Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
dr. Maula Nurfahdi
LATAR BELAKANG
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan adanya
kelainan pada saluran napas. Pada gambaran tersebut cirinya akan tampak sangat
ramai dan jelas. Berbeda bila dalam keadaan normal, gambaran saluran napas tak
begitu jelas terlihat karena berisi udara. Tapi pada kasus bronkhitis akan muncul
yang ditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti bunyi grok-grok,
Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada orang dewasa.
Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain,
Secara harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh adanya inflamasi
bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau
gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini
berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari
tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau
kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan
diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri,
walaupun dengan patokan diagnosis yang tidak selalu sama.(Taussig, 2002; Rahayu,
2004)
tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau
kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti. Bronkitis merupakan
diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di Indonesia maupun di luar negeri,
mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan
a. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai.
Penyebab utama penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol
dank arena batuk berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa peradangan tersebut
meliputi laring, trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut
laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak sampai umur 3
Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada ialah
mengenai batuk kronik dan atau berulang yang di singkat (BKB). BKB ialah keadaan
klinis yang disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang
sedikit 3 kali dalam 3 bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non
respiratorik lainnya. Dengan memakai batasan ini secara klinis jelas bahwa bronchitis
kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau berulang (BKB) yang telah
disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu misalnya asma atau infeksi kronik saluran
kronik, tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa bayi sampai anak umur 5 tahun yang menderita bronchitis
kronik akan mempunyai resiko lebih besar untuk menderita gangguan pada saluran
napas kronik setelah umur 20 tahun, terutama jika pasien tersebut merokok akan
3. Etiologi
Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada
a. Kelainan kongenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor
1) Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
2) Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya,
kifoskoliasis konginetal.
b. Kelainan didapat
Kelaianan didapat merupakan akibat proses berikut :
1) Infeksi
Bronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita pneumonia yang sering
maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya.
2) Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh berbagai macam
sebab : korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap bronkus
Penyebab utama penyakit Bronkhitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh
Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut sering terjadi pada anak yang
menderita Morbilli, Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti
yang meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut
pada anak. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang di lingkungan
Faktor predisposisi terjadinya bronchitis akut adalah alergi, perubahan cuaca, polusi
udara, dan infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan terjadinya bronchitis.
Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang adalah sebagai berikut :
a. Spesifik
1) Asma
2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel
hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer -
Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal
- Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau
infeksi paru sekunder (pertahanan utama) (Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah
beberapa mekanisme : factor obstruksi bronkus, factor infeksi pada bronkus atau
paru-paru, fibrosis paru, dan factor intrinsik dalam bronkus atau paru.
Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar:
a. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi pada
bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan
Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik.
keluhan yang timbul erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena,
tingkatan beratnya penyakit, lokasi bronkus yang terkena, ada atau tidaknya
sebagai berikut ;
Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital. Masih menjadi pertanyaan apakah infeksi
yang mendahului terjadinya bronchitis tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus.
penyebab pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat
infeksi virus tidak dapat (misalnya adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan
sebagainnya).
b. Infeksi sekunder
Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi, apabila sputum
pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi
kuning atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh
Biasanya penyakit dimulai dengan tanda-tanda infeksi saluran napas akut (ISNA) atas
yang disebabkan oleh virus. Batuk mula-mula kering, setelah 2 atau 3 hari batuk
mulai berdahak dan menimbulkan suara lender. Pada anak dahak yang mukoid
(kental) susah ditemukan karena sering ditelan. Mungkin dahak berwarna kuning dan
kental tetapi tidak selalu berarti telah terjadi infeksi bakteri sekunder. Anak besar
sering mengeluh rasa sakit retrosternal dan pada anak kecil dapat terjadi sesak napas.
Pada beberapa hari pertama tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan dada tetapi
kemudian dapat timbul ronchi basah kasar dan suara napas kasar. Batuk biasanya
akan menghilang setelah 2-3 minggu. Bila setelah 2 minggu batuk masih tetap ada,
mungkin telah terjadi kolaps paru segmental atau terjadi infeksi paru sekunder.
Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada pasien bronchitis. Mengi dapat murni
asma pada anak tersebut, lebih-lebih bila keadaan ini sudah terjadi berulang kali.
Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (2001), tanda dan gejala yang ada yaitu:
a. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah
b. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak
c. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis
d. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
Menurut Ngastiyah (2006), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama,
yaitu:
a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien
kurang istirahat
b. Daya tahan tubuh klien yang menurun
c. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
d. Kesenangan anak untuk bermain terganggu
e. Konsentrasi belajar anak menurun
a. Batuk membandel
Batuk kambuhan, berdahak-tidak, berat-tidak. Kendati ringan harus tetap
diwaspadai karena bila keadaan batuk terus menerus bisa menghebat dan
Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan. Dalam sebulan batuk pileknya
lebih dari seminggu dan baru sembuh dua minggu, lalu berulang lagi.
Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar batuknya grok-grok
bahkan sampai muntah. Bisa juga batuk baru timbul menjelang pagi. Atau
lender/secret.
2) Sering mengubah posisi.
3) Banyak minum.
4) Inhalasi.
5) Nebulizer
6) Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
Pasien dengan bronchitis tidak dirawat di Rumahsakit kecuali ada komplikasi yang
ditujukan sebagai petunjuk kepada orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan adalah
Pada bronchitis gejala batuk sangat menonjol, dan sering terjadi siang dan
malam terutama pagi-pagi sekali yang menyebabkan pasien kurang istirahat atau
tidur; pasien akan terganggu rasa aman dan nyamannya. Akibat lain adalah terjadinya
daya tahan tubuh pasien yang menurun, anoreksia, sehingga berat badannya sukar
naik. Pada anak yang lebih besar batuk-batuk yang terus menerus akan mengganggu
kesenangannya bermain, dan bagi anak yang sudah sekolah batuk mengganggu
bertambah banyak dengan memberikan obat secara benar dan membatasi aktivitas
anak untuk mencegah keluar banyak keringat, karena jika baju basah akan
menyebabkan batuk-batuk (karena dingin). Untuk mengurangi batuk pada malam hari
berikan obat batuk yang terakhir sebelum tidur. Anak yang batuk apalagi bronchitis
lebih baik tidak tidur di kamar yang ber AC atau memakai kipas angin. Jika suhu
udara dingin pakaikan baju yang hangat, bila ada yang tertutup leherya. Obat gosok
membuat anak merasa hangat dan dapat tidur tenang.Bila batuk tidak segera berhenti
Pada anak yang sudh agak besar jika ada dahak di dalm tenggorokannya
Bronkhitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi bronchitis kronik,
Gangguan pernafasan secara langsung sebagai akibat bronchitis kronik ialah bila
lendir tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan terjadinya atelektasis atau
pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lender tidak selalu tertinggal dalam
paru. Berikan banyak minum untuk membantu mengencerkan lendir; berikan buah
Pada anak yang sudah mengerti beritahukan bagaimana sikapnya jika ia sedang batuk
dan apa yang perlu dilakukan. Pada bayi batuk-batuk yang keras sering diakhiri
dengan muntah; biasanya bercampur lendir. Setelah muntah bayi menjadi agak
tenang. Tetapi bila muntah berkelanjutan, maka dengan keluarnya makanan dapat
menyebabkan bayi menjadi kurus serta menurunkan daya tahan tubuh. Untuk
mengurangi kemungkinan tersebut setelah bayi muntah dan tenang perlu diberikan
b. Tindakan Medis
1) Jangan beri obat antihistamin berlebih
2) Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
3) Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4) Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative
Karena penyebab bronchitis pada umumnya virus maka belum ada obat kausal.
