You are on page 1of 4

Rangkuman Presentasi Kelompok

A. Teori Kognitif Vygotsky


- Ditemukan oleh Lev Vygotsky
- Mempelajari Pentingnya interaksi sosial dan budaya terhadap
perkembangan kognitif anak.
- Cara berpikir dan memahami anak dikembangkan oleh seseorang yang
mempunyai skill yang lebih tinggi.
- Perkembangan memori, atensi, dan penalaran mencangkup kegiatan
belajar untuk menggunakan temuan-temuan dari masyarakat seperti
bahasa, sistem matematika, dan strategi memori.
- Konsep Utama : Zone of Proximal Development, Bahasa dan Pikiran,
Scaffolding.
- ZPD : wilayah perpindahan ketrampilan dari lingkungan kedalam dirinya.
- Bahasa dan Pikiran merupakan salah satu alat dalam mengembangkan
kemampuan anak menyelesaikan masalah. Berkomunikasi dengan orang
lain menyebabkan mereka dapat mengembangkan pemikiran mereka,
juga mendapat pemikiran baru dari sudut pandang yang berbeda
- Scaffolding : Pengurangan intensitas bimbingan oleh guru/mentor sesuai
bertambahnya pengetahuan peserta didik agar dapat lebih
mengembangkan potensi mereka. Bimbingan dapat berupa semangat,
motivasi, atau pengarahan secara langsung.
B. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
- Menyatakan bahwa perkembangan berlangsung secara tidak disadari dan
sangat diwarnai oleh emosi.
- Sigmund Freud : Seiring dengan pertumbuhan anak-anak fokus dari
impuls-impuls kenikmatan dan seksual beralih dari mulut ke anus dan
bahkan ke genital.
- Psikososial : Menyatakan bahwa individu berkembang menurut tahap
psikologi sosial. Menurut Erikson, motivasi utama manusia bersifat sosial
dan mencerminkan hasrat untuk bergabung dengan manusia lain.
- Perkembangan selama masa kehidupan ada 8 tahap :
1. Kepercayaan vs ketidakpercayaan (0-1 tahun)
Kepercayaan akan menentukan landasan bagi ekspektasi seumur
hidup bahwa dunia akan menjadi tempat hidup yang menyenangkan.
2. Otonomi vs malu dan ragu-ragu (1-3 tahun)
Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka cenderung
mengembangangkan rasa malu dan ragu-ragu.
3. Prakarsa vs rasa bersalah (3-5 tahun)
Perasaan bersalah dapat muncul apabila anak dianggap tidak
bertanggung jawab dan menjadi sangat cemas.
4. Semangat vs Rasa rendah diri (6 tahun-pubertas)
Pada masa ini, anak bisa saja mengembangkan rasa rendah diri,
merasa tidak kompeten, dan tidak produktif.
5. Identitas vs Kebingungan indenitas (10-20 tahun)
Remaja yang tidak mampu beradaptasi akan mengalami kebigungan
identitas.
6. Keakraban vs Keterkucilan (20-30 tahun)
Jika seseorang mampu berelasi dengan lingkungannya maka akan
terbentuk keakraban.
7. Generatifitas vs Stagnasi (40-50 tahun)
Jika individu beranggapan bahwa dirinya belum mampu melakukan hal
yang berguna bagi generasi sebelumnya , maka itulah yang disebut
stagnasi.
8. Integritas vs keputusan ( 60 tahun-seterusnya)
Jika seseorang melalui tahap sebelumnya secara negatif dan tidak
mengalami kepuasan selama hidupnya, maka ia akan mengalami
keputusasaan.
C. Teori Kognitif
- Dikembangkan oleh Jean Piaget
- Anak-anak membangun pemahaman terhadap dunia melalui 4 tahap
perkembangan kognitif
- Ada 2 proses usaha untuk memahami dunianya :
1. Organisasi -> mengorganisasikan pengalaman-pengalaman
berdasarkan pengamatan. Contoh : mengaitkan satu gagasan dengan
gagasan yang lain.
2. Adaptasi -> proses menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru
terhadap lingkungannya. Ada 2, yaitu :
a. asimilasi (menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada)
b. akomodasi (Penyesuaian diri terhadap informasi baru, sehingga
menghasilkan pengetahuan baru)
- 4 tahap perkembangan kognitif :
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Pembelajaran terhadap dunia dengan cara mengkoordinasi
pengalaman sensorik dengan tindakan fisik & motorik. Sub
tahapannya:
a. Sub-tahapan skema reflex (0 6 minggu)
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer (6 minggu 4 bulan)
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder (4 bulan 9 bulan)
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder (9 bulan 12
bulan)
e. Sub-tahapan reaksi sirkular tersier (12 bulan 18 bulan)
f. Sub-tahapan awal representasi simbolis (18 bulan 24 bulan)
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Sudah mampu melakukan hal yang lebih kompleks seperti :
penguasaan bahasa sudah di mulai, sudah melakukan beberapa
aktifitas (berjalan, berlari, dsb), melakukan imitasi sesuai dengan apa
yang dilihatnya , sudah mampu mengantisipasi.
Namun masih melihat dunia dari perspektifnya sendiri. Contoh :
masih menganggap gelas yang lebih banyak adalah gelas yang berisi
air lebih tinggi dibanding gelas yang lebih lebar walaupun volumenya
sama.
3. Tahap Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Dapat melakukan operasi yang melibatkan objek dan bernalar
secara logis.
Dapat melakukan aktifitas logis hanya pada situasi yang konkrit
(Kecuali dalam penyelesaian matematika).
4. Tahap Operasi Formal (11 tahun-masa dewasa)
Individu dapat bernalar secara logis, idealis, dan abstrak.
Berfikir Operasional Formal punya 2 sifat penting:
a. Sifat Deduktif-hipotesis
b. Berfikir operasional formal juga berfikir kombinatoris
D. Teori Pemrosesan Informasi
- Teori yang mempelajari bagaimana individu memanipulasi, memonitor,
dan menyusun strategi terhadap informasi yang diterimanya
- Cara memproses informasi berkembang secara bertahap, memungkinkan
individu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kompleks
- Robert Siegler (ahli terkemuka di bidang pemrosesan informasi anak) :
kegiatan berpikir merupakan suatu bentuk pemrosesan informasi.
E. Teori Etologi
- Etologi : cabang ilmu biologi yang mempelajari perilaku dan cara hidup
hewan. (KBBI)
- Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang sangat dipengaruhi oleh
biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode kritis/sensitive.
- Tokoh : Konrad Lorenz
- Lorenz bereksperimen tentang imprinting pada anak angsa dimana anak
angsa akan mengikuti benda bergerak yang pertama kali dilihat.
- John Bowlby ( 1969- 1989 ) : kelekatan kepada pengasuh selama satu
tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting bagi keseluruhan
masa hidup seseorang.
F. Teori Ekologi
- Ekologi = Sistem lingkungan
- Ekologi digambarkan dengan lingkaran dimana yang paling kecil terletak
pada bagian paling dalam dan disebut Mikrosistem, dan yang paling besar
mencakup semua lingkaran pada bagian luar dan disebut Kronosistem

