You are on page 1of 6

Makna Hidup Penderita Skizofrenia Pasca Rawat Inap

Prahastia Kurnia Putri


Tri Kurniati Ambarini
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Abstract.
Schizophrenia is well-known as disorder with bad tendency to be totally recovered on average.
When schizophrenics have to be returned to home, there are new challenges which make people
with schizophrenia have to survive in their uncertainly new life. Therefore it's important to
schizophrenic to search for meaning in their life remembering the importance of meaning in life
for every human being. Schizophrenic people implicitly keep their recovered state and minimize
relaps tedency by searching valuable things in life.
This research purposed is to know how meaning in life post-hospitalization schizopfrenic. Meaning
in life in this research is realizing about the presence of chance and possibility based on fact or
realizing what people potentially do in certain situation.
Subject in this research is two persons with schizophrenic who has been hospitalized in Rumah
Sakit Jiwa Menur, Surabaya, for one month and returned to home based on doctor's
recommendation. Subjects age ranged between 25-45 years old and have been home for at least
5 months. In depth interview used as main method in this research to get informations with the
schizophrenic, interview with subject's family is neccessary to get additional information.
This Research results that two subjects have different meaning in life. First subject is in good
progress to reach his meaning in life by doing everything he could to get better wealth, even in his
bad economy status, for his beloved wife and child. In second subject, he sees his life as ordinary
life and feels nothing is necessary to be changed. He is less processing to reach his meaning in life,
but he find a meaningfull state when he is with his friends. This differences are caused by role and
subject's status because its effect to responsibility, and caused also by schizophrenia type.

Keywords: schizophrenia, post-hospitalization, meaning in life

Abstrak.
Skizofrenia dikenal sebagai gangguan yang memiliki riwayat tidak begitu baik untuk dapat
sembuh total. Ketika penderita skizofrenia dikembalikan ke rumah, ada tantangan-tantangan
baru yang membuat penderita harus bertahan dalam kehidupannya yang belum tentu lebih baik.
Untuk itu penting bagi penderita skizofrenia untuk mencari makna dalam hidupnya mengingat
pentingnya makna hidup bagi setiap manusia. Dengan mencari hal yang berharga dalam hidup,
penderita skizofrenia secara tidak langsung mempertahankan kesembuhan dan meminimalisir
potensi untuk relaps.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna hidup penderita skizofrenia pasca rawat
inap. Makna hidup di sini adalah kesadaran akan adanya satu kesempatan atau kemungkinan yang
dilatarbelakangi oleh realitas atau menyadari apa yang bisa dilakukan pada situasi tertentu.
Penelitian ini dilakukan kepada dua orang penderita skizofrenia yang pernah dirawat di Rumah Sakit
Jiwa Menur, Surabaya, selama minimal 1 bulan, dan dikembalikan ke rumahnya atas rekomendasi
dokter. Subjek berusia antara 25-45 tahun dan sedang menjalani masa pasca treatmen dari rawat

Korespondensi: Prahastia Kurnia Putri. Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga Surabaya. Jalan Dharmawangsa Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031)
5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910. Email: prahastiaputri@gmail.com

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 118


Vol. 1 No. 03, Desember 2012
Makna Hidup Penderita Skizofrenia Pasca Rawat Inap

inap minimal selama lima bulan. Data diperoleh dengan in depth interview terhadap subjek yang
bersangkutan disertai wawancara significant other penderita untuk sedikit tambahan data.
Hasil penelitian menyatakan bahwa kedua subjek memaknai kehidupan dengan berbeda. Subjek I
sedang melakukan proses yang baik untuk mencapai makna hidupnya dengan bekerja sebisa
mungkin dalam kondisinya yang memiliki hambatan ekonomi demi istri dan anaknya. Sedangkan
subjek II memaknai kehidupannya sebagai kehidupan yang biasa saja dan merasa nyaman dengan
kondisinya saat ini sehingga ia kurang menjalani proses lebih untuk mencapai makna
hidup.Namun ia merasa bahagia ketika bersenang-senang dengan temannya. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh status subjek, karena berkaitan dengan peran dan tanggung jawab yang harus
dipenuhi, dan tipe skizorenia yang diderita subjek.

