Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
1. Bapak Ridho Bayu Aji, ST., MT.,PhD dan R. Buyung A. A., ST., MT. selaku dosen
yang Telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses pengerjaan Laporan
Teknologi Beton dan Bekisting ini.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan
penulisan Laporan Beton dan Bekisting
Kami menyadari bahwa laporan Beton dan Bekisting kami jauh dari kesempurnaan.
Jadi dengan rasa hormat kami mohon petunjuk,saran,dan kritik terhadap Laporan Teknologi
Beton dan Bekisting kami,sehingga kedepanya diharapkan ada perbaikan terhadap Laporan
ini serta dapat menambah pengetahuan bagi kami.
Penyusun
BAB I
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
PENDAHULUAN
2.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat volume kerikil lepas dan setelah dirojok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berat Volume kerikil adalah Perbandingan antara berat kerikil per satuan volume.
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40
mm ( SNI 03-4804-1998)
Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butir - butir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat. ( SNI 03-4804-1998)
Volume kerikil rojok adalah perhitungan seberapa banyak kerikil yang memiliki ukuran
5 mm 40 mm bisa menempati ruang dengan cara dirojok atau ditusuk untuk
meminimalkan rongga udara dalam volume tersebut.
2.3 Standar Uji
ASTM C 29 (Berat jenis massal ("Bobot") dan Rongga di Aggregate)
SNI 03-4804-1998 tentang Metode Pengujian Bobot Isi Dan Rongga Udara Dalam
Agregat
2.3.1 Istilah
Berat volume agregat adalah massa per satuan volume bahan agregat dalam jumlah
yang besar , di mana volume termasuk volume partikel itu sendiri dan volume
rongga antara partikel. Dinyatakan dalam lb / ft3 [kg / m3].
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Pasir
2. Kerikil
3. Takaran berupa silinder ukuran 10 liter
4. Alat rojok
5. Timbangan
3.2 Langkah Kerja
1. Berat Volume Lepas
a. Takaran ditimbang (A) kerikil memakai tempat dengan volumenya 10 liter
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
BAB IV
ANALISIS DATA
Rumus
BA
Berat Voume Lepas = C
BA
Berat Volume Rojok = C
Ukuran Silinder :
10L = 0,01 m3 untuk pasir
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Berat Tabung
Percobaan ke- Berat Silinder+Kerikil Berat Volume Lepas
(A)
1 5,32 Kg 17,18 Kg 1186 Kg/m3
2 5,32 Kg 16,96 Kg 1164 Kg/m3
3 5,32 Kg 16,88 Kg 1156 Kg/m3
Total 3506 Kg/m3
Interpolasi 1168,67 Kg/m3
Perhitungan Matematis
17,185,32
=1186 Kg/m3
1. Percobaan 1 0,01
16,965,32
=1164 Kg /m 3
2. Percobaan 2 0,01
16,885,32
=1156 Kg/m3
3. Percobaan 3 0,01
Perhitungan Matematis
17,85,32 Kg
=1248
1. Percobaan 1 0,01 m3
17,885,32 Kg
=1256
2. Percobaan 2 0,01 m3
185,32
=1268 Kg/m3
3. Percobaan 3 0,01
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berat volume kerikil (kg/m3)
- Berat kerikil yang dirojok dan tidak, memiliki berat yang berbeda karena perojokan
akan membuat ruang baru dalam takaran kerikil, sehingga kerikil memiliki ruang
yang cukup banyak untuk menampung lebih banyak kerikil dan mempengaruhi dari
volume agregat tersebut.
- Berat volume kerikil rata-rata tanpa pemadatan sebesar 1.3545 gr/cm3, dan dengan
pemadatan sebesar 1.559gr/cm3.
- Proses pemadatan dapat mempengaruhi berat volume agregat.
- Berdasarkan ASTM C29 Prosedur dalam metode tes ini untuk mengukur berat
volume dan kadar rongga tidak memiliki penyimpangan karena nilai-nilai untuk
berat volume dan kadar rongga hanya dapat ditetapkan dalam hal metode uji.