You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pancasila sebagai ideology Nasional yang berfungsi sebagai cita cita
adalah sejalan dengan fungsi utama dari sebuah ideology sebagaimana dinyatakan
bahwa ideology pancasila sebagai sarana pemersatu masyarakat sehingga dapat
dijadikan prosedur penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari gagasan pendiri
Negara kita tentang pentingnya mencari nila- nilai bersama, yang dapat
mempersatukan berbagai golongan masyrakat Indonesia (Winarno, 2006: 23)
Setiap sila pada Pancasila merupakan suatu azas dan fungsi sendiri- sendiri ,
untuk satu tujuan yaitu masyarakat yag adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dan kesatuan Pancasila
dimana setiap sila tidak berdiri sendiri terpisah dari sila lainnya. Tiap sila tidak
boleh terlepas dari sila yang lain; tiap sila tidak boleh bertentangan terhadap sila
yang lain. Pancasila sebagai dasar falsafah Negara ditegaskan dalam Pembukaan
Undang- Undang 1945, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila merupakan sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan
Negara RI, Nilai- nilai Pancasila yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sesungguhnya adalah nilai dasar
fundamental yang bersifat objektif, positif, intrinsic, dan transeden.
Nilai- nilai yang dikandung Pancasila dapat dapat dibagi menjadi lima
sesuai dengan jumlah silanya, yaitu: Nilai dan jiwa religious( nilai ketuhanan),
nilai dan jiwa kemanusiaan, nilai dan jiwa persatuan, nilai dan jiwa kerakyatan,
nilai dan jiwa yang berkeadilan sosial. Dari nilai- nilai Pancasila tersebut, penulis
akan lebih spesifik membahas mengenai Makna Nilai Sila ketiga. Sila ketiga

1
Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai ini
mengandung makna; antara lain:
a) Pengakuan terhadap kebhineka-tunggal-ikaan unsur- unsur bangsa
Indonesia seperti suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
b) Pengakuan terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia serta wajib
membela dan menjungjungnya (patriotisme)
c) Cinta dan Bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Dari makna nilai sila ketiga tersebut penulis akan menuliskan berbagai
penjelasan mengenai realita saat ini mengenai nilai persatuan bangsa dan
berdasarkan realita- realita tersebut apa saja solusi yang dapat diterapkan
berdasarkan nilai persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna dari nilai nilai Persatuan Bangsa?
2. Bagaimana Realita mengenai Persatuan Bangsa di Indonesia?
3. Berdasarkan dari realita tersebut apa saja solusi yang dapat diterapkan
berdasarkan dengan Nilai Persatuan Bangsa?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menuraikan tentang makna nilai Persatuan Bangsa.
2. Untuk menuraikan realita mengenai Nilai Persatuan Bangsa
3. Untuk menuraikan solusi yang dapat diterapkan berdasarkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

BAB II
URAIAN MATERI

2
A. MAKNA NILAI SILA KETIGA
Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia ini bersatu karna didorong
untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah Negara yang
merdeka dan berdaulat. Persatuan Indonesia merupakan factor yang dinamis
dalam kehidupan bangsa Indonesia, dengan tujuan memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut mewujudkan perdamaian
dunia yang abadi (Marsudi Subandi, 2003: 55)
Setiap sila-sila dalam Pancasila dewasa ini seharusnya masih dihayati dan
dilaksanakan, bukan dilupakan dan dikesampingkan. Kebijakan-kebijakan
pemerintah sekarang masih sangat jauh dari penerapan sila-sila Pancasila, namun
sudah ada beberapa kebijakan yang mengarah kepada penerapan sila Pancasila,
walau sedikit. Setiap sila dalam Pancasila kalau diteliti, kebijakan pemerintah
masih sangat jauh dari penerapan nilai Pancasila.
Sudahkah pemerintah menjadikan Pancasila sebagai pedoman, sedikit
Penjabaran.
Sila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa: sudahkah pemerintah menggunakan
sila pertama dari Pancasila ini. Apakah pemerintah sudah bersikap tegas dan cepat
dalam menjamin warganya melaksanakan sila pertama ini yaitu hidup beragama
dengan tenang tanpa ada kebingungan dalam menjalankan agamanya dari
gangguan ajaran-ajaran yang menyimpang.
Sila 2. Kemanusian Yang Adil Dan Beradab: sudahkah pemerintah
melaksanakan sila kedua ini. Apakah pemerintah sudah membuat peraturan yang
di dalamnya dilandasi oleh sikap moral kemanusiaan tanpa adanya kepentingan
golongan.

