Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Rizkilah 2012 PDF
Jurnal Rizkilah 2012 PDF
Rizkilah
riezz_qilah@yahoo.com
Didin Mukodim
didin@staff.gunadarma.ac.id
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT
The purpose of the audit of financial statements so that the users feel more
confident with the quality of corporate financial statements. Companies can hire
auditors to assure reliable outside investors in the financial statements and
disclosures to reduce the agency problem. Auditor switching is a change of KAP
is made by a client company. This research aims to determine the factors that
influence auditor switching is done by the company, using six variables: auditor
size, client size, management change, financial distress, audit opinions and audit
fee. In this research used the banking company's financial statements in Indonesia
Stock Exchange period 2007 - 2011. The selection of the sample using purposive
sampling method, by selecting a sample on the basis of the suitability of data held
by the sample with the sample selection criteria that have been determined, so
achieve of total samples obtained as many as 105 companies. Hypothesis testing
in this research using logistic regression analysis. This research indicates that
only client size as a significant determinant of auditor switching in companies
related to banking in Indonesia Stock Exchange. But auditor size, management
change, financial distress, audit opinion and audit fee do not affect the auditor
switching. While the result obtained by the simultaneous significance of 4,9 %,
which indicates that all the variables simultaneously effect the auditor switching.
Keywords : Auditor Switching, Client Size, Purposive Sampling, Logistic
Regression.
ABSTRAK
Tujuan dilakukannya audit atas laporan keuangan agar para pemakai merasa lebih
yakin dengan kualitas laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dapat
mempekerjakan auditor terpercaya untuk meyakinkan para investor luar dalam
pengungkapan laporan keuangan serta untuk mengurangi masalah agensi. Auditor
switching merupakan pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap auditor switching yang di lakukan oleh perusahaan, dengan
menggunakan enam variabel yaitu: ukuran auditor, ukuran klien, pergantian
manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee. Dalam
penelitian ini digunakan laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia periode 2007 2011. Pemilihan sampel menggunakan metode
purposive sampling, dengan memilih sampel atas dasar kesesuaian data yang
dimiliki oleh sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan,
sehingga diperoleh sebanyak 105 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam
penelitian menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian secara parsial
mengindikasikan bahwa hanya ukuran klien sebagai penentu signifikan terkait
auditor switching pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Namun
ukuran auditor, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit
dan audit fee tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan hasil
penelitian secara simultan di peroleh signifikansi sebesar 4,9% yang
mengindikasikan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap auditor switching.
Kata kunci: Auditor Switching, Ukuran Klien, Purposive Sampling, Regresi
Logistik.
PENDAHULUAN
Perusahaan yang sudah go public wajib melakukan audit atas laporan
keuangannya. Hal itu dapat bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para
pemakai laporan keuangan, serta dapat berguna juga dalam pengambilan
keputusan jika memenuhi syarat seperti yang di tentukan oleh The financial
Accounting Standard Boards (FASB), Statement of Financial Accounting
Concepts No.2 yang menyatakan bahwa standar kualitas yang di tetapkan relevan
dan reliabilitas. Oleh karena itu, harus di lakukan audit agar para pemakai laporan
keuangan merasa lebih yakin dengan kualitas laporan keuangan perusahaan.
Perusahaan dapat mempekerjakan auditor terpercaya untuk meyakinkan para
investor luar kredibilitas pengungkapan laporan keuangan dan karenanya
mengurangi masalah agensi (Bagherpour et.al, 2010 dalam Titik, 2012).
Independensi harus ada pada diri auditor saat ia sedang melakukan tugas
dalam hal mengaudit yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran
laporan keuangan sebuah perusahaan yang menjadi kliennya. Terkadang
pengguna laporan keuangan ada yang mempertanyakan apakah seorang auditor
indenpenden dalam menjalankan tugasnya, dan hal tersebut wajar saja untuk di
pertanyakan. Keraguan atas independensi muncul dengan kebebasan yang di
miliki oleh Kantor Akuntan Publik untuk memberikan jasa non-audit kepada klien
auditnya (Martina, 2010). Untuk menjaga kredibilitas dan integritas dalam fungsi
audit di lakukan pembatasan masa perikatan audit yaitu sebagai upaya mencegah
auditor berinteraksi atau menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan kliennya.
