You are on page 1of 9

Yuk Kenalan Sama Skala Guttman

Good Day :)

Pernah ngga sih ngalamin, waktu lagi buat kuesioner skripsi yang pilihan jawabannya tuh
antara ya dan tidak, alias kuesioner yang pakai skala Guttman, eh pas udah selesai buat
malah jadi bingung nanti data kuesionernya setelah terkumpul mau dihitung pakai rumus
statistik apa yaa?

Kalo pernah ngerasa kayak gitu, berarti sama kayak gw, gw juga ngalamin bingung-
bingung..hehe..Untungnya dengan bantuan internet dan buku-buku statistik akhirnya ketemu
deh satu per satu rumus statistik yang cocok untuk skripsi gw.

Terus, kalo udah ada situs internet dan buku yang ngebahas topik ini ngapain posting soal ini?

Iyaa, gw pengen posting soal ini soalnya waktu gw lagi searching via internet atau literatur, gw
nemuin kalo pembahasan rumus statistik yang cocok dengan kuesioner dengan pilihan jawaban
ya dan tidak ini, alias rumus statistika yang cocok dengan skala Guttman ini kebanyakan
pembahasannya terpisah-pisah. Intinya, beberapa bagian ada di buku A, sisanya ada di situs B,
dan yang lainnya nyempil di buku C.

Nah, jadi ceritanya gw mau ngerangkum jadi satu pembahasan soal rumus statistik yang cocok
sama skala Guttman, mulai dari rumus uji validitas, rumus uji reliabilitas, rumus hitung
hubungan (koefisien korelasi) antara variabel X dan variabel Y, dan rumus koefisien
determinasinya terutama buat rumus-rumus yang akhirnya gw pakai untuk skripsi gw. Dan
niatnya bukan cuma pengen ngerangkum aja, gw pingin kasih contoh pengerjaannya juga.
Setelah itu sharing informasi soal situs dan literatur yang udah gw pakai sebagai referensi.

Kalo gitu langsung aja yuk coba hitung validitas dari kuesioner yang pakai skala Guttman.

Rumus yang cocok untuk uji validitas dengan skala Guttman yaitu rumus koefisien
reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas. Gw dapat info ini dari buku Metode Penelitian
Survei karya Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (2011: 118-119). Jadi, pertama hitung
koefisien reprodusibilitasnya dulu baru selanjutnya hitung koefisien skalabilitasnya. Perincian
rumusnya yaitu:

Rumus Koefisien Reprodusibilitas

Kr = 1-(e/n)

Keterangan:
e = jumlah kesalahan/nilai error

n = jumlah pernyataan dikali jumlah responden


Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibiltas yaitu apabila koefisien reprodusibiltas memiliki
nilai >0,90.

Setelah itu lanjut hitung koefisien skalabilitas, dimana perinciannya yaitu:

Rumus Koefisien Skalabilitas

Ks = 1-(e/x)

Keterangan:
e = jumlah kesalahan/nilai error
x = 0,5 ({jumlah pernyataan dikali jumlah responden} jumlah jawaban ya)

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas memiliki nilai
>0, 60

Simpel kan?

Haha..buat gw yang baru pertama kali buat skripsi dengan skala Guttman ternyata ngga juga.
Gw sempet pusing karena ternyata kalo mau nemuin nilai koefisien reprodusibiltas tersebut gw
MUTLAK harus KETEMU DULU sama NILAI ERROR. Dan setelah ubek-ubek literatur dan
situs internet, akhirnya gw justru nemuin pencerahan untuk menemukan nilai error ini dari
blognya Pak Wahyu Widhiarso. Kalo mau main ke situnya Pak Wahyu untuk lihat cara dia
ngejelasin cara menghitung nilai error, silahkan klik link
ini http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/skalo-program-analisis-skala-guttman/.