- Ada 6 bagian :
1. Mikrosistem
Lingkungan tempat individu hidup (Keluarga, Kawan sebaya, dan
Lingkungan sekitar)
2. Mesosistem
Relasi antarmikrosistem atau koneksi di antara beberapa konteks
(Pengalaman keluarga dengan sekolah)
3. Eksosistem
Kaitan antara lingkungan sosial dimana individu tidak memiliki peran
aktif atau konteks individu itu sendiri.
4. Makrosistem
Budaya tempat individu hidup, perbandingan budaya yang satu dengan
budaya lainnya.
5. Kronosistem
Transisi dari rangkaian kehidupan, contoh : perceraian.
G. Perkembangan Moral
- Kohlberg membaginya menjadi 3 tahap :
1. Pra-Konvensional
Baik dan buruk diinterpretasikan berdasarkan hadiah dan hukuman
eksternal.
Tahap 1 : moralitas heteronomi
Tahap 2 : individualisme, tujuan instrumental dan pertukaran
2. Konvensional
Individu menerapkan standar tertentu yang berdasarkan standar orang
lain seperti orang tua atau pemerintah.
Tahap 1 : ekspektasi interpersonal, timbal-balik, relasi dan konformitas
interpersonal.
Tahap 2 : moralitas sistem sosial.
3. Post-Konvensional
Individu mengenal kembali berbagai alternatif pelajaran-pelajaran
moral, mengeksplorasi berbagai pilihan, dan memutuskan berdasarkan
kode moral personal.
Tahap 1 : kontrak atau utilitas sosial dan hak-hak individu.
Tahap 2 : prinsip-prinsip etika universal.
- Piaget membaginya menjadi 2 tahap :
1. Moralitas Heteronom.
Berlangsung pada umur 4-7 tahun. Aturan aturan dibayangkan sebagai
sifat dunia yang tidak boleh dirubah.
2. Moralitas Otonom/Hasil Interaksi seimbang.
Terjadi pada anak berusia 10 tahun keatas, mulai menyadari bahwa
aturan-aturan dibuat oleh manusia dan memikirkan konsekuensi jika
akan berbuat sesuatu.

You might also like