Sila 3. Persatuan Indonesia: sudahkah pemerintah melaksanakan sila


ketiga ini. Apakah pemerintah sudah dapat mengatasi segala paham golongan,
etnis, suku, ras, individu maupun golongan agama agar tidak dapat diruncingkan
menjadi konflik dan permusuhan( J.tjiptabudi, 2010:8)

3
Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan
bangsa. Nilai ini mengandung makna antara lain:
a Pengakuan terhadap kebhineka-tunggal-ikaan unsur- unsur bangsa
Indonesia seperti suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
b Pengakuan terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia serta wajib
membela dan menjungjungnya (patriotisme)
c Cinta dan Bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).

a. Pengakuan terhadap kebhineka-tunggal-ikaan unsur- unsur bangsa


Indonesia seperti suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
Sila persatuan indonesia merumjuk pada persatuan yang utuh dan tidak
terpecah belah atau bersatuannya bermacam-macam perbedaan suku,agama , dan
lain-lain yang berada di wilayah indonesa. Persatuan ini terjadi karena di dorong
keinginan untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara
yang merdeka dan berdaulat, memajukan kesejahteraan umum, dan mecerdaskan
kehidupaan bangsa, serta menwujudkan perdamaian abadi.

Kebhinekaan merupakan kodrat. Pada sisi lain, penerimaan dan penilaian


terhadap kebhinekaan merupakan konstruksi sosial psikologis. Secara sederhana
pola penerimaan dan upaya pengelolaan akan kebhinekaan dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu inklusi dan ekslusi. Dua pola itu sudah ada, memiliki sejarah
perkembangan yang panjang, dan akan terus berlanjut. Pada pola inklusi.
Penerimaan dan pengelolaan kebhinekaan tampak menjadi sederhana karena
menerima perbedaan menjadi bagian dari nilai nilai dasar yang
dioperasionalisasikan dalam tindakan dan perilaku sehari- hari. Sementara itu,
eksklusifitas berarti memabatasi diri agar pihak- pihak yang berbeda agar tidak
masuk dalam lingkupnya. Dengan kata lain, kesamaan menjadi dasar penerimaan
dan pengelolaan relasi yang ekslusif dan pada waktu yang bersamaan perbedaan
menjadi dasar untuk penolakan.

Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu


kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan Bhineka Tunggal

4
Ika sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus
diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang
benar-benar hidup di dalam masyarakat. Oleh karena itulah memahami
kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka
menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa.
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang
memiliki keragaman. Pantaslah motto Bhinneka Tunggal Ika menjadi bingkai
dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat
penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan
Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia (Ida
Brata dkk, 2016:10)

Salah satu asumsi yang digunakan untuk menjelaskan ketunggalikaan


adalah dari sisi nondiskriminasi. Ketika hal ini terjadi maka sekat- sekat nya
hilang yang berarti pula terdapat kecairan hubungan yang identik dengan kestuan.
Dalam kejadian psikologi sosial, ada beberapa model kebhinekatunggalikaan .
Model yang dimaksud adalah dikategorisasi, rekatogorisasi, dan perbedaan
mutual. Pengembangan lebih lanjut mengarah pada model multi identitas dan
persilangan kategorisasi (Faturrochman, 2016: 2)

Menempatkan persatuan , kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa


dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, butir ini meghendaki warga
negara indonesi menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Oleh sebab itu warga negara harus melakukan pengawasan yang
bersifat aktif terhadap penyelatan kepentinagn negara. Dan berkorban untuk
kepentinagn bangsa dan negara serta menghendaki setiap warga negara tela
memberikan sesuatu sebagai wujud kesetian kepada negara seperti berkerja keras
dqan membayar pajak.

Cinta tanah air dan bangsa adanya keinginan setiap warga negara memiki
rasa ke indonesian. Kecintaan indonesia dapat di lakukan dengan mengagungkan
nama indonesia dalam berbagai kegiatan, seperti olimpiade olahraga maupun ilmu

5
pengetahuan di dalam segala bidang meningkat kemampuan sumber daya
manusia, dan melestarikan kekayaan alam dan budaya indonesia. Adayanya sikap
yang terwujud dan tampak dari setiap warga negara indonesia untuk menghargai
tanah air indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal-hal yang
menjadi milik bangsa indonesia. Sikap bangga ini di tunjukan dengan berani dan
percaya diri menujukkan indentitas sebagai warga negara indonesia baik lewat
budaya, perilaku, dan teknologi dan berkembng di indonesia, mencintai produk
indonesia adalah rasa bangga bertanah air indonesia.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang bhineka


tunggal ika adanya pergaulan dan hubungan baik ekonomi, politik dan budaya
antar suku pulau dan kemakuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku agama
dan pulau mempumyai kekhususan yang bernilai tinggi dan hal ini juga
bermanfaat bagi yang lain sehinnga tukar menukari akan meninggkat nilai
kesejahteraan bagi manusia ( Srianti dkk, 2007: 29)

b. Pengakuan terhadap persatuan bangsa wilayah Indonesia serta wajib


membela dan menjungjungnya (patriotisme)
Patriotisme adalah kecintaan kepada Bangsa dan Negara Indonesia,
melintasi kecintaan pada suku-suku bangsa. Sedangkan nasionalisme secara
teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai
sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. (Blank & Schmidt, 2003). Patriotisme
dan nasionalisme bangsa Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa
Indonesia terhadap negara dan tanah air berdasarkan Pancasila. Patriotisme dan
nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun siswa untuk memiliki sikap
menjunjung tinggi nilai keikhlasan atau semangat pengorbanan, kemanusiaan,
tenggang rasa, dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari
seluruh umat manusia.
Menurut Benedict Anderson: Nation (bangsa) adalah suatu komunitas
politik yang terbatas dan berdaulat yang dibayangkan (immagined communities).
Komunitas ini dikatakan sebagai imagined communities sebab tidak
mungkin seluruh warga dalam suatu komunitas dapat saling mengenal, saling

