You are on page 1of 6

ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE START WITH A QUESTION


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
KELAS X SMA NW SUKARARA
TAHUN PELAJARAN 2013/1014

Zurria. Agus Muliadi, M.Pd. Septiana Dwi Utami, M.Pd


1. Mahasiswi. 2. Dosen Prodi Biologi. 3. Dosen Prodi Biologi
bqzurria@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran aktif tipe start with a
question terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa kelas X SMA NW
Sukarara tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
pre-test post-test kontrol group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
SMA NW Sukarara. Sampel yang digunakan adalah seluruh kelas X SMA NW Sukarara yang terdiri
dari dua kelas yaitu kelas X IPA dan kelas X IPS, masing-masing berjumlah 20 siswa. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh.Data dalam penelitian ini diambil
dengan memberikan tes awal dan tes akhir kepada siswa kelas sampel, dan instrumen yang digunakan
adalah soal pilihan ganda dan soal uraian.Teknik analisis data menggunakan uji-t.Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen sebesar 76 dan kelas kontrol
sebesar 71.Nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen sebesar 77 dan kelas kontrol
sebesar 71. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t untuk hasil belajar kognitif siswa
diperoleh thitung pada taraf signifukan 5% dengan dk = 38 sebesar 2,14 dan untuk kemampuan berpikir
kritis siswa sebesar 5,21, sedangkan ttabel sebesar 1,671. Karena thitung lebih besar dari ttabel maka Ha
diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disumpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
penggunaan model pembelajaran aktif tipe start with a question terhadap kemampuan berpikir kritis
dan hasil belajar kognitif siswa kelas X SMA NW Sukarara Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci :Model pembelajaran aktif tipe start with a question, kemampuan berpikir kritis, hasil
belajar

PENDAHULUAN Pendidikan juga merupakan proses


Pendidkan merupakan suatu upaya pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau
untuk membawa seseorang kepada jenjang kelompok orang dalam usaha mendewasakan
yang lebih baik dalam artian manusia dapat diri melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
mengembangkan potensi yang dimilikinya (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
sehingga mampu menghadapi tantangan dan Nasional, 2002).
hambatan yang ada. Dunia yang berubah Secara umum belajar dapat diartikan
sangat cepatnya menuntut manusia untuk dapat sebagai proses perubahan perilaku akibat
berpikir kritis bila ingn berhasil, tidak hanya interaksi individu dengan lingkungan. Jadi
didunia pendidikan, tetapi juga dalam hidup perubahan perilaku adalah hasil belajar.Hasil
yang dijalani setelah menyelesaikan sekolah belajar pada hakikatnya adalah pencerminan
formal. Pendidikan dijadikan tolak ukur dari usaha belajar.Semakin baik usaha belajar
seseorang mengenai cara berpikirnya, guru semakin baik pula hasil belajar yang dicapai.
meningkatkan kesejeteraan dan Dalam pengulangan empiris dapat diketahui
mempertahankan hidup untuk menghadapi bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
arus globalisasi. fakta yang berasal dari diri sendiri atau siswa

