You are on page 1of 4

Pengertian

Rheostat adalah jenis resistor yang nilai resistansi dapat diatur (Variable Resistor) dan biasanya
digunakan untuk mengendalikan arus listrik (current) terutama pada rangkaian atau perangkat
yang berarus listrik tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa Rheostat adalah Variable Resistor yang
berfungsi untuk mengatur aliran arus listrik (current) pada suatu rangkaian elektronik ataupun
listrik. Istilah Rheostat berasal dari bahasa Yunani yaitu Rheos dan Statis yang artinya
adalah perangkat yang mengendalikan arus listrik (current). Istilah tersebut pertama kali
dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama Sir Charles Wheatstone.

Jenis jenis dari Rheostat

1. Rheostat Rotary
Rheostat Rotary adalah Rheostat yang paling sering digunakan untuk mengatur daya listrik.
Sebagian besar Rheostat jenis Rotari ini menggunakan konstruksi terbuka namun ada juga
Rheostat Rotari dengan konstruksi tertutup. Rheostat dipasang secara paralel untuk mengatur
tingkat dan rentang daya listrik. Nilai resistansinya diatur dengan cara memutar wiper-nya searah
jarum jam ataupun sebaliknya.
2. Rheostat Slide
Rheostat Slide atau Rheostat Linear banyak digunakan pada laboratorium penelitan dan edukasi.
Rheostat slide terbuat dari kawat beresisten yang digulungkan pada sebuah silinder yang di
isolasi. Rheostat Slide menggunakan Slider atau Penggeser untuk mengatur nilai resistansinya.
3. Rheostat Trimmer
Rheostat Trimmer adalah Rheostat yang berbentuk kecil dan biasanya dipasangkan pada PCB
dan harus menggunakan obeng atau alat khusus untuk mengatur nilai resistansinya.

Dalam Struktur Rheostat, satu kaki terminalnya dihubungkan di bagian ujung jalur (track) dan
satu terminalnya lagi dihubungkan pada Wiper (penyapu) atau Slider (penggeser) Rheostat yang
dapat bergerak. Pada saat wiper atau slider bergerak dari satu ujung ke ujung lainnya, nilai
resistansi juga akan berubah dari minimum (0) ke maksimum.
Rheostat pada umumnya memiliki dua kaki terminal namun ada juga berkaki terminal tiga.
Meskipun ada Rheostat yang berterminal tiga, pada penggunaannya dalam mengendalikan arus
listrik (current), kita hanya menggunakan dua kaki rheostat dan satu kakinya lagi yang tak
terpakai harus dihubungkan dengan kaki terminal Wiper atau slider-nya. Oleh karena itu, sebuah
Potensiometer yang umumnya berkaki terminal tiga juga dapat dimodifikasi menjadi sebuah
Rheostat. Hampir semua mekanisme pada Potensiometer digunakan dalam pemodifikasian
menjadi rheostat. Satu-satunya langkah untuk memodifikasikan potensiometer menjadi rheostat
adalah dengan menggabungkan salah satu terminal potensiometer dengan terminal Wiper atau
slider-nya

Fungsi Rheostat
Rheostat sering digunakan sebagai perangkat kontrol daya, misalnya untuk mengontrol
atau mengatur intensitas cahaya (dimmer), kecepatan motor, pemanas dan oven. Namun sekarang
rheostat tidak digunakan dalam fungsi ini lagi dikarenakan efisiensinya yang relatif rendah.
Sebagai resistor variabel rheostat sering digunakan untuk tuning dan kalibrasi pada sirkuit.
Dalam kasus ini rheostat disetel/ disesuaikan hanya selama fabrikasi atau penyetelan sirkuit/
rangkaian (preset resistor).
Seiring perkembangan zaman rheostat juga sudah mulai dilupakan dalam penggunaannya
karena masih sangat pasif dan tergolong jadul. Kuno bukan berarti rheostat tidak lagi digunakan
dalam kehidupan, saat ini rheostat masih digunakan untuk control audio (volume) seperti pada
radio, pengatur equalizer dalam kombinasi jatingan filter, pengatur kecerahan pada TV.
Dalam aplikasinya, Rheostat biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat yang
berdaya tinggi seperti pengatur intensitas lampu, pengatur motor berkecepatan tinggi, pengatur
suhu pada pemanas (heater) dan oven.