Kata Kunci: skizofrenia, mantan pasien, makna hidup

PENDAHULUAN disorganisasi dalam berbicara, dan self-monitoring


Rumah sakit jiwa seringkali dijadikan rujukan perilaku (disorganisasi secara keseluruhan atau
sebagai tempat untuk melakukan rehabilitasi bagi katatonik). Sedangkan simptom negatif
Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Di menunjukkan berkurang atau menghilangnya
Jawa Timur, Rumah Sakit Jiwa Menur menjadi fungsi normal. Simptom negatif adalah bagian yang
tempat yang sering digunakan sebagai pusat substansial bagi keabnormalan penderita
rehabilitasi kejiwaan. Hal ini dapat dilihat dari skizofrenia. Tiga simptom negatif antara lain
penngkatan prosentasi BOR (Bed Occupancy munculnya afek datar, tidak dapat membedakan
Ratio) di Rumah Sakit Jiwa Menur pada tahun antara kenyataan dan khayalan, serta adanya
2011. Di triwulan ketiga di tahun 2011, BOR avolisi (DSM-IV TR, 2000).
Rumah Sakit Jiwa Menur adalah 70%, sedangkan Dengan output kesembuhan yang tidak
di tahun sebelumnya 2010, prosentase BOR begitu baik, penderita skizofrenia memerlukan p
adalah 69%. Kunjungan pasien di instalasi rawat erawatanyangkomprehensifdan
inap pada tahun 2010 adalah 2.706 pasien, dan di berkesinambungan untuk membantu diri
triwulan ketiga, pasien sudah sejumlah 1.888 mereka beradaptasi dengan lingkungan
pasien (www. Jatimprov.go.id). keluarga, lingkungan sosial serta layanan sosial
Pada tahun 2009, prevalensi jenis gangguan ketika penderita skizofrenia dipulangkan setelah
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Menur yang dialami oleh menjalani rawat inap (Prabowo, 2010).
pasien rawat inap didominasi oleh gangguan Ketika keluar dari rumah sakit jiwa, kondisi
Skizofrenia. Pasien rawat inap yang didiagnosis penderita belum tentu menjadi lebih baik
Skizofrenia Heberfrenik (gangguan jiwa berat) daripada ketika rawat inap di rumah sakit jiwa.
sejumlah 659 orang, Skizofrenia Heberfrenik Menurut pendapat Unger (2011), umumnya
episode berulang sebanyak 493 orang, Skizofrenia ketika fase recover y atau penyembuhan dan
Heberfrenik berkelanjutan 233 orang, Skizofrenia dikembalikan ke tempat tinggalnya, penderita
Heberfrenik tidak terkendali sebanyak 216 orang, awalnya berpikiran negatif untuk dapat sembuh
dan Skizofrenia Paranoid sebanyak 197 orang total, sehingga mereka memilki kepercayaan diri
(Surabaya Post Online, 2009). yang rendah untuk dapat kembali normal.
Skizofrenia tidak hanya menjadi gangguan Penderita juga menjadi kurang bertanggung jawab
yang banyak dialami, gangguan ini adalah salah karena seringkali dilayani ketika di rumah sakit
satu gangguan jiwa dengan output kesembuhan jiwa. Adanya sisa stres dan trauma ketika awal
yang kurang begitu baik (Unger, 2009). rehabilitasi atau ketika menyadari bahwa mereka
Skizofrenia ditandai dengan munculnya dua tidak memiliki sumber pendapatan juga menjadi
simptom, simptom positif dan simptom negatif. tantangan tersendiri bagi penderita skizofrenia.
Simptom positif adalah adanya distorsi dari Selain itu dalam beberapa kasus sering ditemui
fungsi normal yang melingkupi distorsi dalam penderita skizofrenia yang memiliki sedikit koneksi
pola pikir (delusi), distorsi persepsi (halusinasi), atau kerabat sehingga kurang

