Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK I
I NYOMAN ARYA PURNATA MEGANTARA (1208505017)
KADEK MEGAYANTI (1408505009)
RAHAYU WIRAYANTI (1408505047)
IDA BAGUS DHARMA ESA (1408505055)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
I. TUJUAN
1.1 Mengetahui dan merancang formulasi sediaan Body scrub.
1.2 Mengetahui pengaruh penambahan bahan atau konsentrasi bahan dalam
sediaan Body scrub terhadap sifat fisika dan kimia Body scrub
1.3 Mengetahui evaluasi sediaan Body scrub
3.2 VCO
a. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, kuning pucat, bau khas, tidak
tengik (Depkes RI, 1979)
b. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) pada suhu 60 oC,
sangat mudah larut dalam kloroform p dan dalam eter p
(Depkes RI, 1979)
c. Penggunaan : Sebagai emolien dan basis salep (Rowe et al., 2009).
d. Stabilitas : Apabila minyak kelapa terkena paparan udara, minyak akan
mudah teroksidasi dan akan mengakibatkan bau tengik.
Minyak kelapa mungkin terbakar pada suhu tinggi (Rowe et
al., 2009)
e. Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik, terlindungi cahaya, sejuk
(Depkes RI, 1979)
f. Inkompatibilitas : Minyak kelapa bereaksi dengan oksidator, asam dan basa
(Rowe et al., 2009).
IV. FORMULA
4.1 Formulasi Standar
Anionic surfactants 30
Oils, waxes and fats 30
Humectants 30
Abrasives 20
Non-ionic / amphoteric surfactants 20
Foam boosting agents 10
Emulsifying agents 10
Parfum 6
Additional ingredients 6
Cationic polymers 3
Colorants 1
Preservatives, antimicrobials 1
Aqua to 100
(Anonim, 2013)
4.2 Formulasi 1
A-C 617 2.0
Stearic Acid 0.5
Lanolin Oil 6.0
Isopropyl Palmitate 12.5
Sorbitan Monostearate 1.3
Polyoxyethylene 20 Sorbitan Monostearate 1.8
Sorbitol (70%) 5.0
Carbomer 940 0.3
Diazolidinyl Urea 0.8
Water 69.6
Triethanolamine (TEA) 0.2
Perfume Q-S
ACUSCRUB 50 or 51 10 Parts
(Flick, 1992)
4.3 Formulasi 2
Lemak kakao 1,4%
Minyak zaitun 10%
Cetyl alkohol 1%
Asam stearat 3%
Propil paraben 0,1%
Propilen glikol 10%
Metil paraben 0,1%
Akuades hingga 100%
Novemmer 1.9%
Tepung 4%
Susu Bubuk 1%
Madu 2.5%
Bubuk kakao 3,5%
(Yumas, 2015)
lemak kakao, VCO, cetyl alkohol, dan asam stearat dipanaskan diatas penangas
pada suhu 70C kemudian ditambahkan propil paraben sebagai fase minyak
aquadest dipanaskan diatas penangas pada suhu 70C kemudian ditambahkan
propilen glikol dan metil paraben sebagai fase air
Campurkan fase air ke dalam fase minyak lalu digerus hingga dingin dan
terbentuk massa basis scrub yang homogen
Tambahkan coklat bubuk kedalam basis scrub lalu gerus hingga homogen
(Yumas, 2015)
Body Scrub dianalisis melalui pengamatan visual meliputi warna, bau, dan
bentuk
(Hendradi dkk., 2013).
Di atasnya diberi beban 150 gram, dibiarkan 1 menit dan diukur diameter
sebarnya. Swastika dkk., 2013).
Kedua gelas objek yang telah saling melekat 1 sama lain dipasang pada alat
uji yang diberi beban 80 gram
Setelah itu dicatat waktu yang diperlukan hingga terpisahnya 2 gelas objek
tersebut.
(Swastika dkk., 2013).
7.4 Uji pH
(Hendradi
Setelah kalibrasi, dimasukan elektroda pada sediaan, ditekandkk.,
read 2013).
dan
pH yang diperoleh.
(Hendradi dkk., 2013).
Pengukuran viskositas sediaan diamati pada rate of share 10, 20, 30, 50, 60
dan 100 rpm.
Sifat alir sediaan didapat dengan memeplot kurva data viskositas dan rate of
shear (rpm) yang dimulai dari rpm terendah.
(Swastika dkk., 2013).
VIII. KEMASAN
IX. HASIL
9.1 Uji Organoleptis
Bau : bau aromatic khas
Warna : Coklat gelap
Bentuk : Kental
9.2 Uji Daya Sebar
Beban (gram) Daya Sebar (cm)
0 3
150 3,9
9.4 Uji pH
Dari hasil uji pH yang dilakukan dengan pH meter, diperoleh pH sediaan
Body scrub adalah sebesar 7.93
9.5 Data Uji Viskositas
v (rpm) % (Persentase) cP v (rpm) % (Persentase) cP
10 38.7 7740 100 64.4 1308
20 43.7 4370 60 57.6 1920
30 48.2 3213 50 55.0 2200
50 55.0 2200 30 48.2 3213
60 57.6 1920 20 43.7 4370
100 64.4 1308 10 38.7 7740
F
7740 10
A
cm
cm
det ik
= 77400
Rotasi 20 rpm
Diketahui : = 4370 cP
dv
dx
= 20 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?
