Professional Documents
Culture Documents
KASUS MEDIKOLEGAL
Oleh :
dr. Sofi Ariani
Pendamping :
dr. Triyono
dr. Ismy Dianti
o Tujuan:
Melakukan pemeriksaan status lokalis dan pemeriksaan penunjang, dan menyimpulkan hasilnya.
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka o Riset Kasus o Audit
Cara Membahas o Diskusi Presentasi o E-mail o Pos
dan Diskusi
DATA PASIEN Nama : Ny. WS No Registrasi : 166595
Nama klinik : IGD Telp : - Terdaftar sejak : 22 April 2017
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis : Hematoma frontalis
2. Gambaran Klinis :
Pasien (Ny. WS) datang mengaku telah dihajar suami kemarin siang. Pasien
mengaku pipi kanan ditampar, dahi kanan dipukul, baju dirobek, dicekik selama
kurang lebih 1 menit. Pasien sempat melawan.
Pasien mengaku kejadian berulang tadi malam ukul 20.30, dipukul di
kepala, ditampar pipi dan telinga kiri hingga telinga berdenging. Setelah itu pasien
terjatuh, kemudian diinjak-injak kedua kakinya, saat ini paha kanan pasien terasa
nyeri. Kemudian dicekik dan dibekap dengan bantal selama kurang lebih 1 menit.
Kemudian ditendang diantara kedua bokong hingga terasa nyeri di daerah kemaluan.
Setelah itu pundak kiri pasien dipukul, kepala digigit dan dihantam dengan tangan
kosong. Saat ini bakas gigitan masih terasa nyeri.
Kejadian berulang pukul 03.30, pasien terbangun untuk ke kamar mandi
namun dilarang oleh suami, kemudian pasien dijambak, dicekik. Kemudian pasien
melarikan diri ke rumah kakak pasien.
Pasien mengaku kembali ke rumah pasien pada pukul 7 pagi untuk
mengambil barang-barang pasien yang disita suami. Pasien masuk ke rumah dengan
memecah kaca jendela dengan cara memukul dengan tangan kosong, yang
mengakibatkan jari tangan kanan pasien terluka.
Suami pasien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Pasien mengaku ia dan
suaminya mempelajari ilmu kanuragan disebuah padepokan yang sama. Tindak
kekerasan sudah berulang kali dilakukan sehingga pasien merasa perlu menempuh
jalur hukum.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan serupa :-
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes mellitus : -
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat hipertensi :-
Riwayat diabetes mellitus :-
5. Riwayat Kebiasaan :
Riwayat merokok :-
Riwayat konsumsi jamu :-
Riwayat konsumsi minuman keras : -
Riwayat konsumsi obat-obatan :-
6. Riwayat Pernikahan :
Pasien menikah 1 kali dengan suami yang sekarang. Menikah selama 10 bulan.
Belum mempunyai anak.
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Mengetahui tugas dokter pada kasus KDRT
2. Mengetahui karakteristik luka tumpul
3. Membuat rencana pada penanganan kasus KDRT
4. Mengetahui dasar hukum dan kedudukan Visum et Repertum
KASUS: HEMATOMA FRONTALIS DEXTRA (KASUS KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA)
7. Gambaran Klinis :
Pasien (Ny. WS) datang mengaku telah megalami tindak kekerasan yang
dilakukan oleh suami pasien. Kejadian pada kemarin siang, berulang tadi malam dan
tadi pagi. Kemarin siang pasien pipi kanan ditampar, dahi kanan dipukul, baju
dirobek, dicekik selama kurang lebih 1 menit. Pasien sempat melawan.
Pasien mengaku kejadian berulang tadi malam ukul 20.30, dipukul di
kepala, ditampar pipi dan telinga kiri hingga telinga berdenging. Pasien terjatuh,
kemudian diinjak-injak kedua kakinya, saat ini paha kanan pasien terasa nyeri.
Kemudian dicekik dan dibekap dengan bantal selama kurang lebih 1 menit. Kemudian
ditendang diantara kedua bokong hingga terasa nyeri di daerah kemaluan. Setelah itu
pundak kiri pasien dipukul, kepala digigit dan dihantam dengan tangan kosong. Saat
ini bakas gigitan masih terasa nyeri.
Kejadian berulang puul 03.30, pasien terbangun untuk ke kamar mandi
namun dilarang oleh suami, kemudian pasien dijambak, dicekik. Kemudian pasien
melarikan diri ke rumah kakak pasien.
Pasien mengaku kembali ke rumah pasien pada pukul 7 pagi untuk
mengambil barang-barang pasien yang disita suami. Pasien masuk ke rumah dengan
memecah kaca jendela dengan cara memukul dengan tangan kosong, yang
mengakibatkan jari tangan kanan pasien terluka.
1. OBJEKTIF
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : CM/ GCS E4V5M6
Vital sign
o TD : 130/90 mmHg
o Nadi : 89 kali/menit, reguler
o RR : 24 kali/menit
o Suhu : 36,5o C (per aksiler)
Kulit
Anemis (-), ikterik (-), purpura (-)
Kepala
Bentuk mesocephal, simetris, rambut berwarna hitam.
