You are on page 1of 8

DIPLOMA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah SWT.


Hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Teknologi Beton
dan Bekisting.
Laporan ini mendiskripsikan apa saja yang kami kerjakan guna menyusun dan
mengola hasil praktikum tentang teknologi beton dan bekisting. Penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu atas
terselesaikanya penulisan Laporan Teknologi Beton dan Bekisting ini, yaitu:

1. Bapak Ridho Bayu Aji, ST., MT.,PhD dan R. Buyung A. A., ST., MT. selaku dosen
yang Telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses pengerjaan Laporan
Teknologi Beton dan Bekisting ini.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan
penulisan Laporan Beton dan Bekisting

Kami menyadari bahwa laporan Beton dan Bekisting kami jauh dari kesempurnaan.
Jadi dengan rasa hormat kami mohon petunjuk,saran,dan kritik terhadap Laporan Teknologi
Beton dan Bekisting kami,sehingga kedepanya diharapkan ada perbaikan terhadap Laporan
ini serta dapat menambah pengetahuan bagi kami.

Surabaya, 16 Oktober 2016

Penyusun

BAB I
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua bangunan gedung maupun jembatan terdiri dari beton, keamanan struktur
bangunan tergantung pada mutu bahannya. Untuk memenuhi hal tersebut maka
diperlukan pengertian dasar tentang uji bahan pengetahuan dasar tersebut meliputi
pembagian jenis dan sifat-sifat mekanis. Oleh karena itu untuk melengkapi pengetahuan
yang dimaksud perlu ditunjang dengan pelaksanaan pengujian baik itu di lapangan
maupun di laboratorium dengan teliti sehingga penyajian data-data pengujiannya akurat
serta dapat digunakan untuk perencanaan campuran bahan yang teliti dan dapat
mengurangi kebutuhan perencanaan yang berlebihan ditinjau dari segi ekonomis.
Pengujian bahan di lapangan maupun di laboratorium adalah untuk melengkapi
pengetahuan dasar tentang materi uji bahan yang selama ini diperoleh.

2.2 Tujuan
Untuk mengetahui berat volume kerikil lepas dan setelah dirojok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Berat Volume kerikil adalah Perbandingan antara berat kerikil per satuan volume.
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40
mm ( SNI 03-4804-1998)
Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butir - butir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat. ( SNI 03-4804-1998)
Volume kerikil rojok adalah perhitungan seberapa banyak kerikil yang memiliki ukuran
5 mm 40 mm bisa menempati ruang dengan cara dirojok atau ditusuk untuk
meminimalkan rongga udara dalam volume tersebut.
2.3 Standar Uji
ASTM C 29 (Berat jenis massal ("Bobot") dan Rongga di Aggregate)
SNI 03-4804-1998 tentang Metode Pengujian Bobot Isi Dan Rongga Udara Dalam
Agregat

2.3.1 Istilah
Berat volume agregat adalah massa per satuan volume bahan agregat dalam jumlah
yang besar , di mana volume termasuk volume partikel itu sendiri dan volume
rongga antara partikel. Dinyatakan dalam lb / ft3 [kg / m3].

2.2.2 Pemilihan Prosedur


a. Menurut ASTM C 29 Prosedur menyekop untuk bulk density longgar harus
digunakan hanya ketika secara spesifik ditetapkan. Jika tidak, berat volume
kompak ditetapkan oleh prosedur rojok untuk agregat memiliki ukuran maksimum
nominal 11/2 di. [37.5 mm] atau kurang, atau dengan prosedur ketuk untuk agregat
memiliki ukuran maksimum nominal lebih besar dari 11/2 dalam. [37,5 mm] dan
tidak melebihi 5 di. [125 mm].
b. Sementara dalam SNI 03-4804-1998 tentang Metode Pengujian Bobot Isi Dan
Rongga Udara Dalam Agregat prosedur tusuk dan ketuk dilakukan ketika agregat
dalam keadaan padat. Kondisi gembur dengan cara sekop atau sendok.
c. Cara tusuk / rojok
(1) isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan batang perata;
(2) tusuk lapisan agregat dengan 25 x tusukan batang penusuk;
(3) isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian ratakan dan
tusuk seperti diatas;
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

(4) isi penakar sampai berlebih clan tusuk lagi;