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 1
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014
yaitu intelegensi motivasi, minat, bakat, Kemampuan berpikir yang salah satunya
kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa, adalah mampu berpikir kritis telah lama
sedangkan yang berasal dari luar, siswa adalah menjadi tujuan pokok dalam
keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana, pendidikan.Keterampilan berpikir kritis
prasarana, dan peran guru dalam interaksi merupakan suatu karaktristik yang perlu
edukatif. dikembangkan di sekolah pada setiap
Pembelajaran seharusnya menjadi jenjangnya, meskipun jarang diajarkan oleh
aktivitas bermakna yakni kebebasan untuk guru baik secara eksplisit maupun
mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, implisit.Berpikir kritis merupakan suatu
bukan sebaliknya. Pertanyaan bagaimana kompetensi yang harus dilatih pada siswa,
menemukan cara terbaik menciptakan karena kemampuan ini sangat diperlukan
pembelajaran bermakna. Seiring dengan dalam kehidupan sekarang.Guru juga perlu
pengembangan filsafat konstruktivisme dalam membantu siswa untuk mengembangkan
pendidikan selama dekade ini, muncul keterampilan berpikir kritis melalui metode
pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi pembelajaran yang mendukung siswa untuk
anak bangsa negeri ini menuju pembelajaran belajar aktif.
yang berkualitas, humanis, dinamis, dan Seorang guru dituntut untuk memiliki
konstruktif.Salah satu pemikiran kritis itu kemampuan dalam mengembangkan dan
adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, memilih pembelajaran yang efektif sehingga
efektif, dan menyenangkan atau PAIKEM. dapat menciptakan iklim pembelajaran yang
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran kondusif dan tidak membosankan.Kebanyakan
bermakna yang dikembangkan dengan cara guru merasa mengajar adalah seperti mengisi
membantu siswa membangun keterkaitan botol kosong dengan pengetahuan, dimana
antara informasi (pengetahuan) baru dengan siswa adalah penerima pengetahuan yang
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah pasif, sedangkan guru sebagai pemberi
dimiliki dan dikuasai siswa. Siswa informasi dan mengharapkan siswa untuk
dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari menghafal dan mengingat informasi yang
konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat diberikannya. Guru menjadi sosok yang
dipergunakan diluar kelas.Siswa mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga
diperkenankan bekerja secara kooperatif murid menjadi sangat pasif dalam
(Suprijono, 2013). pembelajaran. Selain itu, pemanfaatan sumber
Proses pembelajaran dapat belajar yang kurang maksimal baik oleh guru
mempengaruhi hasil belajar siswa. sendiri maupun oleh siswa memberikan
Pembelajaran yang efektif dipengaruhi oleh suasana belajar yang kurang menyenangkan
karaktristik guru dan siswa, bahan pelajaran sehingga siswa lebih cepat menjadi bosan dan
serta aspek-aspek lain yang berkenan dengan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran
situasi pembelajaran, dan metode yang akan berpengaruh pada pencapaian tujuan
pembelajaran.Guru juga mampu menyusun pembelajaran dalam hal ini adalah hasil belajar
acara pembelajaran yang cocok dengan tahap dan kemampuan berpikir kritis siswa tersebut
dan fase-fase belajar sehingga mempermudah (Zalikha, 2008).
guru untuk melakukan pembelajaran.Kegiatan Pembelajaran yang kurang
pembelajaran diharapkan dapat melatih siswa memperhatikan perbedaan individual siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis (Zalikha, didasarkan pada keinginan guru akan sulit untk
2008). dapat mengantarkan anak didik ke arah
pencapaian tujuan pembelajaran (pembelajaran

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 2
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014
konvensional). Konsekuensi dari pendekatan diketahui beberapa permasalahan yang ada,
pembelajaran seperti ini adalah terjadinya khususnya yang terjadi dalam proses
kesenjangan antara anak yang cerdas dan anak- pembelajaran. Adapun permasalahan-
anak yang kurang cerdas dalam pencapaian permasalahan tersebut antara lain banyak siswa
tujuan pembelajaran (Zalikha, 2008). yang kurang aktif dalam bertanya karena
Pendekatan active learning keadaan mental siswa itu sendiri yang tidak
(pembelajaran aktif) adalah salah satu memiliki kepercayaan diri untuk bertanya,
pendekatan dari beberapa macam variasi meskipun pada kenyataan banyak dari mereka
pendekatan pembelajaran yang mengajak yang masih belum mengerti tentang pelajaran
siswa untuk belajar secara aktif.Active learning yang disampaikan guru, artinya kinerja siswa
(belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk dalam proses kegiatan belajar masih rendah,
memperkuat dan memperlancar stimulus dan sehingga menyebabkan hasil belajar yang
respon siswa dalam pembelajaran, sehingga dicapai belum bisa memenuhi KKM.
proses pembelajaran menjadi hal yang Disamping itu juga, strategi pembelajaran yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang digunakan guru cenderung monoton dan
membosankan bagi mereka. Pemberian strategi kurang aktif sehingga tidak bisa memacu
Active learning (belajar aktif) pada siswa dapat kemampuan berpikir kritis siswa. Data hasil
membantu ingatan (memori) mereka, sehingga belajar siswa yang rendah dapat dilihat dalam
mereka dapat diantarkan kepada tujuan Tabel 1.1 di bawah ini :
pembelajaran dengan sukses (Zalikha, 2008). Tabel 1.1 Nilai Rata-rata kelas X SMA NW
Akibat dari belajar aktif, maka siswa Sukarara
diajak untuk turut serta dalam semua proses Nilai Rata-rata
Kelas KKM
pembelajaran baik secara mental dan fisik siswa
sehingga suasana menjadi lebih X IPA 72,5
75
menyenangkan. Mata pelajaran IPA khususnya X IPS 68
biologi cenderung dianggap sulit dipahami Sumber data : Arsip Guru IPA SMA NW
oleh siswa, mereka menganggap biologi Sukarara
merupakan pelajaran hafalan sehingga siswa Berdasarkan permasalahan-
cenderung menghafal saja tanpa bisa permasalahan tersebut , maka diperlukan
memahami apa yang telah mereka pelajari, adanya solusi yang terbaik guna mengatasi
disamping anggapan para siswa dan siswi yang setiap permasalahan yang ada. Alternatif dan
seperti itu, ruang lingkup mata pelajaran solusi yang dapat ditawarkan guna
biologi juga sangatlah luas, oleh karena itu memperbaiki semua yang ada menjadi lebih
siswa sangat malas untuk mempelajarinya baik nanti kedepannya adalah para guru
tanpa ada sesuatu yang menarik yang bisa hendaknya lebih banyak mencoba metode
merespon mereka. Selama ini juga guru juga pembelajaran aktif, seperti contoh misalkan
cenderung masih menggunakan metode pembelajaran aktif tipe start with a
pembelajaran konvensional (ceramah) question.Dengan model pembelajaran ini,
sehingga memungkinkan siswa bosan, tidak nantinya siswa dapat diharapkan lebih aktif
termotivasi dan pasif dalam pembelajaran. dan terlebih dahulu diberikan kesempatan
Oleh karena itu siswa tidak dapat berpikir untuk bertanya tentang kesulitan materi yang
secara kritis, tidak dapat mengemukakan diberikan guru. Oleh karena itu, dapat
pendapatnya bahkan malu untuk bertanya. dirumuskan sebuah judul penelitian yaitu :
Berdasarkan observasi awal yang telah Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Start with
dilaksanakan di SMA NW Sukarara, dapat A Question terhadap Kemampuan Berpikir

