You are on page 1of 10

Laporan Antara

Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

BAB III TINJAUAN TEKNOLOGI


Teknologi komunikasi atau sering disebut juga telekomunikasi berasal dari kata
(tele=jauh) (komunikasi=hubungan) jadi telekomunikasi adalah hubungan melalui jarak
jauh. Teknologi komunikasi adalah suatu alat/perangkat keras (hardware) yang
digunakan oleh antar individu untuk saling terhubung ataupun menyampaikan
informasi.

III-1
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

3.1. Jenis Layanan Telekomunikasi


3.1.1.Public Switched Telephone Network
Teknologi telepon tetap atau yang dikenal sebagai public switched
telephone network (PSTN) pada daerah Provinsi Papua telah digunakan.
Mekanisme kerja PSTN dilakukan berdasarkan hubungan langsung antara sender
dengan receiver yang harus menggunakan kabel tembaga, serat optik, satellite,
fixed wireless, dan mobile wireless circuit. Penggunaan jaringan tersebut
melibatkan komponen dasarnya yaitu telepon, network access, central office
(CO), trunks, special circuit, dan customer equipment (CPE). Telepon merupakan
teknologi yang menggunakan local loop atau subscriber loop yang terdiri dari
sekumpulan copper dalam rangkaian kabel sebagai penghubung jaringan
gelombang telepon rumah atau commercial ke pusat perusahaannya atau CO.

3.1.2.Radio
Layanan telekomunikasi dengan memnfaatkan sinyal radio dengan
frekuensi dan sistem modulasi tertentu misalnya AM, FM, atau SW. Sifat
komunikasinya lebih cenderung pada broadcast dan simpleks. Pada komunikasi
ini transmiter pada stasiun pemancar radio dan pesawat radio pada pengguna.

3.1.3.Televisi
Layanan telekomunikasi dengan memnfaatkan sinyal radio dengan
frekuensi tertentu misalnya UHF, atau VHF. Sifat komunikasinya lebih cenderung
pada broadcast dan simpleks, siaran dilakukan oleh stasiun pemancar TV dan
diterima oleh pesawat TV pada pengguna.

3.1.4.Seluler
Teknologi yang digunakan adalah GSM (global system for mobile
communication) dengan frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Untuk GSM 900
menggunakan frekuensi uplink 890-915 MHz dan downlink 935-960 MHz.
Sedangkan untuk GSM 1800 (digital celluler system/DCS 1800) menggunakan
frekuensi uplink 1710-1785 MHz dan downlink 1805-1880 MHz. Pada lebar kanal
200 kHz maka GSM 900 memiliki jumlah kanal sebanyak 125 kanal (124 kanal
suara, 1 kanal sinyal) sedangkan GSM 1800 memiliki jumlah kanal sekitar 375
kanal.

3.2. Sistem Transmisi


3.2.1.Sistem Transmisi Kabel Tembaga
Media transmisi kabel merupakan teknologi terdahulu dan merupakan
komponen pokok dalam suatu jaringan telekomunikasi. Media transmisi ini
membawa sinyal listrik, sehingga interferensi dapat mudah terjadi. Kelemahan
media transmisi ini mudah mengalami penyadapan dalam bentuk information
leakage, tetapi memiliki keuntungan dari daya tahannya.

3.2.2.Sistem Transmisi Serat Optik


Merupakan teknologi terobosan dalam transmisi data karena dapat
menyalurkan informasi berkapasitas besar dengan keandalan yang tinggi,
sehingga serat optik sangat baik jika digunakan sebagai media transmisi pada
LAN khususnya jaringan tulang punggung (backbone).
III-2
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

Berikut adalah beberapa kelebihan yang dimiliki oleh serat optik:


Redaman transmisi yang kecil. KAbel serat optik mempunyai redaman
transmisi perkilometer (km) yang relatif kecil, sehingga serat optik sangat
sesuai untuk dipergunakan dalam telekomunikasi jarak jauh dan reapeater
yang dibutuhkan lebih sedikit.
Kebal terhadap interferensi elektromagnetik. Sistem transmisi serat optik
mempergunakan cahaya sebagai gelombang pembawanya sehingga
terbebas dari cakap silang (cross talk) yang sering terjadi pada kabel
biasa. Sehingga kualitas transmisi yang dihasilkan oleh serat optik lebih
baik dibandingkan transmisi dengan kabel lain dan aman jika dipasang
pada jaringan tenaga listrik bertegangan tinggi. Bidang frekuensi yang
lebar. Serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi,
hingga mencapai beberapa gigabit per detik. Dengan demikian sistem ini
dapat dipergunakan untuk membawa sinyal informasi dalam jumlah yang
besar hanya dalam satu buah serat optik yang halus.
Tingkat keamanannya tinggi. Pada serat optik, sinyal data menggunakan
gelombang cahaya sehingga cukup aman untuk pengiriman data karena
sulit disadap diperjalanan pengiriman data. Sedangkan kelemahan serat
optik ada pada proses instalasinya dan tidak bisa dipasang dalam jalur
yang berbelok secara tajam atau menyudut karena data ditransmisikan
dalam bentuk gelombang cahaya, jika harus berbelok dibuat belokan yang
tidak patah.