(5) ratakan permukaan agregat dengan batang perata;
(6) tentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar itu sendiri;
(7) catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg;
(8) hitung berat isi agregat menurut rumus
(9) hitung kadar rongga udara menurut rumus
2.3.2 Arti dan Penggunaan
a) Metode pengujian ini sering digunakan untuk menentukan nilai-nilai berat
isi yang diperlukan untuk digunakan untuk berbagai metode memilih
proporsi untuk campuran beton.
b) Berat isi juga dapat digunakan untuk menentukan hubungan massa / volume
untuk konversi dalam perjanjian pembelian. Namun, hubungan antara
tingkat pemadatan agregat di unit pengangkutan atau penimbunan barang
dan dicapai dalam metode pengujian ini tidak diketahui. Selanjutnya,
agregat dalam mengangkut unit dan stok biasanya berisi penyerapan dan
kelembaban permukaan (yang mempengaruhi bulking terakhir), sedangkan
metode tes ini menentukan berat isi secara kering.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Pasir
2. Kerikil
3. Takaran berupa silinder ukuran 10 liter
4. Alat rojok
5. Timbangan
3.2 Langkah Kerja
1. Berat Volume Lepas
a. Takaran ditimbang (A) kerikil memakai tempat dengan volumenya 10 liter
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

b. Takaran diisi kerikil dan ratakan


c. Timbang (B) volume takaran (C)
d. Hitung berat voume lepas
2. Berat Volume Dirojok
a. Takaran ditimbang (A) kerikil memakai tempat dengan volumenya 10 liter
b. Takaran diisi kerikil 1/3 bagian dan dirojok 25x dan diisi lagi 1/3 lalu dirojok
25x, dan diisi lagi 1/3 dan dirojok 25x, permukaan diratakan.
c. Ditimbang (B), volume takaran (C)
d. Hitung volume lepas dirojok

BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Hasil Praktikum

Rumus
BA
Berat Voume Lepas = C

BA
Berat Volume Rojok = C

Ukuran Silinder :
10L = 0,01 m3 untuk pasir
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Tabel Berat Volume Lepas Kerikil

Berat Tabung
Percobaan ke- Berat Silinder+Kerikil Berat Volume Lepas
(A)
1 5,32 Kg 17,18 Kg 1186 Kg/m3
2 5,32 Kg 16,96 Kg 1164 Kg/m3
3 5,32 Kg 16,88 Kg 1156 Kg/m3
Total 3506 Kg/m3
Interpolasi 1168,67 Kg/m3

Perhitungan Matematis
17,185,32
=1186 Kg/m3
1. Percobaan 1 0,01
16,965,32
=1164 Kg /m 3
2. Percobaan 2 0,01
16,885,32
=1156 Kg/m3
3. Percobaan 3 0,01

Tabel Berat Volume Dirojok Kerikil

Berat Tabung Berat Tabung+Kerikil


Percobaan ke- Berat Volume Lepas
(A) Dirojok
1 5,32 Kg 17,8 Kg 1248 Kg/m3
2 5,32 Kg 17,88 Kg 1256 Kg/m3
3 5,32 Kg 18 Kg 1268 Kg/m3
Total 3772 Kg/m3
Interpolasi 2926,67 Kg/m3

Perhitungan Matematis
17,85,32 Kg
=1248
1. Percobaan 1 0,01 m3
17,885,32 Kg
=1256
2. Percobaan 2 0,01 m3
185,32
=1268 Kg/m3
3. Percobaan 3 0,01
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berat volume kerikil (kg/m3)

- Tanpa pemadatan 3.506 kg/m3


- Dengan pemadatan 3.772 kg/m3
DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

- Berat kerikil yang dirojok dan tidak, memiliki berat yang berbeda karena perojokan
akan membuat ruang baru dalam takaran kerikil, sehingga kerikil memiliki ruang
yang cukup banyak untuk menampung lebih banyak kerikil dan mempengaruhi dari
volume agregat tersebut.
- Berat volume kerikil rata-rata tanpa pemadatan sebesar 1.3545 gr/cm3, dan dengan
pemadatan sebesar 1.559gr/cm3.
- Proses pemadatan dapat mempengaruhi berat volume agregat.
- Berdasarkan ASTM C29 Prosedur dalam metode tes ini untuk mengukur berat
volume dan kadar rongga tidak memiliki penyimpangan karena nilai-nilai untuk
berat volume dan kadar rongga hanya dapat ditetapkan dalam hal metode uji.

You might also like