F
A
dv
dx
Jawab :
F dv
A dx
F
4370 20
A
cm
cm
det ik
= 87400
Rotasi 30 rpm
Diketahui : = 3213 cP
dv
dx
= 30 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?
F A
dv dx
Jawab :
F dv
A dx
F
3213 30
A
cm
cm
det ik
= 96390
Rotasi 50 rpm
Diketahui : = 2200 cP
dv
dx
= 50 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?
F
A
dv
dx
Jawab :
F dv
A dx
F
2200 50
A
cm
cm
det ik
= 110000
Rotasi 60 rpm
Diketahui : = 1920 cP
dv
dx
= 60 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?
F
A
dvdx
Jawab :
F
1920 60
A
cm
cm
det ik
= 115200
Rotasi 100 rpm
Diketahui : = 1308 cP
dv
dx
= 100 rpm
F
A
Ditanyakan : = .?
F
A
dv
dx
Jawab :
F
1308 100
A
V(rpm) VS F/A
150
100
v (rpm) V(rpm) VS F/A
50
0
60000 80000 100000 120000 140000
F/A
Viskositas ( ) VS v (rpm)
10000
8000
6000
Viskositas ( ) V(rpm) VS F/A
4000
2000
0
0 20 40 60 80 100 120
v (rpm)
cm
cm
det ik
= 130800
X. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, sediaan kosmetik yang dibuat adalah body scrub
coklat. Pembuatan kosmetik body scrub coklat karena coklat mengandung
flavonoid yang meningkatkan elastisitas kulit dan mencegah penuaan. Selain itu
coklat juga mengandung antioksidan yang tinggi, antioksidan yang tinggi ini
mampu menjaga kulit anda dari serangan radikal bebas dan sinar ultraviolet
(Sudibyo, 2012).
Formula yang digunakan pada pembuatan scrub coklat dalam praktikum
kali ini adalah sebagai berikut: Lemak kakao1,4%, VCO 10%, Cetyl alkohol 1%,
Asam stearat 3%, Metil paraben 0,1%, Propil paraben 0,1%, Propilen glikol, 10%,
Akuades ad 100%, serta Coklat bubuk 3,5%. Coklat bubuk pada formula ini
berperan sebagai zat aktif. Formula scrub yang telah dibuat ini adalah scrub
dengan sistem emulsi air dalam minyak atau O/W. Sistem emulsi ini dipilih
karena lebih disukai konsumen karena tidak terlalu berminyak, mudah untuk
dibersihkan, dan mudah menyebar di kulit.
Cara pembuatan scrub ini yaitu pertama-tama dilakukan pembuatan basis
dilakukan dengan cara melebur fase minyak (lemak kakao, VCO, cetyl alkohol,
asam stearat, propil paraben) dipanaskan diatas waterbath pada suhu 70C sampai
lebur. Penggunaan suhu 70 diharapkan mampu melebur seluruh bahan, selain itu
suhu ini juga diharapkan mampu membuat lemak coklat menjadi bentuk meta
stabil sehingga tidak mengeras setelah suhu diturunkan. Selain fase minyak, fase
air (propilen glikol, metil paraben, akuades) juga dipanaskan pada suhu 70C.
Tujuan pemanasan ini adalah untuk meningkatkan kelarutan fase minyak ke dalam
fase air pada saat pembentukan emulsi.
Pada sediaan ini yang berperan sebagai basis adalah lemak coklat dan VCO
sebagai basis lemak dan aquadest sebagai basis air. Bahan yang berfungsi sebagai
emulgator adalah asam stearat. Bahan lain yang ditambahkan adalah cetyl alkohol
yang berfungsi sebagai Foam boosting agen. Foam boosting agen merupakan
bahan yang penting dalam pembuatan lulur pembersih karena bahan jenis ini
dapat mengikat kotoran. selain sebagai Foam boosting agen, cetyl alkohol juga
berperan pengental dan penstabil viskositas sediaan scrub (Yumas, 2015). Fungsi
penambahan propilen glikol pada pembuatan scrub berfungsi sebagai humektan
dalam formulasi dimana humektan dalam sediaan scrub berfungsi menjaga
kelembaban kulit. Sediaan scrub yang dibuat merupakan emulsi minyak dalam air,
sehingga diperlukan pengawet karena air dalam jumlah yang cukup banyak yang
dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Maka dari itu
ditambahkan metil paraben serta propil paraben sebagai bahan pengawet.
Kombinasi bahan pengawet ini akan semakin meningkatkan efeknya sebagai
bahan pengawet, hal tersebut dikarenakan semakin panjang rantai alkil yang
terbentuk maka efek antibakterinya semakin meningkat sedangkan kelarutannya
di dalam air semakin rendah (Rowe et al, 2009). Berdasarkan literatur, jumlah
metil paraben yang dapat digunakan adalah 0,02- 0,3% sedangkan jumlah propil
paraben 0,01% hingga 0,6% (Rowe et al, 2009). Pada praktikum ini konsentrasi
metil paraben yang digunakan adalah 0,1% dan propil paraben sebanyak 0,1%.
