Professional Documents
Culture Documents
Analisis Keragaman Genetik Manggis (Garcinia Mangostana) Diiradiasi Dengan Sinar Gamma Berdasarkan Penanda ISSR
Analisis Keragaman Genetik Manggis (Garcinia Mangostana) Diiradiasi Dengan Sinar Gamma Berdasarkan Penanda ISSR
13057/biotek/c100103
Tabel 1. Daftar primer ISSR (inter simple squence HASIL DAN PEMBAHASAN
repeat) yang digunakan untuk analisis keragaman
genetik manggis. Pengamatan DNA dilakukan pada 14
tanaman manggis yang diseleksi berdasarkan
Nama primer 5 to 3 TM
pengamataan morfologi yang menunjukkan
(oC)
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan
PKBT-1 (AC)8TG 52
PKBT-2 (AC)8TT 52 tanaman yang lain. Amplifikasi DNA dilakukan
PKBT-3 (AG)8T 52 untuk melihat polimorfisme DNA dengan
PKBT-4 (AG)8AA 52 menggunakan 12 primer acak, namun hanya 8
PKBT-5 (AG)8TA 52 primer yang dapat mengahasilkan pita optimal.
PKBT-6 (AG)8TT 52 Amplifikasi dari 8 primer yang digunakan
PKBT-7 (GA)9-A 53 terhadap 14 tanaman yang dipilih menghasilkan
PKBT-8 (GA)9-C 55 jumlah pita DNA setiap primer bervariasi 3-8
PKBT-9 (GA)9-T 53
pita dengan rata-rata 6 pita DNA per sampel.
PKBT-10 (GT)9-A 53
Primer RED 18 menghasilkan pita paling sedikit
PKBT-11 (GT)9-C 53
PKBT-12 (GT)9-T 53 (3 pita) dan seluruh pitanya monomorfik,
RED18 (TCT)5 53 sedangkan pita DNA terbanyak didapat dari
primer PKBT 7 sebanyak 8 pita (Tabel 2, Gambar
1). Satu primer yaitu PKBT 1 sama sekali tidak
menghasilkan amplifikasi.
Analisis data
Pita yang diperoleh disekor secara biner 0 Tabel 2. Jumlah pita hasil amplifikasi manggis dengan
delapan primer ISSR.
absen dan 1 ada. Data biner ISSR dianalisis
menggunakan SAHN, setelah dihitung matrik
Jumlah Profil Dna
kesamaannya menggunakan program NTSYS Ukuran Jumlah
Primer Mono- Poli-
ver. 2.01. Data selanjutnya ditampilkan dalam Pita (Bp) Pita
morfik morfik
bentuk dendogram. Pengelompokan
PKBT2 700-1500 7 0 7 (100%)
memperlihatkan hubungan kesamaan antar PKBT3 250-1000 6 0 6 (100%)
setiap individu manggis berupa dendogram PKBT4 250-1000 5 3 2 (40%)
kesamaan genetik. Jarak genetik adalah selisih PKBT5 500 1500 6 2 4 (66,7%)
nilai persentase kesamaan terhadap nilai 100%. PKBT6 250-1500 6 0 6 (100%)
Dari dendrogram dapat dilihat seberapa jauh PKBT7 600-1250 8 5 3 (60%)
perubahan tanaman hasil radiasi jika PKBT9 200-1750 7 0 7 (100%)
dibandingkan dengan tanaman kontrol. RED18 250-750 3 3 (100%) 0
A B
C D
Gambar 1. Hasil amplifikasi DNA manggis dengan primer PKBT5 (A), PKBT2 (B), PKBT 3 (C), dan PKBT6 (D).
WIDIASTUTI et al. Keragaman genetik Garcinia mangostana hasil iradiasi berdasarkan penanda ISSR 19
Ukuran pita DNA manggis yang tanaman kontrol. Koefisien kemiripan terkecil
diamplifikasi berkisar antara 250-2000 bp. didapat dari tanaman hasil iradiasi 20 Gy yaitu
Menurut Upadhyay et al. (2004), jumlah pita sebesar 77% (Gambar 3). Nilai kofenetik
DNA yang terdeteksi dalam setiap primer MXComp yang dihasilkan dari tanaman kontrol
tergantung pada urutan basa dari primer dan adalah (r = 0.79) dengan goodness fit sangat tidak
ada tidaknya variasi dalam genotip tertentu. sesuai, sementara tanaman hasil iradiasi sebesar
Pada penelitian ini digunakan jenis primer ISSR (r = 0.72).
yang termasuk primer mikrosatelit yaitu primer
yang didesain dari daerah mikrosatelit yang M0B03
merupakan sekuen berulang. Jumlah pita yang B0M04
dihasilkan oleh setiap primer tergantung pada M0B0
sebaran situs yang homolog dengan sekuen
M0B02
primer di daerah mikrosatelit. Salah satu sifat
B0M03
penting dari sekuen berulang ini adalah memiliki
B0M01
kecenderungan untuk mutasi yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain dan biasanya B0M02
(Udupa dan Baum 2001). Mikrosatelit memiliki 0.80 0.83 0.87 0.90 0.93
sifat ketidakstabilan spontan yang didasarkan koefisien keragaman
jumlah kromosom terjadi apabila jumlah yang lebih kecil dibandingkan radiasi dengan
kromosom bertambah atau berkurang setelah LET rendah. Hal ini terutama disebabkan
dimutasi, sedangkan mutasi struktur kromosom ketebalan dan lokasi ionisasi yang dihasilkan
terjadi apabila segmen kromosom mengalami LET tinggi pada sel yang diradiasi (Goodhead
pengurangan (delesi), translokasi, duplikasi atau 1995, Shikazono et al. 2001).
inversi. Menurut Mohr dan Schopfer (1995), Beberapa pita yang dihasilkan oleh primer-
mutasi di luar inti terjadi apabila organel-organel primer yang digunakan menghasilkan pita
di luar inti seperti DNA plastid, DNA monomorfik. Ini menunjukkan bahwa mutasi
mitokondria dan lainnya mengalami perubahan yang menghsilkan polimorfisme dapat berupa
akibat perlakuan mutagenesis. mutasi titik atau insersi/delesi kecil di sekitar
Pada pengamatan berdasarkan marka daerah binding primer. Jenis primer yang
molekuler, pengelompokan yang didapatkan digunakan dalam penelitian ini merupakan
juga tidak menunjukkan pola khusus antara primer yang didesain dari daerah mikrosatelit
tanaman hasil iradiasi dengan tanaman tanpa yang merupakan sekuen berulang. Salah satu
perlakuan iradiasi. Beberapa tanaman sifat penting dari sekuen berulang ini adalah
menunjukkan jarak kemiripan yang cukup dekat memiliki kecenderungan untuk mutasi yang
dengan tanaman tanpa perlakuan (Gambar 2). lebih tinggi dibandingkan lainnya yang biasanya
Menurut van Harten (1998), keberhasilan menyebabkan perubahan susunan panjangnya
program induksi mutasi sangat bergantung pada (Udupa dan Baum 2001). Mikrosatelit memiliki
materi tanaman yang mendapat perlakuan sifat ketidakstaapabilan spontan yang
mutagen. Qosim (2006) dalam penelitiannya didasarkan pada kerentanannya dibandingkan
terhadap kalus nodular manggis, menyebutkan daerah lain atau ketidakseimbangan proses
bahwa induksi radiasi sinar gamma replikasi atau rekombinasi yang tidak sama, dan
menghasilkan keragaman genetik dengan rata-rata yang tinggi dari kedua proses tersebut
menggunakan teknik RAPD dengan keragaman membuat lokus ini menjadi rapuh terhadap
genetik antara 60-91%. Sementara Harahap induksi radiasi (Bridges 2001). Diasumsikan juga
