You are on page 1of 13

ISSN : 2302 - 1590

E-ISSN: 2460 190X


ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.1 No.1 (120-132)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN SISTEM BALANCED SCORECARD


PADA RUMAH SAKIT YOS SUDARSO PADANG

Desi Areva
Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP- PGRI Sumbar
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email: desiareva@yahoo.co.id

Submitted: 2012.09.17 Reviewed: 2012.09.28 Accepted: 2012.10.18


http://dx.doi.org/10.22202/economica.2012.v1.i1.112

Abstract

This study describes the use of the Balanced Scorecard as a measure of hospital performance. The formulation of the
problem is how the performance of Yos Sudarso Hospital when assessed by a financial perspective. The purpose of this
study was to determine the performance of Yos Sudarso Hospital when assessed by a financial perspective. This
research was conducted at the Yos Sudarso Hospital Padang in November 2003 to January 2004. Types of data
collected is primary data in the form of interviews with the hospitals and secondary data from a general overview of the
company, the income statement of 2000 to 2002, the balance sheet of 2000 to 2002 and other documents that support.
Techniques of data collection are interview and observation techniques. While the data analysis techniques used in the
financial perspective is ROI, ROA, Current Ratio, Quick Ratio, Receivables Turnover, Average Collection Period, Asset
Turnover. The results of this study are as follows: Hospital Performance ODOT Padang is the first ROI in 2002
increased 1% respectively from 2000 and 2001, ROA from 2001 to 2002 did not increase, current ratio in 2002
decreased their respectively (5.60%) and (16.60%), Quick Ratio at the end of 2002 compared with the end of 2001 and
2000 also decreased respectively (5.90%) and (17.90%), Average collection In 2002 the time period it takes to collect
receivables is 10 days results decreased compared to 2001 and 2000 respectively was 3 days and 4 days, Asset turnover
in 2002 was 1.67 times also decreased each is equal to (0.16) times and (0.56) times.

Abstrak

Studi ini menjelaskan penggunaan Balanced Scorecard sebagai ukuran kinerja rumah sakit. Rumusan masalahnya
adalah bagaimana kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso ketika dinilai oleh perspektif keuangan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso ketika dinilai oleh perspektif keuangan. Penelitian ini
dilakukan di Rumah Sakit Yos Sudarso Padang pada bulan November 2003 sampai Januari 2004. Jenis data yang
dikumpulkan adalah data primer berupa wawancara dengan rumah sakit dan data sekunder dari gambaran umum
perusahaan, laporan laba rugi dari tahun 2000 sampai 2002 , neraca tahun 2000 untuk tahun 2002 dan dokumen lain
yang mendukung. Teknik pengumpulan data yang wawancara dan observasi teknik. Sedangkan teknik analisis data
yang digunakan dalam perspektif keuangan adalah ROI, ROA, Current Ratio, Quick Ratio, Perputaran Piutang, rata
Collection Period, Perputaran Aset. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Kinerja Rumah Sakit ODOT Padang
adalah ROI pertama tahun 2002 meningkat 1% masing-masing dari tahun 2000 dan 2001, ROA 2001-2002 tidak
meningkat, rasio lancar pada tahun 2002 menurun mereka masing-masing (5,60%) dan ( 16,60%), Quick Ratio pada
akhir tahun 2002 dibandingkan dengan akhir tahun 2001 dan 2000 juga mengalami penurunan masing-masing (5,90%)
dan (17,90%), rata-rata koleksi tahun 2002 periode waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan piutang adalah 10
hari hasil menurun dibandingkan untuk tahun 2001 dan 2000 masing-masing adalah 3 hari dan 4 hari, omset Asset
pada tahun 2002 adalah 1,67 kali juga mengalami penurunan masing-masing sebesar (0,16) kali dan (0,56) kali.

