You are on page 1of 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini mengikuti perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan

mobilitas dari tempat satu ketempat lain semakin meningkat. Sehingga secara

otomatis akan meningkatkan kebutuhan akan alat transportasi terutama alat

transportasi yang memiliki efektivitas dan efisisensi seperti sepeda motor.

Pilihan masyarakat ini tentu menjadi peluang bisnis otomotif di bidang

kendaraan beroda dua khususnya PT. Yamaha Bengkulu untuk terus

meningkatkan penjualan Motor Yamaha dengan penerapan strategi pemasaran

yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen yang bertujuan

untuk mendapatkan keuntungan melalui aktivitas penjualan Motor Yamaha.

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan

seoptimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus

mengoptimalkan strategi penjualan dan sumber daya manusia yang baik dalam

mengelola pendapatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.

PT. Yamaha Bengkulu merupakan salah satu perusahaan yang

berbentuk dealer motor khususnya penjualan sepeda Motor Yamaha yang

berusaha untuk bersaing dengan dealer - dealer pesaing lainnya yang ada di

kota Bengkulu .
2

PT. Yamaha Bengkulu adalah dealer resmi Honda yang melayani

penjualan sepeda Motor Yamaha, service atau pemeliharaan serta penjualan

suku cadang sepeda Motor Yamaha. Dengan demikian PT. Yamaha Bengkulu

rmerupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan jasa.

Untuk lebih menarik pembeli agar volume penjualan meningkat, PT.

Yamaha Bengkulu melakukan dua sistem penjualan, yaitu :

1. Penjualan secara tunai

Menurut Narko (2008:71), Penjualan tunai adalah apabila pembeli sudah

memilih barang yang akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian

kassa.

Sedangkan menurut Yadiati dan Wahyu (2006:129), Penjualan tunai adalah

pembeli langsung menyerahkan sejumlah uang tunai yang dicatat oleh

penjual melalui register kas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai adalah penjualan yang

transaksi pembayaran dan pemindahan hak atas barangnya langsung melalui

register kas atau bagian kassa. Sehingga, tidak perlu ada prosedur

pencatatan piutang pada perusahaan penjual.

2. Penjualan secara kredit

Penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2008:206) adalah Penjualan kredit

dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai

dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu,

perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.


3

Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) yaitu Penjualan kredit adalah

transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau

jasa yang berakibat timbulnya piutang, kas aktiva.

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit

adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan

barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai

jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas

aktiva.

Volume penjualan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan faktor

penentu berhasil tidaknya suatu perusahaan. Jika perusahaan melakukan

penjualan dibawah target yang direncanakan, maka perusahaan tersebut gagal

dalam pemasaran produknya. Sebaliknya jika perusahaan menjual sesuai target

atau melebihi target yang direncanakan, maka perusahaan tersebut berhasil

dalam usaha pemasaran produknya dan perusahaan akan memperoleh laba yang

maksimal.
Agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, maka volume

penjualan harus ditingkatkan. Sehingga untuk mencapainya diperlukan strategi

yang baik dalam pemasaran untuk menarik konsumen melakukan pembelian.


Supaya PT. Yamaha Bengkulu mencapai target penjualan sehingga

keuntungan yang dihasilkan lebih maksimal, diperlukan kebijakan tentang

sistem penjualan yang akan memudahkan konsumen melakukan pembelian.

Karena dengan kemudahan sistem penjualannya akan menarik pembeli untuk

memilih alternatif yang ditawarkan dealer dalam pembelian sepeda motor,


4

sehingga akan mendongkrak volume penjualan Motor Yamaha pada PT.

Yamaha Bengkulu.
Laba merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang lebih

diperhitungkan oleh pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan karena pemilik

perusahaan pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan saat ini

dan dimasa yang akan datang. Selain itu perubahan laba juga digunakan sebagai

parameter penilaian kinerja manajemen oleh pemilik perusahaan. Alasan

dipilihnya perubahan laba sebagai variable dependen karena tujuan mendirikan

perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Selain itu kinerja perusahaan dari

sisi manajemen mengharapkan perubahan laba yang tinggi. Karena semakin

tinggi perubahan laba maka semakin flexsible perusahaan dalam menjalankan

aktivitas penjualan Motor Yamaha.