Aplikasi Reostat dan Temuan Terbaru

1. Kereta Rel Listrik


Kereta rel listrik sebenarnya merupakan sarana transportasi komuter masal yang paling
ampuh untuk mengurai masalah kemacetan di Jabodetabek. Kereta Rel Listrik, artinya untuk
menggerakkan kereta ini diperlukan energi listrik sebagai sumber. Sangat mudah
mengidentifikasi KRL, jalur KRL selalu memiliki saluran listrik di atasnya. Tentu saja berbeda
dengan jalur kereta lintas jawa (KA. Argo, KA. Parahyangan, dsb) yang tidak memiliki saluran
listrik diatasnya karena yang beroperasi di situ merupakan kereta rel diesel.
Sumber listrik AC dan DC bisa digunakan di KRL. Sumber DC yang umum dipakai
biasanya 1500 Volt, sedangkan untuk kereta super cepat bisa memakai sumber AC hingga 25 kV.
Untuk menyalurkan ke kereta yang berjalan digunakan piranti bernama pantograf. Tipe pantograf
ada yang diamond-shaped atau single-arm, kedua tipe ini memiliki fungsi sama untuk
mengalirkan listrik dari sumber diatas ke konverter kemudian diteruskan ke motor (Gambar 1)
sehingga KRL berjalan. Pantograf harus bisa kontak secara kontinyu dengan konduktor sumber
tanpa cepat aus disamping pantograf harus aerodinamis karena dipakai di kecepatan yang relatif
tinggi terus-menerus.
2. Teknologi Lokomotif Hybrid sebagai Kampanye Green Energy Application
Kereta api dewasa ini menjadi solusi dari makin berkurangnya energi fosil yang tersedia.
Panjang, hemat ruang, dan mampu menampung banyak orang semakin memperkuat posisinya
sebagai alat transportasi dengan komsumsi energi tiap penumpang paling rendah dibanding
dengan moda transportasi lainnya. Penghematan energi sudah dimulai dari proses
pembakarannya yang menerapkan teknologi EFI (Electronic Fuel Injection) yang mampu
mengoptimalkan sekaligus meminimalkan konsumsi bahan bakar yang digunakan. Selain itu
masih banyak lagi metode-metode lain yang diterapkan demi meningkatkan efisisensi daya
keluaran pada kereta api seperti teknologi turbocharger. Teknologi turbocharger ini memanfatkan
sisa panas gas buang untuk memutar turbin yang putarannya digunakan untuk mengkompresi gas
masukan sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna.
Akan tetapi semua itu baru dilihat dari segi thermodinamisnya, lalu dari segi elektrisnya
bagaimana. Coba dibayangkan apabila kita mengubah motor traksi pada lokomotif menjadi
generator sehingga energi kinetik pada kereta api dapat diubah menjadi energi listrik.
Pengubahan motor traksi apabila digunakan mesin induksi maka harus diberikan putaran yang
besarnya lebih besar dari kecepatan sinkron. Agar dapat memutar rotornya maka besar torsi
elektris atau torsi pengeremannya tidak boleh lebih dari besar tractive effort dari lokomotif.
Tractive effort merupakan batasan agar lokomotif tidak mengalami slip mekanis yang akhirnya
menyebabkan putaran rotor akan kembali mendekati slip nol nya sehingga motor gagal menjadi
generator. Proses tersebut akan menghasilkan torsi elektris yang akan menahan torsi mekanis
yang timbul akibat putaran gandar kereta api, sehingga dapat diterapkan untuk proses
pengereman atau setidaknya untuk membatasi kecepatan kereta api pada situasi tertentu. Besar
torsi pengereman tergantung pada besar daya yang diserap oleh beban dari motor traksi . Untuk
saat ini beban yang dicatu berupa brake resistor.
Metode pengereman ini sering disebut regeneration braking. Teknologi regeneratif
braking atau dynamic braking memang sudah diterapkan tetapi teknologi tersebut menjadi sia-sia
karena energi dibuang begitu saja menjadi panas oleh rheostat atau braking resistornya. Agar
tidak terbuang sia sia menjadi panas maka penyimpanan pada baterai menjadi solusi terbaiknya.
Baterai tersebut harus dapat menyimpan semua energi yang dihasilkan pada saat proses
pengereman. Karakteristik baterai itu sendiri harus modular dengan dilengkapi cairan pendingin.
Type baterai yang saat ini sudah mencukupi kriteria diatas adalah tipe Li-Ion yang mana seperti
baterai komponen komponen elektronik rumah tangga biasa.
Bayangkan apabila kereta api meluncur dari dataran yang lebih tinggi , katakanlah
bandung menuju jakarta yang lebih rendah, manfaat dari rem dinamis akan sangat terasa dalam
konsumsi bahan bakar. Kereta api dapat dianggap sebagai roller coaster raksasa yang dapat
dikendalikan kecepatannya dengan teknologi hybrid ini. Aplikasi ini mampu mengemat bahan
bakar hingga 15-20% bayangkan jika ada 100 lokomotif CC 206 dengan daya maksimal 2250
HP per unit yang setara untuk menyalakan 25 ribu lebih rumah. Luar biasa bukan manfaatnya,
selain itu mampu mereduksi emisi gas nitro oksida hingga 10 %. Di Amerika penerapan
teknologi ini telah menyimpan mengasilkan efisiensi energi per kapita sebesar 0,5%.