Keywords : Balance Scorecard, ROI, ROA, Current Ratio, Quick Ratio

2012 Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI, Padang


PENDAHULUAN menggunakan sistem balanced scorecard jika
Setiap perusahaan akan berusaha dinilai berdasarkan perspektif keuangan ?
mengendalikan seluruh aktifitas personelnya Penelitian ini bertujuan: untuk
dengan sebaik-baiknya, baik itu yang mengetahui kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso
menyangkut aktivitas keuangan maupun non dengan menggunakan sistem balanced
keuangan. Pengendalian ini akan scorecard, jika dinilai berdasarkan perspektif
dilaksanakan melalui suatu sistem yang keuangan.
disebut dengan sistem pengendalian
manajemen. Dengan adanya sistem
pengendalian manajemen ini maka pihak a. Pengukuran Kinerja
manajemen perusahaan dapat memastikan Mulyadi (1993:419) mendefinisikan
apakah perusahaan telah melaksanakan visi penilaian kinerja sebagai berikut: Penentuan
dan misi serta strategi perusahaan yang telah secara periodik efektifitas operasional suatu
direncanakan sebelumnya atau tidak. organisasi dan karyawannya berdasarkan
Pelaksanaan visi, misi dan strategi perusahaan sasaran standar dan kriteria yang telah
pada akhirnya akan bermuara pada ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini
pencapaian tujuan dari perusahaan itu sendiri. dilandasi oleh keyakinan bahwa organisasi
Kaplan dan Norton (1992: 248) pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka
mensponsori studi tentang pengukuran kinerja penilaian kinerja sesungguhnya merupakan
dalam organisasi masa depan. Studi ini penilaian atas perilaku manusia dalam
didorong oleh kesadaran bahwa ukuran melaksanakan peran yang mereka lakukan
kinerja keuangan yang digunakan selama ini dalam perusahaan.
untuk mengukur kinerja organisasi tidak lagi Dalam Standar Akuntansi Keuangan
memadai. Hasil studi tersebut diterbitkan (SAK) yang disusun Ikatan Akuntansi
dalam sebuah artikel berjudul Balanced Indonesia (IAI) (1995:7) juga dijelaskan
Scorecard Measures That Driver tentang pentingnya informasi kinerja
Performance dalam Havard Bussines perusahaan, yaitu:
Review, dan menyimpulkan bahwa untuk Informasi kinerja perusahaan, terutama
mengukur kinerja di dalam organisasi masa profitabilitas, diperlukan untuk menilai
depan, diperlukan ukuran komprehensif yang perubahan potensial sumber daya ekonomi
mencakup empat perspektif: keuangan, yang mungkin dikendalikan di masa depan.
customer, proses bisnis/intern, serta Informasi fluktasi kinerja adalah penting
pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran ini dalam hubungan ini. Informasi kinerja
disebut Balanced Scorecard, yang cukup bermanfaat untuk memprediksi kapasitas
komprehensif untuk memotivasi manajer perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan
dalam mewujudkan kinerja dalam ke empat sumber daya yang ada. Di samping itu,
perspektif tersebut, agar keberhasilan informasi tersebut juga berguna dalam
keuangan yang diwujudkan perusahaan memanfaatkan tambahan sumber daya.
bersifat sustainable (berjangka panjang). Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa
Balanced scorecard dapat juga informasi dari penilaian kinerja ini
diterapkan pada sebuah rumah sakit. dibutuhkan tidak hanya untuk kepentingan
Walaupun kegiatan utama rumah sakit itu perusahaan dalam jangka pendek saja. Tetapi
adalah untuk kepentingan sosial, namun tidak juga berperan penting dalam proyeksi
mengabaikan keuntungan untuk menunjang kepentingan perusahaan dalam jangka
kelancaran kegiatan operasional rumah sakit panjang. Pengukuran kinerja menurut
tersebut. Rumah Sakit Yos Sudarso Padang Anthony dan Dearden (1992:156) merupakan
semenjak tahun 2000 sampai sekarang telah kunci pengawasan dan pengendalian
menerapkan sistem Balanced Scorecard. manajemen yang efektif atas sumber daya
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang ada dalam organisasi, karenanya
maka perumusan masalah pada penulisan pengukuran kinerja menempati posisi yang
skripsi ini adalah menilai bagaimanakah strategis dan selalu mendapat perhatian
kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso dengan khusus dari manajemen perusahaan. Hal ini
121
wajar karena melalui pengukuran kinerja, rapid quantum-leap improvement secara
manajemen perusahaan dapat mengetahui bersistem. Untuk lebih memfokuskan rapid
efektifitas dalam efisiensi seluruh aktivitas quantum-leap improvement ke usaha untuk
perusahaan dalam mencapai tujuannya melipatgandakan kinerja keuangan berjangka
panjang, perusahaan perlu secara khusus
1. Konsep Balanced Scorecard
Menurut Mulyadi dan Setiawan mendesain sistem manajemen kinerja terpadu.
(2001:334) balanced scorecard adalah Sistem manajemen kinerja terdiri dari dua
sekumpulan ukuran kinerja yang mencakup komponen utama:
empat perspektif keuangan, customer, proses a. Sistem perencanaan kinerja
bisnis/intern, dan pembelajaran dan 1). Perumusan strategi
pertumbuhan. Kata balanced dalam 2). Perencanaan strategi
balanced scorec\ard berarti bahwa dalam 3). Penyusunan program
pengukuran kinerja harus terdapat 4). Penyusunan anggaran
keseimbangan antara ukuran keuangan dan b. Sistem pengelolaan kinerja
ukuran non keuangan (ukuran operasional). Disini kinerja personel dinilai, dianalisis,
Manajer dituntut untuk menghasilkan kinerja diumpanbalikkan kepada personel dan
keuangan yang diakibatkan dari kinerja diberi penghargaan. Agar pelaksanaan
operasional. sistem manajemen kinerja dapat
Sedangkan menurut Kaplan dan Norton dilaksanakan dengan baik, maka suatu
perusahaan harus memiliki suatu sistem
(1992:71) balanced scorecard meliputi
ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan manajemen yang komprehensif, koheren
yang terdiri dari kepuasan konsumen, proses dan terukur dan sistem seperti ini disebut
internal bisnis, serta aktivitas-aktivitas inovasi juga dengan Sistem Manajemen
dan pengembangan, yang mana ukuran non Kinerja.
keuangan ini merupakan driver dari kinerja
keuangan di masa depan. Balanced scorecard Dari gambar tersebut dapat diuraikan
memungkinkan manajer memperhatikan bahwa, kinerja direncanakan dan diwujudkan
