KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO 40-42 JAKARTA 12190, KOTAK POS 124
TELEPON (021) 525-0208; 525-1009; FAKSINILE (021) 573-2062; SITUS: Itai, palak god
LLAYANAN INFORMAST DAN KELUHAN KRING PAJAK (021) 1800200;
EMAIL pengadvang@pajak go
Nomer $-474 ppy2015 24 November 2015
Sifat Segera
Hal : Penegasan Pelaksanaan _Peraturan_Menteri
Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 dan Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2015
Yth.1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak
di seluvuh Indonesia
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan terkait pelaksanaan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat
Pemberitahuan, dan Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak (PMK-91/2015)
dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-40/PJ/2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.03/2015 tentang Pengurangan
atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas Keterlambatan Penyampaian Surat
Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan Keterlambatan Pembayaran atau
Penyetoran Pajak (SE-40/2018), dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlunya memberikan penegasan berupa
a. ruang lingkup subjek pajak yang dapat memanfaatkan fasilitas kebijakan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sebagaimana tertuang dalam
PMK-91/2015 dan SE-40/2015;
b. ruang lingkup Surat Pemberitahuan (SPT) dan sanksi administrasi yang dapat
diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sebagaimana
tercantum dalam Pasal 3 PMK-91/2015; dan
c. penafsiran dari ketentuan’ Pasal 3 PMK-91/2015 sehubungan dengan adanya
perbedaan penafsiran khususnya mengenai:
1) pelaksanaan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berdasarkan
PMK-91/2015 dan SE-40/2015 terhadap pembayaran atau penyetoran pajak
yang dilakukan oleh Wajib Pajak pada tahun 2015 dan sebelumnya akan tetapi
penyampaian ‘SPT-nya ditakukan oleh Wajib Pajak pada tahun 2015; dan
2) pelaksanaan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berdasarkan
PMK-91/20,15 dan SE-40/2015 terhadap pembayaran atau penyetoran pajak
yang dilakukan oleh Wajid Pajak pada tahun 2016 dan sebelumnya akan tetapi
penyamypaian SPT-nya dilakukan oleh Wajib Pajak setelah tahun 2015.
2, Latar Belakany Penerbitan PMK-91/2015 dan SE-40/2015
Direktorat .Jenderal Pajak telah mencanangkan tahun 2015 sebagai tahun pembinaan
bagi Waji's Pajak dengan tagline “reach the unreachable-touch the untouchable”.
Konsep dasar program Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015 adalsh pemberian
kesempatan seluas-luasnya kepada Wajid Pajak untuk melakukan pendaftaran,
pembayaran pajak yang terutang, penyampaian SPT, serta pembetulan SPT. Untuk itu,
kepada Wajib Pajak akan diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
baik berupa sanksi denda maupun bunga.
Untuk,
Kp.:PJ.021/P.0201-2-
Untuk menjaga atau mengawal program tersebut agar berjalan efektif maka akan
dilakukan optimalisasi pemanfaatan data berbasis teknologi informasi. Dengan
optimalisasi pemanfaatan data ini maka Wajib Pajak tahu bahwa Direktorat Jenderal
Pajak tahu, sehingga diharapkan dapat mendorong Wajib Pajak untuk melaporkan SPT
dengan benar, lengkap, dan jelas.
‘Dengan meningkatnya jumlah Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh
NPWP, membayar pajak yang terutang, serta menyampaikan dan/atau membetulkan
SPT, diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak dan terbangunnya basis data
Perpajakan yang kuat untuk menjamin kelangsungan (sustainability) penerimaan pajak
di masa yang akan datang.
Salah satu implementasi dari Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015 adalah penerbitan
PMK-91/2015 dan SE-40/2016.