Antibiotik tidak berguna. Obat yang diberikan biasanya untuk penurun demam,
banyak minum terutama sari buah-buahan. Obat penekan batuk tidak diberikan pada
batuk yang banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum. Bila batuk tetap ada dan
tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri
sekunder dan antibiotic boleh diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau
golongan makrolid. Antibiotik diberikan 7-10 hari dan jika tidak berhasil maka perlu
dilakukan foto thorak untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan
BAB III
PERMASALAHAN
Permasalahan yang penulis jumpai adalah seorang anak laki laki berusia 2
tahun dengan gizi buruk disertai dengan batuk lama di Puskesmas Dharmarini tanggal
15 Agustus 2016
Data Pribadi
Nama : An. H
Tanggal lahir : 5 Juni 2014
Usia : 2 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : belum sekolah
Suku / warganegara : Jawa / Indonesia
Alamat : Ds karang kidul RT 4 RW 1, Lungge
Nama ibu : Ny N
Usia ibu : 24 tahun
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ibu : ibu rumah tangga
Nama ayah : Tn J
Usia ayah : 29 tahun
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ayah : security
Anamnesis
Aloanamnesis dengan ibu pasien saat berkunjung di poliklinik kesehatan desa , lunge
tanggal 16 Agustus 2016 pukul 09.30 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Berat badan tidak naik-naik, Batuk lama
Lokasi : seluruh tubuh
Onset dan kronologis: sudah 3 bulan ini (berbulan-bulan) pasien berat
badannya tidak pernah naik dari kms garis merah, dan pasien selalu
mengalami batuk, grok-grok, sulit untuk mengeluarkan dahak, setiap batuk
ngikil mebuat susah tidur dan tidak mau makan,
Kualitas : batuk ngikil, suara grok-grok
Kuantitas : batuk dirasakan setiap hari
Faktor yang memperberat : bila batuk ngikil tidak mau makan
Faktor yang memperingan : diberikan obat batuk yang ada di warung-
warung
Gejala penyerta : kadang sesak nafas, sebah, rewel, Anak tampak kurus,
lemas, susah makan sejak beberapa bulan belakangan ini.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat batuk lama (+)
- Riwayat penyakit seperti ini (+)
- Riwayat pengobatan yang membuat kencing warna merah (-)
- Riwayat bengkak kaki (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat sakit asma (-), jantung (-), ginjal (-)
- Riwayat minum jamu-jamuan (-), obat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit jantung (-)
- Riwayat alergi (-)
Riwayat kontrasepsi
Ibu penderita menggunakan KB suntik 3 bulan. Sikap terhadap KB yang
dipilih yakin dan percaya.
Riwayat Imunisasi
BCG : scar (+)
Difteri, Pertusis, Tetanus : hanya diberikan imunisasi DPT 3x
Polio : hanya diberikan imunisasi Polio 2x
Hepatitis : hanya diberikan imunisasi Hepatitis B 3x
Campak :-
Booster :-
Kesan : kelengkapan imunisasi dasar lengkap. Booster (+)
Riwayat Makan dan Minum anak
ASI diberikan sejak lahir sampai usia 2 tahun. Sejak usia 6 bulan, selain
mendapatkan ASI, pasien juga mendapatkan susu formula. Usia 6 bulan diberi biskuit
milna, nasi tim saring dengan lauk tahu tempe, sayur wortel dan bayam 1 mangkok
kecil, 3 kali sehari, kadang tersisa sedikit. Usia 12 bulan sampai sekarang diberi nasi,
sayur, lauk, piring, 3 kali sehari, tidak habis.
Kesan : ASI eksklusif, kuantitas dan kualitas makan dan minum kurang.
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak
Pertumbuhan :
BBL = 2600 gram, PBL = 46 cm, BB bulan lalu = tidak diketahui, BB saat ini = 8,4
kg, PB sekarang = 82 cm.
TB : 82 cm; BB : 8,4 kg, usia 2,5 tahun
WAZ = - 3,80 SD
HAZ = - 3,06 SD
WHZ = - 3,20 SD
Perkembangan :
Anak bisa tersenyum pada usia 2 bulan, tengkurap 4 bulan, duduk 6 bulan,
merangkak 9 bulan, berdiri 11 bulan, berjalan 12 bulan, berbicara sepatah dua patah
kata 15 bulan.