Auditor Switching (pergantian KAP) di latarbelakangi oleh kegagalan
KAP Arthur Anderson dalam mempertahankan independensinya yang terlibat
dalam kecurangan yang di lakukan oleh kliennya, Enron. Peristiwa tersebut
melahirkan The Sarbana Oxley Act (SOX) pada tahun 2002, yang kemudian di
gunakan oleh berbagai negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap
KAP dengan menerapkan pergantian KAP dan auditor secara wajib (Suparlan dan
Andayani, 2010). Ada beberapa penelitian yang mengkaji masalah auditor
switching yang telah di teliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, yaitu penelitian
yang di lakukan oleh Nasser, et al. (2006) melakukan penelitian dengan judul
Auditor-Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in
Malaysia, Kawijaya dan Juniarti (2002) melakukan penelitian dengan judul
Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) pada
Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo, Nur dan I Ketut (2011) melakukan
penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan
Pergantian Manajemen pada Auditor Switching. Damayanti dan Sudarma (2008)
melakukan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Berpindah Kantor Akuntan Publik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
masalah mengenai faktor faktor yang berpengaruh terhadap auditor switching
pada perusahaan perbankan di indonesia. Dengan demikian rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu apakah ukuran auditor, ukuran klien, pergantian
manajemen, masalah keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee berpengaruh
terhadap auditor switching secara parsial maupun simultan?. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk menguji, dan menganalisa, serta memperoleh bukti
empiris apakah ukuran auditor, ukuran klien, pergantian manajemen, masalah
keuangan perusahaan, opini audit, dan audit fee berpengaruh terhadap auditor
switching.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Arens et.al (2003:15), audit adalah pengumpulan serta pengevaluasian
bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah di terapkan. Tujuan umum
audit tidak lain adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua
hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
1. Auditor switching
merupakan pergantian KAP yang di lakukan oleh perusahaan klien. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan perusahaan klien memutuskan untuk melakukan auditor
switching tersebut. Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar
lebih memilih untuk mengganti auditor-nya dengan auditor yang punya nama big
4. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih
punya nama di sebabkan karena perusahaan yang bertumbuh menjadi semakin
besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki
reputasi yang baik dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang tergolong besar
( Joher et.al. 2000, dalam Kawijaya dan Juniarti 2002).
2. Ukuran auditor
menunjukkan besar kecilnya KAP yang di gunakan oleh klien. Variabel ini di
bedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang termasuk ke dalam Big 4 dan
KAP yang tidak termasuk kedalam Big 4. Menurut Wisnu, 2011, KAP yang
termasuk ke dalam big 4 secara umum di anggap sebagai penyedia laporan audit
yang berkualitas tinggi, dan memiliki reputasi yang tinggi dalam lingkungan
bisnis, dan selalu mempertahankan independensinya untuk mempertahankan citra
mereka. Hal tersebut merupakan faktor yang membuat klien memutuskan untuk
lebih memilih menggunakan jasa KAP yang tergolong big 4. Adapun auditor yang
termasuk dalam kelompok The Big 4 , yaitu (Wisnu, 2011):
1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta
Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Partners, Osman Bing Satrio &
Partners.
2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja;
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
3. Klyveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta
Siddharta & Widjaja.
4. Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari &
Partners; Tanudireja, Wibisana & Partners; Drs. Hadi Susanto& Partners.
3. Ukuran klien
merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang dapat di nyatakan dalam
total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Sudarmaji dan Sularto (2007)
menyatakan bahwa dari ketiga variabel di atas nilai aktiva relatif lebih stabil di
bandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur sebuah
perusahaan.
4. Pergantian manajemen
terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian tersebut
dapat menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan serta
dalam hal pemilihan KAP. Nagy (2005) dalam Suparlan dan Andayani (2010)
menjelaskan bahwa perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan
kebijakan dan pelaporan keuangan perusahaan.
Dimana :
: presentase perubahan ROA periode t dari periode t-1
: ROA pada periode t
: ROA pada periode t-1
6. Opini audit
merupakan pernyataan pendapat yang di berikan oleh auditor independen kepada
perusahaan klien yang di auditnya yaitu dalam hal menilai kewajaran informasi
atas penyajian laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat berupa pernyataan
yang di harapkan oleh klien yaitu wajar tanpa pengecualian (unqualified) ataupun
selain wajar tanpa pengecualian.
7. Audit fee
merupakan besarnya fee yang di bayarkan oleh klien kepada auditor atas jasa yang
telah di berikan berkaitan dengan penugasan audit. Audit fee dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan proksi logaritma natural pada professional fees atau
honorium tenaga ahli yang di bayarkan oleh klien (Kurniawan, 2011).
METODE PENELITIAN
Data penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang menyediakan
informasi laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi Bursa
Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id.
Variabel Operasional
Variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel dependen (Y)
yaitu auditor switching dan 6 variabel independen (X) yaitu ukuran auditor,
ukuran klien, pergantian manajemen, masalah keuangan perusahaan,opini audit,
dan audit fee.
Tabel 1
Tabel Operasional
Variabel Definisi Proxy Skala
Auditor Switching Pergantian KAP yang Nama auditor Nominal
(Y) dilakukan oleh klien
Ukuran Auditor (X1) Menunjukkan ukuran auditor Auditor Big 4: Deloitte Nominal
and affiliate, KPMG and
affiliate, EY and affiliate,
PWC and affiliate; auditor
non Big 4
Ukuran Klien (X2) Menunjukkan ukuran Total Aktiva (total asset) Rasio
perusahaan klien
Pergantian Perubahan pada manajemen Susunan nama direksi dan Nominal
Manajemen (X3) (direksi) perusahaan CEO
Masalah Keuangan Kondisi perusahaan sedang Return On Assets (ROA) Rasio
Perusahaan (X4) mengalami kesulitan keuangan
Opini Audit (X5) Opini dari auditor kepada Wajar tanpa pengecualian, Nominal
perusahaan klien selain wajar tanpa
pengecualian.
