You are on page 1of 6

ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

PENGARUH PENYULUHAN BAHAYA GUNUNG BERAPI TERHADAP


KESIAPSIAGAAN SISWA SMP KRISTEN KAKASKASEN
KOTA TOMOHON MENGHADAPI
BENCANA GUNUNG BERAPI

Prisilia Riani Mais


Mulyadi
Jill Lolong

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : Pricilya.mais@gmail.com

ABSRACT: Volcano is one of the frequent disasters in Indonesia. Volcanic eruptions can
cause many casualties and losses, Tomohon city has two active volcanoes that require
coordinated disaster preparedness. Christian junior high school is the one of which always
affected when the volcano erupted because just 3 miles from mount lokon, mount Lokon
whereas the impact area within 5 miles. Purpose to analyze Effect Of Volcano Hazards
Counseling To Students Preparedness Of Christian Junior High School Kakaskasen
Tomohon City To Be Up Against Volcano Disaster. Samples in this research were 60
respondents using probability sampling techniques. Design of the research is one group pre
test-post test and data collected from respondents using questionnaire. Research result
obtained P value 0,00 with t value is 23,78 and t table 2,002. Conclusion shows there is
Effect Of Volcano Hazards Counseling To Students Preparedness Of Christian Junior High
School Kakaskasen Tomohon City To Be Up Against Volcano Disaster. Suggestion for
further research are expected to further investigate the other factors that can increase
preparedness.
Keywords : Counseling, Disaster Preparedness, Volcano

ABSTRAK: Gunung berapi adalah salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia.
Bencana gunung berapi dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan kerugian, kota Tomohon
memiliki dua gunung berapi aktif yang memerlukan kesiapsiagaan bencana yang
terkoordinasi. SMP Kristen salah satu yang selalu terkena dampak ketika gunung meletus
karena hanya berjarak 3 km dari gunung Lokon, sedangkan daerah terdampak dari gunung
Lokon berjarak 5km. Tujuan untuk Menganalisis Penyuluhan Bahaya Gunung Berapi
Terhadap Kesiapsiagaan Siswa SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon Menghadapi
Bencana Gunung Berapi. Sampel berjumlah 60 responden dengan menggunakan teknik
probability sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah desain one group pre test-
post test dan data yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner.
Hasil Penelitian diperoleh nilai P-value sebesar 0,00 (<0,05) dengan nilai t hitung sebesar
23,78 dan t tabel sebesar 2,002. Kesimpulan menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan
bahaya gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon
menghadapi bencana gunung berapi. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat
meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan.
Kata Kunci: Penyuluhan, Kesiapsiagaan Bencana, Gunung Berapi

