1) segitiga siku-siku, (2) segitiga lancip, (3) segitiga tumpul dan,
(4) tiga sisi yang tidak bisa membentuk segitiga.
Deskripsi Pembelajarannya
Sebelum saya menggunakan media lidi ini, materi Teorema Pythagoras saya
ajarkan minimal 7 kali pertemuan dan hasilnya kurang memuaskan. Hal
tersebut mungkin karena selama ini saya hanya menjelaskan dengan
menggunakan ilustrasi di papan tulis sementara siswa tidak memegang media
apa pun. Setelah menggunakan media lidi, materi ini saya ajarkan hanya 4 kali
pertemuan masing-masing 2 x 40 menit dengan hasil belajar dapat dicapai
secara tuntas.
Potongan lidi tersebut dibungkus per anggota kelompok sisi. Kelompok sisi
yang dimaksud adalah beberapa potongan lidi dengan panjang tertentu yang
berfungsi sebagai posisi panjang sisi tertentu misalnya sisi a.,kelompok lain sisi
b, dan klompok lainnya lagi sisi c.
Kerja kelompok
Hasil kerja masing masing anggota kelompok disatukan. Mereka mengamati
hasil tersebut kemudian memilih dan menandai dengan tanda berbeda, misalnya,
kode A untuk segitiga siku-siku, kode B untuk segitiga lancip, kode C untuk
segitiga tumpul, dan D untuk sisi-sisi yang tak bisa membentuk segitiga. Segitiga
yang ditandai lengkap ditulisi berapa derajat besar masing-masing sudutnya
dengan terlebih dahulu mengukurnya dengan busur derajat.
Anggota kelompok menyepakati ukuran segitiga mana yang terbaik dari masing-
masing jenis termasuk yang tidak bisa membentuk segitiga. Mereka memilih
minimal dua untuk tiap jenis segitiga, termasuk dua untuk yang tidak berbentuk
segitiga.
Segitiga terpilih kemudian ditempelkan pada kolom seperti dibawah ini dan
dilengkapi dengan ukuran segitiga masing-masing pada kolom yang tersedia,
yaitu kolom C, D, dan E.
PERTEMUAN KEDUA
1. Siswa diminta melengkapi tabel yang diisi pada pertemuan sebelumnya, yaitu
mengisi kolom F, dengan terlebih dahulu mengamati luas masing-masing
persegi yang dapat dibentuk pada tiap sisi segitiga tersebut. Kemudian siswa
diminta mengamati hubungan ketiga luas persegi tersebut.
Kelompok 1 dan 2 mampu mengukur panjang lapangan Setelah melakukan penghitungan, siswa dan guru
dan tinggi pohon mangga dengan menggunakan konsep melakukan refleksi bersama terhadap proses dan hasil
segitiga sebangun. Melalui konsep ini mereka bisa yang dicapai. Melalui kegiatan belajar seperti ini,
mengukur panjang lapangan dan tinggi pohon tanpa Matematika tidak lagi menjadi pelajaran yang ditakuti
harus mengukur langsung pada bendanya. Dengan kata siswa. Sebaliknya, pelajaran ini menjadi sangat
lain, mereka melakukan perhitungan di dalam kelas. menyenangkan. Di bawah ini adalah gambar yang
menceritakan proses kegiatan yang dilakukan.
Berikut cuplikannya:
Merancang Taman
untuk Belajar Menghitung
Keliling Luas Segi Empat
Pembelajaran ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir bahwa apa yang
mereka pelajari bukan sekedar menghapal rumus dan hanya menghitung keliling
dan luas bangun persegi, persegipanjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang
dan trapesium, tapi mereka dapat menerapkan dalam kehidupan nyata.
Permasalahan klasik seorang guru adalah bagaimana Uang recehan itu saya kelompokkan menjadi 2
guru bisa menyampaikan meteri yang bisa dipahami kelompok. Kelompok pertama berwarna kuning
dan dipraktikkan langsung oleh siswa melalui latihan- keemasan sebagai koin positif dan kelompok ke dua
latihan soal yang diberikan maupun pemecahan berwarna putih sebagai koin negatif. Aturan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari penggunaan koin sebagai berikut:
pengamatan di beberapa sekolah tingkat dasar dan l Operasi + atau tambah artinya diberi lagi atau
menengah kebanyakan guru masih menggunakan ditambahkan
pembelajaran konvensional dan tidak menggunakan l Operasi atau kurang artinya diambil
media pembelajaran untuk menyampaikan materi l Koin positif dan koin negatif yang berpasangan
pelajaran kepada siswa sehingga pembelajaran di kelas nilainya nol
kurang bermakna, membosankan dan siswa lemah l Hasil operasi penjumlahan atau pengurangan sama
dalam konsep-konsep dasar matematika dan akibatnya dengan sisa koin yang tidak berpasangan.