Kebetulan Pak Wahyu ini dosen psikologi di Universitas Gajah Mada yang suka membimbing
mahasiswa untuk buat tugas akhir, jadi pas lihat dia nyantumin alamat emailnya di blognya itu,
gw langsung kirim email untuk tanya lebih jauh sama dia soal nilai error itu karena gw melihat
kok cara penghitungannya dia beda banget sama cara menghitung nilai error dari literatur yang
gw punya. Alhamdulillah, email gw dibalas, dan dia nerangin sama gw cara menghitung nilai
error tersebut bisa berbeda-beda tergantung dari teknik yang dipakai. Untuk teknik yang
dipakai dan diulas di blognya Pak Wahyu, namanya teknik Goodenough. Oia, Pak Wahyu juga
kasih gw literatur (dalam bentuk softcopy) yang menjadi rujukannya untuk menulis tentang cara
menghitung nilai error dengan teknik Goodenough tersebut. Ini sekalian gw share linknya, siapa
tahu ada yang perlu penjelasan mendalam soal teknik Goodenough
ini http://www.mediafire.com/view/unb1eocvqt1tdox/Order_Analysis.pdf.

Pak Wahyu juga info kalau buku yang menjadi rujukannya untuk menulis tentang nilai error itu
adalah buku berjudul Scaling Methods karya Dunn dan Rankin yang diterbitkan pada tahun
2004 oleh penerbit Lawrence Elbaum di New Jersey.

Setelah ketemu cara menghitung NILAI ERROR, akhirnya lancar jaya untuk nemuin nilai
koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas. Thanks pak
Oke, jadi ringkasannya, kalau mau menghitung uji validitas dengan kuesioner yang
menggunakan skala Guttman, yaitu:

Saat memulai menghitung data yang terkumpul dari kuesioner, urutkan pertanyaan dari
bobot mudah ke bobot sulit. Contoh: pertanyaan apakah anda memiliki motor harus
didahulukan dari pertanyaan apakah anda memiliki mobil, karena pertanyaan apakah anda
memiliki mobil dianggap berbobot lebih sulit dibandingkan pertanyaan apakah anda memiliki
motor. Atau singkatnya, responden yang menjawab ya pada pertanyaan yang berbobot lebih
sulit diasumsikan akan juga memberikan jawaban ya pada pertanyaan yang berbobot lebih
mudah jadi itulah kenapa pertanyaan harus diurutkan dari yang bobotnya dianggap lebih mudah
hingga ke pertanyaan yang dianggap memiliki bobot yang agak sulit
Setelah itu hitung nilai error dari semua jawaban responden dengan teknik Goodenough.
Contoh: Supaya memudahkan, contoh yang akan dipaparkan disini hanya memakai 3
responden dengan bentuk pertanyaan yaitu apakah anda memiliki motor untuk pertanyaan
nomor 1 dan apakah anda memiliki mobil untuk pertanyaan nomor 2

Responden Pertanyaan Skor Nilai Error


1 2
1 Ya (1) Ya (1) 2 0
2 Tidak (0) Ya (1) 1 2
3 Ya (1) Tidak (0) 1 0
Sum 4 2

Untuk contoh kasus di atas, maka nilai errornya adalah 2 (dua)

Setelah ketemu nilai error, hitung nilai koefisien reprodusibilitas dan koefisien
skalabilitas. Contoh cara menghitungnya bisa diklik di tulisan "download" di bawah ini:
Download

Setelah nilai koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitasnya ketemu, cocokkan


dengan syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas dan syarat penerimaan nilai koefisien
skalabilitasnya. Kalau semua nilai yang diperoleh sudah masuk kriteria syarat penerimaan,
berarti kuesioner yang dipakai sudah valid (benar-benar mengukur apa yang ingin diukur)
Biar lebih akurat dan cepat, pas di bagian ini hitungnya pakai software pengolah angka
aja. Misalnya nih, kalo gw pribadi pas di bagian ini hitungnya pakai Microsoft Excel 2007 (Ehem,
Excelnya jadul, maklum fanatik sama OS Windows XP..haha)

Oia, sekedar catatan: kuesioner yang dijadikan contoh di atas tersebut, menggunakan 50
responden karena menggunakan buku Metode Penelitian Survai karya Masri Singarimbun dan
Sofian Effendi (2011: 119) sebagai rujukan. Hal ini penting diketahui, karena ada beberapa buku
riset yang menyarankan untuk menggunakan 30 responden pada saat uji validitas (juga uji
reliabilitas), dan itu boleh-boleh saja. Jadi ukuran 30 dan 50 tidak masalah selama acuan buku
yang dipakai jelas kredibilitas penulisnya. Dan yang paling terpenting adalah meminta restu
dosen pembimbing dulu sebelum nentuin untuk pakai 50 responden atau 30 responden pas
menghitung uji validitas (dan juga hitung reliabilitas)..haha..