1
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

LATAR BELAKANG Sektor pendidikan merupakan salah


Di Asia Tenggara, Indonesia satu sektor pembangunan yang terkena
merupakan wilayah yang paling rawan dampak dari bencana. Di dalam kaitannya
terhadap bencana terkait dengan kondisi dengan upaya penanggulangan bencana di
geografis, demografis, geologis, dan Indonesia memiliki tanggung jawab untuk
hidrologis yang memungkinkan terjadi menyelenggarakan pendidikan sebagai
bencana di Indonesia, baik yang di upaya mewujudkan pembangunan budaya
sebabkan oleh faktor alam ataupun faktor bangsa termasuk membangun budaya
non alam, Pusat Penanggulangan Krisis kesiapsiagaan bencana warga negara,
Depkes RI, 2008 (Herdwiyanti F. dan yakni secara khusus kepada anak atau
Sudaryono, 2013). murid. Anak-anak tersebut adalah pihak
Salah satu bencana yang sering yang harus dilindungi dan secara
terjadi di Indonesia adalah gunung berapi bersamaan perlu ditingkatkan
karena Indonesia terletak pada pertemuan pengetahuan kbencanaannya (Konsorsium
tiga lempeng tektonik dunia, memiliki Pendidikan Bencana Indonesia, 2011).
lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan Dalam hal ini sekolah merupakan
sekitar 150 sungai, baik besar maupun wahana efektif dalam memberikan efek
kecil, yang melintasi wilayah padat untuk menyebarkan informasi,
penduduk. Beberapa catatan bencana alam pengetahuan dan keterampilan kepada
besar yang pernah di alami Indonesia, masyarakat terdekatnya. Dengan
antara lain pada tahun 1815, Gunung demikian, kegiatan pendidikan
tambora meletus. Jumlah korban saat itu kebencanaan di sekolah menjadi efektif,
tidak tercatat dengan baik, namun dapat dinamis dan implementatif dalam
dipastikan melebihi jumlah korban letusan meningkatkan kemampuan warga sekolah,
gunung Krakatau, tahun 1883 Gunung untuk mampu mengurangi dampak resiko
Krakatau meletus mengakibatkan tsunami bencana di sekolah (Konsorsium
dan menghilangkan lebih dari 36 ribu Pendidikan Bencana Indonesia, 2011).
jiwa. Gunung merapi meletus, Kota Tomohon merupakan salah
mengakibatkan 1.300 orang harus satu daerah di Indonesia dengan resiko
kehilangan nyawa. Tahun 1963, Gunung ancaman kebencanaan yang relatif tinggi
Agung Meletus dan menewaskan sekitar mengingat letak geografis, topografis dan
seribu jiwa (Badan Nasional geologis dimana kota Tomohon
Penanggulangan Bencana, 2012). merupakan daerah yang dikelilingi cincin
Berdasarkan data yang didapat api (ring of fire). Keberadaan dua gunung
setiap tahun diperkirakan sekitar 66 juta berapi yang masih aktif yaitu Gunung
anak terkena dampak bencana. Lebih dari Lokon dan Gunung Mahawu di daerah ini
300.000 penduduk terkena dampak menyebabkan perlu adanya kesiapsiagaan
bencana. Lebih dari 300.000 penduduk bencana yang terkoordinasi dan
terkena dampak peristiwa Merapi 2010, komprehensif (Badan Penanggulangan
sekitar 100.000 diantaranya adalah anak- Bencana Daerah, 2012).
anak. Menurut Rinaldi (2009) dalam Berdasarkan data yang diperoleh
jurnal penelitiannya yang berjudul dari Badan Penanggulangan Bencana
kesiapan menghadapi bencana di Daerah Kota Tomohon, pada tahun 2011
Indonesia mengatakan, bahwa dalam Gunung Lokon mengalami letusan besar
setiap kejadian bencana, jumlah korban dengan tinggi abu 1500-3000 meter
jiwa dan kehilangan materi yang banyak disertai lontaran materian pijar, dan pada
memperlihatkan masih lemahnya kesiapan tahun 2012 pada bulan Januari sampai
menghadapi bencana di Indonesia bulan Oktober, letusan abu dan letusan
(Herdwiyanti F. dan Sudaryono, 2013). besar 12 kali dan pada saat ini aktivitas

