You are on page 1of 12

BAB II

HIDROLISIS PATI ENZIMATIS


A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menguraikan karbohidrat kompleks dari biomassa menjadi gula
sederhana melalui reaksi hidrolisis dengan enzim
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hidrolisis
enzimatis

B. DASAR TEORITIS
1. Media pertumbuhan mikroba (medium)
Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri
patogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikrobia medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Khaeruni dan Satrah, 2014).
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam
medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi
air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008)
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat
dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk
cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya
dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut
holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya
harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Anonim,
2009).
NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. NA di buat dengan komposisi agaragar yang sudah
dipadatkan sehingga NA juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang
digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Fungsi agaragar hanya sebagai
pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar dapat mudah
menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrient Agar adalah salah satu
medium padat yang memiliki komposisi yaitu agaragar yang telah di
panaskan dan mencair dengan suhu 950C (Sandra, 2013).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat
sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat
ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan
dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain
yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari
habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di
lingkungan itu (Irianto, 2006).

2. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua
mikroorganisme yang hidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan
bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya
proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora
bakteri yang merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak
akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang
untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam
kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba (Suriawiria,
2005).
Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi,
cara steril ini digunakan pada pembuatan media, dan pembuatan preparat.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara: (Anonim, 2009)
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam keadaan steril.
Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam
seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau
dengan pemanasan dalam bacticinerator (Irianto, 2006).
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan
dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak
mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan
memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses
sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan
sebagainya (Irianto, 2006).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Kompor listrik
b. Panci
c. Tabung reaksi
d. Autoklaf
e. Bunsen
2. Bahan
a. Air mineral 50 ml
b. Bubuk agar instan 3 gram
c. Vitamin B komplek butir
d. Gula 5 gram
e. Yeast

D. SKEMA KERJA

Memasukkan
alat(tabung reaksi
dan beaker glass)
kedalam autoklaf

Sterilisasi alat
T=120oC ; t=20
menit

Air 100 ml
Gula pasir
Pemanasan T = 100 oC
Vitamin B
Bubuk Agar

Pengadukan t = 5
menit

Pemindahan larutan ke tabung


reaksi (dilakukan dengan cepat)
Pendinginan
Yeast

Pemindahan mikroorganisme
(Inokulasi) kedalam tabung reaksi
dengan menggunakan spatula yang
sudah disterilkan

Penyegelan medium baru


dengan menggunakan kapas
yang sudah direkatkan dengan
perekat

Menyimpan hasil
Inokulasi selama 7
hari

Pengamatan hasil Inokulasi


Gambar. Skema Kerja Pembuatan media pertumbuhan mikroba dan sterilisasi.
E. DATA PENGAMATAN
Tabel. I. 1 Hasil pengamatan proses pembuatan media pertumbuhan mikroba dan
sterilisasi
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Sterilisasi alat-alat yang digunakan Bersih dan steril
seperti beaker glass dan tabung reaksi di
autoklaf selama 20 menit pada suhu
120oC
2. Mencampurkan air(50ml), agar-agar Kekukingan dan jernih
(2g), gula(3g), dan vitamin B (1/2) yang
telah dihaluskan ke dalam beaker glass
3. Memanaskan beaker glass berisi Kekuningan dan jernih
campuran tadi di atas kompor listrik
sampai mendidih dan diaduk agar
homogen
4. Menuangkan campuran bahan kedalam Kekuningan dan jernih, mulai
tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2 Mengeras
sebanyak 1/3 tabung dan dimiringkan
5. Menunggu agar medium memadat Kekuningan dan jernih,
sekitar 10 menit Mengeras

6. Memanaskan kawat dengan api bunsen Panas

7. Mengoleskan mikroorganisme dari


media lama ke media baru.

8. Menutup tabung reaksi dengan balutan Tabung terisolasi


kapas

9. Melakukan pengamatan
a. Hari pertama Sedikit bintik-bintik hitam dari
hasil Inokulasi
b. Hari kedua Masih sedikit bintik-bintik
hitam
c. Hari ketiga Mulai bertambah bintik-bintik
hitam
d. Hari ketujuh
Banyak bintik-bintik hitam
G. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan

a. Pembuatan media pertumbuhan mikroba dapat dilakukan


dengan berbagai bahan tambahan selain aquades dan bubuk
agar saja.

b. Medium merupakan bahan yang digunakan untuk


menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.

c. Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua


mikroorganisme yang hidup. Sterilisasi dapat dilakukan dengan
cara fisik, kimia, radiasi dan filter.

2. Saran
a. Sebaiknya sebelum praktikum, praktikan harus benar-benar
memperhatikan bahan-bahan yang harus disiapkan. Dengan
begitu ketika praktikum, bahan sudah siap dan sesuai dengan
bahan yang dibutuhkan untuk praktikum.
b. Sebaiknya pada praktikum, praktikan memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi jalannya proses sterilisasi alat dan
inokulasi mikroba. Sehingga nanti pada proses pertumbuhan
dan perkemangan mikroorganisme dapat berjalan dengan lancar
dan hasilnya maksimal.

H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung
Khaeruni, A dan V. N. Satrah. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar :
Fakultas Pertanian UHO. Kendari.
Label, J. 2008, Mikrobiologi : Pembuatan Medium, Erlangga : Jakarta.
Sandra, 2013, Mikrobiologi Umum, Erlangga : Jakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Tim Dosen Teknologi Bioproses. 2013. Petunjuk Praktikum Teknologi


Bioproses Jurusan Teknik Kimia. FT UNNES. Semarang
Lampiran

Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri
patogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikrobia medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Khaeruni dan Satrah, 2014).
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam
medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi
air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008)
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat
dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk
cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya
dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut
holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya
harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Anonim,
2009).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat
sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat
ini berupa makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan
dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain
yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari
habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di
lingkungan itu (Irianto, 2006).
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua
mikroorganisme yang hidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan
bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya
proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora
bakteri yang merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak
akan terlihat lagi. Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang
untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam
kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba (Suriawiria,
2005).
Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi,
cara steril ini digunakan pada pembuatan media, dan pembuatan preparat.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara: (Anonim, 2009)
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam keadaan
steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat
tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan
pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator (Irianto, 2006).
Kurva pertumbuhan diawali dengan fase awal (lag) yang
merupakan masa penyesuaian mikroba. Pada fase tersebut terjadi sintesis
enzim oleh sel yang dipergunakan untuk metabolisme metabolit. Setelah
fase awal selesai, baru mulai terjadi reproduksi selular. Konsentrasi selular
meningkat, mula-mula perlahan kemudian makin lama makin meningkat
sampai pada suatu saat laju pertumbuhan atau reproduksi seluler mencapi
titik maksimal dan terjadi pertumbuhan secara logaritmik atau eksponesial
(Putranto, 2006). Fase logaritmik dicirikan dengan suatu garis lurus pada
plot antara ln berat kering terhadap waktu. Periode eksponensial
merupakan periode pertumbuhan mikroorganisme yang stabil dengan laju
pertumbuhan spesifik, () konstan (Panji et al., 2002).
Selanjutnya setelah subtrat atau persenyawaan tertentu yang
diperlukan untuk pertumbuhan bakteri dalam media biakan mendekati
habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka terjadi
penurunan laju pertumbuhan bakteri tersebut. Fase penurunan ditandai
oleh berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat
terjadinya kematian (mortalitas) (Mangunwidjaja et al.,1994)
Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu
diusahakan agar semua alat yang ada di dalam hubungannya dengan
medium agar tetap sterli, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(dwijoeseputro,2005)

You might also like