6
berbicara, dan saling mendengar. Akan tetapi, mereka memiliki bayangan yang
sama tentang komunitas mereka. Suatu bangsa dapat terbentuk, jika sejumlah
warga dalam suatu komunitas mau menetapkan diri sebagai suatu bangsa yang
mereka angankan atau bayangkan.
Pendapat Benedict Anderson dalam Hans Kohn, Nasionalisme Arti dan
Sejarahnya (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984). Nasionalisme adalah salah satu
kekuatan yang menentukan dalam sejarah modern. Paham ini berasal dari Eropa
Barat pada abad ke-18. Selama abad ke-19 ia telah tersebar di seluruh Eropa dan
dalam abad ke-20,ia telah menjadi suatu pergerakan dunia.
Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi inividu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Sebelum lahir
paham nasionalisme, kesetiaan orang tiak ditujukan kepada negara kebangsaan,
tetapi kepada berbagai bentuk kekuasaan sosial, organisasi politik atau raja
feodal, kesatuan ideologi seperti suku atau clan, negara kota, kerajaandinasti,
gereja atau golongan keagamaan.
Kesatuan kultural dan kedaulatan politik merupakan dua kata kunci yang
penting untuk memahami nasionalisme. Nasionalisme dalam pengertian
kedaulatan kultural akan berbicara mengenai semangat kebangsaan yang timbul
dalam diri sekelompok suku atau masyarakat karena mereka memiliki kesamaan
kultur. Mengacu pada pengertian ini, Indonesia jelas tidak menganut paham
nasionalisme dalam artian kesamaan kultur. Kita memiliki pluralitas budaya
dan etnis yang memustahilkan kita berbicara mengenai semangat kebangsaan
atas dasar persamaan kultur.
Pengertian kedua adalah nasionalisme dalam arti kedaulatan politik.
Berdasarkan pengertian ini, suatu kelompok masyarakat menentukan sikap
politik mereka atas dasar nasionalisme, entah nasionalisme kultural atau
nasionalisme politik untuk memperjuangkan terbentuknya sebuah negara yang
independen. Itu berarti baik kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan
kultur maupun yang multi kultur dapat memiliki nasionalisme dalam artian
kedaulatan politik ini. Menurut pengertian ini, Indonesia termasuk yang memiliki
nasionalisme dalam arti kedaulatan politik. Demikian pula halnya dengan

7
negara-negara lain yang memiliki keragaman kultur.
Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para
guru di sekolah dan para dai serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi
membuka kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak
terlupakan. Padahal pengalaman para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang
tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat.
Anderson (1999: 15) menyatakan, jika generasi muda, khususnya siswa
mengetahui betapa beratnya perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yang
sekarang mereka nikmati, tentu mereka akan menghargai arti kemerdekaan dan
tidak menyia-nyiakan kemerdekaan dengan kegiatan yang tidak berarti.
Patriotisme dan nasionalisme dapat menyadarkan generasi muda bahwa
terbentuknya Negara Indonesia tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui
tahapan yang panjang. Mereka harus tahu bahwa kemerdekaan ini telah dibayar
dengan tetes darah para pahlawan. Mereka harus sadar bahwa di tangan
merekalah masa depan bangsa dan Negara

C. Cinta dan Bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).


Mengacu pada awal tumbuhnya nasionalisme secara umum, maka
nasionalisme dapat dikatan sebagai suatu situasi kejiawaan diamana kesetiaan
seseorang secara total diabadikan langsung kepada Negara bangsa atasa nama
suatu bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat
perjuangan bersama merebut kemerdekaan dan cengkraman kolonial. Semanagt
Nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh para penganutnya dan dipakai
sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi untuk mengetahui siapa lawan
dan kawan. Seperti disimpulkan oleh Larry Diamond dan Marc F. Platnerr, para
penganut nasonalisme dunia ketiga secara khas menggunakan retorika anti
kolonialisme dan anti imperialisme (Rosyada Dede dkk, 2005:24)
Nasionalisme merupakan prisip pengelola fundamental yang menghubungkan
bangsa dengan Negara. Pandangan keras mengenai nasionalisme melihatnya
sebagai suatu prinsip atau ideology dan mendiktekan koinsidensi antara Negara