2
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

Gunung Lokon berada pada siaga (level penelitian ini menggunakan kuesioner
III). Jika gunung lokon meletus, maka yang dikembangkan sendiri oleh peneliti
daerah yang akan terkena dampak yaitu yang berdasarkan jurnal penelitian dari
daerah yang berjarak 5 km dari gunung LIPI dan UNESCO. Kuesioner ini berisi
(Badan Penanggulangan Bencana Daerah, tentang pernyataan untuk mengukur
2012). tingkat keisapsiagaan pada siswa SMP
Berdasarkan hasil observasi dan Kristen Kakaskasen Kota Tomohon.
wawancara dengan kepala sekolah, SMP dengan pernyataan sebanyak 20 yang
Kristen Kakaskasen Kota Tomohon terdiri dari 5 pertanyaan untuk sikap dan
adalah sekolah menengah pertama yang pengetahuan, 5 pertanyaan untuk
teletak di Kelurahan Kakaskasen 3 Kota perencanaan kedaruratan, 5 pertanyaan
Tomohon dengan jumlah siswa sebanyak untuk sistem peringatan, dan 5 pertanyaan
307 siswa, sekolah ini hanya berjarak 3 untuk mobilisasi sumber daya. Dengan
km dari gunung lokon, yang artinya bobot, jika sangat setuju diberi skor 5,
menjadi salah satu yang akan terkena jika setuju di beri skor 4, jika ragu-ragu di
dampak ketika gunung lokon meletus. beri skor 3, jika tidak setuju diberi skor 2,
Kepala sekolah juga mengatakan, bahwa jika sangat tidak setuju diberi skor 1.
SMP Kristen Kakaskasen Kota Tomohon Prosedur dari pada penelitian
selalu terkena dampak ketika gunung dilakukan oleh peneliti setelah mendapat
lokon meletus seperti gempa bumi, abu rekomendasi dari Koordinator Program
vulkanik dan lain-lain. Dimana abu Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
vulkanik dapat menyebabkan gangguan Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
kesehatan terutama dalam sistem Manado. Langkah selanjutnya peneliti
pernapasan yaitu, infeksi saluran menyampaikan surat permohonan kepada
pernapasan dan iritasi pada mata, selain Kepala Sekolah SMP Kristen Kakaskasen
itu juga letusan gunung lokon dapat Kota Tomohon sebagai tempat penelitian.
mengganggu proses belajar mengajar Setelah mendapat persetujuan kemudian
warga SMP Kristen Kakaskasen Kota mengidetifikasi responden penelitian.
Tomohon. Selanjutnya menjelaskan pada calon
Oleh karena itu, peneliti tertarik responden tentang tujuan dan manfaat
untuk meneliti tentang pengaruh penelitian dan meminta kesediannya untuk
penyuluhan bahaya gunung berapi menjadi responden. Jika calon setuju,
terhadap kesiapsiagaan siswa Sekolah maka responden menandatangani ijin
Menengah Pertama Kristen Kakaskasen inform consent dan tahap terakhir
Kota Tomohon menghadapi bencana membagikan kusioner
gunung berapi. Prosedur pengolahan data yang
dilakukan melalui tahap cleaning, koding,
METODE PENELITIAN skoring dan tabulating dan data dianalisis
Penelitian ini merupakan penelitian melalui prosedur analisis univariat dan
eksperimen semu dengan pendekatan analisis bivariate dengan menggunakan uji
desain one group pre test-post test. Pared T-test pada tingkat kemaknaan 95%
Penelitian ini dilaksanakan di SMP (=0,05).
Kristen Kakaskasen Kota Tomohon pada Etika dalam penelitian ini sebagai
bulan desember 2014 Maret 2015. berikut: peneliti melakukan beberapa hal
Populasi pada penelitian ini adalah yang berhubungan dengan informed
seluruh siswa SMP Kristen Kakaskasen consent, menghormati privasi responden
Kota Tomohon yang berjumlah 307 siswa. dan kerahasiaan responden.
Sampel diambil dengan menggunakan
metode probability sampling. Instrument
pengumpulan data yang digunakan dalam