Perubahan laba yang terus meningkat akan berdampak pada aktifitas

operasional perusahaan dan menjaga kelangsungan perusahaan karena salah

satu fungsi laba perusahaan adalah menjamin kontinuitas berdirinya

perusahaan.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian untuk

djadikan bahan penyusunan tugas akhir dengan judul : Pengauh Penjualan

Motor Yamaha Terhadap Laba Pada PT. Yamaha Bengkulu .

1.2. Rumusan Masalah


Ada pun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

penjualan Motor Yamaha berpengaruh terhadap laba pada PT. Yamaha

Bengkulu.
5

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh penjualan Motor Yamaha terhadap laba pada PT. Yamaha

Bengkulu.

1.4. Manfaat Penelitian


a. Bagi Penulis

Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan peneliti serta mendapatkan

keselarasan teori dan praktek terutama mengenai penjualan Motor Yamaha

pada PT. Yamaha Bengkulu.

b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi PT. Yamaha Bengkulu untuk mengambil

keputusan dan kebijakan khususnya dalam penjualan Motor Yamaha di kota

Bengkulu.
c. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan referensi bagi penulis yang akan melakukan penelitian yang

sama dimasa yang akan datang.

1.5. Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian, pembahasan masalah sangat diperlukan agar

pembahasan pada penelitian terfokus. Dengan demikian penulis hanya

membatasi penelitian ini pada Pengaruh Penjualan Motor Yamaha secara tunai

untuk semua type Motor Yamaha Terhadap Laba pada PT. Yamaha Bengkulu

khususnya selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2015 perkuarter.
6
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pemasaran

Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran hanyalah

menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah

puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam

pemahaman kuno sebagai membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman

modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar

memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa

yang menyediakan nialai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan

harga, mendistribusikan, dan mepromosikan produk dan jasa itu secara

efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Drucker

(dalam Kotler dan Armstrong, 2008 : 6) tujuan pemasaran adalah

membuat penjualan tidak diperlukan lagi. Penjualan dan iklan hanyalah

bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar seperangkat sarana

pemasaran yang bekerjasama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan

dan menciptakan hubungan dengan pelanggan. Disebagian besar

masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan barang

dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran

mempunyai aspek yang lebih luas daripada pengertian tersebut.


8

Didefenisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan

manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan

yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran

mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan

pelanggan yang menguntungkan. Berikut ini adalah pendapat ahli

tentang pengertian pamasaran yaitu: Pemasaran (marketing) menurut

Kotler dan Armstrong (2008 : 6) yaitu sebagai proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap

nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Pemasaran, menurut

Daryanto (2011 : 1) adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai

satu sama lain. Pemasaran, menurut Tjiptono (2008 : 5) adalah fungsi

yang memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan eksternal,

padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap

lingkungan eksternal. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan

penting dalam pengembangan strategi. Manajemen pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.


9

Defenisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat

diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu system dari kegiatan

bisnis yang saling berhubungan dan ditujukan untuk merencanakan,

mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.1.2. Penjualan

Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai berhasil

dilihat dari kemampuannya dalam memporelah data. Dengan laba yang

diperoleh, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai kegiatan,

meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat mengembangkan

dan memperluas bidang usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan,

semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang diperoleh

perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam

penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu,

dan menunjukan pertumbuhan perusahaan.

Menurut mulyadi (2008:160) penjualan adalah suatu kegiatan

yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, secara kredit

maupun tunai.
10

Menurut Soemarso .S.R, (2009:160) penjualan adalah jumlah yang

dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan

merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan

merupakan akun yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan

barang dagangan dalam suatu periode.

Menurut akuntansi, penjualan dikelompokan menjadi dua, yaitu

penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan

reguler terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai

adalah penjualan yang pembayarannya diterima sekaligus (langsung

lunas). Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak

diterima sekaligus (tidak langsung lunas).

Menurut Samiaji Saroso (2009:39) Penjualan Tunai adalah tidak

ada jeda waktu yang cukup lama antara penjualan dan pembayaran.

Menurut Mulyadi (2008:210) penjualan kredit dilaksanakan oleh

perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang

diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan

mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut .

Penjualan merupakan bidang utama sebuah perusahaan dagang,

hal ini disebabkan penjualan tersebut merupakan sumber terjadinya

pendapatan. Melalui penjualan tersebut perusahaan akan memperoleh

pendapatan secara langsung (tunai) atau tidak langsung (piutang).


11

Dalam menghadapi persaingan penjualan pada perusahaan dagang

memerlukan suatu system akuntansi yang dapat berperan penting atas

adanya aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Kebutuhan akan

adanya sistem akuntansi yang memadai hampir dirasakan di berbagai

bidang usaha. Dalam perusahaan dagang, sistem akuntansi sangat

berperan dalam memberikan informasi yang akan dijadikan dasar

pengambilan keputusan atas situasi yang di hadapi.

2.1.3. Promosi Penjualan


Menurut Saladin (2006:195) definisi promosi penjualan adalah

promosi penjualan terdiri dari alat insentif yang beranekaragam,

kebanyakan untuk jangka pendek, dirancang untuk merangsang

pembelian produk lebih cepat dan atau lebih kuat oleh konsumen atau

pedagang. Sebagai salah satu bauran promosi, sales promotion

merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan suatu

produk. Sales promotion seharusnya di integrasikan kedalam

perencanaan strategi perusahaan bersamaan dengan periklanan,

penjualan perorangan, dan hubungan masyarakat. Hal itu dikarenakan

sales promotion dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan

juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan cita

perusahaan. Selain itu sales promotion dapat mendorong konsumen

dengan segera untuk melakukan pembelian. Perusahaan harus jeli dalam


12

menentukan langkah-langkah sales promotion agar promosi yang

dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Karena melalui

sales promotion diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan,

serta dapat memberikan keuntungan seoptimal mungkin bagi

perusahaan.
Selain memperhatikan arti sales promotion itu sendiri, perusahaan

harus mengetahui serta menentukan alat-alat promosi apa saja yang ada

dan yang akan digunakan perusahaan agar promosi yang dilakukan

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.


Menurut Kotler dan Keller (2007:341) bahwa alat-alat sales

promotion mempunyai jenis yang sangat beragam dan semuanya

memberikan tiga manfaat yang berbeda, yaitu :


a. Komunikasi
Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan

informasi yang dapat mengarahkan kosnsumen keproduk yang

bersangkutan.
b. Insentif
Promosi penjualan menggabungkan semua kebebasan, dorongan,

atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen.


c. Ajakan
Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi

pembelian sekarang.

Menurut Kotler (2007;385) definisi promosi penjualan adalah

short term incentives to encourage the purchase or sales of a product or

service. Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disampaikan yang

dimaksud dengan promosi penjualan adalah suatu usaha dari pemasar


13

menginformasikan produk yang dimilki dan mempengaruhi masyarakat

untuk membeli produk yang ditawarkan agar dapat memperoleh

keuntungan perusahaan.