8
dan Bangsayang didefinisikan dalam ketentuan ketentuan etnis. Nasionalisme
dilihat sebagai kekuatan negative , bahkan penyakit. Dengan membuat dicotomi
Negara entah sebagai telah mencakup sebagai nasionalisme atau tidak, pandangan
ini menolak keragaman luar perinsip prinsip dan cirri yang membagi dasar
pondasi Negara yang telah melekat pada bangsa bangsa yang hidup dalam Negara.
Pandangan lunak mengenai nasinalisme melihatnya sebagai prinsip yang
seyogyanya bersipat serempak antara Negara dan bangsa tetapi berpendapat
bahwa itu bersifat positif ataupun negative.
Dalam sistem Negara / bangsa mutakhir , dua jenis politik koinsidensi
anatara bangsa dan Negara . pertama (1) gerakan pembelotan berusahan
menciptakan Negara baru dengan batas batas yang sesuai dengan Tanah Air
Bangsa mereka. Kedua (2), kalangan elit Negara yang melakukan upaya upaya
pembangunan Bangsa guna menciptakan ikatan bersama , merawat nilai nilai
bersama , atau mengukir budaya bersama , merawat nilai nilai bersama atau
mengukir budaya bersama guna melahirkan bangsa baru yang bersesuaian dengan
batas batas Negara yang ada. Bentuk nasionalisme ini berupaya menghapus ikatan
ikatan terhadap bangsa atau pun kelompok etnis sebelumnya dan hendak
membentuk kesetian baru terhadap Negara berdasarkan keanggotaan atas bangsa
yang bau.
Begitu beragamnya cara dimana bangsa bangsa menggabungkan cirri
budaya dan politik sangat menyulitkan bagi kita, kecuali dalam kasus kasus yang
ekstrim, untuk menghubungkan katagori katagori tertentu suatu bangsa dengan
komplik etnis. Secara umum, bentuk betuk nasionalisme bisa diklasifikasikan
menjadi sipil dan etnis. Yang pertama menetapkan kewarganegaraan bangsa
menurut ketentuan inklusif yang paling luas, terutama berdasarkan kelahiran atau
karna tinggal pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang lama. Yang kedua
membatasi kewarganegaraan kepada anggota kelompok kelompok etnis.
Nasionalisme sipil jenderung diasosiasikan dengan masyarakat terbuka yang
menekankan hak hak individu dan nilai nilai liberal. Menurut Greenfeld , ia
jenderung damai, sementara nasionalisme etnis dianggap agresif. Kekerasan

9
terjadi ketika bangsa lebih didahulukan atas individu, menerutnya, ketika para
anggota yang tidak memelikiciri etnis bersama harus dikeluarkan.
Dikotomi antara nasionalisme sipil dan etnis ini menyesatkan premis
yang dijadikan dasar adalah gagasan bahwa beberapa Negara, seperti Amerika
Serikat, tidak memiliki kriteria keanggotaan etnis apapun dan karenanya terbuka
bagi anggota dengan asal etnis apasaja. Dinegara Negara tersebut, bangsa
didepenisikan secara murni sebagai berdasarkan prinsip rasional hak-hak individu
dan representasi demkorasi. Namun demikian, meskipun keangotaan mungkn
inklusip, ada syarat syarat kesetiaan terhadap bangsa. Untuk bisa menyesuaikan
diri dengan norma norma budaya tertentu, ada derajat asimilasi tertentu yang di
kehendaki harus terjadi. Sebagaimana dikemukakan kymlicka : yang
membedakan antara bangsa sipil dan etnis bukanlah ketiadaan komponen budaya
apapun pada identisa nasional, tetapi fakta bahwa setiap orang bisa berintegrasi
budaya bersama tanpa memandang atau warna kulit ( jaques Betrand,2012: 27)
Peda posisinya sebagai ideology nasional, nilai nilai pancasila di
fungsikan sebagai nilai bersama yang ideal dan nilai pemersatu. Hal ini sejalan
dengan fungsi ideology di masyarakat yaitu: pertama sebagai tujuan atau cita-cita
yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat. Kedua, sebagai
pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang
terjadi di masyarakat dala kaitanya dengan yang pertama nilai dalam ideologi itu
menjadi cita-cita atau tujuan masyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah
untuk mencapai terwujudnya nilai-nilai dalam ideology. (arif dikdik, 2011 :6)

BAB III
PEMBAHASAN TENTANG REALITAS NILAI PERSATUAN

10
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa
ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman
disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan
penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru
banyak menuai kritik dan protes terhadap pancasila. Sejarah implementasi
pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan dalam pengertian
keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya. Tantangan
terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara
bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.
Mengingat semua orang Indonesia atau warga Negara Indonesia menjadi
warga Bangsa, maka semangat kebangsaan bangsa Indonesia diwarnai oleh asas
kekeluargaan. Persoalan bangsa dipecahkan bersama oleh warga bangsa, maka
semangat kebangsaan bangsa Indonesia diwarnai oleh asas kekeluargaan.
Persoalan bangsa dipecahkan bersama oleh warga bangsa dengan musyawarah
atau mufakat (Moedjanto dkk, 1993: 117).
Persatuan sebagai nilai ii berusaha dicapai dengan dijadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi nasional. Penggunaan bahasa Indonesia di
berbagai kegiatan, misalnya dalam kegiatan akademis, perdagangan, pergaulaan,
diharapkan dapat menjadi pemersatu masyarakat di Indonesia meskipun mereka
berasal dari suku atau agama yang berbeda. Denganberbahaa Indonesia yang baik
dan benar akan terpupuk rasa persatuan bagi masyarakat Indonesia karena adanya
dibakukan yang di pahami secara bersama-sama. (Meinarno Eko, dkk, 2016:14)
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negara di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-
liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara
pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan
pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang
bertentangan dengan kepribadian bangsa. Implementasi pancasila dalam

11
kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu realisasi praksis
untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut di rinci
dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUDHANKAM.

A. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidangPolitik

Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah


sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama
di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras,
kelompok, golongan, maupun kelompok agama.Oleh karena itu perbedaan adalah
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk negara.Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu
seloka Bhinneka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi
konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun
golongan agama.Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya
harkat dan martabat seluruh warganya.Negara memberikan kebebasan atas
individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan
dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social.
Nilai Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai
bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu

12
nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa.Nasionalisme yang
humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan.Oleh karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala
aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses
reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan, dan
memegang teguh persatuan dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan
membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya telah terbukti pada
bangsa lain misalnya Yugoslavia, Srilanka dan lain sebagainya.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia di bidang politik dapat
dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidang ekonomi

Paham nasionalisme dengan kegiatan ekonomi suatu negara sungguh


terkait erat. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat telah dimulai

13
semenjak terjadinya proses pengintegrasian berbagai kawasan di dunia seiring
dengan keberadaan kolonialisme negara Eropa di Amerika, Asia, dan Afrika
antara abad 16 sampai 20 Masehi. Kolonialisme itu sendiri merupakan
manifestasi dari nasionalisme chauvinistik negara-negara Eropa berupa
imperialisme yang berambisi meningkatkan kekayaan nasional (gold),
mengukuhkan peran sebagai aktor pemberadaban dunia baru dengan panduan
kitab suci, dan mengunggulkan kejayaan dan kebanggaan diri.
Globalisasi sebagai suatu isme yang mulai dianut sebagian besar
negara di dunia ini telah menjadi suatu keniscayaan historis yang tidak
terbantahkan meski tersimpan agenda kepentingan nasional negara maju di
dalamnya. Motor paling kuat di balik globalisasi adalah kepentingan ekonomi
murni, yaitu hasrat memaksimalkan profit. Bagaimana pasar di negara
berkembang terbebaskan dari berbagai regulasi dengan serangkaian konsep
free trade, sedangkan produk-produk negara berkembang dibatasi masuk
dalam pasar di negara maju.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia dalam bidang
ekonomi dapat dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif,
antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

14
C. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan
sosial budaya

Jaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak


menutup kemungkinan adanya budayaluar yang masuk ke dalam negara ini
dan melebur dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga merupakan ancaman
tersendiri bagi suatu negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di
dalam negara. Sekarang banyak budaya Indonesia yang sudah mulai
terlupakan di kalangan muda. Tanpa disadari mereka lebih banyak
menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya hidupnya.
Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan
yang ada dalam negara ini.Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu
kesatuan dalam negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari
makna sila ketiga Persatuan Indonesia dalam pribadi masyarakat Indonesia
agar masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam
suatu kehidupan berbangsa dan bernegara demi tetap menjaga persatuan.
Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk
kepribadian.Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak
dini.Terutama penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus
bangsa akan menentukan nasib dan kemajuan Indonesia di masa
mendatang. Nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-
generasi penerus bangsa.Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan
manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Ilmu pengetahuan dan teknologi


Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah
yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak

15
manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena
Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai
Pancasila sila ketiga bilamana dirinci dalam etika yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut :
Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara
seluruhnya.Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur dharma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dan pengamalannya.

Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkansatu sama lain.


Namun penemuan penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan
mempermudah pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna
kemajuan negara Indonesia.

Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia dalam bidang


sosial budaya dapat dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran
implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

16
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

D. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidang Hankam

Dalam saha membangunan pertahanan dan keamanan nasional


(Hankamnas) memiliki suatu prinsip yang tegas dengan suatu penernyataan
bahwa ancaman terhadap suatu pulau atau daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan Negara
Bahwa tiap-tiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka menunaikan tanggungjawab masing-masing dalam rangka
pembelaan Negara.
Realisasi penghayatan dan pengisian wawasan nusantara menjamin
kesatuan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam
beserta pengelolaannya serta menjaga kedaulatan Negara republik
Indonesia
Hankamnas pada hakekatnya merupakan hasil upaya total yang
mengintegrasikan segenap potensi dan kekuatan politik, ekonomi, sosial-
budaya dan militer bagi kepentingan nasional Setiap manusia Indonesia segara
perorangan akhirnya akan merupakan subyek maupun obyek yang utama,
sehingga karenanya harus dibekali dan diperkuat untuk dapat menjalankan
peranannya baik sebagai pelaku maupun sebagai benteng keamanan nasional.
Dengan ideologi Pancasila dan nilai-nilai nasional lainnya sebagai bekal yang
tangguh, serta dilengkapi dengan pengetahuan dan ketrampilan, diharapkan
spontanitas dan militansi segenap rakyat Indonesia dapat dikerahkan dalam
menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang dapat membahayakan
keamanan dan kelangsungan, hidup bangsa, tanpa mengenal menyerah.
Pembangunan pertahanan dan keamanan dilakukan melalui
program pengembangan pertahanan negara, program pengembangan
dukungan pertahanan, program pengembangan pemeliharaan keamanan dan

17
ketertiban masyarakat, serta program pengembangan keamanan dalam negeri.
Upaya penanggulangan permasalahan penyalahgunaan dan pengedaran gelap
narkoba, pada tahun 2002 telah dibentuk Badan Narkotika Nasional (BNN)
dengan kewenangan menyusun kebijakan, strategi, dan melaksanakan program
yang meliputi pencegahan, terapi rehabilitasi, penegakan hukum. keberhasilan
penanggulangan penyalahgunaann dan pengedaran gelap narkoba bukan hanya
ditentukan oleh kebijakan dan programnya, tetapi juga oleh kesadaran,
komitmen, dan partisipasi semua pihak yang saat ini telah menampakkan
kepeduliannya terhadap masalah narkoba.
Dalam usaha memecahkan persoalan bangsa dalam bidang
pertahanan dan keamanan perlu kita memahami butir-butir dalam sila
Persatuan Indonesia, antara lain:
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.

E. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidang Hukum dan HAM

Negara Kesatuan Republic Indonesia sebagai Negara hukum juga


harus menempatkan hukum sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Keberadaan Indonesia sebagai Negara Hukum dapat

18
ditemukan dalam Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen
disebutkan bahwa Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum
(Rechtsstaat), yang berarti Indonesia berdasarkan hukum dan tidak
berdasarkan pada kekuasaan semata (machtsstaat). Hal tersebut, kembali
dipertegas pada amandemen UUD NRI Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3)
yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
Berdasarkan ketentuan Konstitusi tersebut, maka negara Indonesia diperintah
berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk penguasa pun harus tunduk pada
hukum yang berlaku.
Akan tetapi, bekerjanya hukum di Indonesia saat ini menggambarkan
bahwa implementasi konsep negara hukum hanya sebatas formalistas belaka.
Dimana, pada satu sisi, muncul berbagai kecendrungan perilaku anggota
masyarakat yang sering menyimpang dari berbagai aturan yang dihasilkan
oleh Negara. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kriminalitas, dan
yang mencemaskan ialah bahwa meningkatnya kriminalitas bukan hanya
dalam kuantitas atau volume saja, tetapi juga dalam kualitas atau intensitas.
Kejahatan-kejahatan lebih terorganisir, lebih sadis serta di luar peri
kemanusiaan: perampokan-perampokan yang dilakukan secara kejam
terrhadap korban-korbannya tanpa membedakan apakah mereka anak-anak
atau perempuan, pembunuhan-pembunuhan dengan memotong-motong tubuh
korban. Selain itu, banyaknya kasus korupsi yang kata orang sudah
membudaya di Indonesia, serta praktek suap tidak terbilang banyaknya,
sehingga sudah dikatakanmembudaya juga, sehingga orang mengikuti saja
apa yang dilakukan oleh orang lain asal tercapai tujuannya.
Sementara itu, pada sisi yang lain praktek penegakan hukum yang
terjadi di negeri ini juga mengalami penyakit yang serius. Hal tersebut
ditandai dengan banyaknya issue-issue yang dialamatkan kepada aparat
penegak hukum, baik itu polisi, jaksa maupun hakim. misalnya, tentang
banyaknya para koruptor yang dibebaskan oleh pengadilan, dan kalaupun
dihukum hanya sebanding dengan hukuman pencuri ayam.

19
Kenyataan yang berbeda terjadi pada masyarakat biasa, dimana orang
miskin akan sangat kesulitan mencari keadilan diruang pengadilan. Dengan
demikian, dapat dihasilkan kesimpulan bahwa praktek hukum di Indonesia
berjalan dengan diskriminatif dan seakan-akan hanya memihak golongan
tertentu saja. Orang berduit akan begitu mudah mendapatkan keadilan
sedangkan sebaliknya masyarakat biasa begitu jauh dari keadilan. Dengan
kata lain bahwa putusan pengadilan dapat diukur dengan uang, karena yang
menjadi parameter untuk keringanan hukuman dalam peradilan lebih pada
pertimbangan berapa jumlah uang untuk itu daripada pertimbangan hukum
yang bersandar pada keadilan dan kebenaran.
Dampaknya kehidupan hukum menjadi tidak terarah dan terpuruk.
Keterpurukan hukum di suatu negara, akan berdampak negatif yang
mempengaruhi sektor kehidupan lain misalnya kehidupan ekonomi, politik
dan budaya. Bagaimanapun upaya para pakar ekonomi maupun politik dalam
mengatasi masalah dan ketimpangan ekonomi dan politik, akan sia-sia belaka
jika keterpurukan hukum masih terjadi. Untuk itu, hendaknya hukum menjadi
panglima dalam setiap dimensi kehidupan bernegara.
Berbagai uraian tersebut menimbulkan berbagai isu didalam
masyarakat adalah adanya perlindungan hukum dan HAM hanya berlaku bagi
masyarakat tertentu saja, yaitu yang dekat dengan kekuasaan dan memiliki
banyak uang, selain itu dalam penyelenggaraan pemerintahan terdapat
adagium yang menyatakan bahwa kalau bisa diperlambat, kenapa harus
dipercepat?
Berbagai hal tersebut kemudian menimbulkan Persoalan bagaimana
implementasi penegakan hukum dan HAM di Indonesia, mengingat NKRI
adalah Negara hukum yang wajib memberikan perlindungan terhadap seluruh
masyarakatnya secara menyeluruh tanpa adanya pengecualian
Persoalan hukum dan HAM harus mendapat perhatian bagi segenab
warga negara tanpa kecuali dengan menaat hukum yang berlaku berlandaskan
kepada nilai-nilai Pancasila , khusus sila Persatuan Indonesia dengan