Audit fee (X6) Biaya yang dibayarkan oleh Professional fee atau Rasio
klien honorium tenaga ahli
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang di lakukan peneliti adalah dengan dokumentasi data yang
telah di dapat dari sumber yang digunakan, yaitu berupa laporan keuangan
perusahaan sampel yang telah di audit.
Hipotesis
H1: Ukuran auditor berpengaruh terhadap auditor switching.
H2: Ukuran klien berpengaruh terhadap auditor switching.
H3: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching.
H4: Masalah keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching.
H5: Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching.
H6: Audit fee berpengaruh terhadap auditor switching.
Dimana :
Tabel 3
Menilai Keseluruhan Model
-2 Log Likelihood (-2LL) pada awal
a,b,c
Iteration History
Coefficients
-2 Log
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 115.523 -1.048
2 115.264 -1.160
3 115.264 -1.163
4 115.264 -1.163
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Sedangkan untuk nilai -2 Log Likelihood akhir pada block number = 1 sebesar
102.621, seperti dapat di tunjukkan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
-2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir
a,b,c,d
Iteration History
Coefficients
-2 Log
Iteration likelihood Constant Kap Lnta ceo roa opini lnfee
Step 1 1 104.594 11.302 .649 -.579 -.145 -.065 1.100 .225
2 102.671 16.334 .872 -.828 -.243 -.076 1.278 .325
3 102.621 17.314 .909 -.876 -.266 -.078 1.309 .344
4 102.621 17.346 .910 -.878 -.267 -.078 1.310 .345
5 102.621 17.346 .910 -.878 -.267 -.078 1.310 .345
Tabel 6
Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 4.149 8 .843
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Dari tabel 6 di atas hasil menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.843
yaitu lebih besar dari 0.05 sehingga model regresi layak di gunakan dalam analisis
selanjutnya karena model tersebut mampu memprediksi hasil observasinya.
Tabel 7
Tabel Contingency
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
not switch switch
Observed Expected Observed Expected Total
Step 1 1 11 10.289 0 .711 11
2 10 9.954 1 1.046 11
3 9 9.621 2 1.379 11
4 8 9.414 3 1.586 11
5 10 8.941 1 2.059 11
6 9 8.475 2 2.525 11
7 8 7.854 3 3.146 11
8 6 6.949 5 4.051 11
9 7 6.091 4 4.909 11
10 2 2.412 4 3.588 6
Sumber : Output SPSS 17, 2012
Pada tabel 7 untuk uji Hosmer and Lemeshow di atas, hasil menunjukkan
terdapat sebanyak 10 langkah pengamatan keputusan melakukan auditor
switching atau tidak melakukan auditor switching. Terlihat pula antara nilai yang
di amati (observed) dengan nilai yang di prediksi (expected) tidak memperlihatkan
perbedaan yang terlalu ekstrim, hal tersebut yang menunjukkan bahwa model
regresi yang di gunakan dalam penelitian ini telah mampu memprediksi hasil
observasinya.
Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan dalam melakukan auditor switching. Hasil
tabel matriks klasifikasi seperti terlihat pada hasil di bawah ini :
Tabel 8
Matriks Klasifikasi
a
Classification Table
Predicted
Switching
not Percentage
Observed switch Switch Correct
Step 1 switching not switch 76 4 95.0
Switch 21 4 16.0
Overall Percentage 76.2
Sumber : Output SPSS 17, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Adityawati, P. 2011. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor
Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia . Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Arens, Alvin, Randal J. Elder, and Mark, B. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi .
9th Edition. PT Indeks kelompok Gramedia.
Bursa Efek Indonesia. N.d. Indonesian Capital Market Directory 2007-2011. Jakarta:
Bursa Efek Indonesia.
Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching
. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335.
Nagi, A.L . 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality and
Client Bargaining power . Accounting Horizons.Vol. 19 No.20. June 2005. 51-
68.
Nasser, A. T. A, et al., 2006. Auditor Client Relationship : The Case of Audit Tenure
and Auditor Switching in Malaysia . Manajerial Auditirng Journal. Vol.21,
No.7, Pp 724-732. Emerald Group Publishing Committee.
Nur, W dan I Ketut, S. 2011. Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan
Pergantian Manajemen pada Auditor Switching . Jurnal Akuntansi & Bisnis.
Vol.1. Januari 2012.
Suparlan dan Wulan. A. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik
Setelah Adanya Rotasi Audit . Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto.