Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The field investigation results show that some of belt conveyor units often
breakdown with a long downtime. This study is performed to determine the schedule of
maintenance and replacement of belt conveyor components activities.
One of the maintenance activities that can be performed is belt conveyor component
replacement in interval determination form. This research determine component replacement
schedule of each part IDs of belt conveyor. The priorities of replacement schedule of
components ID determined based on 3 criteria namely the highest breakdown percentage,
the biggest total downtime, and the lowest reliability values. Part IDs that chosen in this
research are A1J12B, A4J12, 20103, A1J14, A2J06, A5J10, A5J11, A3J05, A3J01, E2J07,
E1J22, E5J06, A1J12A, 5AJ01, and, 20105. The determination of part IDs component
replacement interval is performed with minimization of maintenance costs.
The results of research show that the interval of component replacement on each
part IDs is different depend on belt characteristic, breakdown properties and part IDs
condition at the time. The calculation results show that part ID which need the most often of
replacement interval is part ID A5J06 located in Area 3, who must be replaced after 123
hours of operation (once in every 5 days) with expected cost Rp 6.658.396, - and the rarest
replacement component is part ID A5J10 located in Loading Area 7, who must be replaced
after 1.122 hours of operation (every 47 days) with expected cost Rp 5.176.897,-.
2. Metodologi Penelitian
60
60
Jadi usianya sudah mencapai 20 tahun. Cum % 40.9 71.3 84.3 91.3 97.7 100.0
waktu downtime terbesar ada pada Part Id 1000 ton/jam ini mengirimkan batu kapur
A4J12P yaitu 51,22 jam dengan nilai dan batu silika ke storage indarung 2.
keandalan yang juga terendah yaitu : Sedangkan komponen kritis Part Id Indarung
0,0001. Berdasarkan perhitungan 2 dan 3 berdasarkan keandalan terendah
didapatkan bahwa distribusi kerusakan pada waktu operasi ke-360 jam adalah
ketiga Part Id ini mengikuti distribusi A2J06 dengan nilai keandalan 0,5318. Part
Weibull. Id A2J06 berfungsi mentransportasikan batu
Besarnya data kerusakan pada Part kapur dan batu silika ke storage indarung 3.
Id A1J12B disebabkan karena jumlah Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa
sambungan yang terpasang tidak sesuai distribusi kerusakan kedua Part Id ini
dengan spesifikasi sebenarnya. Jumlah mengikuti distribusi Weibull. Dan nilai
sambungan yang terpasang adalah sebanyak parameter untuk Part Id A1J14 = 314,051
17 sambungan, sedangkan untuk jumlah dengan nilai parameter = 0,875. Nilai
sambungan idealnya adalah 7 buah parameter Part Id A2J06 = 272.596
sambungan. Selain itu, untuk kondisi Part Id dengan nilai parameter = 0.875.
A1J12B pada saat sekarang adalah top cover
dari Part Id sudah rusak sebanyak 1 ply. Diagram Pareto Gangguan Kerusakan Belt Conveyor di I nd.2 & 3
90 100
60
Percent
Count
50
60
Count
40
50 20
0 0
dengan = 1.628. Jadi, Part Id A3J01
Item Belt
Count
Percent
A1J12B A4J12P
62.34
22.0
58.39
20.6
20104
53.16
18.7
A4J12
38.74
13.6
15110
31.92
11.2
A4J14
27.34
9.6
Other
11.92
4.2
sangat beresiko akan kegagalan, karena nilai
Cum % 22.0 42.5 61.3 74.9 86.2 95.8 100.0
parameter > 1.
30 100
25 80
Percent
20
Penjadwalan Aktivitas Perawatan...(Insannul Kamil) 101
Count
60
15
40
10
20
5
0 0
Item Belt A3J05 A3J01 A3J 04 Other
Count 13.75 12.67 3.83 0.67
Percent 44.5 41.0 12.4 2.2
Cum % 44.5 85.4 97.8 100.0
Part Id Loading Area 2 berdasarkan
data kerusakan terbesar, total waktu
downtime terbesar dan nilai keandalan
terendah ada pada Part Id A1J12A (untuk
data kerusakan dapat dilihat pada Gambar
7), dengan total waktu downtime 3,10 jam
dan nilai keandalan 0,0677. Hal ini
disebabkan karena Part Id A1J12A
Gambar 5. Pareto Gangguan Kerusakan Belt mendapatkan beban kerja yang besar
Conveyor LOS dengan jam operasi yang juga besar. Selain
itu, jumlah sambungan Part Id berbeda
3.4.5 Analisis Keandalan Part Id Area 3 antara yang terpasang dengan yang ideal.
Part Id Area 3 berdasarkan data Dimana yang terpasang ada 6 buah
kerusakan terbesar adalah E2J07 (dapat sambungan dan yang ideal seharusnya 5
dilihat pada Gambar 6) dengan total waktu buah sambungan. Part Id A1J12A dengan
downtime 31,42 jam. Part Id ini merupakan spesifikasi RBC EP 2000 yang mempunyai 5
belt carriage reversible, yaitu Part Id yang ply belt disambungkan dengan spesifikasi
mengalokasikan batu silika untuk lain yaitu, RBC EP 800 yang mempunyai 4
ditempatkan pada 3 intermediate silo silica ply belt. Hal ini mengakibatkan kekuatan
di Batu gadang (Silo II, Silo IIIA, dan Silo tegangan tarik tidak seragam sepanjang belt
IIIB). Part Id ini dipasang pada tahun 1998, conveyor dan juga mengakibatkan kondisi
jadi sudah berumur 9 tahun. Untuk total operasi tidak stabil. Spesifikasi yang berbeda
waktu downtime terbesar ada pada Part Id ini terpasang sepanjang 200 m. Part Id
E1J22 dengan waktu 53,17 jam. Kondisi Part A1J12A terpasang pada tahun 1998, jadi
Id E1J22 pada saat pengamatan adalah sudah berumur 9 tahun. Berdasarkan
mengalami kerusakan pada top cover sekitar perhitungan didapatkan bahwa distribusi
30%, dan pinggir yang juga terkelupas, kerusakan Part Id mengikuti distribusi
selain itu adanya perbedaan spesifikasi Weibul dengan nilai parameter untuk Part Id
sambungan belt antara yang ideal dengan = 273.416 dan = 1.122.
yang terpasang. Yang terpasang berjumlah
12 sambungan, sedangkan jumlah Diagram Pareto Gangguan Kerusakan Belt Conveyor di Loading Area 2
150
300
250
80
downtime terbesar, dan nilai keandalan yang
rendah ada pada Part Id 5AJ01 (untuk data
Percent
200 60
Count
150
40 kerusakan dapat dilihat pada Gambar 8),
100
20
dengan total waktu downtime 19,01 jam dan
50
nilai keandalan terendah pada waktu operasi
ke-360 jam adalah 0,3313. Part Id 5AJ01 ini
0 0
ItemBelt E2J 07 E1J 22 E5J 04 E1J 23 E5J 06 E2J 03 E5J 03 E5J 02 E2J 05 E5J 05 Other
Count 81.37 76.84 35.50 34.50 30.66 17.44 17.44 16.25 12.67 10.58 13.90
100
interval penggantian yang optimal dari
50
40 80
komponen belt pada masing-masing Part Id.
Dari pengolahan data didapatkan bahwa
Percent
Count 30 60
80
ini. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
40
kebutuhan perusahaan dalam kebijakan
Percent
Count
60
40
20
diskusi dengan personil Biro Pemeliharaan
10