2.1.4. Tujuan Penjualan

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2000:404), bagi perusahaan

pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualannya,

yaitu :

1. Mencapai volume penjualan tertentu


2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, menurut La Midjan dan

Azhar Susanto (2001:171), bagian penjualan mempunyai peranan

penting, yaitu:

1. Mencari order sesuai dengan tingkat penjualan yang

menguntungkan
2. Mencatat pesanan-pesanan (order) yang diterima
3. Mengeluarkan dokumen perintah mengeluarkan barang

(delivery order) dan mengawasi pengiriman


4. Mencatat akibat-akibat materil dan financial dari aktivitas

penjualan
5. Membuat faktur penjualan
6. Menyusun data statistik penjualan
7. Menyusun laporan penjualan

2.1.5. Fungsi-fungsi Penjualan


14

Penjualan merupakan suatu keputusan pemindahan kepemilikan

atas barang yang telah diproduksi atau yang telah siap untuk dijual

kepada konsumen. Dengan adanya aktivitas penjualan, maka secara

otomatis akan melibatkan beberapa fungsi yang ada di perusahaan.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

1. Fungsi kredit
2. Fungs penjualan
3. Fungsi gudang
4. Fungsi pengiriman
5. Fungsi akuntansi
6. Fungsi pengiriman barang
7. Fungsi penagihan

2.1.6. Penjualan Tunai

Penjualan tunai, menurut mulyadi (2001:455) dilaksanakan

perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran

barang atau jasa lebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut

diserahkan perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima

perusahaan, barang atau jasa diserahkan kepada pembeli dan transaksi

penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

2.1.7. Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2001;202) kegiatan penjualan terdiri dari

transaksi barang atau jasa, baik kredit maupun secara tunai. Dalam

transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi


15

dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu

tertentu perusahaan memiliki piutang kepada konsumennya. Kegiatan

penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem

penjualan secara kredit. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan

dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari

pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai

tagihan kepada konsumen tersebut.

2.1.8. Langkah-langkah Penjualan

Langkah-langkah melakukan penjualan sejak persiapan sampai

dengan pelaksanaan penjualan antara lain :

1. Penetapan dan pemantapan tempat usaha


2. Menetapkan sistem penjualan
3. Membuat ramalan dan rencana penjualan
4. Menentukan dan melaksanakan program penjualan
5. Memelihara persediaan barang dagangan, peralatan dan

perlengkapan
6. Melaksanakan penjualan barang
7. Menyelenggarakan administrasi penjualan
8. Melaksanakan urusan pelayanan purna jual

2.1.9. Pembuatan Laporan Penjualan


16

Sumber informasi yang paling utama untuk mengetahui

keberhasilan penjualan adalah laporan penjualan, baik yang dibuat

kantor pusat maupun kantor cabang.

Laporan penjualan tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk

mengevaluasi masing-masing individu maupun bidang yang terlibat

dalam penyelenggaraan penjualan, apakah program penjualan yang

dijalankan berhasil atau tidak.

Selain itu laporan keuangan dapat digunakan sebagai patokan

untuk membuat target penjualan periode berikutnya. Pembuatan laporan

dapat dilaksanakan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan maupun

setiap tahun.

2.1.10. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan

dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan jasa kepada

pelanggan. Bagi investor pendapatan kurang penting dibandingkan

keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah

dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator

penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut.

Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan

keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang dijual kepublik

melalui saham untuk menarik investor.


17

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu

perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini

disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan

pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.

1. Laba, menurut Zaki Baridwan (2000:31), laba adalah kenaikan modal

(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi

yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi

yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang

timbul dari pendapatan atau investasi pemilik. Menurut Sumarso

(2004:245), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban

sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut

selama periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa laba adalah

sejauh mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari suatu

kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang

didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses

penjualan selama periode tertentu.

Jenis - jenis laba dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Laba kotor merupakan selisih lebih antara penjualan dengan biaya

pokok.
b. Laba operasional merupakan laba yang diperoleh dari kegiatan

usaha pokok dalam jangka waktu tertentu. Bagi pihak-pihak

tertentu terutama dalam hal pajak, laba ini merupakan yang


18

terpenting karena menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai

perusahaan.
c. Laba sesudah pajak atau laba bersih merupakan selisih pendapatan

atas biaya - biaya yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan

bersih atas modal usaha. Perhitungan laba perusahan dilakukan

setiap bulan, tapi untuk tujuan praktis, perhitungan laba dilakukan

pada akhir periode akuntansi.