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


119 Vol. 1 No. 03, Desember 2012
Prahastia Kurnia Putri, Tri Kurniati Ambarini

mendapatkan dukungan sosial yang sekiranya realitas atau menyadari apa yang bisa dilakukan
mengoptimalkan proses rehabilitasi. Penderita juga pada situasi tertentu (Frankl, 1959). Makna hadir
terbiasa tidak menghindar dari stres karena dan penting bagi kehidupan manusia, dan itu
menganggap gangguan ini bersifat biologis. Stigma merupakan tanggung jawab bagi setiap manusia
negatif juga seringkali menjadi tantangan paling untuk menemukan makna dalam kehidupan
sering terjadi, sebagian penderita merasa lebih mereka, lebih daripada menginvestasikan atau
sulit lepas dari stigma daripada sembuh dari menciptakan makna hidup. Makna hidup
gangguan jiwa itu sendiri. Terakhir, penggunaan ditemukan di setiap detik kehidupan manusia,
obat yang bersifat kontinyu berdampak pada hidup tidak pernah berhenti memiliki makna,
kepasifan serta perasaan negatif bahwa mereka meskipun dalam keadaan kritis dan bahkan
menganggap dirinya mengalami gangguan. kematian. Dalam kondisi dan situasi tidak memiliki
Itu semua bukan tantangan bagi penderita pilihan, manusia masih memiliki kebebasan untuk
skizofrenia untuk menemukan makna dalam memandang diri mereka sendiri dan memilih sikap
kehidupannya. Mendapatkan kesembuhan terhadap diri mereka sendiri dan situasi apapun
secara total bukanlah satu-satunya cara untuk yang terjadi pada mereka.
menemukan makna hidup. Justru penting untuk (Frankl, 1946 dalam Nolte, 2010).
dicatat bahwa orang dapat menemukan makna Makna hidup merupakan salah satu aspek
hidup ketika berada dalam proses mencapai terbesar dari teori terbesar Frankl yaitu
sembuh total (Unger, 2009). logoterapi, salah satu prinsip dan pendekatan
Menurut Frankl (1959 dalam Nolte 2010), eksistensial. Ia menjadikan logoterapi sebagai
manusia tidak pernah berhenti mencari makna salah satu sarana untuk memahami perilaku
dalam hidup dalam kondisi apapun, termasuk manusia dan untuk menangani psikopatologi
kondisi krisis bahkan kematian. Penderita (Frankl, 1988 dalam Nolte, 2010).
skizofrenia sebagai manusia yang telah mengalami Logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti
kejadian-kejadian dalam hidup seharusnya makna dan juga spiritual atau keruhanian.
memiliki kemampuan untuk mencari makna, Logoterapi adalah aliran psikologi atau psikiatri
khususnya setelah keluar dari rumah sakit jiwa. yang mengakui adanya dimensi keruhanian
Melalui pencarian makna hidup, penderita disamping dimensi ragawi kejiwaan dan
skizofrenia memiliki kebebasan untuk mengambil lingkungan sosial budaya. Logoterapi berpusat
sikap positif melalui sifat bertahan atau dengan pada masa depan atau pencarian makna hidup
kata lain untuk mengaktualisasi nilai-nilai yang yang harus dilakukan oleh individu di masa
terjadi pada kejadian pasca rawat inap (Unger, depannya. Manusia tidak hanya hidup, tetapi juga
2011). Cara penderita memilih sikap seperti apa memutuskan bentuk hidup yang akan dijalani di
yang diambil, diharapkan penderita mampu detik berikutnya. Logoterapi terdiri dari tiga pilar,
melihat hal-hal yang bermakna melalui nilai-nilai yaitu freedom of will (kebebasan berkehendak), will
yang dilakukan mereka. Sehingga diharapkan to meaning (kehendak untuk bermakna), serta
mereka menemukan hidup yang bermakna. Proses meaning in life (makna hidup) seperti yang telah
penemuan makna dari kejadian-kejadian dalam dibahas (Frankl, dalam Koeswara, 1992:46).
hidup mereka berakaitan erat dengan proses Makna hidup terdiri dari tiga konsep utama
penyembuhan. Ketika penderita skizofrenia yaitu nilai creative values (nilai kreatif), experintal
melihat adanya kebermaknaan dalam hidupnya, values (nilai penghayatan), dan attitudinal values
diharapkan penderita menjadikannya sebagai (nilai bersikap). Nilai kreatif adalah nilai yang
alasan untuk tetap sembuh dan menjaga diri untuk didapatkan melalui kontribusi seseorang dalam
tidak kambuh kembali. hidup dan dapat juga terdiri dari kontribusi yang
dilakukan oleh seseorang yang membuat individu
MAKNA HIDUP tersebut merasakan bahwa dia menjadi bagian dari
Viktor Frankl mengartikan makna hidup hidup yang bermakna. Nilai penghayatan sering
sebagai kesadaran akan adanya satu kesempatan disebut sebagai berkah yang diterima dalam hidup,
atau kemungkinan yang dilatarbelakangi oleh Dengan menjadi tulus dan baik, manusia mampu
merasakan makna. Nilai penghayatan