(2005) dalam penelitian dengan menggunakan bahwa beberapa radiasi menginduksi daerah
biji manggis hasil iradiasi sinar gamma yang bukan target memicu sekuen berulang secara
ditananam secara in vitro, didapat keragaman genetik menjadi tidak stabil, namun daerah pasti
genetik yang diperoleh sebesar 62-100%. Sobir dimana hal ini terjadi masih belum diketahui
dan Poerwanto (2007) menyatakan berdasarkan (Kovalchuk et al. 2000; Bridges 2001; Boufflet et
analisis RAPD pada bibit manggis hasil iradiasi al. 2006). Dalam penelitian ini dijumpai satu
sinar gamma menggunakan lima primer acak, primer (PKBT1) sama sekali tidak menghasilkan
terbukti keragaman genetik tanaman hasil amplifikasi. Ye et al. (2005) menyatakan pada
iradiasi lebih besar (62%) dibandingkan analisis ISSR yang berhasil, pasangan SSRs
variabilitas aksesi manggis di Jawa (27%). Dalam (inversely oriented) harus terdapat dalam suatu
penelitian ini, keragaman genetik yang diperoleh jarak yang berdekatan pada kromosom yang
dari hasil iradiasi sinar gamma sebesar 77-95%, sama, yang dapat diamplifikasi oleh reaksi PCR
meningkat sebesar 5% dibandingkan tanaman untuk menghasilkan pita yang dapat diserap
tanpa perlakuan iradiasi sinar gamma. oleh gel agarose atau polyacrylamide. Lokus SSR
Sinar gamma termasuk mutagen yang pada genom yang tidak terdeteksi dengan
menghasilkan ion dan radikal bebas dalam analisis ISSR karena jarak antara dua motif SSR
bentuk hidroksil (OH-). Jika radikal hidroksil yang orientasinya berlawanan berjauhan atau
menempel pada rantai nukleotida dalam DNA, meskipun motif mengelompok pada jarak yang
maka utas tunggal DNA akan patah dan dapat diamplifikasi oleh pendeteksian PCR,
mengalami perubahan gen (Mohr dan Schopfer namun motif SSR tidak berorientasi seperti yang
1995). Radiasi ionisasi diklasifikasikan dalam dua dibutuhkan dalam amplifikasi PCR. Bahkan
tipe berdasarkan linear energi transfer (LET) pada kasus kombinasi campuran dari dua primer
yaitu: radiasi LET rendah (seperti sinar dan ISSR yang berbeda pada reaksi PCR yang sama,
sinar X) dan LET tinggi (seperti partikel dan masih terdapat banyak lokus SSR yang tidak
partikel ion berat). Proses molekuler dari mutasi akan terdeteksi.
yang disebabkan radiasi ionisasi dapat berbeda Teknik induksi mutasi dalam bidang
tergantung pada LET. Radiasi dengan LET tinggi pemuliaan tanaman telah banyak digunakan dan
dilaporkan lebih menyebabkan penyusunan terbukti berhasil, baik untuk tujuan menambah
kembali DNA dengan ukuran delesi/insersi keragaman untuk membentuk populasi awal
WIDIASTUTI et al. Keragaman genetik Garcinia mangostana hasil iradiasi berdasarkan penanda ISSR 21
sebagai sumber seleksi, maupun untuk tujuan Staphylococcus aureus. Fitoterapia 80(2):102-4.
Cox JEK. 1988. Garcinia mangostana. Mangosteen In Gardner RJ
perbaikan sifat tertentu. Fauza et al. (2005)
And Chaudari, SA (Eds). The Propagation Of Tropical
menyatakan bahwa iradiasi sinar gamma pada Fruits Trees. Anthony Rowe Ltd. Chippenham, Wiltshire,
biji manggis memperlihatkan adanya England.
peningkatan variabilitas fenotip pada beberapa Crowder LV. 1997. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
karakter yang diamati seperti tinggi tanaman,
Fauza H, Karmana MH, Rostini N, Mariska I. 2005.
jumlah daun per tanaman, diameter batang, dan Pertumbuhn dan variabilitas fenotipik manggis hasil
lebar daun. Pada tanaman padi, radiasi dengan iradiasi sinar gamma. Zuriat 16(2):133-144.