Selesai dari masalah pertama, lanjut ke masalah kedua. Masalah kedua yaitu gw harus mencari
rumus yang pas untuk uji reliabilitas dengan skala Guttman. Setelah googling kesana-kemari,
gw akhirnya ketemu dengan situs milik IBM, yang kasih info kalau rumus yang cocok untuk
dipakai di kondisi kayak begini (salah satunya) adalah rumus Kuder-Richardson 21 atau sering
disebut sebagai KR 21. Alasannya, karena rumus ini cocok untu pilihan jawaban yang sifatnya
dikotomi (ya atau tidak). Buat yang penasaran mau lihat situsnya IBM yang ngebahas soal
ini, silahkan klik linknya disini: http://www-01.ibm.com/support/docview.wss?uid=swg21476088).

Setelah dapat info dari IBM kalo rumus Kuder Richardson 21 bisa gw pakai untuk menguji
reliabilitas kuesioner gw, mulailah gw mencari-cari di buku gimana rumus lengkapnya.
Akhirnya dari buku Panduan Riset Perilaku Konsumen karya Bilson Simamora (2002: 75), gw
dapat rumus lengkapnya, yaitu:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir soal atau pertanyaan
M = rata-rata skor total

Vt = varians total

Setelah dapat rumus lengkap dari Kuder Richardson 21 tersebut, gw kembali kebingungan buat
cari-cari gimana cara mengolah rumus Kuder Richardson 21 ini dengan bantuan software SPSS
17 yang gw punya. Malangnya, pas gw ubek-ubek internet gw ga ketemu gimana cara
mengolah rumus Kuder Richardson 21 ini dengan bantuan software SPSS 17. Karena waktu
sudah semakin mepet alias udah ngga cukup waktu lagi buat pergi seharian cuma buat cari
buku cara mengolah rumus Kuder Richardson 21 dengan bantuan software SPSS 17, akhirnya
gw paksain terus buat ubek-ubek internet (untung gw pakai modem paketan jadi tagihan ngga
jeboll..hehe) dan akhirnyaa ketemu lah gw sama blognya Pak Anwar Hidayat. Pak Anwar
Hidayat kasih informasi gimana cara mengolah rumus Kuder Richardson 21 dengan Microsoft
Excel, disini linknya http://statistikian.blogspot.com/2014/01/kr-20-dengan-excel.html.
Tiada rotan akar pun jadi, alias ga sukses mengolah rumus Kuder Richardson 21 dengan SPSS
17, tapi masih bisa diakalin dengan bantuan si Excel 2007.

Oia, jangan lupa yah, setelah dapat nilai Kuder Richardson 21 tersebut, nilai Kuder Richardson
21 tersebut dicocokkan dengan batas nilai pengujian reliabiltasnya. Batas pengujian
reliabilitas memiliki ukuran tertentu menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Priyatno, 2010: 98).

Jadi intinya, setelah dapat nilai Kuder Richardson 21 dan hasilnya minimal 0,7 (paling baik
hasilnya >0,8), itu artinya kuesioner yang dipakai dalam riset sudah reliabel (dapat diandalkan).

Oia, disini gw ngga kasih contoh cara pengerjaan uji reliabilitas dari skripsi gw, karena contoh
pengerjaan uji reliabilitas dari blog Pak Anwar (sebelumnya udah gw share linknya) gw anggap
udah cukup.