3.2.3. Sistem Transmisi Nirkabel (Radio)


Tujuan dalam teknologi komunikasi adalah any information, any time, any
place. Teknologi nirkabel menjadi solusi atas kebutuhan itu. Beberapa
karakteristik dan keunggulan dari sistem nirkabel adalah:
Infrastruktur yang tidak kompleks dan masif sehingga memiliki mobilitas
yang tinggi. Karena dimungkinkan terjadi perpindahan tanpa kerusakan
infrastruktur.
Kemudahan dalam implementasi dan pengembangan pada jaringan kabel.
Mudah dikembangkan, karena pengaturan daerah cakupan dan kekuatan
dapat lebih mudah diatur.

Beberapa parameter yang harus diketahui dalam sistem komunikasi radio


microwave antara lain:
System operating margin (SOM)
Free space loss (FSL)
Fresnel zone clearance (FZC)
Obstacle atau penghalang

3.2.4.Sistem Transmisi Satelit


Sistem transmisi satelit merupakan teknologi canggih dalam bidang
telekomunikasi. Pada sistem ini dikenal adanya stasiun bumi dan ruang angkasa.
Stasiun bumi sebagai pemancar dan penerima, sedangkan stasiun ruang

III-3
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

angkasa sebagai relay. Kelebihan sistem ini adalah relatif terhindar dari kondisi
terhalang. Beberapa hal yang harus diketahui dalam mempelajari sistem
komunikasi satelit antara lain alokasi frekuensi satelit, jenis-jenis orbit, jenis
antena yang digunakan beserta polarisasinya, propagasi atau perambatan
gelombang radio, penggunaan sistem analog atau digital, komponen satelit
(space segment, earth segment), space link, interferensi pada space link, cara
akses satelit serta layanan satelit.

3.3. Teknologi Satelit


Teknologi komunikasi bergerak ditinjau dari teknik transmisi gelombang
mikro terdiri atas komunikasi terrestrial dan komunikasi satelit. Pada komunikasi
satelit gelombang mikro ditransmisikan dengan menggunakan satelit, di mana
gelombang mikro tersebut dipancarkan ke bumi dalam bentuk spot beam. Setiap
spot beam dapat dianalogikan sebagai daerah cakupan dari satu BTS dalam
konsep komunikasi terrestrial. Sedangkan pada sistem komunikasi terrestrial,
gelombang mikro ditransmisikan dengan menggunakan stasiun yang dibangun di
bumi.

Satelit terdiri dari tiga unit yang terpisah, yaitu sistem bahan bakar,
kontrol dan telemetri satelit, serta transponder. Transponder ini meliputi antena
penerima untuk menerima sinyal dari stasiun bumi, penerima bandwidth, input
multiplekser, dan konverter frekuensi yang digunakan untuk mengubah rute
sinyal yang yang diterima melalui power amplifier untuk downlink. Peran utama
dari satelit adalah untuk merefleksikan sinyal elektronik. Dalam kasus satelit
telekomunikasi, tugas utama adalah untuk memancarkan dan menerima sinyal
dari dan ke geostationer dan stasiun bumi yang berjarak cukup jauh.

Gambar 3.1. Beam Spot Satelit


(Sumber : Kajian Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Provinsi Papua Tahun 2012)

Perkembangan teknologi ini mampu menjangkau daerah remote atau jauh


dari perkotaan. Teknologi satelit meliputi LEO (low earth orbit satellite), MEO
(medium orbit satellite), dan GEO (geostationary orbit satellite). Beberapa jenis
satelit sebagai berikut:

III-4
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

a. Satelit komunikasi, yaitu satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan


tujuan sebagai prasarana telekomunikasi menggunakan radio pada
frekuensi gelombang mikro. Umumnya yang dipergunakan adalah satelit
komunikasi dengan orbit geosinkron atau orbit geostationer, meskipun
beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
b. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang
disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi
sebuah titik permukaan bumi.

Penggunaan satelit dalam telekomunikasi antara lain untuk:


Backbone dengan koneksi global
Komunikasi daerah remote
Komunikasi mobile global
Sebagai ekstensi dari sistem selular

Gambar 3.2. Berbagai Penggunaan Satelit


(Sumber : Kajian Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Provinsi Papua Tahun 2012)

Berbagai ketinggian dari orbit satelit:

III-5
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

Gambar 3.3. Orbit Satelit


(Sumber : Kajian Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Provinsi Papua Tahun 2012)

Orbit rendah (low earth orbit, LEO) : 500 - 1.500 km di atas permukaan
bumi.
Orbit menengah (medium earth orbit, MEO) : 1.500 - 36.000 km di atas
permukaan bumi.
Orbit geostationer (geostationary orbit, GEO) : sekitar 36.000 km di atas
permukaan bumi.
Orbit tinggi (high earth orbit, HEO) : ketinggiannya lebih dari 36.000 km di
atas permukaan bumi.

Berikut beberapa karakteristik satelit tersebut:


a. Satelit LEO (low earth orbit)
Mampu mencakup global radio
Latency dibandingkan komunikasi terestrial dengan jarak jauh
sekitar 5-10 ms
Cakupan (footprint) sempit dengan frequency reuse yang relatif
baik
Memerlukan beberapa satelit untuk cakupan global
Waktu edarnya cepat sekitar 10 - 40 menit
Satelit perlu pengendali berupa gateway pada saat penjejakan
Hanya melewatkan sinyal dengan kecepatan rendah
Pada ketinggian edar LEO, umur satelit menjadi berkurang
dibandingkan MEO atau GEO
Mampu memberikan daya pancar pada permukaan bumi lebih tinggi
dari pada MEO atau GEO
Jumlah sel dalam suatu daerah cakupan relatif lebih banyak
Contoh: satelit iridium
b. Satelit MEO (medium earth orbit)
Bergerak dengan kecepatan relatif rendah
Tidak semua komunikasi memerlukan hand over
Latency relatif besar, 70 - 80 ms
Memerlukan daya relatif besar
Memerlukan antena khusus untuk cakupan kecil
Contoh: inmarsat, GPS
GPS pada penerima dalam menentukan posisi menghitung
parameter latitude, longitude, dan altitude, sesuai dengan sinyal
yang dikirim satelit yang jauh dari permukaan bumi. Penerima akan
menggunakan data yang diterima dalam perhitungan jarak, sistem
kerja ini digunakan sebagai layanan penentuan posisi (location base
service)

Sistem GEO dalam implementasinya:

III-6
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

a. Fixed satellite service (contohnya PALAPA INTELSAT, dll). Sistem ini relatif
handal dalam komunikasi dan kualitas tidak terpengaruh jenis layanannya
b. Satelit komunikasi bergerak (mobile communications satellites), digunakan
terkait layanan komunikasi bagi pengguna yang bergerak di darat, laut,
dan udara. Sebagai contoh INMARSAT.

3.3.1.Very Small Aperture Terminal


Teknologi yang berbasiskan komunikasi satelit dikenal sebagai VSAT (Very
Small Aperture Terminal). Umumnya VSAT digunakan untuk sebagian besar bank-
bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM
(automated teller machine). Dengan teknologi VSAT yang semakin maju,
komunikasi antar pulau di indonesia jadi semakin mudah dan murah, karena
tidak terhalangi lautan dan gangguan struktur bumi lainnya seperti gunung-
gunung dan untuk jarak yang jauh ataupun dekat biayanya sama. Oleh karena
itu pemanfaatan VSAT digunakan juga untuk internet dan ISDN (integrated
services digital network).

Gambar 3.4. VSAT


(Sumber : Kajian Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi Provinsi Papua Tahun 2012)

3.3.2.Vipersat
STDMA (selective time division multiple acces) vipersat merupakan sistem
dimana dimungkinkan beberapa terminal berbagi sama sumber daya satelit yang
akan dedikasikan untuk terminal tunggal konfigurasi single channel per carrier.

III-7
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

STDMA menyediakan solusi biaya relatif rendah untuk jaringan berukuran besar
dengan kebutuhan bandwidth sedang.