3
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HASIL dan PEMBAHASAN B. PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian Dari hasil analisis pengaruh
Analisis Univariat penyuluhan terhadap kesiapsiagaan pada
Tabel 5.1. Tingkat Kesiapsiagaan Siswa siswa SMP Kristen Kakaskasen, bahwa
Sebelum Dilakukan Penyuluhan siswa yang sebelum di berikan
Tingkat penyuluhan bahaya gunung berapi
n % memiliki rata-rata lebih rendah daripada
Kesiapsiagaan rata-rata sesudah penyuluhan. Hal tersebut
Kurang Siap 1 1,7 senada dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwati (2014) dimana nilai sebelum
Hampir Siap 7 11,7 diberikan penyuluhan lebih rendah
Siap 52 86,6 daripada nilai sesudah penyuluhan itu di
buktikan dalam penelitiannya yaitu
Sangat Siap 0 0 responden sebelum diberikan penyuluhan
Total 60 100 kesehatan (44%) yang pengetahuan dan
perilakunya baik dan setelah di berikan
Sumber: Data Primer 2015
penyuluhan kesehatan tingkat
Tabel 5.2 Tingkat Kesiapsiagaan Sesudah pengetahuan dan perilakunya semakin
Dilakukan Penyuluhan baik (100%). Dalam hal ini Adlina dkk
(2014) juga mengatakan dalam jurnal
Tingkat penelitannya bahwa pengetahuan tentang
n % bencana merupakan aspek dasar yang
Kesiapsiagaan seharusnya dimiliki oleh setiap
Kurang Siap 0 0 masyarakat untuk dapat memberikan
informasi kepada keluarga, dimana sikap
Hampir Siap 0 0 dipengaruhi oleh pengetahuan tentang
Siap 22 36,7 bencana dan dampak dari bencana
tersebut. Dalam teori Benyamin Blum
Sangat Siap 38 63,3 juga menyatakan, bahwa pengetahuan
Total 60 100 atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya
Sumber: Data Primer 2015
tindakan seseorang. Dalam teori tersebut
Analisis Bivariat pula dijelaskan, bahwa sikap/perilaku
Tabel 5.3. Pengaruh Penyuluhan Bahaya merupakan faktor terbesar kedua setelah
Gunung Berapi Terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi
Kesiapsiagaan Siswa SMP Kristen kesehatan individu atau masyarakat
Kakaskasen Kota Tomohon Dalam (Djafar dkk. 2013).
Menghadapi Bencana. Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan uji Paired T-Test
Variabel Me SD n t P- menunjukkan bahwa koefisien P-value
Penyuluhan an Valu sebesar 0,000 (< 0,05) yang berarti adanya
perbedaan yang signifikan yang dimana,
e nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
Sebelum 64,08 5,69 60 (2,001) yang berarti Ho ditolak. Maka
dapat disimpulkan, bahwa terdapat
23, 0,00 perbedaan yang signifikan tingkat
Sesudah 80,78 4,58 60 78 kesiapsiagaan sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan yang berarti
Sumber: Data Primer 2015
penyuluhan sangat mempengaruhi

4
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi Kakaskasen Kota Tomohon, maka SMP