bisnis dari empat perspektif: perspektif secara bersistem melalui sistem manajemen
keuangan, perspektif customer, perspektif strategik yang difokuskan untuk
proses bisnis/intern dan perspektif melipatgandakan kinerja keuangan
pembelajaran dan pertumbuhan. perusahaan. Kinerja direncanakan melalui
Supriyono (2000:143) mendefinisikan sistem perencanaan kinerja yang terdiri dari
balanced scorecard sebagai, Salah satu alat empat tahap: perumusan strategi, perencanaan
pengukuran kinerja yang menekankan pada strategi, penyusunan program, dan
keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis penyusunan anggaran. Kinerja yang
yang berlainan satu sama lain dalam usaha direncanakan kemudian diwujudkan melalui
untuk mencapai keselarasan tujuan sehingga sistem pengelolaan kinerja yang terdiri dari
mendorong karyawan bertindak demi dua tahap yaitu implementasi dan
pemantauan.
kepentingan perusahaan.
Balanced Scorecard merupakan
3. Pengukuran Kinerja dengan Rerangka sistem pengukuran kinerja yang cocok
Balanced Scorecard digunakan dalam manajemen kontemporer,
a. Sistem Manajemen Kinerja Terpadu yang memanfaatkan secara ekstensif dan
dengan Rerangka Balanced Scorecard intensif teknologi informasi dalam bisnis.
Menurut Mulyadi, (2001:145) sistem Ukuran kinerja diarahkan untuk memotivasi
manajemen kinerja terpadu adalah sistem personel dalam mewujudkan visi dan sasaran
manajemen strategik yang difokuskan untuk yang strategik perusahaan. Pendekatan
meningkatkan kinerja personel dalam Balanced Scorecard menetapkan sasaran dan
melipatgandakan kinerja keuangan strategi yang sulit untuk diukur. Namun,
perusahaan berjangka panjang. Sistem berbagai sasaran strategik dari kelompok non
manajemen kinerja di desain untuk keuangan mampu menjelaskan penyebab
memungkinkan perusahaan melaksanakan
122
keberhasilan atau kegagalan pencapaian c) Dalam bisnis apa kita memuasi
sasaran strategik dari persektif keuangan. kebutuhan customers ?
Menurut Mulyadi dan Setiawan
(2001:344) customers dalam lingkungan
b. Ukuran Pengendalian Kinerja dengan bisnis memegang kendali, manajemen
Rerangka Balanced Scorecard puncak berkepentingan untuk mengukur
1) Perspektif keuangan kinerja perusahaan dari perspektfi
Menurut Mulyadi dan Setiawan customers. Balanced scorecard menuntut
(2001:348) pengukuran kinerja keuangan manajer untuk menterjemahkan visi
mengidentifikasi apakah implementasi organisasi ke dalam sasaran-sasaran
strategi perusahaan memberikan strategik yang benar-benar ditujukan
kontribusi terhadap peningkatan botton untuk memuaskan kebutuhan customers.
line. Tujuan perspektif pemegang saham 3) Perspektif proses bisnis/intern
yaitu untuk mempertahankan kehidupan, Menurut Mulyadi dan Setiawan
memperoleh keberhasilan dan (2001:345-346) setelah dirumuskan
kesejahteraan perusahaan. sasaran strategik dari perspektif
Ukuran kinerja keuangan yang sering customers, pertanyaan berikutnya yang
digunakan terbagi menjadi 3 bagian besar, perlu di jawab: Apa yang terbaik kita
yaitu: lakukan untuk memuasi kebutuhan
a) Rasio profitabilitas, yang mengukur customers kita? Untuk menjawab
efektifitas manajemen berdasarkan pertanyaan itu, dirumuskan sasaran
hasil pengembalian yang dihasilkan strategik untuk pembangunan tiga macam
dari penjualan dan investasi. proses bisnis/intern berikut ini: a) proses
b) Rasio pertumbuhan, yang mengukur inovasi, b) proses operasi, c) proses
kemampuan perusahaan untuk layanan pasca penjualan. Proses
mempertahankan posisi ekonomisnya bisnis/intern merupakan rangkaian
dalam pertumbuhan perekonomian aktivitas yang digunakan oleh organisasi
dan dalam industri atau pasar produk untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
tempatnya beroperasi. customers.
c) Ukuran penilaian, mengukur 4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
kemampuan manajemen untuk Menurut Mulyadi dan Setiawan
mencapai nilai-nilai pasar yang (2001:346-347) untuk mengoperasikan
melebihi pengeluaran kas. proses bisnis/intern dalam rangka
Ukuran kinerja keuangan menghasilkan produk dan jasa yang
menunjukkan apakah strategi, sasaran memiliki value bagi customers, organisasi
strategik, inisiatif strategik dan memerlukan personel yang produktif dan
impelementasinya mampu memberikan berkomitmen. Produktifitas personel
kontribusi dalam menghasilkan laba bagi ditentukan oleh kompetensi personel dan
perusahaan. Ukuran keuangan umumnya ketersediaan prasarana yang dibutuhkan
diwujudkan dalam profitabilitas, untuk menjalankan proses bisnis/intern.
pertumbuhan dan shareholder value. Komitmen personel ditentukan oleh
2) Perspektif customer kualitas lingkungan kerja yang dibangun
Menurut Mulyadi dan Setiawan dalam organisasi.
(2001:342) untuk mewujudkan visi
customers yang puas, customers harus Oleh karena kebutuhan customers
merupakan fokus strategi, organisasi harus senantiasa mengalami perubahan karena
berangkat dari jawaban atas pertanyaan terjadinya persaingan yang semakin tajam,
berikut: organisasi perlu melakukan improvement
a) Kebutuhan customers apa yang kita secara berkelanjutan terhadap proses
penuhi ? bisnis/intern yang digunakan untuk
b) Siapakah customers kita ? menghasilkan value bagi customers. Untuk
memungkinkan terlaksananya improvement
123
terhadap proses bisnis/intern, organisasi tanya jawab dan wawancara langsung
menuntut seluruh personelnya untuk memiliki dengan pejabat yang berwenang.
kemampuan belajar secara berkelanjutan. 2. Data Sekunder
Kemampuan organisasi untuk senantiasa Data sekunder adalah mengumpulkan
melakukan inovasi produk dan jasa baru, data-data, catatan dan dokumen-dokumen
improvement terhadap proses bisnis/intern, lainnya yang berhubungan dengan sistem
dan belajar menyebabkan organisasi mampu balanced scorecard. Diantaranya:
memasuki pasar baru, meningkatkan gambaran umum Rumah Sakit Yos
pendapatan dan laba, atau secara singkat, Sudarso, laporan Rugi Laba tahun 2000
organisasi mampu bertumbuh dan oleh karena s/d 2002, Neraca tahun 2000 s/d 2002,
itu mampu meningkatkan nilai bagi pemegang dan data-data lainnya yang mendukung
saham (shareholders). data primer.