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 120


Vol. 1 No. 03, Desember 2012
Makna Hidup Penderita Skizofrenia Pasca Rawat Inap

juga diperoleh dengan bagaimana manusia makna hidup bukanlah aspek yang digali dengan
menerima dan memaknai apa yang sudah ada. cara lain seperti observasi. Makna hidup adalah
Sedangkan nilai bersikap berkaitan dengan nilai aspek yang cukup privat dan bersifat subjektif
yang dialami manusia sebagai hasil dari sehingga hanya individu itu sendiri yang dapat
perilakunya yang dilakukan dalam hidup, dan mengetahui seutuhnya.
nilai ini sangat penting dalam pengalaman Teknik pemantapan kredibilitas dalam
bertahan dalam suatu kondisi yang tidak dapat penelitian ini dengan menggunakan metode
dihindari (Frankl, 1988 dalam Nolte, 2010). triangulasi. Untuk menguji reliabilitas ini,
Jika ketiga nilai tersebut dimiliki oleh peneliti menggunakan triangulasi pengukuran.
penderita skizofrenia pasca rawat inap, maka Peneliti melakukan sejumlah pengukuran pada
dapat dikatakan bahwa mereka telah berproses satu fenomena. Dengan mengukur lebih dari
dalam mencapai makna hidupnya. satu cara, peneliti dapat melihat sesuatu itu dari
berbagai aspek (Neuman, 2000). Dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini, selain melakukan interview
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan langsung kepada subjek sebagai fokus utama
makna hidup penderita skizofrenia pasca rawat penggalian data, peneliti akan melakukan
inap dengan menggunakan metode penelitian interview kepada significant others.
kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena
penelitian ini melihat banyak aspek dari kehidupan HASIL PENELITIAN DAN
sosial sebagai sesuatu yang secara kualitatif dijaga PEMBAHASAN
kealamiahannya (Neuman, 2000). Pada situasi penderita skizofrenia harus tetap
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan menjaga kondisi mentalnya untuk tidak kambuh
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. kembali, penderita juga memiliki keharusan untuk
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang beradaptasi di lingkungan barunya. Kedua subjek
ditujukan untuk mengeksplorasi dan dalam penelitian ini memiliki beberapa persamaan
mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan dan perbedaan situasi ketika keluar dari rumah
sosial dengan cara mendeskripsikan sejumlah sakit jiwa. Persamaan situasinya adalah kedua
variabel yang berkenaan dengan masalah dan subjek masih melakukan penyembuhan secara
unit yang diteliti (Neuman, 2000). Jenis medis atau obat-obatan yang diberikan melalui
penelitian deskriptif eksploratorif dipilih karena rawat kala sebulan sekali. Selain itu kedua subjek
peneliti ingin menggambarkan kejadian atau juga sama-sama tidak memiliki pekerjaan bergaji
status fenomena mengenai makna hidup tetap setelah keluar dari rumah sakit jiwa.
penderita skizofrenia dan tentu saja dengan Walaupun begitu, kedua subjek menilai kondisi
memperhatikan beberapa variabel yang tersebut dengan cara yang berbeda satu sama lain,
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti sehingga mereka memaknai kehidupannya secara
dari penderita skizofrenia pasca rawat inap. berbeda.
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah Subjek I adalah kepala keluarga dan tidak
penderita skizofrenia dewasa madya yang berusia memiliki pekerjaan, namun saat ini ia berjualan di
25-45 tahun, pernah dirawat di rumah sakit jiwa pasar untuk dapat sediki membantu anak dan
selama minimal satu bulan dan dikembalikan ke istrinya. Melalui nilai kreatif, Subjek I yang masih
tempat asalnya atas rekomendasi dokter. Selain itu berusaha mencari makna melalui nilai kreatifnya
subjek dalam penelitian ini adalah penderia terus berusaha agar selalu menjadi lebih baik dari
skizofrenia yang sedang menjalani masa pasca kondisinya saat ini karena adanya tanggung jawab
rawat inap di rumah minimal 5 bulan. yang dirasakan melalui perannya sebagai suami,
Teknik penggalian data yang digunakan dalam sehingga ia terus berusaha membuat dirinya lebih
penelitian ini adalah wawancara survey atau in bermakna dengan bekerja apapun yang sekiranya
depth interview. Wawancara survey dilakukan bisa membantu pendapatan keluarganya.
karena peneliti tetap ingin memiliki pembicaraan Subjek II tidak berusaha menemukan
yang hangat dengan subjek namun masih tetap makna dengan merubah keadaannya yang saat ini
dalam koridor penggalian informasi mengingat karena selain merasa nyaman dengan kondisinya