20
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, antaralain:
1. Mengembangkan sikap saling menghargai antarsuku, agama, ras, dan
antargolongan.

2. Mengembangkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh

3. Tidak membeda-bedakan warna kulit, suku dan etnik.

4. Membina persatuan dan kesatuan demi terwujudnya kemajuan bangsa dan


Negara.

BAB IV

21
PEMBAHASAN TENTANG SOLUSI PERBAIKAN DALAM NILAI
PERSATUAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA,
DAN BERNEGARA DI INDONESIA

A. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidangPolitik

Pada hakikatnya etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara leng-
kap, tetapi melalui moralitas yang ber- sumber dari hati nurani, rasa malu kepada
masyarakat, dan rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Adanya kemauan dan
itikad baik dalam hidup bernegara dapat diukur secara seimbang antara hak yang
telah dimiliki dengan kewajiban yang telah ditunaikan, tidak mengandung ambisi
yang berlebihan dalam merebut jabatan, namun membekali diri dengan
kemampuan yang kompetitif serta terbuka untuk menduduki suatu jabatan, tidak
melakukan cara-cara yang terlarang seperti penipuan untuk me- menangkan
persaingan politik. Dengan kata lain, tidak menghalalkan segala ma- cam cara
untuk mencapai suatu tujuan po- litik (Surajiyo,2014: 119)
Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen
yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun
kelompok agama..Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu,
mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu
seloka Bhinneka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya untuk diruncingkan menjadi
konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama. Jadi makna dan aktualisasi persatuan Indonesia dalam
pembangunan di bidang politik solusinya yaitu:
a) Memberi kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan
agama untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama
yang bersifat integral.
b) Mencerminkan nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek
penyelenggaraan negara termasuk dalam era reformasi.
c) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

22
d) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
e) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
f) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
g) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial)
h) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
i) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
j) Menjaga eksistensi negara dan bangsa.
k) Melarang perilaku yang memaksakan pendapat dan ingin menang sendiri.
l) Mewujudkan perlindungan hukum dan kepastian hukum dalam peradilan.
m) Menghindari perbuatan main hakim sendiri.
n) Perbedaan itu tidak dijadikan sebagai suatu perselisihan yang mengarah
pada perpecahan

B. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidang ekonomi

Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang,
sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas
dan jarang memetingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang
humanistic yang mendasarkan kepada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara
luas. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja
melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka
sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa
( Aminullah, vol 3. No: 1 : 626).

Makna dan aktualisasi persatuan Indonesia dalam pembangunan di bidang


ekonomi solusinya yaitu:
a) Dalam bidang perekonomian dapat menghubungkan daerah satu dengan
daerah yang lain.

23
b) Dapat mendorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki warga
Negara.
c) Dapat mengembangkan produk dalam negeri contohnya lebih banyak
membeli produk dari dalam negeri.
d) Koperasi merupakan contoh suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan perekonomian masyarakat.
e) Dalam bidang perekonomian dapat menjalin kerja sama dengan berbagai
daerah yang ada di Indonesia.
f) Kerjasama ekspor impor di Indonesia Prioritas kebijaksanaan ekonomi
adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang nantinya
akan memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia
g) Nasionalisme untuk menjiwai setiap kebijakan perekonomian

C. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


sosial budaya

makna dan aktualisasi persatuan Indonesia dalam pembangunan di bidang


sosial budaya solusinya yaitu:

a) Memberikan kesadaran bagi individu dalam masyarakat sebagai makhluk


yang tak dapat lepas dari bantuan orang lain.
b) Bidang budaya merupakan salah satu bidang yang membawa Indonesia
ke kancah internasional, karena Indonesia memiliki aneka budaya yang
unik di setiap daerahnya.
c) Penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai
bangsa Indonesiamelalui pendidikan
d) Melalui pendidikan bertujuan untuk menciptakan manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.

e) Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga


negaraseluruhnya.Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
f) Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.

24
g) Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur dharma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dan
pengamalannya.
h) Kemajuan IPTEK yang dialami bangsa ini harus bisa dirasakan
semuanya baik yang tinggal di kota-kota besar maupun yang tinggal di
garis depan negara Indonesia (yang tinggal di daerah perbatasan).
i) Dalam bidang pendidikan dulunya sistem pengajaran masih
menggunakan papan tulis dan buku sebagai alat untuk bahan belajar
mengajar, tetapi sekarang karena kemajuan IPTEK yang dialami
Indonesia dua hal tersebut mulai sedikit ditinggalkan walaupun tidak
sepenuhnya ditinggalkan karena sudah tergantikan oleh LCD sebagai
pengganti papan tulis dan internet sebagai pengganti buku yang lebih
praktis.

D. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan


bidang Hankam

makna dan aktualisasi persatuan Indonesia dalam pembangunan di bidang


hankam solusinya yaitu:

a) Menjamin keamanan dari setiap warga negara dan seluruh nusantara


b) Memberikan kesempatan yang ada kepada tiap warga negara untuk
mengambil bagian dalam usaha pembelaan Negara
c) Mendorong pembangunan nasional sebagai implementasi yang sesuai
pancasila terutama sila ketiga pancasila.

25
E. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan
bidang Hukum dan HAM

Makna dan aktualisasi persatuan Indonesia dalam pembangunan di bidang


hukum dan HAM solusinya yaitu:

a) Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak


mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi,
hak keamanan dan hak kesejahteraan, yang tidak boleh dirampas atau
diabaikan oleh siapa pun.
b) Pemahaman bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan
dengan Tsesama manusia, dan dengan lingkungannya.
c) Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi yang harus
dihormati dan ditaati oleh setiap orang/warga Negara.
d) Bangsa dan Negara Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa mempunyai tanggung jawab dan kewajiban menghormati
ketentuan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 dengan
semua instrumen yang terkait, sepanjang tidak bertentangan dengan
Pancasila.
e) adanya prinsip faham unifikasi, terutama dalam Hukum Tata Negara,
Hukum Administrasi Negara, Hukum Benda (zakenrecht) dan Hukum
Pidana yang terjalin dalam suatu sistem hukum Nasional. Namun juga
mengakui adanya prinsip faham pluralisme, khususnya dalam hukum
keluarga dan hukum waris.

26
BAB V
URAIAN GAMBAR / IMAGE PEMBAHASAN TENTANG REALITAS
DAN SOLUSI DALAM NILAI PERSATUAN

Gambar / Image mengenai Nilai Persatuan

27
Kebhinekaan merupakan kodrat. Pada sisi lain, penerimaan dan penilaian terhadap

kebhinekaan merupakan konstruksi sosial psikologis.

Siswa-siswi memiliki jiwa Patriot, Cinta Tanah Air dan berjiwa Nasionalisme

28
29
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas Persatuan Indonesia merupakan perwujudan dari paham


kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa dan sila
kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga paham kebangsaan Indonesia bukan
paham kebangsaan yang sempit, tetapi paham kebangsaan yang menghargai
bangsa lain sesuai dengan sifat kehidupan bangsa yang bersangkutan. Karena itu
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang mengatasi segala paham, baik
paham golongan maupun kesukuan yang selalu membina tumbuhnya kesatuan
dan persatuan Indonesia.Seperti yang dilukiskan dalam lambang Garuda Pancasila
dengan semboyan bhineka tunggal ika yang emngadung makna berbeda beda
tetapi tetap satu.

B. SARAN

Pada umumnya masyarakat Indonesia wajib menjungjung tinggi sikap


nasionalisme dan patriotism dengan cara memberikan pendidikan kewarganegaran
yang tepat sehingga dalam berbangsa dan bernegara kita dapat hidup rukun dan
damai.

30
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, (2006) paradigma baru pendidikan kewarganegaraan. Penerbit : Bumi


Aksara

Subandi, (2006) pancasila dan undang- undang 45 dalam paradigm reformasi.


Penerbit: Bumi Aksara

Rosyada Dede ,dkk(2005) demokrasi hak asasi manusia dan masyarakat madani.
Penerbit : ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Moedjanto ,dkk (1993) Pancasila buku panduan mahasiswa. Penerbit :


PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jaques Betrand (2012) Nasionalisme dan konflik etnis di Indonesia. Penerbit :


Ombak

Srijanti (2007) Etika Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan


Tinggi. Penerbit : Salemba empat

Meinarno EA.(2016) pembuktian kekuatan hubungan antara nilai- nilai


Pancasila dengan kewarganegaraan. Jurnal ilmiah pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan, th. 1, nomor 1, Juni 2016.

Fachturrohman (2011) model- model psikologi kebhinekatunggalika dan


penerapannya di Indonesia. Jurnal: Fakultas Psikologi UGM

31
Aminullah . Implemantasi nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Jurnal Ilmiah IKP mataram, vol. 3. No.1 ISSN: 2355-6358

Arif Dikdik (2011) Pembudayaan nilai-nilai pancasila pada warga negara muda
melalui pendidikan kewarganegaraan.

Brata ida, dkk. (2016) kearifan budaya local perekat indentitas bangsa. Jurnal
bakti saraswati vol. 05 no.01

Surajiyo (2014) pancasila sebagai etika politik di Indonesia. Jurnal ultima


humaniora vol. 03. No. 1

j. tjiptabudy (2016) kebijakan pemerintah dalam upaya melestarikan nilai-nilai


pancasila di era reformasi: jurnal sasi vol. 16 no. 03

32

You might also like