Teknik Pengumpulan Data


METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini data-data
Jenis Penelitian yang diperlukan peneliti diperoleh dari:
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Observasi
penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Pengamatan langsung pada perusahaan
Nazir (1999: 63) metode penelitian deskriptif dengan membuat catatan sistematis
adalah suatu metode yang dipakai dalam mengenai hal-hal yang diperlukan
meneliti status kelompok manusia, suatu sehingga diperoleh data yang nyata dan
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran objektif.
maupun suatu kelas peristiwa pada masa Wawancara
sekarang. Penelitian ini akan Penulis mengadakan wawancara secara
menggambarkan, menjelaskan, menginter- lansung dengan pihak-pihak yang
prestasikan suatu kejadikan, peristiwa, atau bersangkutan untuk memperoleh data-data
fenomena yang terjadi pada suatu objek. dan informasi yang diperlukan.
Menurut Irawan (1999: 60) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu Studi Dokumenter
hal seperti apa adanya. Penulis melakukan studi dokumenter
Tempat Penelitian dengan cara mengumpulkan data-data
Penelitian ini dilakukan di Rumah tertulis, dokumen-dokumen, laporan yang
Sakit Yos Sudarso Padang. Waktu penelitian berhubungan dengan permasalahan
akan dilaksanakan selama lebih kurang tiga penelitian.
bulan, yang dimulai dari bulan November
2003 sampai bulan Januari 2004. Teknik Analisa Data
Jenis Data Adapun teknik yang digunakan untuk
Adapun jenis data yang diperlukan dan mengukur kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso
dipergunakan dalam penelitian ini adalah: dengan menggunakan sistem Balanced
1. Data primer Scorecard berdasarkan perspektif keuangan.
Data primer adalah data yang diperoleh
dari Rumah Sakit Yos Sudarso melalui
1. Mengukur kinerja dari perspektif keuangan
Penjualan Laba Usaha
a. ROI = x
Operating assets Penjualan
Laba Usaha
= x 100%
Operating Usaha
Laba Operasi
b. ROA = x 100%
TotalAktiva
c. Ratio Likwiditas :
124
Aktiva Lancar
1) Current Ratio =
Hu tan g Lancar
Aktiva Lancar Persediaan
2) Quick Ratio =
Hu tan g Lancar
Penjualan
3) Perputaran piutang =
Rata rata Piu tan g
360
4) Average Collection Period =
Perputaran Piu tan g
d. Ratio Rentabilitas
Penjualan bersih
1) Asset turn over =
Aktiva usaha