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


121 Vol. 1 No. 03, Desember 2012
Prahastia Kurnia Putri, Tri Kurniati Ambarini

saat ini, ia juga kurang merasa adanya tanggung terjadi kepadanya sebagai hal yang biasa saja,
jawab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. dan tidak ada yang perlu dilakukan lebih karena
Subjek II merasa bahwa justru ada orang lain ia merasa nyaman dengan kondisinya saat ini.
yang bertanggung jawab atas dirinya sehingga ia Sebagai penderita skizofrenia pasca rawat
merasa tidak menemukan makna lebih melalui inap rumah sakit jiwa, subjek I sedang berproses
bekerja. Keseharian subjek dua diisi dengan dengan baik untuk pencapaian makna hidupnya.
kegiatan yang kurang produktif karena secara Ia merasa hidupnya masih tergantung dengan
kebutuhan masih didukung oleh orangtua. obat-obatan dan tak kunjung sembuh, serta
Melalui nilai penghayatan, subjek I memaknai adanya halangan dalam hal ekonomi yang
kehidupannya dengan bersyukur atas keluarnya dia berkaitan dengan kesejahteraan istri dan
dari rumah sakit dengan cepat. Ia merasa bahwa itu anaknya. Namun karena subjek I menganggap
adalah sesuatu yang indah dan dapat disyukuri. istri dan anaknya adalah hal yang bermakna,
Selain itu kehadiran istri dan anaknya yang maka ia berusaha untuk memberikan makna
menyayanginya apa adanya adakah berkah yang ia lebih pada kehidupannya. Ia berproses lebih baik
peroleh. Namun kebenaran yang terjadi adalah untuk mencapai makna hidupnya dengan
sebersyukur apapun dirinya, ia masih terganjal berusaha mencari pekerjaan sampingan apapun
masalah keuangan. Menurutnya masalah ekonomi yang sekiranya menghasilkan pendapatan yang
merupakan poin penting yang membuat dia kurang dapat digunakan untuk menopang ekonomi
bersyukur. Ia menganggap dirinya sedang dihukum keluarganya.
oleh Tuhan karena perbuatan semasa mudanya Subjek II memaknai hidupnya sebagai
yang suka menghamburkan-hamburkan uang. Ia kehidupan yang biasa saja dan tidak berarti lebih
juga menerima apa yang terjadi kepadanya sebagai sehingga ia merasa tidak ada yang perlu diubah
sesuatu yang sepertinya berkepanjangan, subjek I dalam kehidupannya sehingga PW kurang
terus mempertanyakan kesembuhannya. Subek I berproses dengan baik untuk mencapai hidup
jenuh dengan kondisinya yang harus minum obat yang bermakna sebagai penderita skizofrenia
terus menerus, dan menantikan suatu kondisi pasca rawat inap. Walaupun subjek II kurang
dimana ia bisa sembuh total. berproses cukup baik untuk mencapai hidup
yang lebih bermakna, ia tetap merasakan
Berbeda dengan subjek II yang menemukan kesenangan dan nyaman ketika bersama dengan
sesuatu yang bermakna justru ketika berada di teman-temannya. Baik ketika di rumah sakit jiwa
rumah sakit dan bertemu dengan teman-teman maupun pasca rawat inap, kebahagiaan PW
baru. Menurutnya teman adalah berkah yang tetap berpusat pada kehadiran teman.
diberikan. Selain itu, dalam hal apapun, subjek Perbedaan makna hidup kedua subjek
tidak merasa ada yang patut disyukuri dan bergantung pada tanggung jawab sesuai status.
dimaknai lebih, menurutnya pikirannya yang Subjek I yang berstatus sebagai kepala keluarga
masih penat adalah salah satu penyebab ia tidak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi
dapat berpikir jernih mengenai apa yang terjadi kebutuhan orang lain, utamanya istri dan
padanya. anaknya. Dengan adanya tanggung jawab itu,
Bagaimana kedua subjek memberikan nilai subjek I membuat dirinya lebih bermakna dari
bersikap atas semua kronologis kejadian hingga sebelumnya. Sedangkan subjek II yang berstatus
pasca rawat inap juga berbeda sama sekali. Subjek I sebagai anak kurang berproses untuk mencapai
sempat merasa putus asa dengan kondisinya yang kebermaknaan dalam hidupnya karena merasa
tidak memiliki gaji tetap lagi. Namun ia memaknai kebutuhannya masih dapat dipenuhi oleh
hidupnya dengan tetap bangkit dan berusaha orangtuanya.
dengan lebih baik dengan membantu semaksimal Selain itu status mental penderita
mungkin melalui berwirausaha. Ia juga terus mempengaruhi kedua subjek sehingga kedua
berdoa kepada Tuhan untuk tetap diberi subjek memaknai hidupnya dengan berbeda.
kesembuhan jasmani dan rohani karena ia Subjek I yang menderita Skizofrenia Paranoid
kekhawatiran terbesarnya adalah relaps. Sedangkan memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai
subjek II menyikapi kejadian yang hidup yang lebih baik, sedangkan subjek II yang