prestasi belajar matematika rendah.
kurang wujud atau realistis. Sulitnya memahami mandiripun mampu memunculkan ide-ide
pertanyaan dalam angka angka menyebabkan pembelajaran yang baik. Bagi saya setelah
pelajaran Matematika tidak menarik lagi, mendapatkan pelatihan BTL 2 dan 3 tidak ada waktu
membosankan, sukar dipahami, jenuh, dan segudang lagi untuk tidak segera mengamalkan hasil pelatihan
keluhan yang muncul tentang pelajaran Matematika. kedalam pembelajaran. Begitu pula saya berusaha
Itu Dulu sebelum saya mengikuti pelatihan BTL 2 memunculkan ide-ide pembelajaran baru.
dan 3 (Pembelajaran bermakna dan pengajaran
Selanjutnya perlu saya sampaikan bahwa yang saya Penampang koordinat yang terbuat dari tali rafia di
kerjakan mengikuti pola yang pernah saya dapatkan lapangan hijau dianggap sebagai hasil karya siswa
pada pelatihan BTL 2 dan BTL 3 adalah sebagai sekaligus media yang dibuat dan digunakan siswa
berikut: secara berkelompok.
l Telaah Kurikulum
l Pertanyaan Tingkat Tinggi Demikianlah sebuah praktik pembelajaran
l Lembar Kerja mengembangkan kompetensi dasar
l Pemecahan Masalah 'mencari/menentukan kordinat' dengan menggunakan
l Kerja Kooperatif tanah lapang sebagai media pembelajaran.
l Media Pembelajaran
1.Temuan pada Kompentensi Bangun Ruang Sisi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, alat
Lengkung peraga yang dibutuhkan di arsip dan dikemas jadi satu
dengan RPP. Catatan yang terjadi atau temuan- temuan
A.Kerucut (alas kerucut) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan
Pada saat saya melakukan pembelajaran matematika di ditulis tindak lanjutnya. Untuk melengkapi data
SMP 19 Purworejo banyak sekali peristiwa saya kemampuan siswa tidak ada jeleknya menulis siswa yang
temukan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada perlu mendapat pendampingan.
pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada
saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi
alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah kerucut)
mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak Pada pelaksanaan proses pembelajaran matematika
bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya untuk mengembangkan kompentensi berkaitan dengan
memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya bangun ruang sisi lengkung, saya menemukan hal yang
secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan tidak diduga sebelumnya, yaitu siswa kebingungan
kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan menentukan tinggi bangun kerucut. Mungkin hal ini
memberikan pemecahannya. Jika di kelas itu tidak disebabkan pada saat mengajar guru jarang menyiapkan
seorang siswa pun ada yang bisa, saya memberikan alat peraga bangun kerucut secara kontekstual. Siswa
gambaran sederhana sebanyak 30 persen. hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis.
Untuk mengatasi kebingunan tersebut saya membawa
Selanjutya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut
waktu yang disepakati selesai, maka pembelajaran kita belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian
tarik kesimpulan bersama dan bila ternyata siswa ada sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut.
juga yang belum bisa ,maka siswa tersebut diberi Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa
kesempatan bergabung dengan teman yang dianggap diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan
bisa memberikan penjelasan guru pun memantau bila panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk
perlu membimbing dengan lemah lembut dan menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari
mendorong siswa untuk terus mencoba sampai lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok
menemukan tujuan akhir dari materi yang akan menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi
dicapai.Sekali lagi gurupun memberikan penekanan lagi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan
tentang tujuan akhir pembelajaran yang akan dicapai tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki
saat itu skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi
dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka
Selanjutnya saya segera merevisi RPP ,dan memperbaiki malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik
sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung.Agar RPP tentang kerucut merupakan hal yang mesti terjadi.