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 3
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014
Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Penelitian ini adalah penelitian
X SMA NW Sukarara Tahun Pelajaran ekperimen semu (quasi experiment).
2013/2014. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini pendekatan kualitatif dan
KAJIAN LITERATUR kuantitatif. Rancangan penelitian yang
Pembelajaran active learning pada digunakan adalah pretest-posttest control
dasarnya merupakan salah satu bentuk atau group design.Dalam rancangan ini, kelompok
jenis dari pendekatan pembelajaran yang eksperimen diberikan perlakuan dan kelompok
berorientasi pada aktivitas siswa. kontrol tidak diberikan perlakuan, (Sugiyono,
2011)
Pembelajaran yang berorientasi pada
Populasidalam penelitian ini adalah
aktivitas siswa mengandung pengertian
seluruh siswa kelas X SMA NW
bahwa sistem pembelajaran menempatkan Sukarara.Pengambilan sampelmenggunakan
siswa sebagai subjek yang aktif dan telah teknik sampling jenuh (pengambilan sampel
memiliki kesiapan untuk belajar (Joni yang dilakukan jika seluruh populasi menjadi
1980, dalam Muhtadi 2009). bagian sampel).
Pembelajaran AktifTipe Start With A Teknik pengumpulan data dalam
Question merupakan suatu metode penelitian ini adalah menggunakan
pembelajar aktif dalam bertanya (Fadil, lembarobservasi, dan tes. Tes yang digunakan
2009). dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda
Berpikir kritis (critical thinking) untuk hasil belajar kognitif siswa dan soal
uraian unruk kemampuan berpikir kritis siswa.
adalah proses mental untuk menganalisis
Cara Perhitungan hasil belajar kognitif
atau mengevaluasi informasi. Informasi
dan kemampuan berpikir kritis siswa adalah
tersebut bisa didapatkan dari hasil sama dengan persamaan berikut :
pengamatan, pengalaman, akal sehat atau
komunikasi.Kemampuan berpikir secara Nilai = x 100

kritis merujuk pada pemikiran seorang
pemikiran dalam menilai kevaliditan dan Setelah memperoleh nilai keterampilan
kebaikan suatu ide, pandangan dan dapat berpikir kritis siswa, kemudian menentukan
memberi respons berdasarkan kepada bukti kategori kemampuan berpikir kritis
dan sebab akibat (Zafri, 2009). siswa.Pemberian kategori bertujuan untuk
mengetahui kualifikasi nilai kemampuan
Menurut Bloom dalam Suprijono
berpikir kritis siswa.
(2013) hasil belajar mencakup kemampuan
Hasil belajar dan kemampuan berpikir
kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil
kritis siswa dianalisis denganmenggunakan
belajar adalah istilah yang digunakan rumus uji beda (uji-t/ hipotesis). Sebelum
untuk menyatakan tingkat keberhasilan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
yang dicapai seseorang setelah melalui uji normalitas dan uji homogenitas.Adapun
proses belajar. Hasil memahami materi rumus uji t-test yang digunakan dalam
yang mencakup ranah kognitif, afektif, penelitian adalah (Sudjana, 2013 dalam Rini,
psikomotorik. 2013):
n1 n 2 n1 n 2 2 x1 x 2
t x
METODELOGI PENELITIAN n1 n 2 n1 1 n 2 2
Keterangan