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 122


Vol. 1 No. 03, Desember 2012
Makna Hidup Penderita Skizofrenia Pasca Rawat Inap

didiagnosa skizofrenia residual menjadi lebih Salah satu dampaknya, tidak diterimanya
pasif dalam menjalani aktivitas sehari-hari. mereka di lapangan pekerjaan tidak
menghalangi usaha untuk memperbaiki kondisi
SIMPULAN ekonomi dengan berwirausaha.
Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Penilaian mengenai bagaimana penderita
penderita skizofenia pasca rawat inap mampu skizofrenia memaknai hidupnya juga bergantung
memaknai hidupnya yang sekarang dan sangat dengan status mental penderita, termasuk salah
bergantung pada adanya tanggung jawab sesuai satunya tipe skizofrenia. Penderita skizofrenia
status yang dimiliki oleh penderita tersebut. dengan tipe tertentu masih terganggu dengan
Meskipun dalam kondisi yang belum sembuh gejala-gejala yang tidak bisa sepenuhnya hilang.
sepenuhnya dari gejala-gejala skizofrenia, namun Sehingga mereka masih belum bisa menemukan
apabila mengingat tanggung jawab sesuai status sesuatu yang bermakna atau mengetahui seberapa
yang disandang, penderita tetap memiliki bermakna diri mereka. Sehingga niat dan usaha
keinginan untuk membuat dirinya lebih bermakna untuk menjadi lebih berarti masih sangat kurang.
dibanding dengan sebelum-sebelumnya. Rasa
kurang bermakna inilah yang membuat penderita
berusaha lebih untuk menjadi lebih bermakna.

PUSTAKA ACUAN

American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and Statistical Manual of M e n t a l


Disorders(4th.ed Text Revision.). Washington,DC: Author

Frankl, Viktor. (1959) Man's Search For Meaning: An Introduction to Logotherapy (Fourth Edition).
Austria: Beacon Press

Koeswara, E. (1992) Logoterapi. Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta: Kanisius

Neuman, W. Lawrence. (2000). Social Research Methods : Qualitative and Q u a n t i t a t i v e


Approaches.University of Winconsin at Whitewater : United States of America.

Nolte, Coenraad (2010). Meaning of Live with HIV. South Africa; Nelson Mandela M e t r o p o l i t a n
University

Prabowo, Adhayatman (2010). 50% Pasien Skizofrenia Kambuh (relaps). Diakses pada 3 November
2011 dari http://adhyatmanprabowo.wordpress.com/

Pelayanan Rawat Inap. (02/05/2011) Diakses dari www.Jatimprov.go.id pada 5 September


2011

Sehari 5 Orang Depresi di Jatim (Selasa, 06/07/2010), Surabaya Post (online). Diakses pada 5 Maret 2012.

Unger, Ron (2009). Recovery: Why is it being redefined to mean "doing better but still mentally
ill"? Diakses dari http://recoveryfromschizophrenia.org/

U n g e r, R o n ( 2 0 1 1 ) . Q u e s t i o n a n d A n s w e r s a b o u t R e c o v e r y. D i a k s e s d a r i
http://recoveryfromschizophrenia.org/

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


123 Vol. 1 No. 03, Desember 2012

You might also like