Definisi Operasional Sudarso berdasarkan aspek keuangan dan


Untuk menghindari penafsiran yang aspek non keuangan
berbeda terhadap penulisan skripsi ini, maka Perspektif keuangan ialah penilaian yang
perlu dijelaskan istilah atau pengertian dari ditujukan kepada Rumah Sakit Yos
variabel yang terdapat dalam penelitian ini Sudarso dengan melihat pertumbuhan
adalah sebagai berikut: ROI, ROA, Current Ratio, Quick Ratio,
Pengukuran kinerja ialah penilaian yang Perputaran piutang, Average Collection
dilakukan dan ditujukan untuk menilai Period, Asset Turnover.
kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso dengan
membandingkan antara target yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan realisasi PEMBAHASAN
yang telah terjadi dan dapat berupa
Pengukuran Kinerja dengan Sistem
persentase.
Balanced Scorecard Ditinjau dari
Balanced scorecard ialah alat ukur
Perspektif Keuangan
komprehensif yang digunakan untuk
ROI
menilai kinerja seseorang atau
devisi/bagian yang ada di dalam RS. Yos
Tabel 1. Uraian ROI
Keterangan 2002 2001 2000
a. Laba sebelum pajak 349.850.136,55 259.652.321,25 201.245.369,52
c. Jumlah aktiva usaha 9.938.381.490,7 8.019.028.368,0 6.191.580.177,91
0 3
Return on investment (a:c) 4% 3% 3%

Laba Sebelum Pajak


ROI Tahun 2000 = x 100%
Total Aktiva
201.245.369,52
= x 100%
6.191.580.177,91
=3%
259.652.321,25
ROI Tahun 2001 = x 100%
8.019.028.368,03
=3%

125
349.850.136,55
ROI Tahun 2002 = x 100%
9.938.381.490,70
=4%

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa 2001 30% dan dari tahun 2001 ke tahun 2002
Return On Investment tahun 2002 mengalami meningkat menjadi 13%. Untuk biaya dari
kenaikan dari tahun 2001 sebesar 1 %. tahun ke tahun selalu meningkat hal ini
Sedangkan dari tahun 2000 ke 2001 tidak disebabkan dari kenaikan gaji perawat, honor
mengalami perubahan. Peningkatan ROI dari dokter jaga, penambahan barang-barang
tahun ke tahun yang terlihat pada Tabel 2 di elektronik serta biaya perawatannya dan
atas di pacu oleh 2 (dua) penyebab yaitu: kenaikan harga bahan baku (obat-obatan)
peningkatan pertumbuhan pendapatan dan Rumah Sakit.
penurunan biaya. Dari Tabel 2 di atas %
pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun
selalu meningkat, dari tahun 2000 ke tahun
ROA

Tabel 2. Uraian ROA


Keterangan 2002 2001 2000
a. Laba setelah pajak 262.387.602,41 220.704.473,06 173.071.017,79
c. Jumlah aktiva usaha 9.938.381.490,70 8.019.028.368,03 6.191.580.177,91
Return on Asset (a:c) 4% 3% 3%

Laba Operasi
ROA = x 100%
Total Aktiva
173.071.017,79
ROA Tahun 2000 = x 100%
6.191.580.177,91
= 3%
220.704.473,06
ROA Tahun 2001 = x 100%
8.019.028.368,03
= 3%
262.387.602,41
ROA Tahun 2002 = x 100%
9.938.381.490,70
= 3%
Dari Tabel 3 di atas Return On Asset Suatu trend angka ratio yang cenderung tetap
dari tahun 2000 sampai tahun 2002 tidak memberikan gambaran bahwa Rumah Sakit
mengalami peningkatan maupun penurunan. Yos Sudarso kurang mampu untuk lebih
Return On Asset adalah perbandingan antara efisien lagi dalam menggunakan total
laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. aktivanya.
Ratio Likuiditas
a) Current Ratio
Tabel 3. Uraian Likuiditas
Keterangan 2002 2001 2000
126
(Rp) (Rp) (Rp)
a. Jumlah Aktiva 5.252.113.730,54 4.162.798.303,80 3.614.706.445,51
lancar 817.590.022,60 596.800.407,35 447.234.142,59
b. Hutang lancar
Current Ratio (a:c) 64,20% 69,80% 80,80%