A nak-anak menurut kalian apakah bisa mencari luas lingkaran dengan menggunakan pendekatan
luas segitiga? Tidak bu! Serempak seluruh siswa kelas 8 B menjawab pertanyaan Ibu rochimah-
guru matematika SMP 1 Gebog. Mari kita buktikan bersama-sama! Bu rochimah meminta siswa
untuk memperhatikan tayangan pada layar. Beliau mencontohkan sebuah lingkaran dengan jari-jari 10
cm, dibagi menjadi 2 bagian yang sama kemudian diberilah warna yang berlainan. Kemudian lingkaran
dibagi menjadi juring-juring bersudut 22,5 , dan juring ditata seperti tampak pada gambar:
Pembelajaran penjumlahan suku-suku sejenis Sisa kertas yang tidak dipakai bisa digunakan untuk
dilakukan di luar kelas. Sampah dipisahkan dan menulis soal dan akan menarik bila memakai tehnik
dikelompokan menurut jenisnya, kemudian siswa saling lempar. Setiap siswa menulis soal di kertas
menghitung dan menyederhanakan, mengelompokan bekas kemudian kertas diremas-remas dijadikan
dengan menjumlahkan atau mengurangi. seperti bom tangan. Setelah itu dalam hitungan yang
sama siswa saling melempar bom tangan ke depan
kelas. Pada saat yang sama mereka secara acak harus
mengambilnya kembali dan soal yang ada di dalamnya
dikerjakan. Setelah itu mereka saling mengoreksi
jawaban didampingi oleh guru. Meskipun sederhana,
siswa tampak begitu antusias melakukan permainan
ini.
(1) Para siswa di dalam kelompok aktif bekerjasama membuat benda bangun ruang yang sering dijumpai
di rumah, (2) Hasil karya siswa dalam pembelajaran, (3) Siswa belajar di pabrik pembuatan peralatan
masak yang sesuai dengan benda ruang yang dibuatnya.
Ajak anak-anak untuk membuat dandang (tempat nasi), drum band, topi pak
tani, kotak beras dari bahan bekas. Untuk memudahkan pembuatannya (karena
dalam kesempatan ini pelajarannya bukan tentang pelajaran keterampilan), kita
bisa membantu mereka dengan membuatkan contoh jaring-jaringnya. Akan
tetapi, kalau kita menginginkan agar mereka memiliki pemahaman yang cukup
baik tentang luas, berikan kepada mereka satu bahan dengan luas tertentu, dan
minta mereka membuat dandang, drum band, topi pak tani, kotak beras, dll
dengan syarat luas permukaannya paling besar. Dengan cara demikian, di dalam
membuat alat-alat tersebut, mereka akan mempertimbangkan dimensi ukuran
dari masing-masing bangun ruang yang dibuatnya. Mereka tidak akan membuat
seenaknya saja.
Tentu akan lebih menarik lagi jika setelah selesai mengerjakan tugasnya, kepada
mereka diberikan tugas untuk membandingkan luas permukaan masing-masing
bangun ruang. Agar kemampuan berpikirnya berkembang, mungkin akan lebih
baik jika sebelumnya mereka mendiskusikan terlebih dahulu aturan main
menentukan luas dari bangun-bangun ruang tersebut. Semoga bermanfaat
SK nomor 3:
Menggunakan Teorema Pythagoras dalam pemecahan
masalah.
KD nomor 3.1:
Menggunakan Teorema Pythagoras untuk menentukan
panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
SK nomor 5: Memahami sifat-sifat kubus, balok, cara dan rumus penghitungan volum kubus dan
prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan balok;
ukurannya Siswa bekerja dalam kelompok untuk
l
mengidentifikasi wadah mana yang tercepat untuk
KD nomor 5.3: Menghitung luas permukaan dan mengisi bak air;
volum kubus, balok, prisma dan limas Siswa dalam kelompok menghitung perbedaan
l
volum wadah berbentuk kubus dengan wadah
Proses Belajar berbentuk balok;
Membahas
l tujuan pembelajaran; Siswa melakukan refleksi mengenai materi yang
l
lMembahas manfaat mempelajari materi ini dalam telah dipelajari;
kehidupan sehari-hari; Pembahasan tugas pengembangan untuk kegiatan di
l
lGuru dan siswa bertanya jawab untuk mengingat rumah.
