You are on page 1of 22

PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE.....

(Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN


PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN
LEVERAGE PADA MANAJEMEN LABA PADA EMITEN
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Rowland Bismark Fernando Pasaribu,
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Rowland_pasaribu@staff.gunadarma.ac.id

Dionysia Kowanda
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
dion@staff.gunadarma.ac.id

Muhammad Firdaus
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Rena Nurul Ummah


Jurusan Akuntansi FE Universitas Gunadarma

ABSTRACT

This reseach amied at knowing the influence of audit quality, propotion of independent commissioner,
audit committe, firm size, managerial ownership and leverage. It used purposive sampling technique
or choosing samples based on certain criteria. The sample of this research was 25 companies of
banking industry in indonesia stock exchange period 2008-2012. Descriptive analysis, classical test,
as well as multiple linear regression by examining the hypothesis using SPSS 20.0 were used to
analyzed the data. The result shows that (1) all independent variables simultaneously hasinfluence on
earnings management; (2) however partially audit committee, audit quality, managerial ownership and
leverage do not affect significantly to earnings management; (3) only firm size and independent
commissioner that affect significantly to earning management.

Keywords: Earning Management, Good Corporate Governance, Firm Size, Banking

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji secara empiris signifikansi parsial dan
simultan dari kualitas audit, komisaris independensi audit, komite audit, ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan, dan leverage terhadap manajemen laba pada emiten perbankan di bursa efek Indonesia
periode 2008-2012. Teknik analisis yang digunakan adalah multiregresi. Hasil studi menunjukkan
bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan sedangkan secara parsial
hanya ukuran perusahaan dan komisi independensi audit yang berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.

Kata Kunci: Manajemen Laba, Mekanisme Tata Kelola, Ukuran Perusahaan, Perbankan,

1
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

PENDAHULUAN perusahaan. Laba yang dilaporkan akan


lebih baik jika diakui dan diukur dengan
Laporan keuangan merupakan dokumen prinsip akuntansi berterima umum dan
penting yang digunakan untuk digabungkan dengan implementasi
menghubungkan pihak internal maupun keputusan. Tindakan manajemen tersebut
eksternal yang berkepentingan terhadap dapat diminimumkan melalui suatu
perusahaan.Tanpa laporan keuangan, mekanisme monitoring yang bertujuan
hubungan perusahaan dengan pihak untuk menyelaraskan (aligment) berbagai
eksternal sulit untuk untuk ditempuh. kepentingan yang di sebut Corporate
Menurut Belkoui (1993) laporan keuangan Governance(Indriastuti, 2012) maka dapat
merupakan sarana untuk disimpulkan Manajemen laba dapat
mempertanggungjawabkan apa yang dipengaruhi oleh mekanisme Good
dilakukan oleh manajer atas sumber daya Corporate Governance (GCG), Leverage
pemilik. Laporan keuangan juga berperan dan faktor lain.
pennting bagi kelangsungan usaha sebuah Saat ini laporan keuangan
perusahaan.Hal ini dapat dilihat dari perusahaan yang terdaftar di BEI wajib
kualitas suatu laporan keuangan.Jika mencantumkan tentang Good Corporate
kualitas laporan keuangan tersebut baik, Governance (GCG).Karena Konsep GCG
maka pihak eksternal yang membaca semakin banyak dikemukakan oleh para
laporan keuangan tersebut makin mudah praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk
untuk dimengerti.Laba menjadi unsur yang mencegah terjadinya kasus keuangan
paling utama dilihat oleh para pembaca (Pamudji, 2010).GCG atau tata kelola
laporan keuangan. Jika perusahaan perusahaan menjadi indikator yang
mengalami kerugian, beberapa investor penting.Hal ini dikarenakan GCG wajib
akan mempertimbangkan kembali dilaksanakan.GCG terdiri dari beberapa
keputusannya untuk melakukan investasi. komponen, yaitu kualitas audit, komisaris
Jika mengalami laba yang tinggi juga independensi audit, dan komite audit.
menjadi hal yang patut Komponen dari GCG yang penting
dipertanyakan.Apakah kondisi sebenarnya untuk ditelusuri adalah komisaris
nya memungkinkan suatu perusahaan independensi audit dan komite audit yang
mengalami laba yang tinggi?Untuk itu merupakan komponen dari mekanisme
biasanya para pihak manajerial perusahaan GCG. Selain itu ada kualitas
melakukan manajemen laba. auditor.Kualitas auditor dapat dilihat dari
Manajemen laba menjadi pusat hasil auditing yang dicerminkan dalam
perhatian bagi para pengguna laporan laporan keuangan yang disajikan oleh
keuangan dalam menggunakannya. perusahaan (Indriastuti, 2012). Selain itu
Manajemen laba merupakan keikutsertaan menurut Sanjaya (2008) dimensi kualitas
pihak manajemen dalam proses laporan auditor yang digunakan dalam penelitian
keuangan perusahaan. Hal ini adalah ukuran Kantor Akuntan Publik
memungkinkan terjadinya dua hal yaitu, (KAP) karena nama baik perusahaan KAP
kemungkinan terjadinya penurunan laba dianggap merupakan gambaran yang
atau kenaikan laba dengan cara paling penting.
manipulasi. Menurut Damayanthi (2008) Beberapa perusahaan KAP menjadi
manajemen laba yang sering dilakukan patokan bahwa kualitas audit dalam suatu
manajemen sangat mempengaruhi kualitas perusahaan dapat diperhitungkan. Di
laba.Laba yang dihasilkan manajemen erat beberapa penelitian biasanya para peneliti
hubungannya dengan decision usefulness mengukur kualitas audit dengan cara
bagi pihak yang berkepentingan dengan memberi skor. Suatu perusahaan

2
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

akandiberi skor 1 kualitas auditnya jika Independensi Auditor, Mekanisme Good


laporan keuangan perusahaan diaudit oleh Corporate Governance (GCG) dan
KAP big four. Yaitu, KAP Ernstand Leverage terhadap manajemen laba.Studi
Young, KPMG, Delloite dan Azlina (2007) menunjukan bahwa hanya
PWC.Sedangkan untuk yang tidak ukuran perusahaan yang berpengaruh
menggunakan jasa KAP big four diberi secara signifikan terhadap manajemen
skor 0. laba, sedangkan variabel yang lainnya
Independensi adalah hal yang wajib seperti jumlah dewan direksi, leverage dan
dimiliki oleh audit.Karena independensi presentase saham yang ditawarkan ke
merupakan hal yang mutlak dipenuhi oleh publik tidak berpengaruh signifikan
auditor. Dalam pelaksanaannya terhadap manajemen laba. Sementara
independensi berkaitan erat dengan komite penelitian yang dilakukan Agusti dan
audit yang juga merupakan komponen dari Pramesti (2009) menyatakan bahwa
GCG. Hal tersebut menjelaskan mengapa variabel asimetri informasi, ukuran
bursa efek mengeluarkan undang-undang perusahaan dan kepemilikan manajerial
dan peraturan yang berkaitan dengan berpengaruh signifikan terhadap
independensi komite audit (Pamudji dan manajemen laba.
Trihartati, 2010).Selain itu struktur Penelitian Indriastuti (2012)
kepemilikan dan ukuran perusahaan juga menyatakan bahwa variabel yang memiliki
dapat mempengaruhi manajemen laba. pengaruh positif dan signifikan terhadap
Struktur kepemilikan yang akan dibahas manajemen laba adalah kualitas auditor,
lebih lanjut oleh peneliti adalah struktur sedangkan variabel kepemilikan
kepemilikan manajerial. Struktur manajerial dan kepemilikan institusional
kepemilikan ini dapat dilihat dari berapa berpengaruh negatif dan
besar saham yang dimiliki oleh orang signifikan.Variabel proporsi dewan
pribadi atau bagian saham dari dewan komisaris independen tidak memberikan
komisaris terhadap permodalan pengaruh yang signifikan dan positif pada
perusahaan. Ukuran perusahaan juga pendapatan dari perbankan manajemen
berkemungkinan memiliki pengaruh perusahaan.Hasil yang berbeda dinyatakan
terhadap manajemen laba. oleh studinya yang dilakukan oleh Putri
Leverage adalah kemampuan (2012) yang menyatakan bahwa dewan
perusahaan untuk menggunakan aktiva komisaris independen audit berpengaruh
atau dana yang mempunyai beban tetap terhadap manajemen laba.Beberapa
(utang) secara efektif sehingga dapat penelitian diatas merupakan penelitian
memperoleh tingkat penghasilan usaha pada perusahaan-perusahaan yang listing
yang optimal. Leverage dapat berpengaruh pada BEI selain dari sektor perbankan.
ketika perusahaan melakukan manajemen Menurut Karuniasih (2013)
laba. Karena jika suatu perusahaan kepemilikan manajerial, proporsi dewan
melakukan manajemen laba, diduga komisaris independen, komite audit, dan
perusahaan tersebut sedang terancam Top Share bersama-sama berpengaruh
default yaitu tidak dapat memenuhi terhadap manajemen laba.Pengujian secara
kewajiban utang pada waktunya maka parsial menunjukkan kepemilikan
perusahaan tentu akan melakukan manajerial berpengaruh terhadap
kebijakan lain yang dapat meningkatkan manajemen laba, sedangkan proporsi
laba. dewan komisaris independen, komite audit
Penelitian-penelitian terdahulu dan Top Share tidak berpengaruh terhadap
telah membuktikan adanya pengaruh manajemen laba, kepemilikan manajerial
antara Kualitas Audit, Komisaris berpengaruh terhadap manajemen

3
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

laba.Proporsi dewan komisaris manajemen laba pada perbankan


independen, komite audit dan keberadaan konvesional yang terdaftar di BEI 2008-
Top Share tidak berpengaruh terhadap 2012.
manajemen laba.
Perbankan adalah badan usaha TELAAH LITERATUR
yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan Manajemen Laba
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk Manajemen laba adalah pengelolaan laba
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf oleh pihak manajerial yang kerap kali
hidup rakyat banyak (UU No. 10 tahun dilakukan untuk mempercantik laba
1998 tentang perbankan) dalam Maya perusahaan yang tercantum di laporan
Indriastuti (2012). Hal ini dimaksudkan keuangan.manajemen kini masih sering
peneliti untuk lebih mengetahui aktivitas diperdebatkan karena tidak baik bagi
mekanisme GCG dan Leverage terhadap kelangsungan perusahaan. Menurut
manajemen laba pada perbankan Sulistiyanto (2008) manajer perusahaan
konvesional.Karena industri perbankan melakukan manajemen laba didasari oleh
mempunyai peranan penting dalam beberapa motivasi seperti motivasi pasar
pembangunan nasional serta menunjang modal, motivasi kontraktual (bonus atau
perekonomian masyarakat. kompensasi manajerial dan utang) serta
Berdasarkan uraian diatas, maka motivasi regulasi.
penelitian ini bertujuan untuk meneliti Manajemen laba merupakan
determinan manajemen laba pada emiten fenomena yang sukar dihindari karena
perbankan di Bursa Efek Indonesia periode merupakan dampak dari penggunaan dasar
2008-2012. Secara khusus penelitian ini akrual dalam penyusunan laporan
adalah untuk menganalisis dan menguji keuangan (Karuniasih, 2013).Menurut
secara empiris: 1) Pengaruh kualitas audit Sulistyanto (2008) manajemen laba
terhadap manajemen laba pada emiten dilakukan dengan komponen komponen
perbankan di BEI. 2) Pengaruhkomisaris akrual dalam laporan keuagan, sebab pada
independensi audit terhadap manajemen komponen akrual dapat dilakukan
laba pada emiten perbankan di BEI. 3) permainan angka melalui metode
Pengaruh komite audit terhadap akuntansi yang digunakan sesuai dengan
manajemen laba pada emiten perbankan di keinginan orang yang melakukan
BEI. 4) Pengaruhukuran perusahaan pencatatan dan penyusunan laporan
terhadap manajemen laba pada emiten keuangan.
perbankan di BEI. 5) Untuk menjelaskan Menurut Scott (2003) terdapat dua
apakah Struktur Kepemilikan Manajerial cara untuk memahami manajemen laba:
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap Pertama, sebagai perilaku opotunistik
manajemen laba pada perbankan manajemen untuk memaksimumkan
konvesional yang terdaftar di BEI 2008- utilitasnya dalam menghadapi kompensasi,
2012. 6) Untuk menjelaskan apakah kontrak utang dan biaya politik; Kedua,
Leverage berpengaruh signifikan atau memandang manajemen laba dari
tidak terhadap manajemen laba pada perspektif kontrak efisien, yaitu
perbankan konvesional yang terdaftar di manajemen laba memberi manajer suatu
BEI 2008-2012. 7) Untuk menjelaskan fleksibilitas untuk melindungi diri mereka
apakah Mekanisme Good Corporate sendiri dan perusahaan dalam
Governance (GCG) dan Leverage mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak
berpengaruh signifikan atau tidak terhadap

4
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

terduga untuk ekuntungan semua pihak accruals) dan distribusi laba (distribution
yang terlibat dalam kontrak. of earnings).Model berbasis akrual
Manajemen laba memiliki pola-pola agregatmerupakan model yang digunakan
tertentu dalam prakteknya. Menurut Scott untuk mendeteksi aktivitas rekayasa
(2003) manajemen laba dilakukan dengan dengan menggunakan discretionary
pola sebagai berikut: a) Taking a Bath: accruals sebagai proksi manajemen
Pola manajemen laba yang melaporkan laba.Model ini pertama kali dikembangkan
laba pada periode berjalan dengan nilai oleh Healy, DeAngelo dan Jones.
yang sangat rendah atau sangat tinggi; b) Selanjutnya Dechow, Sloan dan Sweeney
Income Minimization: Pola manajemen ini mengembangkan model Jones menjadi
seperti taking a bath tapi tidak se-ekstrim model yang dimodifikasi. Model ini
pola taking a bath. Menjadikan laba di menggunakan total akrual dan model
periode berjalan lebih rendah dari pada regresi untuk menghitung akrual yang
laba sesungguhnya; c) Income diharapkan dan akrual yang tidak
Maximization: Pola manajemen laba ini diharapkan.Model akrual khusus, yaitu
berkebalikan dengan income maximization, pendekatan yang menghitung akrual
pola ini melaporkan laba lebih tinggi sebagai proksi manajemen laba dengan
daripada laba sesungguhnya; d) Income menggunakan item atau komponen laporan
Smoothing: Pola manajemen laa yang keuangan tertentu dari industri
paling menarik yaitu dengan cara tertentu.Misalnya piutang tak tertagih dari
melaporkan tingkatan laba yang cenderung sektor industri tertentu atau cadangan
berfluktualisasi yang normal pada periode- kerugian piutang dari industri
periode tertentu. Dengan begitu akan asuransi.Model ini dikembangkan oleh
mempermudah perusahaan dalam McNichols dan Wilson, Petroni, Beaver
mendapatkan pinjaman dengan persyaratan dan Engel, Beaver dan McNichols.Model
yang menguntungkan serta menarik distribusi laba,pendekatan ini
investor. dikembangkan dengan melakukan
Manajemen laba tentunya pengujian secara statistik terhadap
dipengaruhi oleh beberapa motivasi. komponen-komponen laba untuk
Motivasi untuk manajemen laba yaitu: a) mendeteksi faktor-faktor yang
memenuhi target dalam perusahaan. mempengaruhi pergerakan laba.Model ini
Tentunya keadaan laba yang bagus akan terfokus pada pergerakan laba disekitar
mepengaruhi kualitas perusahaan; b) benchmarck yang dipakai, misalkan laba
memenuhi target luar perusahaan. Seperti kuartal sebelumnya.Untuk menguji apakah
menarik minat para investor yang telah incidence jumlah yang berada di atas
menanamkan modalnya atau yang ingin maupun di bawah bencmark telah
menanamkan modalnya ke perusahaan; c) didistribusikan secara merata atau
meratakan atau memuluskan laba; d) merefleksikan ketidak berlanjutan
mempercantik laporan keuangan agar kewajiban untuk menjalankan kebijakan
lebih mudah mendapat pinjaman dari bank yang telah dibuat.Model ini dikembangkan
atau pinjaman dari pihak lainnya. oleh Burgtahler dan Dichev, Degeorge,
Sulistyanto (2008) menyebutkan Patel dan Zeckhauser serta Myers dan
secara umum terdapat tiga kelompok Skinners.
model empiris manajemen laba yang
diklasifikasikan atas dasar basis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
pengukuran yang digunakan yaitu model Manajemen Laba.
yang berbasis akrual agregat (aggregate
accruals), akrual khusus (specific

5
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

Hasil audit tidak bisa diamati secara diatas maka hipotesis yang diajukan adalah
langsung sehingga pengukuran variabel sebagai berikut:
kalitas audit maupun kualitas auditor H1: Terdapat pengaruh antara kualitas
menjadi sulit untuk dioperasionalkan. audit terhadap manajemen laba pada
Untuk mengatasi permaslahan tersebut, perbankan konvesional yang
para peneliti terdahulu mencari pengganti terdaftar di BEI 2008-2012.
dari indikator kualitas audit. Proksi yang
sering dipakai untuk indikator dari kualitas Pengaruh Komisaris Independensi
audit adalah ukuran KAP (Kantor Akuntan Audit terhadap Manajemen Laba
Publik), karena diasumsikan akan
berpengaruh terhadap hasil audit yang Komisaris independen adalah
dilakukan oleh auditornya. Auditor yang anggota komisaris yang tidak terafiliasi
bekerja di KAP Big Four dianggap lebih dengan manajemen, anggota dewan
berkualitas karena mereka dibekali oleh komisaris lainnya dan pemegang saham
serangkaian pelatihan dan prosedur serta pengendali, serta bebas dari hubungan
memiliki program audit karenanya bisnis dan hubungan lainnya yang dapat
dianggap lebih akurat dan efektif mempengaruhi kemampuannya untuk
dibandingkan dengan auditor dari KAP bertindak independen atau bertindak
non-Big Four. Jika auditor ini tidak dapat semata-mata demi kepentingan perusahaan
mempertahankan reputasinya, maka (Komite Nasional Kebijakan Good
masyarakat tidak akan memberi Corporate Governance 2004). Keberadaan
kepercayaan kepada auditor Big Four komisaris independen dalam perusahaan
sehingga auditor ini akan tiada dengan berfungsi sebagai penyeimbang dalam
sendirinya. Hal ini terjadi pada KAP proses pengambilan keputusan guna
Arthur Andersen yang terlibat dalam kasus memberikan perlindungan terhadap
Enron (Sanjaya, 2008). Meutia (2004) pemegang saham minoritas dan pihak-
yang meneliti tentang hubungan anatara pihak lain yang terkait dengan perusahaan
kualitas audit dengan manajemen laba (Mayangsari 2003).
menemukan bahwa semakin tinggi kualitas Keberadaan komisaris independen diatur
auditor maka semakin rendah manajemen dalam peraturan BAPEPAM No: KEP
laba yang terjadi, hal ini senada dengan 315/BEJ/06 2000 yang disempurnakan
penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dengan surat keputusan No: KEP
(2008) yang menyatakan bahwa KAP Big 339/BEJ/07 2001, yang menyatakan
Four yang memiliki kualitas auditor yang bahwa setiap perusahaan publik wajib
tinggi di mata masyarakat dapat mencegah memiliki komisaris independen untuk
manajemen laba. Hasil studi ini senada menciptakan tata kelola perusahaan yang
dengan penelitian terdahulu yang baik. Komisaris independen berjumlah
dilakukan oleh Maya (2012), Purwanti, sebanding dengan jumlah saham yang
dan Rahardjo (2012), Anggraeni dan dimiliki oleh pemegang saham pengendali
Hadiprajitno (2013), dan Effendi & dengan ketentuan jumlah komisaris
Daljono (2013). Sebaliknya, Guna dan independen sekurang-kurangnya 30% dari
Herawaty (2010), Rahmadika dan seluruh anggota komisaris.Pentingnya
Dewayanto (2011), Handayani dan komisaris independen adalah untuk
Rachadi (2009), serta Pamudji dan mengurangi tindakan manajemen
Trihartati (2010) justru berpendapat bahwa melakukan manajemen laba, sesuai tugas
kualitas audit belum tentu meminimalisir umum dewan komisaris yang melakukan
earning management suatu pengawasan terhadap kualitas informasi
perusahaan.Berdasarkan uraian singkat yang terdapat pada laporan

6
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

keuangan.Dewan yang terdiri dari dewan anggota dewan komisaris yang berasal dari
komisaris independen yang lebih besar luar perusahaan atau outside director dapat
memiliki kontrol yang kuat atas keputusan mempengaruhi tindakan manajemen laba.
manajemen. Hal ini karena semakin Sehingga, jika anggota dewan komisaris
banyak Komisaris Independen maka meningkatkan tindakan pengawasan, hal
pengawasan terhadap kebijakan ini juga akan berhubungan dengan makin
manajemen juga akan bertambah banyak, rendahnya penggunaan discretionary
dan manajemen akan lebih memperhatikan accrual (Corntt et al., 2006) dalam
kepentingan perusahaan daripda (Nasution dan Setiawan, 2007). Hasil studi
kepentingannya sendiri sehingga empiris lainnya juga sebagian besar
manajemen laba yang dilakukan oleh menyatakan bahwa dewan komisaris
manajemen juga akan berkurang. independen memang mengurangi peluang
Dewan komisaris independen terjadinya manajemen laba di perusahaan
antara lain bertugas dan bertanggung (Agustia, 2013; Dewandto, 2012;
jawab untuk memasti-kan bahwa Anggraeni dan Hadiprajitno, 2013;
perusahaan memiliki strategi bisnis yang Wahyuningsih, 2009; Guna dan Herawaty,
efektif (memantau jadwal, anggaran, dan 2010; Ujiyantho dan Pramuka, 2007;
efektivitas strategi), mematuhi hukum dan Susilowati et.al, 2011; Karuniasih, 2013;
perundangan yang berlaku, serta menjamin Waweru dan Riro, 2013; Roodposthi dan
bahwa prinsip-prinsip dan praktik good Chashmi, 2011; Aji dan Rahardjo, 2012;
corporate governance telah dipatuhi dan Rahmawati, 2013; Adriani dan Syafruddin,
diterapkan dengan baik (Sulistyanto, 2011; Handayani dan Rachadi, 2009;
2008). Dewan komisaris sebagai puncak Indriastuti, 2012; Kesatria, 2013; Palestin,
dari sistem pengelolaan internal 2009; Pamudji dan Trihartati, 2010;
perusahaan, memiliki peranan yang sangat Swastika, 2013). Sebaliknya, terdapat juga
penting dalam perusahaan, terutama dalam beberapa studi empiris yang justru
pelaksanaan good corporate governance. menyatakan bahwa hadirnya dewan
Menurut Egon Zehnder (2000), dewan komisaris independen tidak serta merta
komisaris merupakan inti dari corporate mengurangi, malah justru semakin
governance yang ditugaskan untuk meningkatkan jumlah manajemen laba
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, yang dilakukan perusahaan (Jao dan
mengawasi manajemen dalam mengelola Pagalung, 2011; Prasetyo dan Rohman,
perusahaan, serta mewajibkan 2011; Farida et.al, 2010; Murhadi, 2009;
terlaksananya akuntabilitas. Vafeas (2000) Putri, 2012).
dalam Siallagan (2006) menyatakan bahwa Berdasarkan uraian tersebut, maka
peranan dewan komisaris diharapkan dapat hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
meningkatkan kualitas laba dengan H2: Tidak terdapat pengaruh signifikan
membatasi tingkat manajemen laba antara komisaris independensi audit
melalui fungsi monitoring atas pelaporan terhadap manajemen laba pada
keuangan. Dengan banyaknya jumlah perbankan konvesional yang
dewan komisaris yang ada, maka terdaftar di BEI 2008-2012
diharapkan dapat meningkatkan corporate
governance sehingga akan menurunkan Pengaruh Komite Audit terhadap
tingkat manajemen laba. Manajemen Laba
Hasil penelitian dari Chtourou et
al. (2001), Pratana dan Masud (2003), dan Komite audit menurut Kep.
Xie, et al. (2003) memberikan simpulan 29/PM/2004 merupakan komite yang
bahwa perusahaan yang memiliki proporsi dibentuk oleh dewan komisaris untuk

7
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

melakukan tugas pengawasan pengelolaan justru menyatakan bahwa dewan komisaris


perusahaan. Komite audit yang dibentuk audit tidak optimal dalam memberikan
oleh suatu perusahaan berfungsi untuk kepastian bahwa pengendalian internal
memberikan pandangan mengenai perusahaan telah memadai, akibatnya
masalah-masalah yang berhubungan adalah kehadiran mereka malah justru
dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan semakin meningkatkan terjadinya
pengendalian intern. Selain itu, keberadaan manajemen laba di perusahaan (Agustia,
komite audit juga berfungsi untuk 2013; Susilowati et.al, 2011; Rahmawati,
membantu dewan komisaris dalam 2013; Farida et.al, 2010; Guna dan
mengawasi pihak manajemen dalam Herawaty, 2010; Pamudji dan Trihartati,
menyusun laporan keuangan (Mayangsari, 2010; Gulzar dan Wang, 2011; Swastika,
2004). 2013).Berdasarkan uraian tersebut, maka
Tujuan dari keberadaan komite hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
audit di perusahaan seperti yang H3: Tidak terdapat pengaruh signifikan
diungkapkan dalam Susiana dan Herawaty antara komite audit terhadap
(2007) adalah: (1) memberikan kepastian manajemen laba pada perbankan
bahwa laporan keuangan yang dikeluarkan konvesional yang terdaftar di BEI
oleh manajemen perusahaan telah sesuai 2008-2012
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum serta disajikan secara wajar dan Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
tidak menyesatkan; (2) Memberikan Manajemen Laba
kepastian bahwa pengendalian internal
perusahaan telah memadai; (3) Melakukan Ukuran perusahaan dapat
pengawasan dan menindaklanjuti dinyatakan dalam total aktiva, penjualan
kemungkinan penyimpangan material dan kapitalisasi pasar.Ketiga pengukuran
dalam bidang keuangan dan implikasi tersebut seringkali digunakan untuk
hukumnya; (4) Memberikan rekomendasi mengidentifikasi ukuran suatu perusahaan
dalam pemilihan auditor eksternal yang karena semakin besar aktiva yang dimiliki
akan melakukan audit di perusahaan. oleh perusahaan, maka semakin besar
Namun berdasarkan hasil studi modal yang ditanam.Semakin besar jumlah
empiris nampaknya juga masih terjadi pro- penjualan, maka semakin besar pula
kontra perihal implikasi hadirnya dewan perputaran uang di perusahaan tersebut,
komite audit terhadap manajemen laba di dan semakin besar kapitalisasi pasar maka
perusahaan.Mereka yang pro sebagian perusahaan tersebut semakin dikenal oleh
besar hasil studinya menyatakan bahwa masyarakat.Semakin besar ukuran
memang keberadaan komite audit juga perusahaan, biasanya informasi yang
berfungsi untuk membantu dewan tersedia untuk investor dalam pengambilan
komisaris dalam mengawasi pihak keputusan sehubungan dengan investasi
manajemen sehingga tidak terjadi atau dalam saham perusahaan tersebut semakin
minimal mengurangi probabilitas banyak.Albrecth dan Richardson (1990)
dilakukannya manajemen laba (Anggraeni serta Lee dan Choi (2002) menyatakan
dan Hadiprajitno, 2013; Effendi dan bahwa perusahaan berukuran besar kurang
Daljono, 2013; Wahyuningsih, 2009; Guna memiliki dorongan untuk melakukan
dan Herawaty, 2010; Ujiyantho dan perataaan laba dibandingkan perusahaan-
Pramuka, 2007; Jao dan Pagalung, 2011; perusahaan kecil karena perusahaan besar
Karuniasih, 2013; Purwanti dan Rahardjo, dipandang lebih kritis oleh pihak luar.
2012; Aji dan Rahardjo, 2012; Kesatria, Pro-kontra akan hal ini pun tetap
2013; Palestin, 2009). Bagi yang kontra terjadi, yakni bahwa ukuran perusahaan

8
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

yang besar pun belum tentu menjamin sebagai pemegang saham dan manajer
tidak terjadi manajemen laba pada yangtidak sebagai pemegang saham. Hal
perusahaan tersebut. Bagi yang pro, hasil ini sesuai dengan sistem
empiris mereka menyatakan bahwa ukuran pengelolaanperusahaan dalam dua kriteria,
perusahaan memang berpengaruh negatif yaitu: 1) Perusahaan yang dipimpin
terhadap manajemen laba di perusahaan olehseorang manajer dan pemilik (owner
(Agustia, 2013; Wahidahwati dan manager); 2) Perusahaan yangdipimpin
Prasetiyono, 2012; Wahyuningsih, 2009; oleh manajer dan non pemilik (non owners
Guna dan Herawaty, 2010; Jao dan manager).Dua kriteria ini akan
Pagalung, 2011; Waweru dan Riro, 2013; mempengaruhi manajemen laba,
Rahmadika dan Dewayanto, 2011; sebabkepemilikan seorang manajer akan
Damayanthi, 2008; Pradhana dan ikut menentukan kebijakan dan
Rudiawarni, 2013; Kusumawardhani, pengambilan keputusan terhadap metode
2012; Palestin, 2009; Gulzar dan Wang, akuntansi yang diterapkan padaperusahaan
2011; Agusti dan Pramesti, 2009; yang mereka kelola. Secara umum dapat
Swastika, 2013). Hasil sebaliknya dikatakan bahwapersentase tertentu
menyatakan bahwa ukuran perusahaan kepemilikan saham oleh pihak manajemen
justru meningkatkan manajemen laba yang cenderungmempengaruhi tindakan
terjadi di perusahaan (Anggraeni dan manajemen laba.Beberapa penelitian
Hadiprajitno, 2013; Effendi dan Daljono, mendukungbahwa manipulasi terhadap
2013; Prasetyo dan Rohman, 2011; earning juga sering dilakukan oleh
Roodposthi dan Chashmi, 2011; Purwanti manajemen.
dan Rahardjo, 2012; Aji dan Rahardjo, Penyusunan earnings dilakukan
2012; Adriani dan Syafruddin, 2011; oleh manajemen yang lebih
Amertha et.al, 2014; Azlina, 2010; Guna mengetahuikondisi di dalam perusahaan,
dan Herawaty, 2010; Handayani dan kondisi tersebut diprediksi oleh
Rachadi, 2009; Kesatria, 2013; Murhadi, Dechow(1995) dapat menimbulkan
2009).Berdasarkan uraian tersebut, maka masalahkarena manajemen sebagai pihak
hipotesis yang diajukan sebagai berikut: yang memberikan informasi tentangkinerja
H4: Terdapat pengaruh signifikan antara perusahaan dievaluasi dan dihargai
ukuran perusahaan terhadap berdasarkan laporan yangdibuatnya
manajemen laba pada perbankan sendiri. Laba yang kurang berkualitas bisa
konvesional yang terdaftar di BEI terjadi karena dalammenjalankan bisnis
2008-2012 perusahaan, manajemen bukan merupakan
pemilikperusahaan. Pemisahan
Pengaruh Struktur Kepemilikan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan
Manajerial terhadap Manajemen Laba konflikdalam pengendalian dan
pelaksanaan pengelolaan perusahaan
Kepemilikan manajerial merupakan yangmenyebabkan para manajer bertindak
persentase saham yang dimilikioleh pihak tidak sesuai dengan keinginan parapemilik.
manajemen.Pihak manajemen adalah Konflik yang terjadi akibat pemisahan
pengelola perusahaan,seperti direktur, kepemilikan ini disebutdengan konflik
manajer, dan karyawan (Boediono, keagenan.Beberapa mekanisme yang dapat
2005).Manajemen labasangat ditentukan digunakan untukmengatasi masalah
oleh motivasi manajer perusahaan. keagenan tersebut adalah dengan
Motivasi yang berbedaakan menghasilkan meningkatkankepemilikan manajerial
besaran manajemen laba yang berbeda, (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan
seperti antaramanajer yang juga sekaligus meningkatkankepemilikan saham oleh

9
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

manajer, diharapkan manajer akan Chashmi, 2011; Rahmawati, 2013; Adriani


bertindak sesuaidengan keinginan para dan Syafruddin, 2011; Guna dan
principal karena manajer akan termotivasi Herawaty, 2010; Putri, 2012; Agusti dan
untukmeningkatkan kinerja. Pramesti, 2009; Noviana dan Yuyetta,
Jensen dan Meckling (1976) 2011). Berdasarkan uraian tersebut, maka
menyatakan bahwa untuk hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
meminimalkankonflik keagenan adalah H5: Terdapat pengaruh signifikan antara
dengan meningkatkan kepemilikan struktur kepemilikan manajerial
manajerial didalam perusahaan. Ross et al terhadap manajemen laba pada
(1999) menyatakan bahwa semakin perbankan konvesional yang
besarkepemilikan manajemen dalam terdaftar di BEI 2008-2012
perusahaan maka manajemen
akancenderung untuk berusaha Pengaruh Leverage terhadap
meningkatkan kinerjanya untuk Manajemen Laba
kepentinganpemegang saham dan untuk
kepentingan sendiri. Shleifer dan Vishny Leverage adalah perbandingan antara total
(1986)menyatakan bahwa kepemilikan kewajiban dengan total aktiva perusahaan.
sahamyang besar dari segi nilai Rasio ini menunjukkan besarnya besar
ekonomisnya memiliki insentif untuk aktiva yang dimiliki perusahaan yang
memonitor.Sehingga permasalahan dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi
keagenan diasumsikan akan hilang apabila nilai leverage maka risiko yang akan
seorangmanajer adalah juga sekaligus dihadapi investor akan semakin tinggi dan
sebagai seorang pemilik. Semakin para investor akan meminta keuntungan
besarproporsi kepemilikan manajemen yang semakin besar. Oleh karena itu,
pada perusahaan maka semakin besar leverage maka
manajemencenderung berusaha lebih giat kemungkinan manajer untuk melakukan
untuk kepentingan pemegang saham manajemen laba akan semakin besar
yangjuga termasuk dirinya. Hal ini (Maruf 2006). Perusahaan yang
mengindikasikan pentingnya mempunyai rasio leverage tinggi akibat
kepemilikanmanajerial dalam struktur besarnya jumlah utang dibandingkan
kepemilikan perusahaan terutama bila dengan aktiva yang dimiliki perusahaan,
dikaitkan dengan minimisasi manajemen diduga melakukan earnings management
laba (Agustia, 2013; Anggraeni dan karena perusahaan terancam default yaitu
Hadiprajitno, 2013; Wahyuningsih, 2009; tidak dapat memenuhi kewajiban
Guna dan Herawaty, 2010; Tala dan pembayaran utang pada waktunya.
Pontoh, 2012; Ujiyantho dan Pramuka, Perusahaan akan berusaha menghindarinya
2007; Jao dan Pagalung, 2011; Karuniasih, dengan membuat kebijaksanaan yang
2013; Farida et.al, 2010; Indriastuti, 2012; dapat meningkatkan pendapatan maupun
Kusumawardhani, 2012; Palestin, 2009; laba dengan demikian akan memberikan
Gulzar dan Wang, 2011). Sebaliknya, posisi bargaining yang relatif lebih baik
beberapa hasil studi empiris justru dalam negosiasi atau penjadwalan ulang
menyatakan bahwa kepemilikan utang perusahaan (Agustia, 2013; Jao dan
manajerial dalam perusahaan tidak Pagalung, 2011; Susilowati et.al, 2011;
menjamin bahwa tidak akan terjadi Adriani dan Syafruddin, 2011; Amertha
manajemen laba, yang terjadi bahkan et.al, 2014; Pradhana dan Rudiawarni,
justru semakin meningkatkan manajemen 2013; Guna dan Herawaty, 2010; Gulzar
laba tersebut (Effendi dan Daljono, 2013; dan Wang, 2011). Ketidakjelasan tinggi
Susilowati et.al, 2011; Roodposthi dan rendahnya leverage perusahaan bila

10
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

dikaitkan dengan manajemen laba justru Pengaruh Mekanisme Good Corporate


memunculkan pro dan kontra. Bagi yang Governance, Ukuran Perusahaan,
pro, sebagian besar memang studi empiris Struktur Kepemilikan dan
memang mendukung logika bahwa Leverageterhadap Manajemen Laba.
manajemen hutang yang tidak disiplin
memang menjadi pemicu terjadinya Robert dan Pagalung (2011),
manajemen laba (Wahidahwati dan Indriastuti (2012) dan Kusumawardhani
Prasetiyono, 2012; Tala dan Pontoh, 2012; (2012) dalam penelitiannya mereka
Prasetyo dan Rohman, 2011; Waweru dan menyatakan bahwa pelaksanaan corporate
Riro, 2013; Roodposthi dan Chashmi, governance melalui kepemilikan
2011; Purwanti dan Rahardjo, 2012; manajerial, komposisi dewan komisaris
Rahmadika dan Dewayanto, 2011; Azlina, independen, dan jumlah pertemuan komite
2010; Damayanthi, 2008; Murhadi, 2009; audit mempunyai pengaruh signifikan
Palestin, 2009; Noviana dan Yuyetta, terhadap manajemen laba.Hal ini bertolak
2011). belakang dengan penelitian yang dilakukan
Berdasarkan uraian tersebut, maka oleh Agustia (2013) dan Farida et.,al
hipotesis yang diajukan sebagai berikut: (2009) dalam penelitiannya menunjukan
H6: Terdapat pengaruh signifikan antara bahwa semua komponen good corporate
leverage terhadap manajemen laba governance (ukuran komite audit, proporsi
pada perbankan konvesional yang komite audit independen, kepemilikan
terdaftar di BEI 2008-2012 institusional dan kepemilikan manajerial)
tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.

Kerangka Teoritis

Kualitas Audit

Komisaris Independensi
Audit

Komite Audit
Manajemen Laba

Size

Struktur Kepemilikan
Manajerial

Leverage

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

11
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

Dalam kerangka pemikiran di atas Nilai total accrual (TA) yang diestimasi
digambarkan bahwa Kualitas Audit, dengan persaman regresi OLS sebagai
Komisaris Independensi Audit, Komite berikut :
Audit, Ukuran Perusahaan, Struktur
1 Revt Rect
Kepemilikan Manajerial dan Leverage = 1 ( ) + 2 ( )
berpengaruh terhadap Manajemen Laba ,1 ,1 ,1 ,1
PPEt
pada emiten perbankan di Bursa Efek + 3 ( ) + e
,1
Indonesia.
Dengan menggunakan koefisien regresi
diatas nilai non discretionary accruals
METODE PENELITIAN
(NDA) dapat dihitung dengan rumus :
Populasi dan Sampel 1 Revt Rect
Populasi yang digunakan dalam = 1 ( ) + 2 ( )
,1 ,1 ,1
penelitian ini adalah perusahaan perbankan PPEt
konvesional yang terdaftar dalam Bursa + 3 ( )
,1
Efek Indonesia dengan periode
pengamatan dari tahun 2008 sampai Selanjutnya discretionary accrual (DA)
dengan tahun 2012. Pemilihan sampel dapat dihitung sebagai berikut :
berdasarkan metode Purposive Sampling
yaitu metode pemilihan sampel dengan
=
kriteria tertentu. Adapun kriteria nya ,1
sebagai berikut: 1) Perusahaan secara Keterangan :
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada
dari tahun 2008-2012. 2) Perusahaan periode ke t
menerbitkan laporan tahunan dalam mata NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i
pada periode ke t
uang rupiah secara berturut-turut pada TAC = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
tahun 2008-2012. 3) Perusahaan memiliki Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t
data lengkap mengenai komisaris CFOit =Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan
independen, komite audit, perusahaan i pada periode ke t
audit yang digunakan dan kepemilikan Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-
1
manajerial.Berdasarkan kriteria yang Revt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada
ditentukan jumlah sampel yang dapat periode ke t
digunakan dalam penelitian ini sebanyak PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t
25 (dua puluh lima) perusahaan atau 125 Rect = Perubahan piutang perusahaan i pada
(seratus dua puluh lima) data tahun periode ke t
e = error
perusahaan.
Kualitas Audit (X1).Kualitas audit
Definisi Operasional Variabel merupakan hal yang menentukan
Variabel dependen yang digunakan kehandalan dari suatu laporan keuangan
dalam penelitian ini adalah manajemen perusahaan. Semakin bagus kualitas audit,
laba. Penggunaan discretionary accruals semakin bagus pula laporan keuangan
sebagai proksi manajemen laba dihitung yang dapat disajikan. Kualitas audit disini
dengan menggunakan Modified Jones dapat diukur dengan menggunakan asumsi,
Model (Dechow et al., 1995) jika laporan keuangan perusahaan diaudit
oleh perusahaan audit big four (4 besar)
= , , maka akan diberi poin 1. Dan jika laporan
keuangan perusahaan diaudit oleh

12
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

perusahaan audit non big four akan diberi Leverage (X6) atau Leverage (Debt Asset
poin 0. Cara pengukuran ini mengikuti Ratio) = Total Utang/Total Aktiva
penelitian yang dilakukan oleh Stephanus
dan Felizia (2013).Kantor Akuntan Publik Jenis data yang digunakan dalam
yang termasuk dalam kelompok big four penelitian ini adalah data sekunder.Data
adalah 1) KAP Purwantono, Sarwoko, dan sekunder adalah data yang tidak diperoleh
Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and secara langsung oleh peneliti.Penelitian ini
Young (E & Y). 2) KAP Haryanto Sahari menggunakan data-data yang bersumber
& Co. yang berafiliasi dengan dari laporan keuangan tahunan perusahaan
Pricewaterhouse Cooper (PwC). 3) KAP perbankan konvesional yang
Osman Bing Satrio & Co. yang berafiliasi dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
dengan Deloitte Touche Thomatsu (DTT). periode tahun 2008-2012.
4) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja Alat nalisis yang digunakan untuk
yang berafiliasi dengan Klynveld Peat menguji hipotesis penelitian ini adalah
Marwick Goerdeler (KPMG). analisis persamaan multi regresi dengan
model persamaan sebagai berikut :
Komisaris Independensi Audit (X2).
Variabel ini dapat diukur dengan Y = + 1X1+ 2X2+ 3X3+ 4X4+ 5X5+ 6X6+
menggunakan rasio melalui presentase
anggota dewan komisaris yang berasal dari Keterangan :
luar perusahaan dari seluruh anggota Y : Manajemen laba
X1 : Kualitas Audit
dewan perusahaan (Isnanta, 2008).
X2 : Komisaris Independensi Audit
X3 : Komite Audit
Komisaris Independensi Audit = Jumlah X4 : Ukuran Perusahaan
anggota komisaris dari luar perusahaan X5 : Struktur Kepemilikan Manajerial
dibagi seluruh anggota komisaris X6 : Leverage
perusahaan. e :Variabel Residual
: Konstanta
Komite Audit (X3). Menurut Komite 1-6 : Koefisien regresi dari masing-masing
Nasional Kebijakan Corporate Gover- variabel independen
nance, komite audit merupakan suatu
komite yang beranggotakan satu atau lebih Statistik deskriptif digunakan untuk
anggota dewan komisaris dan dapat mendeskriptifkan variabel-variabel dalam
meminta kalangan luar dengan berbagai penelitian ini. Statistik deskriptif akan
keahlian, pengalaman, dan kualitas alin memberikan gambaran umum dari setiap
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan variabel penelitian. Alat analisis yang
audit. Komite audit dapat diukur dengan digunakan adalah nilai rata-rata (mean),
jumlah anggota komite audit yang bekerja distribusi frekuensi, nilai minimum dan
di perusahaan. maksimum serta deviasi standar. Data
yang diteliti akan dikelompokkan yaitu
Ukuran Perusahaan (X4)= ln (Total manajemen laba, kualitas audit, komisaris
Asset) independensi audit, komite audit, ukuran
perusahaan, struktur kepemilikan
Struktur Kepemilikan Manajerial (X5). manajerial, dan leverage.
Pengujian asumsi klasik diperlukan
Kepemilikan Manajerial = persentase untuk mengetahui apakah hasil estimasi
saham manajer dari total saham yang regresi yang dilakukan benar-benar bebas
beredar dari adanya gejala multikolinearitas dan

13
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

tidak bias jika telah memenuhi persyaratan pula digunakan untuk menguji apakah
BLUE (best linear unbiased estimator) antar residual terdapat korelasi yang maka
yakni tidak terdapat multikolinearitas dan dikatakan bahwa residual adalah acak atau
tidak terdapat autokorelasi. Pada penelitian random. Run test digunakan untuk melihat
ini akan dilakukan pengujian asumsi klasik apakah data residual terjadi secara random
sebelum melakukan pengujian hipotesis atau tidak (sistematis). H0 : Residual
yang diajukan. (res_1) random (acak) dan HA : Residual
Multikolinearitas berarti ada (res_1) tidak random
hubungan di antara beberapa atau semua Uji Pengaruh Parsial (Sig
variabel indipenden dalam model regresi. T).Pengujian secara parsial (uji t) pada
Jika Jika dalam model terdapat dasarnya menunjukkan seberapa jauh
multikolinearitas maka model tersebut pengaruh satu variabel independen secara
memiliki kesalahan standar yang besar individual dalam menerangkan variabel
sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dependen (Ghozali, 2006) dengan kriteria
dengan ketepatan tinggi. Masalah sebagia berikut : a) bila nilai signifikansi t
multikolinearitas juga akan menyebabkan < 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima,
kesulitan dalam melihat pengaruh antara artinya terdapat pengaruh yang signifikan
variabel independen dengan variabel antara satu variabel independen terhadap
dependen (Ghozali, 2006). variabel dependen. B) apabila nilai
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima
nilai Tolerance (TOL) dan metode VIF atau H1 ditolak, artinya tidak terdapat
(Variance Inflation Factor). Nilai TOL pengaruh yang signifikan antara satu
berkebalikan dengan VIF, TOL adalah variabel independen terhadap variabel
besarnya variasi dari saru variabel dependen.
independen yang tidak dijelaskan oleh Uji Pengaruh Simultan (Sig F)
variabel independen lainnya. Sedangkan dan Interpretasi Koefisien
VIF menjelaskan derajat suatu variabel Determinasi.Uji simultan digunakan
independen yang dijelaskan oleh variabel untuk mengetahui apakah semua variabel
lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah independen yang dimasukan dalam model
sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena regresi mempunyai pengaruh secara
VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dipakai untuk menujukkan adanya dependen (Ghozali, 2006)dengan kriteria
multikolinearitas adalah nilai TOL<0,10 sebagai berikut: a) bila nilai signifikansi f
atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, < 0.05, maka H0 ditolak atau H1
2006). diterimayang berarti koefisien regresi
Uji autokorelasi bertujuan menguji signifikan, artinya terdapat pengaruh yang
apakah dalam suatu model regresi linier signifikan antara semua variabel
ada korelasi antara kesalahan pengunaan independen terhadap variabel dependen. b)
pada periode t dengan kesalahan pada apabila nilai signifikansi f > 0.05, maka
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi H0 diterima atau H1 ditolak yang berarti
korelasi, maka dinamakan ada problem koefisien regersi tidak signifikan. Hal
autokorelasi (Ghozali, 2006). Autokorelasi iniartinya kelima variabel independen
muncul karena observasi yang berurutan tidak berpengaruh terhadap variabel
sepanjang waktu berkaitan satu sama dependen. c) koefisien determinasi
lainnya. Untuk menguji keberadaan digunakan untuk mengukur seberapa jauh
autokorelasi dalam penelitian ini kemampuan model dalam menerangkan
digunakan uji run test. Run test sebagai variasi variabel terikat (Ghozali, 2006).
bagian dari statistik non-parametrik dapat

14
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

stakeholder industry perbankan memang


HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki itikad baik untuk pencapaian tata
kelola yang baik dan objektif, selain itu
Deskripsi Statistik porsi kepemilikan saham manajerial juga
cukup besar yakni sekitar 39,3% atas
Analisis deskriptif digunakan seluruh kapitalisasi pasar saham
menunjukkan jumlah data yang digunakan perbankan, sehingga secara sekilas tentu
dalam penelitian ini serta dapat mereka berkepentingan terhadap
menunjukkan nilai maksimum, nilai minimisasi terjadinya manajemen laba
minimum, nilai rata-rata, serta standar pada bank di mana mereka beraktivitas.
deviasi dari masing-masing variabel. Terakhir, ternyata nilai rata-rata leverage
Variabel dalam penelitian ini meliputi emiten perbankan masih pada tingkat yang
variabel kualitas audit, komisaris wajar, yakni sekitar 10,52% hal ini
independensi audit, komite audit, ukuran menunjukkan bahwa manajemen emiten
perusahaan, kepemilikan manajerial dan perbankan sudah cukup optimal mengelola
leverage. Beberapa informasi yang dapat sumber dana yang ada dalam perputaran
diperoleh dari deskripsi pada tabel 1 aktivanya, sehingga hanya membutuhkan
adalah: a) rata-rata jumlah komisaris pendanaan eksternal yang cukup kecil
independen pada emiten perbankan adalah dalam aktivitas operasional perusahaan..
16,95% hal ini menunjukkan bahwa

Tabel1
Uji Deskriptif Statistik
Std.
Variabel Minimum Maximum Mean
Deviation
Manajemen laba -1.656 1.882 .03861 .386768
Kualitas Audit 0.000 1.000 .77600 .418600
Komisaris Independen .250 1.000 .61114 .169541
Komite Audit 2.000 8.000 3.92800 1.151269
Ukuran Perusahaan 14.170 30.654 19.92654 3.730553
Kepemilikan Manajerial .001 .976 .36938 .392895
Leverage 0.000 1.369 .89212 .105279
Sumber : Hasil Olah Data

Hasil uji multikolinearitas dan Persamaan Multiregresi


autokorelasi.Hasil uji dapat disimpulkan
Variabel B Std. Error
bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas
dan autokorelasi pada persamaan Konstanta ,460 ,253
multiregresi yang terbentuk. Kualitas Audit -,121 ,065
Komisaris independen ,398 ,161
Komite Audit -,002 ,022
Size -,030 ,009
Kepemilikan
Manajerial ,023 ,079
Leverage -,037 ,151
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Tabel 2

15
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

Berdasarkan tabel2 diperoleh Tabel 3


persamaan regresi sebagai berikut Hasil Uji Hipotesis dan Good Fitness
:Manajemen laba = 0,46- 0,121Kualitas Model
Audit+ 0,398 Komisaris Independen-
0,02 Komite Audit - 0,03Size + Variabel B Sig.t
0,23Kepemilikan Manajerial- Konstanta ,460 ,079
0,037Leverage. Dari persamaan regresi Kualitas Audit -,121 ,071
diatas maka dapat disimpulkan beberapa Komisaris
hal.Nilai konstanta sebesar 0,46 independen ,398 ,019
menyatakan jika variabel-variabel Komite Audit -,002 ,939
independen yaitu kualitas audit, komisaris Size -,030 ,003
independensi audit, komite audit, ukuran Kepemilikan
perusahaan, kepemilikan manajerial dan Manajerial ,023 ,778
leverage dianggap konstan (nilainya tetap), Leverage -,037 ,808
maka tingkat manajemen laba (Y) akan Sig.F ,000b
meningkat sebesar 0,46. Koefisien regresi Adj.R2 ,427
variabel kualitas audit(X1) adalah sebesar
0,121,berarti bahwa setiap kenaikan Berdasarkan tabel 3 dapat
sebesar 1% maka akan diikuti penurunan disimpulkan bahwa ternyata secara parsial
manajemen laba sebesar 0,121.Koefisien hanya komisaris independen dan size yang
regresi variabel komisaris independensi berpengaruh terhadap manajemen
audit(X2) adalah sebesar 0.398,berarti laba.Secara simultan, seluruh variabel
bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada independen berpengaruh signifikan
variabel komisaris independensi audit (X2) terhadap manajemen laba. Berdasarkan
maka akan diikuti kenaikan manajemen koefisien determinasi, seluruh variabel
laba sebesar 0,398 dengan asumsi variabel independen yang digunakan dalam
independen yang lain nilainya tetap. penelitian mampu menjelaskan variasi
Koefisien regresi variabel komite audit(X3) manajemen laba sebesar 42,7% sedangkan
adalah sebesar-0,02,berarti bahwa setiap sisanya sebesar 57,3% adalah oleh variabel
kenaikan sebesar 1% maka akan diikuti lain yang tidak digunakan pada penelitian.
penurunan manajemen laba sebesar 0,020.
Koefisien regresi variabel ukuran
perusahaan(X4) adalah sebesar - PEMBAHASAN
0,03,berarti bahwa setiap perubahan
sebesar 1% pada variabel komisaris Pengujian hipotesis pertama
independensi audit (X2) maka akan diikuti menunjukan bahwa kualitas
penurunan manajemen laba sebesar -0,03 auditberpengaruh negatif, meski tidak
dengan asumsi variabel independen yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil
lain nilainya tetap. Koefisien regresi ini menunjukan bahwa aktivitas
variabel kepemilikan manjerial(X5) adalah pemeriksaan akuntansi yang berkualitas
sebesar 0,023,berarti setiap perubahan ternyata mampu ruang terjadinya kegiatan
sebesar 1% maka akan diikuti kenaikan manajemen laba.Berdasarkan hasil
manajemen laba sebesar 0,02. Koefisien penelitian, secara umum penelitian ini
regresi variabel leverage(X6) adalah mendukung studi yang dilakukan oleh
sebesar-0,037,berarti bahwa setiap Anggraeni dan Hadiprajitno
perubahansebesar 1% maka akan diikuti (2013).Effendi dan Daljono (2013),
penurunan manajemen laba sebesar 0,037. Wahidahwati dan Prasetiyono (2012),
Wahyuningsih (2009), Guna dan Herawaty

16
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

(2010), Tala dan Pontoh (2012), Ujiyantho manajemen laba menjadi berkurang. Hasil
dan Pramuka (2007), Susilowati et.al ini didukung oleh penelitian yang
(2011), Prasetyo dan Rohman (2011), dilakukan oleh Jao dan Pagalung (2011),
Karuniasih (2013), Waweru dan Riro Prasetyo dan Rohman (2011), Farida et.al
(2013), Roodposthi and Chashmi (2011), (2010), Guna dan Herawaty (2010),
Purwanti dan Rahardjo (2012), Aji dan Murhadi (2009), Putri (2012) yang
Rahardjo (2012), Rahmawati (2013), menyatakan bahwa komisaris independen
Adriani dan Syafruddin (2011), tidak berpengaruh terhadap manajemen
Rahmadika dan Dewayanto (2011), laba yang terjadi di perusahaan perbankan
Amertha et.al (2014), Azlina (2010), Indonesia. Sebaliknya, hasil penelitian ini
Damayanthi (2008), Farida et.al (2010), menolak studi yang dilakukan oleh
Pradhana dan Rudiawarni (2013), Agustia (2013), Anggraeni dan
Handayani dan Rachadi (2009), Indriastuti Hadiprajitno (2013), Wahyuningsih
(2012), Kesatria (2013), Kusumawardhani (2009), Guna dan Herawaty (2010),
(2012), Murhadi (2009), Palestin (2009), Ujiyantho dan Pramuka (2007), Susilowati
Pamudji dan Trihartati (2010), Putri et.al (2011), Karuniasih (2013), Waweru
(2012), Gulzar dan Wang (2011), Agusti dan Riro (2013), Roodposthi dan Chashmi
dan Pramesti (2009), Swastika (2013) (2011), Aji dan Rahardjo (2012),
yang menyatakan bahwa kualitas audit Rahmawati (2013), Adriani dan
berpengaruh negatif terhadap manajemen Syafruddin (2011), Handayani dan
laba. Sebaliknya, penelitian ini menolak Rachadi (2009), Indriastuti (2012),
studi yang dilakukan oleh Guna dan Kesatria (2013), Palestin (2009), Pamudji
Herawaty (2010), Tala dan Pontoh (2012), dan Trihartati (2010), Swastika (2013)
Ujiyantho dan Pramuka (2007), Jao dan yang menyatakan bahwa komisaris
Pagalung (2011), Susilowati et.al (2011), independensi audit berpengaruh negatif
Prasetyo dan Rohman (2011), Karuniasih terhadap manajemen laba.
(2013), Waweru dan Riro (2013), Pengujian hipotesis ketiga
Roodposthi and Chashmi (2011), menunjukan komite auditmemiliki nilai
Purwanti, dan Rahardjo (2012), Aji dan negatif tetapi tidak signifikan terhadap
Rahardjo (2012), Rahmawati (2013), manajemen laba. Dengan kata lain, komite
Adriani dan Syafruddin (2011), audit memang mengurangi ruang dan
Rahmadika dan Dewayanto (2011), akses yang berpotensi terjadinya
Amertha et.al (2014), Azlina (2010), manajemen laba meski hal tersebut belum
Damayanthi (2008), Farida et.al (2010), signifikan. Hasil ini didukung oleh
Pradhana dan Rudiawarni (2013), Guna penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni
dan Herawaty (2010), Handayani dan dan Hadiprajitno (2013), Effendi dan
Rachadi (2009), Indriastuti (2012), Daljono (2013), Wahyuningsih (2009),
Kesatria (2013), Kusumawardhani (2012), Guna dan Herawaty (2010), Ujiyantho dan
Murhadi (2009), Palestin (2009), Pamudji Pramuka (2007), Jao dan Pagalung (2011),
dan Trihartati (2010) yang menyatakan Karuniasih (2013), Purwanti dan Rahardjo
bahwa audit yang berkualitas belum tentu (2012), Aji dan Rahardjo (2012), Kesatria
mengurangi manajemen laba. (2013), Palestin (2009)yang menyatakan
Pengujian hipotesis kedua bahwa komite audit tidak berpengaruh
menunjukan komisaris independensi yang signifikan terhadap manajemen laba.
auditberpengaruh positif dan signifikan Sebaliknya, penelitian ini tidak
terhadap manajemen laba,ini berarti bahwa mendukung studi yang dilakukan oleh
hadirnya komisaris independen di Agustia (2013), Susilowati et.al (2011),
perusahaan, tidak berarti bahwa Rahmawati (2013), Farida et.al (2010),

17
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

Guna dan Herawaty (2010), Pamudji dan Syafruddin (2011), Guna dan Herawaty
Trihartati (2010), Gulzar dan Wang (2010), Putri (2012), Agusti dan Pramesti
(2011), Swastika (2013) yang menyatakan (2009), Noviana dan Yuyetta (2011)yang
bahwa komite auditberpengaruh positif menyatakan bahwa memang kepemilikan
terhadap manajemen laba. manajerial berpengaruh positif terhadap
Pengujian hipotesis keempat manajemen laba. Sebaliknya, hasil
menunjukan ukuran perusahaan penelitian ini tidak mendukung studi yang
berpengaruh negatif dan signifikan dilakukan Agustia (2013), Anggraeni dan
terhadap manajemen laba. Hasil ini Hadiprajitno (2013), Wahyuningsih
didukung oleh penelitian yang dilakukan (2009), Guna dan Herawaty (2010), Tala
oleh Agustia (2013), Wahidahwati dan dan Pontoh (2012), Ujiyantho dan
Prasetiyono (2012), Wahyuningsih (2009), Pramuka (2007), Jao dan Pagalung (2011),
Guna dan Herawaty (2010), Jao dan Karuniasih (2013), Farida et.al (2010),
Pagalung (2011), Waweru dan Riro Indriastuti (2012), Kusumawardhani
(2013), Rahmadika dan Dewayanto (2012), Palestin (2009), Gulzar dan Wang
(2011), Damayanthi (2008), Pradhana dan (2011) yang menyatakan bahwa
Rudiawarni (2013), Kusumawardhani kepemilikan manajerial berpengaruh
(2012), Palestin (2009), Gulzar dan Wang negatif terhadap manajemen laba.
(2011), Agusti dan Pramesti (2009), Pengujian hipotesis keenam
Swastika (2013)yang menyatakan bahwa menunjukan leverage memiliki nilai
ukuran perusahaan memang berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
negatifdan signifikan terhadap manajemen manajemen laba. Hal ini mengindikasikan
laba. Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak bahwa manajemen hutang yang dilakukan
mendukung studi yang dilakukan emiten (rata-rata leverage emiten sekitar
Anggraeni dan Hadiprajitno (2013), 10,53%) ternyata berdampak positif
Effendi dan Daljono (2013), Prasetyo dan terhadap pengurangan manajemen laba
Rohman (2011), Roodposthi dan Chashmi terlepas dari apakah karena efek regulasi
(2011), Purwanti dan Rahardjo (2012), Aji atau penyebab lainnya, sebab dari
dan Rahardjo (2012), Adriani dan kalangan manajemen yang ada (selama
Syafruddin (2011), Amertha et.al (2014), periode penelitian), mereka ini justru
Azlina (2010), Guna dan Herawaty (2010), malah meningkatkan manajemen laba
Handayani dan Rachadi (2009), Kesatria perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
(2013), Murhadi (2009) yang menyatakan dengan studi yang dilakukan oleh Agustia
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh (2013), Jao dan Pagalung (2011),
positif terhadap manajemen laba. Susilowati et.al (2011), Adriani dan
Pengujian hipotesis kelima Syafruddin (2011), Amertha et.al (2014),
menunjukan kepemilikan manajerial Pradhana dan Rudiawarni (2013), Guna
memiliki nilai positif tetapi tidak dan Herawaty (2010), Gulzar dan Wang
signifikan terhadap manajemen laba.Hal (2011) yang menyatakan bahwa leverage
ini dapat dikatakan bahwa semakin besar memang berpengaruh negatif terhadap
saham yang dimiliki manajemen, tidak manajemen laba. Sebaliknya, penelitian ini
berarti bahwa mereka tidak melakukan tidak mendukung studinya Wahidahwati
manajemen laba pada perusahaan dan Prasetiyono (2012), Tala dan Pontoh
perbankan, justru semakin meningkatkan (2012), Prasetyo dan Rohman (2011),
jumlahnya.Hasil ini didukung oleh Effendi Waweru dan Riro (2013), Roodposthi dan
dan Daljono (2013), Susilowati et.al Chashmi (2011), Purwanti dan Rahardjo
(2011), Roodposthi dan Chashmi (2011), (2012), Rahmadika dan Dewayanto
Rahmawati (2013), Adriani dan (2011), Azlina (2010), Damayanthi (2008),

18
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

Murhadi (2009), Palestin (2009), Noviana Implikasi


dan Yuyetta (2011) yang menyatakan
bahwa leverage berpengaruh positif Implikasi dari hasil penelitian ini
terhadap manajemen laba. adalah perusahaan yang melakukan praktik
manajemen laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor kualitas audit yang
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN berpengaruh negatifterhadap manajemen
SARAN laba membuktikan bahwa pemeriksaan
akuntansi yang dilakukan oleh para
Simpulan auditoryang kompeten dan profesional
ternyata mampu mendeteksi tindakan
Berdasarkan hasil penelitian dan manajemen laba. Kegiatan manajemen
pembahasan mengenai faktor-faktor yang laba memang memiliki banyak
mempengaruhi manajemen laba pada kontroversi,namun dalam penelitian ini,
emiten perbankan konvesional yang ada beberapa variabel yang tidak
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka mendukung terjadinya tindakan
dapat disimpulkan sebagai berikut: a) mengurangi manajemen laba,seperti
Kualitas audit berpengaruh negatif namun komisaris independen.Proporsi komisaris
tidak signifikan terhadap manajemen laba; independen dan kepemilikan manajerial
b) Komisaris independensi berpengaruh yang tinggi terbukti tidak dapat membatasi
positif signifikan terhadap manajemen manajemen laba yang dilakukan
laba; c) Komite audit berpengaruh negatif perusahaan.
tapitidak signifikan terhadap manajemen
laba; d) Ukuran perusahaan berpengaruh Saran
negatif signifikan terhadap manajemen
laba;e) Kepemilikan manajerial Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan
berpengaruh positif tapi tidak signifikan yang ada, maka saran yang dapat
terhadap manajemen laba; f) Leverage digunakan untuk penelitian selanjutnya
berpengaruh negative tapi tidak signifikan adalah sebagai berikut: a) Pemilihan
terhadap manajemen laba; g) secara variabel yang lebih variatif atau
simultan seluruh variabel independen berimplikasi langsung terhadap manaje-
berpengaruh signifikan terhadap men laba; b) Sampel penelitiannya
manajemen laba; h) Kualitas audit, sebaiknya di perbanyak dengan memasuk-
Komisaris independen, Komite audit, Size, kan seluruh bank konvesional yang telah
Kepemilikan Manajerial, dan Leverage terdaftar di BEI; c) Variabel dalam
mampu menjelaskan variasi manajemen mekanisme good corporate governance
laba sebesar 42,7 persen sedangkan sebaiknya ditambah dengan tingkat
sisanya sebesar 57,3 persen adalah oleh pendidikan komite audit dan variabel
variabel lain yang tidak digunakan dalam lainnya yang dapat dipercaya dan relavan.
penelitian ini.

19
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

DAFTAR REFERENSI Azlina, N. 2010. Analisis Faktor Yang


Mempengaruhi Manajemen Laba
Adriani, I. dan Syafruddin, M. 2011. (Studi Pada Perusahaan Yang
Pengaruh Investment Opportunity Terdaftar di BEI). Jurnal Pendidikan
Set (IOS) Dan Mekanisme Ekonomi dan Bisnis PEKBIS,
Corporate Governance Terhadap 02(03).
Kualitas Laba Dan Nilai
perusahaan (Studi Pada Perusahaan Damayanthi, I.G.A. E.2008. Perbedaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Pengaruh Besaran Perusahaan Dan
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005- Leverage Terhadap Laba pada
2009).Diponegoro Journal of perusahaan Yang Memiliki Komite
Accounting, 1(1). Audit Dan Di Audit Oleh Auditor
Berkualitas.Jurnal Ilmiah Akuntansi
Agusti, R.danPramesti, T. 2009. Pengaruh dan Bisnis, 3(1).
Asimetri Informasi, Ukuran
Perusahaan, Kepemilikan Manajerial Effendi, S., dan Daljono. 2013. Pengaruh
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Corporate Governance dan Kualitas
Ekonomi Universitas Riau, 17(1). Auditor terhadap Manajemen Laba.
Diponegoro Journal of Accounting,
Agustia, D 2013. Pengaruh Faktor Good 2(3).
Corporate Governance, Free Cash
Flow dan Leverage Terhadap Farida, Y. N., Prasetyo, Y., dan
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Herwiyanti, E. 2010. Pengaruh
Keuangan, 15(01). Penerapan Corporate Governance
Aji, B. B. dan Rahardjo, S. N. Dalam Menilai Kinerja Keuangan
2012.Pengaruh Corporate Pada Perusahaan Perbankan Di
Governance terhadap Manajemen Indonesia.Jurnal Bisnis dan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Akuntansi, 2(2): 69-80.
Di BEI.Diponegoro Journal of
Accounting, 1(1). Gulzar, M. A., and Wang, Z. 2011.
Corporate Governance
Amertha, I. S. P., Ulupui, I. G. K. A., dan Characteristics and Earnings
Putri, I. G. A. M. 2014. Analysis of Management: Empirical Evidence
Firm Size, Leverage, Corporate from Chinese Listed Firms.
Governance on Earnings International Journal of Accounting
Management Practices (Indonesian and Financial Reporting, 1(1).
Evidence).The3rd International
Conference on Business and Banking Guna, W.I dan Herawaty, A.
(ICBB 2014), Pattaya, Thailand. 2010.Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Independensi
Anggraeni, R. M., dan Hadiprajitno, P. B. Auditor, Kualitas Audit dan Faktor
2013. Pengaruh Struktur Lainnya Terhadap Manajemen
Kepemilikan Manajerial, Ukuran Laba.Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Perusahaan, dan Praktik Corporate 12(1).
Governance terhadap Manajemen
Laba. Diponegoro Journal of Handayani, R.R. S. dan Rachadi, A. D.
Accounting, 2(3): 1-13. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan

20
PENGARUH MAKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE..... (Pasaribu, Kowanda, Firdaus, dan Ummah)

Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Laba (Studi Empiris Perusahaan


Bisnis dan Akuntansi, 11(1). Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2006-2010). Jurnal
Indriastuti, M. 2012. Analisis Kualitas Akuntansi & Auditing, 8(1).
Auditor dan Corporate Management
terhadap Manajemen Palestin, H. S. 2009. Analisis Pengaruh
Laba.Eksistansi, 4(2). Struktur Kepemilikan, Praktik
Corporate Governance, dan
Jao, R., dan Pagalung, G. 2011. Corporate Kompensasi Bonus terhadap
Governance, Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba (Studi Empiris Di
dan Leverage Terhadap Manajemen Bursa Efek Indonesia).Disertasi,
Laba Perusahaan Manufaktur Universitas Diponegoro.
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Auditing, 8(1): 43-54. Pamudji, S. dan Trihartati, A.
2010.Pengaruh Independensi dan
Karuniasih, D. M., 2013.Pengaruh Good Efektifitas Komite Audit Terhadap
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris
Manajemen Laba Pada Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Perbankan.Accounting Analysis Terdaftar di BEI).Jurnal Akuntansi
Journal, 2(1). dan Auditing, 6(1): 38-54.
Kesatria, H. 2013. Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan Good Corporate Pradhana, S. W. dan Rudiawarni, F. A.
Governance terhadap Jenis Earning 2013. Pengaruh Kualitas Audit,
Management Pada Perusahaan terhadap Earnings Management Pada
Manufaktur yang terdaftar Di BEI Perusahaan Sektor Manufaktur yang
2009-2011.Calyptra, 2(3). Go-Publik di BEI Periode 2008-
2010. Calyptra, 2(1).
Kusumadilaga, R, 2010. Pengaruh
Corporate Social Responsibility Prasetyo, W. S. dan Rohman, A.
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan 2011.Pengaruh Corporate
Profitabilitas Sebagai Variabel Governance, Bonus Plans, Debt-
Moderating (Studi Empiris Pada Covenant dan Firm Size terhadap
Perusahaan Manufaktur Yang Manajemen Laba (Studi pada
Terdaftar Di Bursa Efek Perusahaan Manufaktur yang
Indonesia).Disertasi, Universitas terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Diponegoro. 2008-2010).Diponegoro Journal of
Accounting, 1(1).
Murhadi, W. R. 2009. Studi Pengaruh
Good Corporate Governance Purwanti, R. B. dan Rahardjo, S. N. 2012.
Terhadap Praktik Earnings Pengaruh Kecakapan Manajerial,
Management pada Perusahaan Kualitas Auditor, Komite Audit,
Terdaftar di PT Bursa Efek Firm Size, dan Leverage terhadap
Indonesia.Jurnal Manajemen dan Earnings Management (Studi
Kewirausahaan, 11(1). Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Noviana, S. R., dan Yuyetta, E. N.A. 2011. Tahun 2008-2010). Diponegoro
Analisis Faktor-Faktor Yang Journal of Accounting, 1(3): 1-12.
Mempengaruhi Praktik Perataan

21
JRMB, Volume 10, No 1 Juni 2015

Putri, I G.A.M.A.D. 2012.Pengaruh


Kebijakan Deviden dan Good Wahyuningsih, P. 2009. Pengaruh Struktur
Corporate Governance Terhadap Kepemilikan Institusional dan
Manajemen Laba.Buletin Studi Corporate Governance terhadap
Ekonomi, 17(2). Manajemen Laba. Fokus Ekonomi,
4(2): 78-93.
Rahmadika, N. dan Dewayanto, T. 2011.
Pengaruh Kualitas Auditor Waweru, N.M., and Riro, G.K.
terhadap Manajemen Laba (Studi 2013.Corporate Governance, Firm
Empiris pada Perusahaan Characteristics and Earnings
Manufaktur yang Terdaftar di Management in an Emerging
Bursa Efek Indonesia Tahun (2008- Economy.JAMAR, 11(1): 43-64.
2009).Diponegoro Journal of
Accounting, 1(1).

Rahmawati, H. I. 2013. Pengaruh Good


Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan
Perbankan.Accounting Analysis
Journal, 2(1).
Roodposhti, F. R. and Chashmi, S. A. N.
2011.The Impact of Corporate
Governance Mechanisms on
Earnings Management.African
Journal of Business Management,
5(11): 4143-4151.

Swastika, D.L. T. 2013. Corporate


Governance, Firm Size, and Earning
Management: Evidence in Indonesia
Stock Exchange. IOSR Journal of
Business and Management (IOSR-
JBM), 10(4): 77-82.

Ujiyantho, M.A., dan Pramuka,B.A. 2007.


Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan. Makasar: Simposium
Nasional Akuntansi 10.

Wahidahwati dan Prasetiyono, D. 2012.


The Influence of Financial Policies
On Earning Management,
Moderated by Good Corporate
Governance. Second International
Conference On Management
Proceeding, Langkawi Kedah,
Malaysia.

22

You might also like