bencana.. Hasil penelitian ini sejalan Kristen Kakaskasen perlu adanya
dengan penelitian yang dilakukan oleh kesiapsiagaan yang baik. Dalam hal ini
oleh (Afifah Dkk, 2014) yang peneliti berpendapat, bahwa dengan
menunjukkan adanya pengaruh yang diberikannya penyuluhan tentang bahaya
signifikan antara sebelum dan sesudah gunung berapi dapat meningkatkan
diberikan penyuluhan tentang pengetahuan siswa tentang bencana yang
kesiapsiagaan menghadapi bencana. rawan di daerah tersebut, seiring dengan
WHO mengungkapkan, bahwa sikap meningkatnya pengetahuan siswa
seseorang disebabkan oleh pemikiran dan terhadap bencana gunung berapi maka
perasaan dalam bentuk pengetahuan, kesiapsiagaan siswa akan lebih meningkat
persepsi, sikap, kepercayaan, dan juga.
penilaian-penilaian seseorang terhadap Dengan demikian tingkat
objek. Dalam hal ini, dengan pemberian kesiapsiagaan yang semakin baik, maka
penyuluhan kesehatan, maka pengetahuan para siswa semakin siap menghadapi
akan bertambah, sehingga sikap juga akan bencana gunung berapi kapanpun bencana
lebih baik lagi (Djafar dkk, 2013). tersebut terjadi. Para siswa dan siswi akan
Maulana (2007) mengatakan, bahwa mampu mengelolah resiko bencana
pengetahuan yang ada pada setiap orang dilingkungannya, akan adanya tindakan
diterima atau ditangkap melalui yang cepat dan tepat guna pada saat
pancaindera, semakin banyak pancaindera terjadi bencana dengan memadukan dan
yang digunakan, maka semakin banyak mempertimbangkan sistem
dan semakin jelas pula pengertian atau penanggulangan bencana di daerah dan
pengetahuan yang diperoleh, dimana mata disesuaikan kondisi wilayah setempat,
merupakan pancaindera yang paling dengan begitu dapat meminimalisir
berperan dalam menyalurkan pengetahuan korban dan kerugian akibat bencana
ke otak, yaitu 75% sampai 87%, maka tersebut.
dari itu peneliti memilih untuk .
menggunakan media audiovisual karena SIMPULAN
selain menarik juga lebih mudah untuk Tingkat kesiapsiagaan siswa
siswa dan siswi mengerti akan materi mengalami peningkatan sesudah diberikan
yang disampaikan, maka pengetahuan penyuluhan. Terdapat pengaruh yang
siswa tentang bahaya gunung berapi signifikan penyuluhan bahaya gunung
meningkat, sehingga kesiapsiagaan siswa berapi terhadap kesiapsiagaan siswa SMP
dalam menghadapi bencana gunung berapi Kristen Kakaskasen Kota Tomohon dalam
semakin baik pula. Oleh karena itu, dalam menghadapi bencana gunung berapi.
penelitian ini peneliti memberikan
penyuluhan selain menggunakan media
cetak (leaflet) peneliti juga menggunakan DAFTAR PUSTAKA
media audiovisual untuk merangsang Purwana R. (2013). Manajemen
indera penglihatan dan pendengaran para Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
siswa agar lebih memudahkan siswa siswi Dalam Kejadian Bencana. Jakarta:
untuk memahami tentang bahaya bencana Raja Grafindo Persada.
gunung berapi.
SMP Kristen Kakaskasen Kota Sarwidi., Wantoro Dwi., & Suharjo
Tomohon selalu terkena dampak ketika Drajat. (2013). Evaluasi Sekolah Siaga
gunung lokon erupsi karena hanya (Studi Kasus SMKN Berbah Kabupaten
berjarak 3km dari gunung lokon. Hal
Sleman ). Yogyakarta.
tersebut dapat mengganggu proses belajar
mengajar warga sekolah di SMP Kristen

5
ejoural Keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

Nugroho Ag. Cahyo. (2007). Kajian Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Penulisan Riset Keperawatan.
Mengantisipasi Bencana . Jakarta. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://unesdoc.unesco.org/images/001
5/001536/153617IND.pdf. Diakses
tanggal 5 November 2014 pukul 23.15
wita.

Konsorsium Pendidikan Bencana


Indonesia. (2011). Kerangka Kerja
Sekolah Siaga Bencana. Jakarta .
http://gerashiaga.files.wordpress.com/
2012/06/buku-kerangka-kerja-sekolah-
siaga-bencana.pdf.
Diakses tanggal 4 November 2014
pukul 21.30.

Maulana, H, D, J. (2007). Promosi


Kesehatan. Jakarta : EGC

Badan Nasional Penanggulangan


Bencana. (2012). Siaga Bencana
Gunung Api. http://bnpb.go.id.
diakses pada November 5, 2014.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah.


(2012). Profil Daerah Rawan Bencana
(Erupsi Gunung Lokon dan Mahawu).
Tomohon.

Adlina Nita., Agussabti., Hermansyah.


(2014). Kesiapsiagaan Masyarakat
Dalam Menghadapi Situasi Bencana
Gunung Api Seulawah Agan Di
Wilayah Kecamatan Sare Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Ilmu
Kebencanaan.
http://prodipps.unsyiah.ac.id/jika/ima
ges/jika/vol/vol.1/vol.1.1/3.17.25.Nita
%20Adlina.pdf. Diakses pada tanggal
25 Januari 2015 Pukul 21.00 WITA

Widianto M, A. (2013). Statistika Terapan


Konsep & Aplikasi SPSS/LISREL
Dalam Penelitian Pendidikan,
Psikologi & Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
6

You might also like