Setelah ngelewatin masalah uji validitas dan uji reliabilitas itu, gw lanjut ke masalah
selanjutnya :D. Di bab 4 ini gw ketemu sama masalah keempat, yaitu nemuin rumus yang cocok
untuk menghitung hubungan (koefisien korelasi) diantara variabel X dengan variabel Y, dimana
kedua variabel menghasilkan data bertipe ordinal. Akhirnya setelah ubek-ubek buku kuliah,
ketemu juga rumus yang cocok untuk uji hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu
rumus Spearmans (Kriyantono, 2009: 172). Formula lengkap dari rumus Spearmans, yaitu:

Rumus Spearmans

rho = 1- 6 d : N(N-1)

(Kriyantono, 2009: 176)

Keterangan:
rho = koefisien korelasi rank-order
Angka 1 = angka 1, yaitu bilangan konstan
6 = angka 6, yaitu bilangan konstan
d = perbedaan antara pasangan jenjang
= sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel

Untuk menghitung data dengan rumus Spearmans ini, gw pakai bantuan software SPSS 17.
Dan cara mengoperasikan SPSS 17 tersebut gw lihat di buku Paham Analisa Statistik Data
dengan SPSS karya Duwi Priyatno (2010: 17-19) dan Statistik Nonparametrik karya Singgih
Santoso (2014: 217-218).
Kenapa kerajinan banget pakai dua buku segala? Alasannya, yaitu:

Di buku Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, gw bisa lihat cara memasukkan
data ke SPSS dari mulai gw buka softwarenya pertama kali sampai tahap memasukkan
kategori variabel yang gw punya ke kolom variables. Sayangnya untuk langkah selanjutnya,
yang semakin bersifat spesifik, di buku ini tidak menerangkan rumus Spearman's jadi gw beralih
ke buku Statistik Nonparametrik
Di buku Statistik Nonparametrik, gw bisa lihat langkah selanjutnya yang harus gw
tempuh setelah memasukkan kategori variabel yang gw punya ke kolom variables, yaitu
memilih spearman di tab correlation coefficient sampai klik ok.

Tapi kalau misalkan mau lebih simpel, gampangnya tinggal beli aja 1 buku yang menerangkan
cara olah rumus Spearmans dengan bantuan SPSS.

Nanti setelah dapat nilai Spearmans-nya, jangan lupa yah untuk ngelakuin langkah-langkah
selanjutnya, misalnya seperti:

Langkah ke 1: Cocokkan dengan tabel pedoman milik Sugiyono (2007) tentang interpretasi
koefisien korelasi tersebut. Tabel hubungan ini bisa dilihat di buku Paham Analisa Statistik Data
dengan SPSS karya Duwi Priyatno (2010: 16). Perinciannya yaitu:

0,00 0,199 = sangat


rendah
0,20 0,399 = rendah
0,40 0,599 = sedang
0,60 0,799 = kuat
0,80 1,000 = sangat kuat

Tujuan pencocokkan nilai Spearmans dengan tabel interpretasi milik Sugiyono adalah untuk
menentukan seberapa besar keeratan hubungan yang terjadi antara variabel X dengan
variabel Y

Langkah ke 2: Tentukan arah dari hubungan yang terjadi antara variabel X dan variabel Y.
Misalnya, kalau hasil penghitungan adalah 0,763 itu artinya arah hubungan yang terjadi sifatnya
positif (semakin tinggi nilai variabel X maka akan semakin tinggi pula nilai variabel Y). Begitu
juga sebaliknya, kalau misalnya hasil penghitungannya adalah -0,763 itu artinya arah hubungan
yang terjadi sifatnya negatif (semakin tinggi nilai variabel X maka akan semakin rendah nilai
variabel Y atau semakin rendah nilai variabel X maka akan semakin tinggi nilai variabel Y

Langkah ke 3: Menghitung nilai koefisien determinasi yakni petunjuk besar kecilnya hasil
pengukuran yang sebenarnya (Kriyantono, 2009: 141). Penghitungan koefisen determinasi (R)
dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) yang telah dihitung (Kerlinger dan
Pedhazur, 1973: 20). Rumus koefisien determinasi yaitu: R=r. Dimana R adalah koefisien
determinasi dan r adalah koefisien korelasi. Contoh: jika koefisien korelasi adalah 0,763 maka
koefisien determinasi adalah 0,582 atau 58% yang artinya hubungan yang terjadi antara
variabel Y dengan variabel X adalah 58%, sedangkan sebanyak 42% sisanya adalah hubungan
antara variabel Y dengan faktor-faktor lainnya diluar variabel X