Fitur lain dari sistem vipersat ketersediaan bandwidth secara dinamis


disesuaikan dengan kebutuhan. Topologi jaringan dengan terminal yang sangat
banyak dan berjarak sangat jauh dapat dikelola dari terminal hubungan pusat
dengan sistem manajemen vipersat (VMS). STDMA menyediakan jaringan yang
dapat diakses bersama dengan biaya rendah dibandingkan dengan jaringan
TDMA tradisional. Hal ini dikarenakan menggunakan akuisisi SCPC demodulator
sebagai pengendali alokasi bandwidth STDMA memungkinkan
pertumbuhanjaringan dengan mudah karena ada pengendali STDMA memiliki
dua mode operasi pengalokasian slot, tetap (fixed) atau dinamis. Dalam mode
fixed semua riemote dalam suatu kelompok diberikan jumlah yang sama waktu
transmisi dalam satu siklus.

3.4. Teknologi Switching


Teknologi switching adalah teknologi pensaklaran yang digunakan untuk
menghubungkan suatu koneksi dengan koneksi lain. Kondisi awalnya bersifat
analog dengan memanfaatkan rele, atau elektromagnet untuk layanan yang
bersifat telefoni. Perkembangan berikutnya sesuai dengan perkembangan
pemakaian komputer menyebabkan sistem komunikasi bergeser ke sistem
digital. Komunikasi juga tidak dibatasi untuk suara yang didigitalisasi, tetapi juga
komunikasi data dan gambar (multimedia) sehingga perkembangan sentral
digital tidak hanya melayani sistem circuit switching, tetapi juga packet
switching. Pada Akhir abad 20, sistem penggunaan serat optik mulai
berkembang, mulai dipikirkan sistem sentral yang menggunakan optik, sehingga
muncul sistem optical switching.

Sistem pensaklaran ini dapat terjadi secara sekuensial atau secara


simultan. Dalam pensaklaran digital sinyal suara analog dari setiap line telepon
dicuplik dan dikonversikan menjadi bit-bit digital, kemudian dikirimkan dalam
satu frame secara bersama. Pembentukan sinyal analog ke sinyal digital ini
dikenal sebagai PCM (pulse code modulation).

Teknologi PAM (pulse amplitudo moduation) adalah sustu mekanisme


digitalisasi dengan sinyal disaring terlebih dahulu menggunakan penyaring sinyal
rendah, kemudian sinyal ini dikompres untuk selanjutnya dicuplik sehingga
dihasilkan sinyal analog. Proses pencuplikan dilakukan setiap 125 s atau
dengan menggunakan sinyal pulsa berfrekuensi 8 kHz. Sinyal PAM kemudian
dikuantisasikan menjadi sinyal digital, berdasarkan level cuplikan. Setiap hasil
sampling diubah menjadi 8 bit sinyal digital. setalah menjadi sinyal digital, sinyal
dari beberapa telepon dimultiplexing agar dapat dikirim secara bersamaan. Jika
sinyal disampling tanpa diikuti proses multiplexing (TDM), akan diperoleh 8 bit
setiap selama 125 s atau 64.000 bit selama 1 detik, atau jika dihitung
kecepatannya 64.000 bit/detik atau 64 kbps.

III-8
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

TDM (time division multiplexing) adalah metode penggabungan beberapa


sinyal digital menjadi satu sinyal digital yang memiliki kecepatan tinggi.
Penggabungan ini dimaksudkan agar mempermudah pengiriman sinyal secara
bersamaan. TDM merupakan bagian dari proses PCM di atas. TDM menyusun
beberapa sinyal secara serial, tiap sinyal dikorelasikan dengan time slot di frame
TDM. Data dari n saluran yang telah di ubah menjadi sinyal digital dikompresi
dan ditransfer ke satu saluran tunggal.

PCM 30 merupakan teknologi dimana TDM mengkombinasikan 30 saluran


telepon yang disampling dengan frekuensi 8 kHz dengan menggunakankode A
law, menghasilkan 8 bit word setiap sampling, juga ditambahkan 2x8 bit untuk
sinyal signaling dan supervisi. Jika setiap 8 bit disebut 1 time slot, maka PCM 30
terdiri atas 32 time slot, dimana 30 time slot adalah untuk sinyal telepon, 2 time
slot untuk sinyal tambahan (slot ke 0 untuk supervisi/frame allignment, slot ke
31 untuk signalling). Jumlah total adalah 8x32 = 256 bit. Karena
pembentukannya berlangsung selama 125 s, maka diperoleh jumlah total
2.048.000 selama 1 detik, menghasilkan kecepatan 2048 kbps atau 2.048 Mbps.

3.5. Private Automatic Branch Exchange


PBAX atau private automatic branch exchange adalah sentral telepon kecil
yang digunakan pada sisi pelanggan seperti gedung perkantoran, kantor serta
rumah. Berbeda dengan sentral telepon, trunk PBAX yang dihubungkan dengan
sentral telepon sering disebut dengan line, sedangkan line yang dihubungkan
dengan telepon pelanggan sering disebut sebagai extension. Kapasitas PBAX
umumnya sangat kecil, mulai 4 extension sampai 500 extension. Beberapa PBAX
dengan kapasitas ratusan extension digunakan sebagai sentral rural, contohnya
PBAX MD 110.