Hebatnya lagi, sejak saat itu, mereka menjadi lebih percaya diri, dan tidak segan-
segan bertanya kepada temannya kalau memang tidak mengerti. Mereka juga
berani bertanya kepada guru soal-soal lain yang mereka cari dari tempat lain.
Sungguh, semangat belajar yang berkembang.
mata pelajaran
Orientasi pembelajarannya adalah kerja proyek, yaitu Guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya
menugaskan siswa untuk melakukan investigasi, jawab tentang manfaat belajar statistika dan penyajian
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, data. Sebagai connection, guru memperlihatkan
pengelolaan, dan penyajian data yang harus contoh diagram garis dan diagram batang pada koran
diselesaikan dalam waktu tertentu. Sebagai madrasah, atau surat kabar. Dari hasil pengamatan contoh
MTs Negeri Karangtengah juga berkeinginan untuk diagram tersebut siswa secara berkelompok keluar
meningkatkan kompetensi guru-guru khususnya kelas menuju tempat parkir untuk mencatat angka
satuan atau ribuan plat nomor sepeda motor. Data
hasil pengamatan dicatat di lembar kerja dan
didiskusikan di dalam kelompok, untuk membuat
tabel, diagram garis, dan diagram batang. Tidak lupa
setiap kelompok membuat karya siswa dalam bentuk
diagram batang dan garis nomor satuan atau nomor
ribuan plat nomor bapak/ibu guru dan karyawan MTs
Negeri Karang Tengah Demak.
tersebut adalah di samping sebagai sumber belajar membuat sendiri LK yang akan kami gunakan karena
juga sebagai bentuk penghargaan kepada siswa atas hampir tidak ada LK yang ada di pasaran yang sesuai
karyanya. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dengan harapan kami.
ternyata sikap siswa lebih antusias dalam belajar. Melalui latihan dan diskusi dengan teman-teman
Mereka termotivasi untuk menghasilkan karya yang alumni pelatihan BTL 2 dan BTL 3, akhirnya kami
terbaik, untuk menyampaikan pendapatnya dalam dapat merumuskan berbagai LK matematika yang
diskusi, dan banyak lagi hal positif lain ditunjukkan telah kami cobakan di kelas. LK yang kami buat
siswa yang sebelumnya jarang terjadi di kelas kami. tersebut jauh berbeda dengan LK yang ada di
Bentuk lain dari perubahan pola pikir yang kami alami pasaran. Di samping LK yang kami buat kami
adalah pada Lembar Kerja (LK). Dulu, kami sesuaikan dengan standar isi juga kami arahkan agar
menganggap LK kurang bermanfaat bagi LK tersebut dapat menghasilkan karya siswa.
pembelajaran. LK yang kami gunakan pada umumnya Sebagai contoh, saya buat sebuah LK untuk materi
diperoleh di pasaran dan tidak pernah ada upaya mencari Luas Lingkaran. Di dalam LK terdapat
untuk menganalisis apakah LK tersebut sesuai dengan beberapa perintah seperti dibawah ini:
Standar Isi matematika atau tidak, apakah sesuai l Buatlah sebuah lingkaran dan bagi kedalam 16 juring
dengan konteks lingkungan siswa di sekolah kami yang sama bentuk dan ukuran, kemudian potong.
atau tidak. Ringkasnya kami hanya menggunakan LK l Bagilah setiap juring menjadi 2 potongan yang sama
yang kami peroleh di pasaran tanpa keinginan besar.
mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana isi dari LK l Susun kembali potongan-potongan tersebut
itu. sehingga membentuk sebuah persegi panjang.
l Selidiki luas persegi panjang tersebut dengan
Kini, kami menganggap bahwa LK adalah bagian memperhatikan unsur-unsur lingkaran (jari-jari dan
penting dari proses pembelajaran di kelas. LK sangat dan keliling lingkaran).
membantu dalam pencapaian kompetensi yang akan
kami belajarkan. Dengan demikian LK harus sesuai Semua siswa mengerjakan perintah-perintah tersebut,
dengan konten dan konteks keseharian siswa. dengan mudah saya membantu dan mengarahkan
Konsekwensinya adalah kami harus menganalisis LK siswa untuk menemukan hasil yang akan dicari.
yang sudah ada dan ujung-ujungnya kami harus
Siswa maju ke
depan kelas untuk
mempresentasikan
hasil kerja
kelompok.