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 4
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014
X 1 = Rata-rata kelompok sebesar 49,6, dan nilai post-test meningkat
menjadi sebesar 77,2. Sementara itu nilai rata-
eksperimen
rata test kemampuan berpikir kritis yang
X 2 = Rata-rata kelompok kontrol
mampu dicapai kelas kontrol pada saat pre-test
n1 = Jumlah subjek kelompok
sebesar 45,5, dan nilai post-test meningkat
eskperimen
menjadi sebesar 71,2. Hal ini juga disebabkan
n2 = Jumlah subjek kelompok
oleh cara mengajar yang dilakukan berbeda
kontrol
pada masing-masing kelas. Dalam hal ini,
1 = Varians kelompok kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan
eskperimen metode konvensional. Sedangkan kelas
2 = Varians kelompok kontrol eksperimen diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran aktif tipe start with a
question. Kemampuan berpikir kritis siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat diketahui meningkat dengan melihat
Analisis data yang dilakukan terhadap tabel kategori kemampuan berpikir kritis
hasil belajar kognitif siswa, pada kelas siswa.Dari nilai rata-rata yang diperoleh,
eksperimen menunjukkan bahwa nilai rata-rata menunjukkan bahwa setelah perlakuan
hasil belajar pre-test sebesar 50 nilai post-test dilakukan kemampuan berpikir kritis masing-
meningkat menjadi sebesar 76.Sementara itu, masing siswa meningkat.
nilai rata-rata kelas yang mampu dicapai kelas Berdasarkan hasil analisis perhitungan
kontrol pada saat pre-test sebesar 46, nilai uji-t secara statistik yang dilakukan terhadap
post-test meningkat menjadi sebesar 70. Hal hasil belajar kognitif siswa pada taraf
ini disebabkan oleh cara mengajar yang signifikan 5 % dengan dk = 38, didapatkan
dilakukan berbeda pada masing-masing kelas. hasil nilai thitung > ttabel (2,14> 1,68). Maka dari
Dalam hal ini kelas kontrol diajarkan dengan perhitungan tersebut H0 ditolak Ha
menggunakan metode konvensional. diterima.Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Sedangkan kelas eksperimen diajarkan dengan bahwa hipotesis diterima. Artinya ada
menggunakan model pembelajaran aktif tipe pengaruh model pembelajaran aktif tipe start
start with a question. with a question terhadap hasil belajar kognitif
Berdasarkan hasil analisis perhitungan siswa kelas X SMA NW Sukarara Tahun
uji-t secara statistik yang dilakukan terhadap Pelajaran 2013/2014.
hasil belajar kognitif siswa pada taraf
signifikan 5 % dengan dk = 38, didapatkan KESIMPULAN
hasil nilai thitung > ttabel (5,21> 1,68). Maka dari Berdasarkan hasil penelitian dan
perhitungan tersebut H0 ditolak Ha uraian pembahasan diatas, maka dapat
diterima.Oleh karena itu, dapat disimpulkan disimpulkan bahwa :
bahwa hipotesis diterima. Artinya ada 1. Ada pengaruh model pembelajaran aktif
pengaruh model pembelajaran aktif tipe start tipe start with a question terhadap
with a question terhadap hasil belajar kognitif kemampuan berpikir kritis siswa kelas X
siswa kelas X SMA NW Sukarara Tahun SMA NW Sukarara tahun pelajaran
Pelajaran 2013/2014. 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai
Hasil analisis data test kemampuan thitung 2,14> ttabel 1,68.
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen 2. Ada pengaruh model pembelajaran aktif
menunjukkan bahwa nilai rata-rata test tipe start with a question terhadap hasil
kemampuan berpikir kritis pada saat pre-test belajar kognitif siswa kelas X SMA NW

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 5
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014
Sukarara tahun pelajaran 2013/2014. Hal hari selasa tanggal 24 Pebruari
ini dibuktikan dengan nilai thitung 5,21> ttabel 2014.
1,68.

DAFTAR PUSTAKA

Fadil. 2013. Model Learning Start With A


Question. Di download dari
http://fadillawekay.wordpress.co
m/2013/04/24/model-learning-
starts-with-a-question/Pada
tanggal 25 Pebruari 2014.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian.


Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, S. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Suprijono, A. 2013.Cooperatif Learning Teori


dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.

Zalikha. N. 2008. Pengaruh Penggunaan


Multimedia Interaktif dalam Model
Pembelajaran Aktif (active
learning) tipe True or False
terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa.Surakarta : Universitas
Sebelas Maret

Zafri.2009. Jurnal Diakronika FIS UNP


Berfikir Kritis Pembelajaran
Sejarah.Didownload dari http://j
urnaldiakronikafisunp.blogspot.
com/2012/05/ berpikir-kritis-
pembelajaran-sejarah.htmlpada

Artikel Ini diangkat Dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Institut Page 6
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram 2014

You might also like