3.6. Jaringan Akses Telepon


Jaringan akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan
sentral telepon. Jaringan ini adalah dasar jaringan telepon, karena pada dasarnya
jaringan telekomunikasi adalah gabungan dari beberapa jaringan akses.

Jaringan akses yang digunakan dalam telekomunikasi, yakni:


Jaringan lokal akses kabel (jarlokab atau jarkab), yaitu jaringan yang
menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel
adalah jaringan yang paling lama dan paling banyak digunakan.
Peningkatan jaringan ini menggunakan teknologi penggandaan seperti
pair gain dan xDSL. Jaringan lokal akses radio (jarlokar), yaitu jaringan
yang menggunakan radio sebagai media aksesnya. Teknologi terdiri dari
radio wireless (wireless local loop, WLL), cordless dan radio point to point.
Jaringan lokal akses fiber optik (jarlokaf, jaringan ini menggunakan serat
optik sebagai medianya. Aplikasinya terdiri dari FTTZ, FTTC, FTTB, FTTO,
dan FTTH.
Jaringan akses hibrid, jaringan ini menggunakan media transmisi
gabungan, aplikasinya antara lain teknologi HFC, PON, dll.

III-9
Laporan Antara
Penyusunan Grand Design Pembuatan Jaringan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika

3.7. Jaringan Akses Nirkabel


3.7.1.Cordless Telephony
Telepon terhubung ke sentral dan berkomunikasi dengan handset telepon
melalui transmisi radio. Pelanggan dapat bergerak atau memindahkan pesawat
teleponnya di dalam area base unit. Awal mula teknologi ini adalah dari teknologi
analog yang disebut dengan generasi pertama cordless telephony CT1,
kemudian digantikan dengan teknologi digital yakni CT2, CT3, dan DECT.
Pengembangan dari teknologi cordless/wireless menghasilkan sistem seluler.

CT1 menggunakan frekuensi uplink 47 MHz dan frekuensi downlink 1.7


MHz dengan daya pancar handset 6mW. Range handset hanya berjarak sekitar
100 m. Sedangkan pada CT2 teknologi yang digunakan adalah TDMA dengan
channel spacing 200 KHz. Jumlah channel 124, masing-masing dengan teknologi
kompresi suara RPE-LTP 13 Kbit/s. CT3 (DCT 900) digital cordless telephony DCT
900 CT3 menggunakan alokasi frekuensi 1.7 - 1.9 GHz dengan teknologi TDMA.
Jarak antar channel 200 KHz dan berjumlah 374 channel. Teknologi kompresi
suara sama dengan CT2 menggunakan RPE-LTP 13kbit/s. Handsetnya memiliki
daya pancar 2.5 mW samapai 1 W.

3.7.2.Digital European Cordless Telecommunications


Digital european cordless telecommunications (DECT) dikenalkan tahun
1991 oleh european telecommunications standars institute (ETSI) dan digunakan
sebagai standar cordless eropa. Teknologi DECT memiliki jumlah saluran 2 kali
dari CT2 dan diterapkan sebagai WLL, wireless PABX dan radio LAN (RLAN). DECT
menggunakan alokasi frekuensi 864 - 868 MHz dengan teknologi TDMA. Jarak
antar channel 100 KHz dan berjumlah 40 channel. Teknologi kompresi suara
menggunakan ADPCM 32 kbit/s. Handsetnya memiliki daya pancar 1 mW sampai
10 mW. Aplikasi teknologi wireless/cordless yang banyak dipakai di masyarakat
untuk jaringan akses telepon antara lain WLL (wireless local loop) dan point to
point radiolink.
WLL atau wireless local loop adalah implementasi dari teknologi wireless
di atas. WLL ini pola kerjanya seperti miniatur jaringan nirkabel dengan
jumlah pengguna terbatas dan jangkauan terbatas tetapi secara hirarkis
cakupannya cukup luas.
Point to point radiolink. Radio ini menggunakan frekuensi komersil dan
memiliki jumlah chanel 1, 2, 4 atau lebih. Daya pancar base dan remote
sampai 25 W dapat menjangkau jarak sampai 100 km (tipikal sampai 80
km). Bahkan beberapa radiolink memiliki kemampuan komunikasi
multipoint.

III-10

You might also like