You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.

2 Juli 2008

EFEKTIVITAS PEMASANGAN KATETER DENGAN MENGGUNAKAN JELLY YANG


DIMASUKKAN URETRA DAN JELLY YANG DIOLESKAN DI KATETER TERHADAP
RESPON NYERI PASIEN

Bambang Riadiono.1 , Handoyo 2 , Dina Indrati.D.S 3


1, 2, 3 Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Catheter insertion represents very emergency situation and it is need medical teams
who have good skill during performing insertion of catheter. If medical teams (nurses and
doctor) do not have enough good skill it would make some medical complications and have
uncomfortable situation to these patients.
The aim of this study was to analyze the effectiveness of catheter insertion by
inserting lubricant into urethra and lubricating catheter toward pain level of patient at
emergency room of Banyumas Public Hospital.
This study used quasi experimental method with Post Test Only Control Group Design.
The numbers of sample was 30 respondents and divided into two groups with 15 respondents
as treatment groups and 15 respondents as control groups. Sample was taken by purposive
sampling method. Pain level was measured by visual analog scale pain assessment
The result show that there is significant differences of pain level of patient who is
inserted catheter by inserting lubricant into urethra and lubricating catheter at ( t =6.32, p=
0.00). High level of pain was experiencing for patient who is inserted catheter by lubricating
catheter than inserting lubricant into urethra

Keywords: Catheter, Inserting catheter, Pain level

PENDAHULUAN peran / proses dan tingkah laku dari


Instalasi Gawat Darurat RSU Perawat Gawat Darurat meliputi pengkajian
Banyumas sebagai instalasi terdepan diagnosa, investasi terhadap keadaan
dalam memberi pelayanan kesehatan di urgen dan tidak urgen dari individu tanpa
Rumah Sakit mempunyai peranan yang memandang usia, trase dan prioritas, serta
besar dalam pemberian pelayanan persiapan terhadap bencana.
kesehatan kepada masyarakat. T enaga Sebagai gerbang utama pasien
kesehatan sebagai team, baik Dokter masuk ke Rumah Sakit pada beberapa
maupun perawat memegang peranan tahun belakang Instalasi Gawat Darurat
penting dalam pemberian pelayanan RSU Banyumas mengalami peningkatan
kesehatan di Instalasi Gawat Darurat. jumlah kunjungan pasien. Pada tahun 2003
Perawat yang merupakan salah satu berdasarkan register pasien tahun 2003
bagian dari T eam Gawat Darurat diketahui jumlah kunjungan pasien 15.699,
mempunyai ruang lingkup yang luas, pada tahun 2004 berdasarkan register
mempunyai karakteristik unik serta peran pasien tahun 2004 diketahui jumlah
yang penting dalam pemberian Asuhan kunjungan pasien 16.615 dan pada tahun
Gawat Darurat. 2005 berdasarkan register pasien tahun
Keperawatan Gawat Darurat 2005 diketahui sebanyak 17.874.
bersifat multi dimensional yang termasuk T entunnya dengan semakin meningkatnya
dalam dimensi tersebut ialah, jumlah kunjungan pasien tersebut sedikit
responsibilitas, fungsi, peran dan banyak akan mempengaruhi kualitas
ketrampilan yang memerlukan body of pelayanan yang ada di Instalasi Gawat
knowledge yang spesifik. Dimensi tersebut Darurat baik pelayanan medis maupun
dimanifestasikan melalui karakteristik pelayanan keperawatan.

95
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.2 Juli 2008

Salah satu bentuk pelayanan kateter memanjang sampai 10 cm dari


kesehatan yang ada di Instalasi Gawat ujung kateter baru dimasukkan ke kateter,
Darurat dan merupakan tindakan sedangkan teknik yang kedua dengan cara
kolaborasi serta sering dilaksanakan di memasukkan jelly ke uretra sebelum
Instalasi Gawat Darurat adalah tindakan dimasuki kateter. Kedua teknik
pemasangan kateter. Dari data buku pemasangan kateter ini masih dipakai /
registrasi tindakan jumlah tindakan dipergunakan.
pemasangan kateter di Instalasi Gawat Dalam pelaksanaan tindakan
Darurat selama 3 bulan yaitu Januari pemasangan kateter, petugas Instalasi
sampai bulan Maret 2006 berdasarkan Gawat Darurat (IGD) mengacu pada
register pasien tahun 2006 diketahui Prosedur Tindakan Pemsangan Kateter
tercatat 214 dari jumlah rata-rata pasien yang telah ada yaitu dengan menggunakan
yang berkunjung diinstalasi gawat darurat teknik pemasangan kateter dengan
sebanyak 1500 pasien per bulan. menggunakan jelly yangdioleskan di
Tindakan pemasangan kateter merupakan kateter sedangkan prosedur tindakan
tindakan yang sangat urgen dan pemasangan kateter dengan
memerlukan ketrampilan yang baik agar menggunakan jelly yang dimasukan ke
tindakan tersebut tidak mengakibatkan uretra belum ada prosedurnya.
komplikasi dan rasa tidak nyaman bagi Tujuan dari penelitian adalah untuk
pasien serta memperburuk kondisi mengetahui perbedaan efektivitas
penyakitnya. pemasangan kateter dengan
Dalam prosedur tetap tindakan menggunakan jelly yang dimasukkan ke
pemasangan kateter dapat dilakukan oleh uretra dan jelly yang dioleskan di kateter
petugas Instalasi Gawat Darurat yaitu terhadap nyeri pasien di Instalasi Gawat
Dokter dan Perawat. Sebagai seorang Darurat RSU Banyumas.
Petugas Kesehatan khususnya Perawat
diharapkan dalam melakukan suatu METODE PENELITIAN
tindakan dapat memahami dan mengerti Penelitian ini adalah penelitian
betul tentang anatomi, teknik komplikasi / Quasi experiment (eksperimen semu)
risiko dari suatu tindakan termasuk dengan pendekatan Post T est Only Control
pemasangan kateter. Group Design yaitu untuk membandingkan
Tindakan pemasangan kateter antara pemasangan kateter dengan
adalah suatu tindakan yang bertujuan menggunakan jelly yang dimasukan ke
untuk mengeluarkan atau mengosongkan uretra dan jelly yang dioleskan di kateter
urine dari kandung kemih. Tindakan terhadap respon nyeri pasien. Populasi
pemasangan dapat dilakukan pada kasus dalam penelitian ini adalah pasien rawat
kedaruratan, misalnya pasien dengan inap di RSU Banyumas yang dilakukan
retensio urine akibat adanya sumbatan di tindakan pemasangan kateter. Penelitian
saluran kemih maupun bukan pada pasien dilakukan di ruang Instalasi Gawat Darurat
dengan kedaruratan, Misalnya untuk RSU Banyumas selama 1 bulan. Sampel
pasien-pasien yang memerlukan observasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
atau pemantauan Balance Cairan yaitu rawat inap di RSU Banyumas pada Bulan
untuk mengetahui intake dan out put Januari 2007 yang dilakukan tindakan
cairan. pemasangan kateter dan dibagi menjadi 2
Dalam melaksanakan tindakan kelompok yang sesuai kriteria inklusi.
pemasangan kateter khususnya di Instalasi Kelompok satu bertindak sebagai kontrol
Gawat Darurat RSU Banyumas dan kelompok dua sebagai kelompok
menggunakan 2 cara, khususnya untuk treatment. Pada penelitian in pemasangan
laki-laki teknik pemasangan yang pertama kateter dengan memasukkan jelly ke dalam
dengan cara mengoleskan jelly pada ujung uretra bertindak sebagai treatment dan

96
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.2 Juli 2008

yang dioleskan di kateter sebagai dimasukan uretra sebagian besar pada


kelompok kontrol. kelompok umur antara 41 50 tahun
Setelah data diperoleh, data (46,7%). Sedangkan umur responden pada
dimasukkan di komputer selanjutnya diolah pasien yang mendapatkan perlakuan
dengan menggunakan program komputer pemasangan kateter dengan jely dioleskan
dan dianalisis. Pada tahap ini diteliti di kateter paling sedikit berumur lebih
hubungan antara dua variabel yang antara 31 - 40 tahun (20%), dan pada
meliputi variabel bebas dan variabel terikat. pasien yang mendapatkan perlakuan
Uji statistik yang dipakai adalah t test pemasangan kateter dengan jely
independent dengan indikator nilai asymp dimasukan uretra terdistribusi merata pada
signifikan p < 0,05 pada derajat kelompok umur 20 30 tahun dan
kemaknaan yang digunakan 95 % dan p < kelompok umur 31 40 tahun (26,7%).
0,05. 2. Tingkat nyeri pasien yang dipasang
kateter dengan jelly yang
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN dimasukkan uretra
1. Karakteristik Responden Data tingkat nyeri pasien yang
Berdasarkan hasil penelitian seperti dipasang kateter dengan jelly yang
tampak pada T abel 1 dapat diketahui dimasukkan uretra di Instalasi Gawat
bahwa pasien yang mendapatkan Darurat RSU Banyumas di Instalasi Gawat
perlakuan pemasangan kateter dengan jely Darurat RSU Banyumas hasilnya terlihat
dioleskan di kateter maupun jelly pada Tabel 1

T abel 1. Tingkat nyeri pasien yang dipasang kateter dengan jelly yang dimasukkan
uretra dan dileskan di kateter
Tingkat Nyeri Jelly yang dimasukkan Jelly yang dileskan
Ke urethra di kateter
n % n %
Sedang 13 86,7 0 0,0
Berat 2 13,3 10 66,7
Sangat Berat 0 0,0 5 33,3
Jumlah 15 100,0 15 100,0

Berdasarkan hasil penelitian seperti Hasil penelitian tersebut


tampak pada T abel 1 dapat diketahui menunjukkan bahwa pasien merasakan
bahwa tingkat nyeri pasien yang dipasang nyeri pada tingkat sedang jika dalam
kateter dengan jelly yang dimasukkan pemasangan kateter dilakukan dengan
uretra di Instalasi Gawat Darurat RSU cara jelly yang dimasukkan uretra. Nyeri
Banyumas sebagian besar mengalami merupakan suatu kondisi yang lebih dari
nyeri pada sedang (86,7%) dan sisanya sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
pada kategori berat (13,3%). Berdasarkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat
hasil penelitian seperti tampak pada T abel subyektif dan sangat bersifat individual.
3 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang
pasien yang dipasang kateter dengan jelly bersifat fisik dan atau mental. Sedangkan
yang dioleskan pada kateter di Instalasi kerusakan dapat terjadi pada jaringan
Gawat Darurat RSU Banyumas sebagian aktual atau pada fungsi ego seorang
besar mengalami nyeri pada tingkat berat individu (Mahon, 1994).
(66,7%) dan sisanya pada kategori sangat Nyeri merupakan campuran reaksi
berat (33,3%). fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling

97
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.2 Juli 2008

baik untuk memahami pengalaman nyeri, masuk neuron sensori dari organ yang
akan membantu untuk menyelesaikan tiga terkena ke dalam segmen medulla spinalis
komponen fisiologi nyeri yakni : resepsi, sebagai neuron dari tempat asal nyeri
persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil dirasakan persepsi nyeri pada daerah yang
nyeri memasuki nedula spinalis dan tidak terkena (Potter & Perry, 2005).
menjalani salah satu dari beberapa rute Tingkat nyeri pasien yang pada
saraf dan akhirnya sampai didalam masa kategori berat, bahkan ada yang pada
berwarna abu-abu di medula spinalis kategori sangat berat dapat disebabkan
(Potter & Perry, 2005). Tingkat nyeri pasien karena uretra masih kering sehingga
yang hanya pada kategori sedang dapat sentuhan kateter pada uretra meskipun
disebabkan karena uretra yang akan di sudah diolesi jelly masih menimbulkan
pasang kateter sudah dalam keadaan licin. nyeri.
Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pasien merasakan 3. Perbedaan efektivitas pemasangan
nyeri pada berat jika dalam pemasangan kateter dengan menggunakan jelly
kateter dilakukan dengan cara jelly yang yang dimasukkan ke uretra dan jelly
dioleskan pada kateter. Pada saat impuls yang dioleskan di kateter terhadap
nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke nyeri pasien
batang otak dan talamus, sistem saraf Perbedaan efektivitas pemasangan
otonom menjadi terstimulasi sebagai kateter dengan menggunakan jelly yang
bagian dari respons stres (Potter & Perry, dimasukkan ke uretra dan jelly yang
2005). dioleskan di kateter terhadap nyeri pasien
Uretra merupakan salah satu di Instalasi Gawat Darurat RSU Banyumas
bagian tubuh yang banyak memiliki disajikan pada T abel 2
reseptor nyeri. Reseptor nyeri adalah jalan

T abel 2 Perbedaan efektivitas pemasangan kateter dengan menggunakan jelly yang


dimasukkan ke uretra dan jelly yang dioleskan di kateter terhadap nyeri
Perlakuan M t p
Jelly dioleskan 7.26
6.32 0,00
Jelly dimasukkan 4.20

Berdasarkan data penelitian seperti Pemasangan kateter dengan


tampak pada T abel 2 dapat diketahui menggunakan jelly yang dimasukkan ke
bahwa dari hasil uji statistik menggunakan uretra dan jelly yang dioleskan di kateter,
uji t independent test terhadap efektivitas seluruhnya menimbulkan efek nyeri
pemasangan kateter dengan dengan tingkat nyeri yang berbeda. Tingkat
menggunakan jelly yang dimasukkan ke nyeri yang dirasakan pasien pada
uretra dan jelly yang dioleskan di kateter pemasangan kateter dengan jelly yang
terhadap nyeri pasien di Instalasi Gawat dimasukkan ke uretra lebih ringan
Darurat RSU Banyumas, diperoleh nilai t = dibandingkan tingkat nyeri pasien yang
6.32 dengan nilai p = 0,00 (p< = 0,05). dipasang dengan cara jelly dioleskan pada
Hasil tersebut menunjukkan adanya kateter.
perbedaan efektivitas yang bermakna Perbedaan tingkat nyeri yang
secara statistik antara tingkat nyeri pasien dirasakan pasien secara statistik
yang dipasang kateter dengan bermakna, artinya pasien merasa lebih
menggunakan jelly yang dimasukkan ke nyeri jika dipasanga kateter dengan cara
uretra dan jelly yang dioleskan di kateter.

98
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.2 Juli 2008

jelly dioleskan pada kateter dibandingkan kateter dengan menggunakan jelly


jika jelly dimasukkan ke uretra. yang dimasukkan ke uretra dan jelly
Stimulus nyeri yang dirasakan yang dioleskan di kateter (t : 6.32; p
pasien bersifat fisik. Jika dilihat dari = 0,00). Pemasangan kateter
klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi, maka dengan cara jelly yang dimasukkan
nyeri yang dirasakan oleh pasien yang ke uretra lebih efektif dibandingkan
dipasang kateter termasuk lokasi dengan jelly yang dioleskan pada
supervisial atau kutanelis akibat stimulasi kateter.
kulit. Hal ini disebabkan karena nyeri
berlangsung sebentar dan terlokalisasi. B. SARAN-SARAN
Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi Berdasarkan pada hasil
yang tajam (Martin, 2001). Adapun tingkat penelitian tersebut di atas, dapat
nyeri yang dialami pasien lebih rendah diberikan saran-saran sebagai berikut:
pada pasien yang dilakukan pemasangan 1. Prosedur tindakan pemasangan
kateter dengan memasukan jely ke dalam kateter dengan cara jelly
urethra. Hal ini dikarenakan kerja jely dimasukkan ke uretra sebaiknya
lebih maksimal dikarenakan semua jely dijadikan metode yang baru.
dapat bekerja didalam urethra untuk 2. Rumah sakit hendaknya membuat
mengurangi gesekan dengan mukosa prosedur tetap tindakan
jaringan di dalam urethra. Keadaan ini pemasangan kkateter dengan cara
berbeda ketika jely hanya dioleskan di jelly dimasukan ke uretra.
permukaan kateter. Hal ini diakibatkan 3. Hasil Penelitian ini perlu
jumlah jely yang melapisi katater tidak dikembangkan lebih lanjut dengan
maksimal, karena banyak jely yang menambah
tertinggal diluar uretha, sehingga lapisan
mukosa urethra tidak dilapisi oleh jely DAFTAR PUSTAKA
secara maksimal. Brooker, C. 2001 . Kamus saku
keperawatan. Edisi 31. Jakarta.
SIMPULAN DAN SARAN EGC.
A. KESIMPULAN Fakultas Kedokteran Universitas
Berdasarkan uraian pada hasil Indonesia. 2002 . Kedaruratan non
penelitian dan pembahasan dapat bedah dan bedah . Jakarta. Balai
diambil kesimpulan sebagai berikut : Penerbit FKUI.
1. Tingkat nyeri pasien yang dipasang Ganong, W. F . 2003 . Buku ajar fiologi
kateter dengan jelly yang kedokteran, Edisi XX . Alih Bahasa
dimasukkan uretra di Instalasi Gawat Jakarta : Brahm U. EGC.
Darurat RSU Banyumas sebagian Guyton, A.C. dan John E. H. 1997 . Buku
besar mengalami nyeri pada sedang ajar fisiologi kedokteran. Edisi IX .
(86,7%) dan sisanya pada kategori Jakarta : Alih Bahasa Irawati
berat (13,3%). Setiawan, et al. EGC.
2. Tingkat nyeri pasien yang dipasang Long, B.C. 1996 . Perawatan medikal
kateter dengan jelly yang dioleskan bedah, Alih Bahasa R. Karnaen, dkk.
pada kateter di Instalasi Gawat Bandung. Yayasan IAPK Pajajaran.
Darurat RSU Banyumas sebagian Mahon, S.M. 1994 . Concep analysis of
besar mengalami nyeri pada tingkat pain: implications related to nursing
berat (66,7%) dan sisanya pada diagnoses. Nurs diag 5 1 .
kategori sangat berat (33,3%). Nursalam. 2001 . Metode riset
3. Ada perbedaan efektivitas yang keperawatan. Jakarta. Info Medika.
bermakna secara statistik antara Potter dan Pery. 2005 . Buku ajar
tingkat nyeri pasien yang dipasang fundamental keperawatan ,konsep

99
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.2 Juli 2008

proses dan praktek Edisi 4. Jakarta. Syamsu, R.H. dan Wim D.J. 1996 . Buku
EGC. ajar ilmu bedah. Jakarta. EGC.
Prosedur T etap Instalasi Gawat Darurat Sylvia A.P ., Wilson, M.L. 2006 .
2005. RSU Banyumas. Patofisiologi konsep klinik proses-
RSU Banyumas. 2006 . Buku registrasi proses penyakit. Cetakan I. Jakarta.
instalasi gawat darurat Banyumas. EGC.

100

You might also like