Jumlah Aktiva Lancar


1) Current Ratio Tahun 2000 = x 100%
Hu tan g Lancar
3.614.706.445,51
= x 100%
447.234.142,59
= 80,80 %
4.162.798.303,80
2) Current Ratio Tahun 2001 = x 100%
596.800.407,35
= 69,80 %
5.252.113.730,54
3) Current Ratio Tahun 2002 = x 100%
817.590.022,60
= 64,20 %
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar
Current ratio pada akhir tahun 2002 bila pada saat jatuh tempo. Pada tahun 2002
dibandingkan dengan akhir tahun 2001 dan current ratio Rumah Sakit Yos Sudarso
2002 mengalami penurunan, masing-masing sebesar 64,20% atau 0,6420 : 1. Artinya
adalah sebesar (5,60%) dan (16,60%). Hal ini setiap Rp. 1 hutang lancar di jamin dengan
disebabkan tingginya kenaikan hutang lancar. Rp. 0,6420 aktiva lancar.
Current ratio yang membandingkan antara b) Quick Ratio
Tabel 4. Uraian Likuiditas
2002 2001 2000
Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)
a. Jumlah Aktiva 5.252.113.730,54 4.162.798.303,80 3.614.706.445,51
lancar 695.915.201,03 487.547.256,15 325.125.475,55
b. Persediaan 817.590.022,60 596.800.407,35 447.234.142,59
c. Hutang lancar
Quick ratio {(a-b):c} 55,70% 61,60% 73,60%

Jumlah Aktiva Lancar Persediaan


1) Quick Ratio Tahun 2000 = x 100%
Hu tan g Lancar
3.614.706.445,51 325.125.475,55
= x 100%
447.234.142,59
= 73,60%
4.162.798.303,80 487.547.256,15
2) Quick Ratio Tahun 2001 = x 100%
596.800.407,35
= 61,60%
127
5.252.113.730,54 695.915.201,03
3) Quick Ratio Tahun 2002 = x 100%
817.590.022,60
= 55,70 %

Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa tidak memperhitungkan aktiva lancar yang
Quick ratio pada akhir tahun 2002 memerlukan waktu yang relatif lama untuk
dibandingkan dengan akhir tahun 2001 dan direalisasikan menjadi kas seperti persediaan.
2000, juga mengalami penurunan masing- Untuk tahun 2002 Quick ratio Rumah Sakit
masingnya sebesar (5,90%) dan (17,90). Yos Sudarso adalah 55,70% atau 0,5570 : 1.
Quick ratio bertujuan untuk mengukur Artinya Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan
kemampuan Rumah Sakit Yos Sudarso dalam Rp. 0,5570 aktiva lancar.
memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan c) Perputaran Piutang
Tabel 6. Uraian Perputaran Piutang
2002 2001 2000
Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)
a. Penjualan 16.604.827.300 14.658.263.456,0 13.785.723.012,0
b. Rata-rata Piutang ,00 0 0
266.833.457,73 440.701.359,79 216.254.363,21
Perputaran Piutang 63,75 54,93 37,68

Penjualan
1) Perputaran Piutang Tahun 2000 =
Rata rata Piu tan g
13.785.723.012,00
Perputaran piutang =
216.254.363,21
= 63,75 x
14.658.263.456,00
2) Perputaran piutang Thn 2001 =
440.701.359,79
= 54,93 x
16.604.827.300,00
3) Perputaran piutang Thn 2002 =
266.833.457,73
= 37,68 x

Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa semakin rendah berarti ada over investment
perputaran piutang dari tahun ke tahun selalu dalam piutang sehingga memerlukan analisa
mengalami penurunan. Perputaran piutang lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit
dari tahun 2000 ke tahun 2001 mengalami dan penagihan bekerja tidak efektif atau
penurunan sebanyak 8,82 kali, sedangkan dari mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan
tahun 2001 ke tahun 2002 mengalami pemberian kredit.
penurunan sebanyak 17,25 kali. Kalau ratio

d) Average Collection Period


Tabel 6. Uraian Average Collection Period
128
2002 2001 2000
Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)
a. 360 360 360 360
b. Perputaran piutang 63,75 54,93 37,68
Average Collection Period 5,65 6,55 9,55

360
1) Average Collection Period Tahun 2000 =
63,75
= 5,65 atau 6 hari
360
2) Average Collection Period Tahun 2001 =
54,93
= 6,55 atau 7 hari
360
3) Average Collection Period Tahun 2002 =
37,68
= 9,55 atau 10 hari

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa Average penurunan di bandingkan dengan tahun 2001
collection period, tahun 2002 waktu yang dan 2000 masing-masingnya adalah 3 hari
diperlukan untuk mengumpulkan piutangnya dan 4 hari.
adalah 10 hari. Hasil ini mengalami
Ratio Rentabilitas

a) Asset Turn Over


Tabel 7. Uraian Asset turn over
Keterangan 2002 2001 2000
a. Penjualan bersih 16.604.827.300,00 14.658.263.456,00 13.785.723.012.00
b. Jumlah aktiva 9.938.381.490,70 8.019.028.368,03 6.191.580.177,91
usaha
Asset turn over 4% 3% 3%

13.785.723.012,00
1) Asset turn over Tahun 2000 =
6.191.580.177,91
= 2,23 x
14.658.263.456,00
2) Asset turn over Tahun 2001 =
8.019.028.368,03
= 1,83 x
16.604.827.300,00
3) Asset turn over Tahun 2002 =
9.938.381.490,70
= 1,67 x