Setelah fase lemak melebur sempurna, fase air ditambahkan ke dalam fase
minyak sambil diaduk hingga terbentuk basis scrub yang homogen. Basis yang
terbentuk berwarna kekuningan dikarenakan warna dari lemak coklat. Kemudian
timasukkan zat aktif yakni coklat bubuk kedalam basis sambil terus diaduk hingga
homogen. Setelah penambahan coklat, warna sediaan scrub berubah menjadi
coklat gelap. Scrub yang telah siap, kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan
diberi etiket serta dimasukkan ke dalam kemasan.
Dihasilkan body scrub coklat yang berwarna coklat gelap, berbau khas
coklat, dengan tingkat kekentalan yang sedikit cair, sehingga kurang sempurna.
Tektur dari scrub yang dihasilkan terlalu cair karena dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti basis yang digunakan lebih banyak fase air pada
pembuatan emulsi. Sehingga dihasilkan scrub yang memiliki konsistensi yang
sedikit cair. Dapat pula disebabkan oleh penggantian beberapa dari formula jurnal
acuan yang digunakan berbeda dari bahan yang digunakan dalam metode
dikarenakan penggantian bahan-bahan mempertimbangkan ketersediaan bahan
yang ada. Karena kekentalan yang sedikit cair sehingga ditambahkan beberapa
tetes TEA untuk meningkatkat kekentalan.
Selanjutnya dilakukan uji terhadap scrub yang dibuat yang meliputi uji
organoleptis, uji daya sebar dan waktu lekat, uji pH dan uji viskositas. Pada uji
organoleptis didapat sediaan scrub memiliki warna coklat gelap, berbau khas
coklat, bentuk kental, dan tekstur kasar. Selanjutnya dilakukan uji daya sebar dan
waktu lekat. Uji daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 gram Body
scrub di tengah-tengah antara 2 lempeng gelas, dimana lempeng sebelah atas
ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu di atasnya diberi beban 150 gram, dibiarkan
1 menit dan diukur diameter sebarnya. Untuk uji waktu lekat dilakukan dengan
cara gelas objek ditandai 4 x 2,5 cm kemudian sebanyak 0,25 g scrub diletakkan
di titik tengah luasan tersebut dan ditutup dengan gelas objek lain, kemudian
diberi bebean 1 kg selama 5 menit lalu kedua gelas objek yang telah saling
melekat 1 sama lain dipasang pada alat uji yang diberi beban 80 gram, setelah itu
dicatat waktu yang dibutuhkan hingga kedua gelas objek itu terpisah. hasil uji
Selanjutnya dilakukan pengujian pH. Uji pH dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter. Pertama-tama dilakukan pengenceran emulsi dengan
penambahan aquades, kemudian diaduk hingga homogeny. Dari hasil pengukuran
dengan pH meter diperoleh pH 7,93. Nilai pH ini dikatakan normal dan aman
untuk kulit, namun pH sediaan ini tidak sesuai dengan persyaratan pH sediaan
emulsi untuk topikal (kulit) yaitu 4,5-6, yang dapat disebabkan karena
penggunaan bahan aktif berupa bubuk coklat. Menurut pustaka pH bubuk coklat
berkisar antara 7 - 8,5 sehingga harga pH dari coklat ini mempengaruhi pH
sediaan.
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Semakin besar
resistensi suatu zat cair maka semakin besar pula viskositasnya (Ansel, 2005). Uji
viskositas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekentalan sediaan scrub
wajah yang dibuat. Alat yang digunakan adalah viskometer brookfield tipe DV-E
yang dilengkapi dengan spindle yang akan berputar sesuai dengan kecepatan rpm
yang telah diatur. Spindel sebagai pengukur kekentalan larutan yang berbeda-beda
untuk tiap jenis larutan. Pemilihan spindel dilakukan dengan dua cara, yaitu
menyesuaikan dengan petunjuk literatur yang tersedia dan apabila tidak diperoleh
literatur yang dapat digunakan sebagai acuan maka digunakan cara coba-coba atau
eksperimental. Nomor spindel yang digunakan berbanding lurus dengan viskositas
dari sampel yang digunakan. Sampel dengan viskositas yang tinggi diukur dengan
spindel dengan nomor besar dan ukuran spindel yang kecil, begitu juga
sebaliknya. Pada praktikum ini spindel yang digunakan yaitu spindel nomor 04
karena sample yang dipakai sedikit kental sehingga dengan ukuran spindel yang
kecil dapat memberikan perhitungan yang valid. Selain itu, spindel yang tepat
ditunjukkan dengan % efisiensi yang berada dalam rentang 10-90%. Pengukuran
cairan sampel digunakan variasi kecepatan pengukuran yaitu 10 rpm, 20 rpm, 30
V(rpm) VS F/A
120
100
80
rpm, 50 rpm,
60 rpm, 100 rpm.