Nyeri tekan region frontalis dextra, warna sesuai sekitar.
Mata - Palpebra
Edema (-/-), ptosis (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga
Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
Hidung
Simetris, napas cuping hidung (-/-), secret (-/-), darah (-/-)
Mulut
Sianosis (-), pucat (-/-)
Tenggorokan
Uvula di tengah, T1-T1
Leher
Tampak kebiruan 1cm di daerah leher kiri di bawah telinga, nyeri tekan.
Trakhea di tengah, limfonodi tidak membesar, JVP tidak meningkat
Thoraks
Pulmo
Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-/-)
Palpasi : Pengembangan dada kanan=kiri, fremitus raba dada kanan=kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC IV linea medioclavicularis sinistra.
Perkusi :
Batas jantung kanan atas : SIC II linea parasternal dextra.
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternal dextra.
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternal sinistra.
Batas jantung kiri bawah : SIC IV linea medioclavicularis sinistra.
Kesan : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), undulasi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar-Lien tidak teraba
Ekstremitas
Superior : Deformitas (-/-), akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Vulnus laseratum digiti I manus dextra ukuran 2 x 0,5cm
Vulnus laseratum digiti II manus dextra ukuran 1x 0,5 cm
Vulnus laseratum digiti III manus dextra ukuran 2x 0,5 cm
Inferior : Deformitas (-/-), akral dingin (-/-)oedem (-/-)
Nyeri tekan region femoralis, 1 cm diatas lutut kanan, warna dan perabaan sama
dengan sekitar.
2. ASSESSMENT
Contusio region frontalis dextra
Contusio region femoralis dextra
Vulnus laseratum digiti I manus dextra
Vulnus laseratum digiti II manus dextra
Vulnus laseratum digiti III manus dextra
3. PLAN
Hecting Vulnus Laseratum
Asam mefenamat 3 X 500 mg po
Amoxicillin 3 x 500 mg po
TINJAUAN PUSTAKA
A. VISUM ET REPERTUM
DEFINISI
Visum et repertum disingkat VeR adalah keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter dalam ilmu kedokteran forensik atas permintaan penyidik
yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia,
berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan pro
yustisia.
Visum et repertum kemudian digunakan bukti yang sah secara hukum
mengenai keadaan terakhir korban penganiayaan, pemerkosaan, maupun
korban yang berakibat kematian dan dinyatakan oleh dokter setelah
memeriksa (korban). Khusus untuk perempuan, visum et repertum termasuk
juga pernyataan oleh dokter apakah seseorang masih perawan atau tidak.
C. JENIS VeR
1. VeR hidup
a. VeR definitif
VeR yang dibuat seketika, di mana korban tidak memerlukan
perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi
pekerjaan korban. Kualifikasi luka yang ditulis pada bagian
kesimpulanya itu luka derajat I atau luka golongan C.
b. VeR sementara
VeR yang dibuat untuk sementara waktu karena korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga
menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditentukan dan
tidak ditulis pada kesimpulan. Manfaat dibuatnyaVeR sementara, yaitu
1) Menentukan apakah ada tindak pidana atau tidak
2) Mengarahkan penyelidikan
3) Berpengaruh terhadap putusan untuk melakukan penahanan
sementara terhadap terdakwa
4) Menentukan tuntutan jaksa
5) Medical record
c. VeR lanjutan
VeR yang dibuat di mana luka korban telah dinyatakan sembuh
atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila
korban meninggal, maka dokter membuat VeR jenazah. Dokter
menulis kualifikasi luka pada bagian kesimpulanVeR.
2. VeR jenazah
VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal. Tujuan
pembuatan VeR ini adalah untuk menentukan sebab, cara, dan mekanisme
kematian.
3. Ekspertise
VeR khusus yang melaporkan keadaan benda atau bagian tubuh
korban, misalnya darah, mani, liur, jaringan tubuh, tulang, rambut, dan
lain-lain. Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa ekspertise bukan
merupakanVeR.
E. BENTUK KDRT
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004, tindak kekerasan
terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan ke dalam 4 macam :
1. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit,
jatuh sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi,
menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan rokok,
memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan
ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas
luka lainnya.
2. Kekerasan psikologis / emosional
Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan
psikis berat pada seseorang.
Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional
adalah penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau
merendahkan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam
atau menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.
3. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari
kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa
selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.
Kekerasan seksual berat berupa:
a. Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh
organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan
lain yang menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina, dan
merasa dikendalikan.
b. Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada
saat korban tidak menghendaki.
c. Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai,
merendahkan dan atau menyakitkan.
d. Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan
pelacuran dan atau tujuan tertentu.
e. Terjadinya hubungan seksual di mana pelaku memanfaatkan posisi
ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi.
f. Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa
bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka,atau cedera.
DAFTAR PUSTAKA