129
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Asset Hasil ini sangat rendah bila dibandingkan
Turnover tahun 2002 adalah 1,67 kali. dengan standar current ratio yang sebaiknya
Dimana untuk Rp. 1 aktiva yang digunakan dimiliki oleh suatu perusahaan menurut
bisa menghasilkan Rp. 1,67 pendapatan. Hasil Munawir, S (1995:73) yaitu 200% atau 2 : 1.
ini bila dibandingkan dengan tahun 2001 dan Apabila hasil Current ratio tidak mencapai
2000 mengalami penurunan masing- standar ini maka dapat dikatakan perusahaan
masingnya adalah sebesar 0,16 kali dan 0,56 mengalami kesulitan untuk membayar hutang
kali. lancar pada saat jatuh tempo. Jadi bila hasil
Current ratio Rumah Sakit Yos Sudarso
PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan di atas maka penulis dinilai berdasarkan pendapat Munawir adalah
mencoba untuk mengukur kinerja Rumah sangat rendah karena jumlah aktiva lancar
Sakit Yos Sudarso dengan menggunakan tidak mampu menutupi jumlah hutang lancar.
system balanced scorecard berdasarkan Untuk tahun 2002 Quick ratio Rumah
perspektif keuangan. Data yang telah penulis Sakit Yos Sudarso adalah 55,70% atau 0,5570
peroleh yaitu laporan neraca tahun 2000 s/d : 1. Artinya Rp. 1 hutang lancar dijamin
2002 dan laporan rugi laba tahun 2000 s/d dengan Rp. 0,5570 aktiva lancar. Berdasarkan
2002, data tersebut dapat di lihat pada pendapat Munawir (1995:74) ratio ini lebih
lampiran 1 dan 2. tajam dari current ratio, karena hanya
membandingkan aktiva yang sangat likuid
Mengukur kinerja dengan menggunakan (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan
system balanced scorecard tolok ukur-tolok hutang lancar. Jika current ratio lebih tinggi
ukur yang penulis gunakan berdasarkan dari Quick ratio hal ini mengindikasikan
tehnik analisa data pada bab 3 yaitu: Return kalau investasi perusahaan dalam persediaan
On Investment tahun 2002 mengalami sangat tinggi. Dari hal ini dapat disimpulkan
kenaikan dari tahun 2001 dan 2000 masing- bahwa Rumah Sakit Yos Sudarso melakukan
masing 1 %. Sedangkan dari tahun 2000 ke investasi yang sangat besar karena Quick
2001 tidak mengalami perubahan baik itu ratio Rumah Sakit Yos Sudarso tahun 2000
peningkatan maupun penurunan. Besarnya lebih rendah dari current ratio tahun 2000.
ROI akan berubah kalau ada perubahan profit Pada tahun 2002 waktu yang diperlukan
margin atau assets turnover, baik masing- Rumah Sakit Yos Sudarso untuk
masing atau kedua-duanya. Usaha mengumpulkan piutangnya adalah 10 hari.
mempertinggi ROI dengan memperbesar Hasil ini mengalami penurunan di bandingkan
profit margin adalah bersangkutan dengan dengan tahun 2001 dan 2000 masing-
usaha untuk mempertinggi efisiensi di sektor masingnya adalah 3 hari dan 6 hari. Average
produksi, pendapatan dan administrasi. Usaha collection period, menurut Munawir
mempertinggi ROI dengan memperbesar (1995:75) bertujuan untuk mengetahui waktu
assets turnover adalah kebijaksanaan rata-rata pengumpulan piutang perusahaan
investasi dana dalam berbagai aktiva, baik yang diperoleh dengan cara membandingkan
aktiva lancar maupun aktiva tetap. antar piutang rata-rata dengan jumlah
Return On Asset dari tahun 2000 sampai penjualan x 360 hari. Semakin sedikit waktu
tahun 2002 tidak mengalami peningkatan yang diperlukan untuk mengumpulkan
maupun penurunan. Return On Asset adalah piutang, maka semakin baik bagi perusahaan.
perbandingan antara laba bersih setelah pajak Dan juga menunjukkan baiknya kinerja
terhadap total aktiva. Suatu trend angka ratio karyawannya.
yang cenderung tetap, memberikan gambaran Perputaran piutang dari tahun 2000 ke
bahwa Rumah Sakit Yos Sudarso kurang tahun 2001 mengalami penurunan sebanyak
mampu untuk lebih efisien lagi dalam 8,82 kali, sedangkan dari tahun 2001 ke tahun
menggunakan total aktivanya. 2002 mengalami penurunan sebanyak 17,25
Pada tahun 2002 current ratio Rumah kali. Kalau ratio semakin rendah berarti ada
Sakit Yos Sudarso sebesar 64,20% atau over investmen dalam piutang sehingga