3. Untuk memberikan keseragaman dalam pelaksanaan PMK-91/2015 dan SE-40/2015,
dengan ini disampaikan penegasan sebagai berikut:
a. Ruang lingkup subjek pajak yang dapat memanfaatkan fasilitas kebijakan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi adalah:
1) orang pribadi atau badan yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif akan tetapi belum mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk segera
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan menyampaikan SPT yang
dimulai sejak saat terpenuhinya persyaratan subjektif dan objektif dengan
terlebih dahulu_membayarkan atau menyetorkan pajak yang terutang
sebagaimana tercantum dalam SPT tersebut;
2) Wajib Pajak orang pribadi atau badan (telah memiliki NPWP) yang belum
menyampaikan SPT untuk segera menyampaikan SPT dengan terlebih dahulu
membayarkan atau menyetorkan pajak yang terutang sebagaimana tercantum
dalam SPT tersebut; dan/atau
3) Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang telah menyampaikan SPT akan
tetapi_belum sesuai dengan keadaan yang sebenarnya untuk segera
melakukan pembetulan atas SPT yang telah disampaikan tersebut sesuai
dengan keadaan yang sebenamya, dalam hal:
a) SPT pembetulan tersebut menyatakan kurang bayar; dan
b) Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan verifikasi dalam rangka
penerbitan surat ketetapan pajak, pemeriksaan, atau pemeriksaan bukti
permulaan,
dengan terlebih dahulu melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang sesuai dengan SPT pembetulan
b. Ruang lingkup SPT dan sanksi administrasi yang dapat diberikan pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi berdasarkan PMK-91/2015 adalah sebagai
berikut:
1) Pajak Penghasilan
a) SPT Pajak Penghasilan berupa:
- SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2014 dan sebelumnya;
- SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 dan sebelumnya;
dan
- SPT Masa PPh Masa Pajak Desember 2014 dan sebelumnya,
yang penyampaiannya atau pembetulannya dilakukan oleh Wajib Pajak
pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015,
b) Sanksi...
Ko.:PJ.0211P4.0201b) Sanksi Administrasi berupa:
- Denda Pasal 7 Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
keterlambatan penyampaian SPT;
- Bunga Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya pembetulan SPT Tahunan;
> Bunga Pasal 8 ayat (2a) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya pembetulan SPT Masa;
- Bunga Pasal 9 ayat (2a) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang dalam SPT Masa; dan
- Bunga Pasal 9 ayat (2b) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang dalam SPT Tahunan.
2) Pajak Pertambahan Nilai
a) SPT Pajak Pertambahan Nilai berupa:
- SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Desember 2014 dan
sebelumnya; dan
- SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut PPN Masa Pajak
Desember 2014 dan sebelumnya,
yang penyampaiannya atau pembetulannya dilakukan oleh Wajib Pajak
pada tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.
b) Sanksi Administrasi berupa:
- Denda Pasal 7 Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
keterlambatan penyampaian SPT;
-. Bunga Pasal 8 ayat (2a) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya pembetulan SPT Masa;
- Bunga Pasal 9 ayat (2a) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang dalam SPT Masa; dan
- Denda Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP sebagai akibat dari
adanya penyerahan BKP/JKP yang tidak/terlambat dibuatkan Faktur
Pajak.
4. Penafsiran dari ketentuan Pasal 3 PMK-91/2015 adalah sebagai berikut:
a.
Fasilitas kebijakan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi diberikan
kepada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang pada tahun 2015 dan sebelumnya akan tetapi penyampaian atau
pembetulan SPT dilakukan pada tahun 2015, dalam hal:
1) SPT tersebut termasuk dalam ruang lingkup SPT sebagaimana dimaksud pada
angka 3;
2) sanksi administrasi yang tercantum dalam STP termasuk dalam ruang lingkup
sanksi administrasi Sebagaimana dimaksud pada angka 3; dan
3) permohonan Wajib Pajak memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan,
Fasilitas kebijakan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi tidak
diberikan kepada Wajib Pajak yang melakukan pembayaran atau penyetoran pajak
yang terutang pada tahun 2015 dan sebelumnya akan tetapi penyampaian atau
pembetulan SPT dilakukan setelah tahun 2015, meskipun:
4) SPT.
Ko PA.0711P,.02041) SPT tersebut termasuk dalam ruang lingkup SPT sebagaimana dimaksud pada
angka 3;
2) sanksi administrasi yang tercantum dalam STP termasuk dalam ruang lingkup
sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada angka 3; dan
3) permohonan Wajib Pajak memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan
¢. Namun demikian, terhadap sanksi administrasi yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup yang dapat diberikan fasilitas kebijakan pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam PMK-91/2015, sanksi administrasi
dimaksud tetap dapat diberikan pengurangan atau penghapusan dengan
berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.03/2013 tentang
Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan
atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak, dalam hal
sanksi administrasi dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
kesalahannya.
Demikian disampaikan.
hadi Pramudito
9195909171987091007
Tembusan:
1. Para Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Perpajakan
2. Para pejabat eselon Il di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
3. Kepala Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan
Kp.:P.021/PJ,0201