sinar gamma pada dosis tertentu diketahui dapat Goodhead DT. 1995. Molecular and cell models of biological
effects of heavy ion radiation. Radiat Environ Biophys
menginduksi mutasi klorofil dan meningkatkan
34:67-72.
varaisi genetik ketahanan terhadap penyakit blas Gupta PK, Varshney RK, Prasad M. 2002. Molecular Markers:
(Mugiono 1996). Institute of Radiation Breeding di Principles and Methodology. In: Jain SM., Brar DS,
Jepang telah menggunakan induksi mutasi sejak Ahloowalia BS. (Eds.). Molecular Techniques in Crop
Improvement.
tahun 1969 untuk mendapatkan mutan-mutan
Harahap F . 2005. Induksi Variasi Genetik Tanaman Manggis
potensial. Beberapa varietas baru pada tanaman (Garcinia mangostana). Dengan Radiasi Sinar Gamma.
apel, tebu, barley, dan tanaman hias telah dilepas Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
sampai tahun 1998 (Institute of Radiation Hartati S. 2002. Penampilan Genotip Tanaman Tomat
(LycopersicumeEsculentum Mill.) Hasil Mutasi Buatan Pada
Breeding 2001). Hartati (2002) menyatakan
Kondisi Stress Air Dan Kondisi Optimal. Agrosains 2(2):
bahwa mutasi sinar gamma pada tanaman tomat 35-42.
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi Institut of Radiation Breeding. 2001. National Institute of
tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, umur Agrobiological Resurces, MAFF. PO Box 3, Ohmiya Macni,
Nacagun, Ibaraki,312-22, Japan.
berbuah, umur panen, dan persentase daun
Kang SY, Kim DS, Lee GJ. 2007. Genetic Improvement of Crop
gugur. Latado et al. (2006) dalam penelitiannya Plant by Mutation Technique in Korea. Plant Mutation
membuktikan bahwa induksi sinar gamma Reports 1(3):7-15.
berhasil mendapatkan galur mutan jeruk sweet Koltunow A M , Grossniklaus U. 2003. Apomixis: A
developmental Prespective. Ann Rev Pl Biol 54:547-574
orange yang tidak berbiji dan tahan terhadap
Kovalchuk O, Dubrova YE, Arhkipov A, Hohn B, Kovalchuk I.
kanker. Di Korea, teknik pemulian mutasi telah 2000. Wheat mutation rate after Chernobyl. Nature 407:
berhasil menghasilkan berbagai kultivar baru 583-584.
berbagai tanaman padi, barley, kedelai, wijen, Kumar A, Arya L, Kumar V, Sharma S. 2006. Inter simple
sequence repeat (ISSR) analysis of cytoplasmic male
dan Hibiscus (Kang et al. 2007).
sterile, male fertile lines and hybrids of pearlmillet
[Pennisetu glaucum (L.) R.Br.]. Indian J Crop Sci 1(1-2): 117-
119
KESIMPULAN
Latado RR, Tulmann Neto AT, Pompeu Jr J, Figueiredo JO, Pio
RM, Machado MA, Namekata T, Ceravolo L, Montes
Induksi iradiasi sinar gamma dapat SMNM, Rossi AC. 2006. Seedless and Citrus Cranker
meningkatkan keragaman genetik manggis. Tolerant Mutant Clones in Sweet Orange Induced by
Gamma Rays. Pl Mutation Rep 1(2): 21-25.
Keragaman genetik akibat iradiasi sinar gamma
Lian CL, Wadud MA, Geng QF, Shimatani K, Hogetsu T
berdasarkam marka ISSR meningkat sebesar 5% (2006) An improved technique for isolating codominant
dibandingkan tanpa iradiasi. compound microsatellite markers. J Pl Res 119, 415417
Manimekalai R, Nagarajan P, Bharathi M, Naresh kumar S..