0,6420 : 1. Artinya setiap Rp.1 hutang lancar memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin
di jamin dengan Rp. 0,6420 aktiva lancar. karena bagian kredit dan penagihan bekerja
130
tidak efektif atau mungkin ada perubahan dilakukan oleh rumah sakit tersebut, begitu
dalam kebijaksanaan pemberian kredit. juga dengan 3 perspektif lainnya.
Untuk tahun 2002 asset turn over Rumah b. Pada perspektif keuangan tolok ukur yang
Sakit Yos Sudarso adalah 1,67 kali. Dimana digunakan oleh rumah sakit seharusnya
untuk Rp. 1 aktiva yang digunakan bisa tidak hanya menggunakan ROI, ROA dan
menghasilkan Rp.1,67 pendapatan. Asset ratio-ratio saja, tetapi sebagusnya rumah
Turnover menurut Munawir (1995:98) sakit dapat menggunakan tolok ukur-tolok
bertujuan untuk mengetahui perputaran aktiva ukur lain misalnya dengan menggunakan
usaha untuk menghasilkan pendapatan bagi analisa EVA agar pengukuran yang
perusahaan dengan cara membandingkan dilakukan pada perspektif keuangan
antara penjualan bersih dengan aktiva usaha. tersebut dapat lebih komprehensif lagi.
Semakin tinggi perputaran aktiva usaha akan c. Pada pihak Rumah Sakit Yos Sudarso
menghasilkan pendapatan yang semakin Padang disarankan untuk meningkatkan
tinggi bagi perusahaan. efisiensi dari pemakaian alat-alat medik,
sehingga alat-alat medik tersebut dapat
PENUTUP digunakan seefisien mungkin dan tidak
Kesimpulan menganggur dan dapat meningkatkan
Berdasarkan temuan dan pembahasan investasi pada aktiva tetap rumah sakit.
sebelumnya dimana pengukuran kinerja
dilakukan dengan menggunakan sistem DAFTAR PUSTAKA
Balanced Scorecard Rumah Sakit Yos 10.22202/economica.2012.v1.i1.112
Sudarso Padang khususnya bagian IGD, Anthony, Robert N., dan Dearden, Jhon,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1992), Sistem Pegendalian
Berdasarkan perspektif proses bisnis/intern, Manajemen, Edisi Keenam,
kinerja Bagian IGD sudah cukup baik. Bagian Binapura Aksara, Jakarta.
IG sudah melakukan perbaikan terus-menerus Irawan, Prasetya, (1999), Logika dan
dalam proses penerimaan pasien, sedangkan Prosedur Penelitian, Pengantar
berdasarkan perspektif keuangan, Return On Teori dan Panduan Praktis
Investment dari tahun ke tahun selalu Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa
meningkat, dari tahun 2000 ke 2001 dan Penelitian Pemula, STIA-
meningkat sebesar 3% dan dari tahun 2001 ke LAN, Jakarta
tahun 2002 meningkat sebesar 1%. Kaplan, Robert S., dan Norton, David P.
Peningkatan ROI dari tahun ke tahun yang (1992), The Balanced Scorecard
terlihat pada Tabel 2 di atas di pacu oleh 2 Measures Tahat Drive
(dua) penyebab yaitu: peningkatan Performance. Harvard Bussiness
pertumbuhan pendapatan dan penurunan Review.
biaya. Return On Asset juga mengalami Moleong, Lexy J, (1994), Metodologi
peningkatan, dari tahun 2000 ke tahun 2001 Penelitian Kualitatif, PT. Remaja
meningkat sebesar 1% dan dari tahun 2001 ke Rosdakarya, Bandung.
tahun 2002 meningkat sebesar 1%.
Saran Mulyadi dan Setyawan, Johny, (2001), Sistem
a. Pada pihak manajemen Rumah Sakit Yos Perencanaan dan Pengendalian
Sudarso Padang hendaknya dapat Manajemen, Salemba Empat,
menyusun strateginya lebih baik lagi Jakarta.
berdasarkan misi, visi dan tujuan rumah Mulyadi, (2001), Balanced Scorecard Alat
sakit, yang mana dari wawancara yang Manajemen Kontemporer untuk
penulis dapatkan pihak rumah sakit dalam Pelipatgandaan Kinerja Keuangan
membuat strategi-strateginya tidak Perusahaan. Salemba Empat,
memilah-milah kepada empat persepektif, Jakarta.
dan seharusnya strategi yang dibuat harus Munawir, S. Drs. 1995. Analisa Laporan
jelas misalnya pada perspektif keuangan Keuangan. Yogyakarta. Liberty
strategi-strategi apa saja yang harus Yogyakarta.
131
(1997), Akuntansi Manajemen,
Universitas Gadja Mada, Edisi
Keenam, Yogyakarta.
Nazir, Moh, (1999), Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Tunggal, Widjaya, Amin, (2001), Pengukuran
Kinerja dengan Balanced
Scorecard, Harvarindo, Jakarta.

132

You might also like