Kesan : perkembangan anak sesuai dengan umur
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak lemah, kurus, dyspnea (-), ortopnea (-)
kesadaran : E4M6V5=15 Composmentis
Tanda vital :
TD : tidak dilakukan
Nadi : 100 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,5 C (axiler)
TB : 82 cm; BB : 8,4 kg, usia 2,5 tahun
WAZ = - 3,80 SD
HAZ = - 3,06 SD
WHZ = - 3,20 SD
Kesan ; gizi buruk perawakan normal
Kulit : turgor kulit cukup
Mata : konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
kelopak mata cekung -/-
Telinga : sekret (-), nyeri tekan tragus -/-
Hidung : sekret (+), bening; nafas cuping hidung (-); epistaksis (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), pursed lips breathing (-)
Tenggorokan : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran nnll -/- ; trakea di tengah
Dada : bentuk normal, simetris, emfisematous (-); retraksi supraklavikula (-),
retraksi suprasternal (-), retraksi interkostal (-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi : konfigurasi jantung normal
Auskultasi : HR: 100 x/menit, reguler, bising (-), gallop (-)
Paru Depan :
Inspeksi : Simetri statis dinamis
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri menurun
Perkusi : Redup pada paru kanan
Auskultasi : SD vesikuler, ronkhi (+/+), wheezing (-)
Paru belakang :
Inspeksi : Simetri statis dinamis
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri menurun
Perkusi : Redup pada paru kanan
Auskultasi : SD vesikuler, wheezing (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, mengkilat
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : timpani, PS (+) N, PA (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Terapi non medikamentosa dan terapi medikamentosa diberikan pada hari Selasa
16 Agustus 2016. Terapi non medikamentosa berupa edukasi kepada ibu pasien meliputi
penyampaian informasi mengenai
Penyakit yang diderita pasien saat ini yaitu kemungkinan Brokhitis akut dengan gizi
buruk
Edukasi brokhitis :
penyebab penyakit ini adalah Infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses
menimbulkan masalah lain yaitu berat badan anak yang tidak naik-naik, sehingga
dengan konsultasi dengan dokter spesialis anak, untuk itu pasien ini dirujuk ke RSU.
lain-lain :
o personal hygiene ; cuci tangan, mandi, sikat gigi
o pemeliharaan kebersihan dan kesehatan tempat tinggal lingkungan sekitar;
rumah berventilasi cukup, sinar matahari dapat masuk ke kamar, udara tidak
sering tercemar asap, lantai bersih (minimal disapu sehari sekali)
o apabila selama perawatan anak memburuk, segera dibawa ke dokter
o apabila mendapat antibiotik, usahakan agar diminum sesuai petunjuk dokter dan
dihabiskan selama minimal 5 hari sesuai petunjuk dokter, walaupun sudah ada
perbaikan kondisi
o menggunakan masker wajah bila diperlukan
Terapi medikamentosa yang diberikan:
R/
paracetamol syrup 125 mg fl No 1
dan surat rujukan pemeriksaan radiologi di RSU hari senin berikutnya
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Setelah dilakukan pemeriksaan awal untuk mendapatkan data yang lengkap, selanjutnya
ibu menjalankan strategi yang disarankan seperti variasi menu, jadwal makan, cara
penyajian, dan mengurangi pola makan jajan di luar. Hasil akan dimonitor pada posyandu
bulan berikutnya, apabila ibu dan anak tidak datang, maka akan dilakukan kunjungan
rumah. Untuk penyakit bronkhitis diharapkan keluarga membawa pasien ke RSU untuk
mengetahui penyebab pasti apakah benar terdapat bronchitis sehingga bisa mengambil
langkah selanjutnya untuk menyingkirkan kemungkinan bronkhitis ini menyebabkan gizi
anak menjadi buruk karena infeksi pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, 2003, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made
Kariasa; editor, Monica Ester, Edisi 3, Jakarta : EGC
Dona L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakrta : Buku
Kedokteran EGC
Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan
Ngastiyah, 2006. Perawatan Anak Sakit, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
dr.Rusepno Hasan. 2003. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak
Gunadi Santoso dan Makmuri. 2004. Keperawatan
Taussig, 2002. Perawatan Anak
Mengetahui,
Pendamping Dokter Internship Peserta