2003. DNA polymorphism among coconut (Cocos nucifera
DAFTAR PUSTAKA L.) cultivars and reciprocal cross derivatives differing in
drought tolerance. J Pl Crops 32 : 117-122
Anon.2008.ISSRInformation.http://www.biosci.ohiostate.edu Mansyah E, Anwarudinsyah MJ, Sadwiyanti L, Susilohadi A.
/~awolfe/ISSR/ISSR.html. [16 Juni 2008]. 1999. Variabilitas genetik tanaman manggis melalui
Bradford K. 2008. Comparing the ability of two PCR based analisis isozim dan kaitannya deonngan variabilitas
techniques, RAPD and ISSR to detect low levels of genetic fenotipiknya. Zuriat 10(1):1-10.
diversity, to detect low levels of genetic diversity. Chicago Mohr H, Schopfer. 1995. Plant Physiology. Springer-Verlag.
Botanic Garden, Glencoe, IL. Berlin.
www.chicagobotanic.org/downloads/conservation/Poste Morton, J. 1987. Breadfruit. In: Fruits of warm climates. Miami,
r1.pdf [5 Sept 2008]. FL p. 50-58.
Bridges BA. 2001. radiation and Germline mutation at Repeat Mugiono. 1996. Pengaruh Irradiasi Sinar Gamma Terhadap
Sequence: are we in the middle of paradigm shift? Radiat Mutasi Klorofil dan variasi genetk Ketahanan Penyakit
Res 156: 631-641. Blas pada padi Gogo. Zuriat 7(1): 15-21.
Chen LG, Yang LL, Wang CC. 2008. Anti-Inflamantry Activity Narayanan,C, Wali SA., Shukla N, Kumar R, Mandal AK,
of mangosteen from Garcinia mangostana. Food Chem Ansar SA.. 2007. RAPD and ISSR Markes for Molecular
Toxicol 46:688-693 Characterization Of Teak (Tectona grandis) Plus Trees. J
Chomnawang MT, Surassmo S, Wongsariya K, Trop For Sci 19(4): 218225
Bunyapraphatsara N. 2009. Antibacterial activity of Thai Qosim, W A. 2006. studi Irradiasi Sinar Gamma Pada Kultur
medicinal plants against methicillin-resistant Kalus Nodular Manggis Untuk Meningkatkan Keragaman
22 Bioteknologi 10 (1): 15-22, Mei 2013
Genetik Dan Morfologi Regeneran. [Disertasi]. Sekolah Uji T. 2007. Keanekaragaman, Persebaran, dan Potensi Jenis-
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jenis Garcinia di Indonesia. Berk Penel Hayati 12:129135.
Ramage CM, Sando L, Peace CP, Carroll BJ, Drew RA. 2004. Van Harten AM. 1998. Mutation Breeding. Theory and
Genetic diversity revealed in the apomictic fruit species Practical Aplication. Press Syndicate of the Univ. of
Garcinia mangostana L. (mangosteen). Euphytica 136: 110. Cambridge. UK.
Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-Buahan. Sinar Wible J, Chack EK, Downtown WJS. 1992. Mangosteen
Baru. Bandung. (Garcinia mangostana L.) A Potential Crop for Tropical
Shikazono N, Tanaka A, Watanabe H, Tano S. 2001. Northern Australia. Acta Hor 321:132-137.
Rearragement of the DNA in carbon ion induced mutants Widiastuti A, Sobir, Suhartanto MR. 2010. Diversity analysis of
of Arabidopsis thaliana. Genetics 157: 379-387. mangosteen (Garcinia mangostana) irradiated by gammaray
Sobir, Poerwanto R. 2007. Mangosteen genetic and based on morphological and anatomical characteristics.
Improvement. Intl J Pl Breed 1(2): 105-111 Nus Biosci 2: 23-33.
Udupa S, Baum M. 2001. High mutation rate and mutation Ye C, Yu Z, Kong F, Wu S, Wang B. 2005. R-ISSR as a New
bias at (TTA)n microsatellite loci in chickpea (Cicer Tool for Genomic Fingerprinting, Mapping, and Gene
arietenum L.). Mol Gen Genomics 265:1097-1103. Tagging. Pl Mol Bio Rep 23: 167-177.