Karakteristik

resistor variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan
yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil
toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke
lilitan selanjutnya.

CARA KERJA
Angka di atas mewakili rheostat (kiri) dengan rangkaian ekuivalennya di sebelah kanan.
Terminal A dan B digunakan untuk menghubungkan input yang menandai titik masuk arus.
Terminal C adalah titik output untuk arus melalui rheostat. Kumparan kawat resistif dililitkan
pada inti keramik yang merupakan material non metalik. Kontak geser dengan keramik bagian
atas atau bagian logam dan logam non logam dan bagian bawah dengan kontak logam. Posisi
kontak geser mewakili resistansi di sirkuit.

Sebagai Contoh:
Jika kita mempertimbangkan rangkaian dengan sumber tegangan, resistor dan
ampermeter dihubungkan secara seri dengan bola lampu di sisi keluaran. Jadi kita
menghubungkan input rheostat ke Terminal B dan outputnya didapat di Terminal C. Jadi jika
kontak geser pada titik Terminal B maka itu merupakan posisi resistansi minimum karena arus
memiliki tahanan nol. Resistance berbanding lurus dengan panjang dan berbanding terbalik
dengan Area of Contact. Jadi pada awalnya misal panjangnya kecil dan area kontak juga kecil
sehingga saat ini tidak memiliki resistance karena tegangan suplai penuh akan melintasi bohlam.
Sekarang jika posisi kontak geser berada pada terminal A, maka panjangnya bertambah dan juga
area kontak yaitu Area belokan kawat yang ditutupi juga meningkat karena resistansi rheostat
penuh diterapkan pada tegangan masukan sehingga arus melalui Rheostat akan memiliki
magnitude rendah dan karenanya bohlam akan menyala redup.
Yang harus diperhatikan saat menggunakan rheostat:
Kontak geser harus dipindahkan dengan menahan bagian atasnya, bukan kontak.
Kaki atau dukungan rheostat tidak konduktif.
Bar di mana kontak geser bergerak juga melakukan.
Kontak geser harus dipindahkan dengan lembut untuk menghindari kecelakaan.
Cara mengukur resistansi rheostat dari setiap posisi kontak geser:
Ambil multimeter
Atur ke mode ohm dan pilih skala resistansi tertinggi 2k ohm
Ketuk Terminal B dan Terminal C dan tahan dengan benar.
Anda mendapatkan perlawanan dari kontak geser.

You might also like