Langkah ke 4: Tentukan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%. Uji hipotesis ini harus
dilakukan biar keputusan yang diambil tersebut meskipun menggunakan sampel tapi hasilnya
bisa diberlakukan untuk populasi, keputusan yang diambil tersebut hanya punya potensi untuk
salah 5%, dan keputusan tersebut bukan cuma suatu kebetulan semata. Untuk melakukan uji
hipotesis ini, gw lihat dari buku Statistik Nonparametrik karya Singgih Santoso (2014: 215-217).
Perincian untuk melakukan uji hipotesis yaitu:

* Menghitung nilai z hitung dengan rumus, yaitu:

Keterangan:
rs = koefisien korelasi rank order
n = jumlah responden

* Menghitung nilai z tabel dengan bantuan tabel z (baku), adapun rumusnya yaitu:

Z tabel = 50%- (taraf signifikansi:2), kemudian hasilnya dicocokkan dengan tabel z (baku)

Untuk melihat tabel z dapat klik di tulisan "download" yang tertera bawah ini:
Download

Tabel z (baku) di atas, gw ambil dari buku Metode Penelitian Komunikasi (1989: 229) karya
Rakhmat.

* Menentukan kriteria pengujian, yaitu

H0 diterima jika z hitung < z tabel


H0 diterima jika signifikansi > 0,05

atau

H0 ditolak jika z hitung > z tabel


H0 ditolak jika signifikansi < 0,05
* Buat kurva kriteria pengujian yang membandingkan antara nilai z hitung dengan z tabel

Contoh kurva pengujian yang membandingkan antara nilai z hitung dengan z tabel

Jadii, ringkasan untuk semua rumus yang gw pakai, yaitu:

* Untuk menghitung validitas, gw pakai rumus koefisien reprodusibilitas dan koefisien


skalabilitas
* Untuk menghitung reliabilitas, gw pakai rumus Kuder Richardson 21
* Untuk menghitung besar keeratan arah hubungan, dan uji hipotesis gw pakai rumus Spearman
dibantu tabel z
* Untuk menghitung koefisien determinasi, gw pakai rumus R=r

Oia, ini sekalian gw share link pas gw coba ngerjain interpretasi hubungan antara variabel X dan
variabel Y, juga pas coba ngerjain koefisien determinasi antara variabel X dan variabel Y. Klik
aja langsung tulisan "download" di bawah ini:

Download

Tambahan Sekedar Intermezzo

Oia, ini sekedar intermezzo aja, waktu di awal masuk bab 3, gw sempet bingung pas ngelihat
ada buku yang bilang kalo skala Likert itu menghasilkan jenis data interval. Gw bingung
karena setahu gw skala Likert ya jenis datanya ordinal. Setelah gw tanya sama dosen gw, dia
bilang yang tepat adalah skala Likert menghasilkan jenis data ordinal karena jawaban yang
ngasih opsi skor yang memiliki tingkatan/ranking ya itu adalah masuk kategori ke jenis data
ordinal.

Alhamdulillah, singkatnya akhirnya gw ketemu salah satu artikel yang ngejelasin ke gw


bahwa pro kontra soal skala Likert memang ada. Hal yang lumrah kalo ada yang beropini kalo
skala Likert adalah ordinal dan hal yang lumrah juga kalo ada yang beropini skala Likert adalah
interval. Dan bahkan hal ini pernah dibicarain di seminar nasional statistika di tahun 2011. Buat
yang mau lihat jurnal yang bicarain soal perbedaan pandangan soal apakah Likert masuk ke
ordinal atau interval bisa klik di sini http://eprints.undip.ac.id/33805/1/makalah5.pdf

Sekedar sharing, salah satu buku yang beropini bahwa skala Likert adalah ordinal bisa
dilihat di buku Marketing Analysis Made Easy karya Freddy Rangkuti di halaman 174. Dan yang
beropini kalo skala Likert adalah interval bisa dilihat di buku Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D karya Prof. DR. Sugiyono di hal 93. Jadi kembali lagi, baiknya diomongin
dulu sama dosen pembimbing yah.

Semoga postingan ini bermanfaat.

Daftar Referensi:

Kerlinger, Fred dan Elazar Pedhazur. 1973. Multiple Regressions in Behavioral Research. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Karya
Rangkuti, Freddy. 2005. Marketing Analysis Made Easy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Nonparametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

You might also like