Perusahaan selalu mengharapkan laba yang optimal dari setiap

kegiatan usaha yang dilakukan baik untuk mempertahankan

eksistensinya maupun untuk membiayai kegiatan operasional yang

berguna untuk mengembangkan perusahaan.

2. Perubahan Laba, perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan

laba pertahun ketahun. Laba yang digunakan adalah laba relatif.

Digunakan angka relatif didasari alasan angka laba tersebut lebih

representatif dibandingkan laba absolut. Dalam penelitian ini

mencoba untuk melakukan prediksi atau ramalan terhadap laba,

dimana menggunakan peramalan kuantitatif.

2.1.11. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan

sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan

merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana

mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak


19

eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) Laporan keuangan adalah

laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak

diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha

perusahaan. Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan

pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu kinerja keuangan suatu

entitas.

2.1.12. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis

mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu

perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000:26) Menurut Short,

Libby dan Libby (2007:10) Laporan laba rugi adalah suatu laporan

utama akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu usaha, yaitu

pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya selama periode akuntansi

tertentu.

Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan

riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi

perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur

kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

2.2. Penelitian Terdahulu


20

Ragield (2013), Judul penelitian yang di lakukan oleh Ragield adalah

Pengaruh Pemberian Pembiayaan Murabah Terhadap Laba Pada PT. Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Safir Bengkulu.


Variabel penelitian ini adalah laba akuntasi. Hasil penelitian

menunjukan bahwa laba PT. BPRS Safir Bengkulu terus meningkat, yaitu pada

triwulan pertama 2011 sebesar 1.701.000, triwulan 2 tahun 2011 sebesar

3.541.500, triwulan 3 tahun 2011 sebesar 5.701.500, triwulan 4 tahun 2011

sebesar 8.239.500, triwulan 5 tahun 2012 sebesar 2.335.500, triwulan 6 tahun

2012 sebesar 1.549.000, triwulan 7 tahun 2012 sebesar 3.556.000, triwulan 8

tahun 2012 sebesar 10.388.000 dimana kenaikan laba tertinggi pada triwulan 8

tahun 2012 sebesar 190,71%. Dapat disimpulkan bahwa laba margin

murabahah PT. BPRS Safir Bengkulu tahun 2011-2012 pertriwulannya

mengalami kenaikan yang signifikan.


Rabekka Rahel (2014), Judul penelitian yang dilakukan Rabekka

adalah Analisa Pengaruh Kredit Gadai yang Disalurkan Terhadap Laba Pada

PT. Pegadain (Persero) Cabang Bengkulu.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil persamaan

regresi, korelasi dan uji determinan. Hasil persamaan regresi mendapatkan hasil

Y = -11,126 + 0,226X, yang artinya nila a sebesar -11,126 menunjukan bahwa

jika tidak ada kredit gadai yang disalurkan maka laba yang diperoleh PT.

Pegadaian (persero) Cabang Bengkulu berkurang sebesar Rp. 11,126.

Sedangkan nilai b sebesar 0,226 menunjukan bahwa setiap adanya kenaikan


21

atau penambahan Rp. 1,- pada kredit gadai yang disalurkan (X) akan dapat

meningkatkan kenaikan laba (Y) sebesar Rp. 0,226.


Korelasi sederhana diperolah R = 0,927, berarti hubungan antara

jumlah kredit gadai yang disalurkan terhadap laba sebesar 92,7%. Artinya

hubungan sangat kuat karena angka 0,927 terletak pada interval 0,80 1,000.
Uji Determinan diperoleh nilan R Squere sebesar 0,859 yang berarti

pengaruh penyaluran kredit gadai terhadap perolehan laba PT. Pegadaian

(persero) Cabang Bengkulu adalah sebesar 85,9%, yang artinya kontribusi

jumlah kredit gadai yang disalurkan terhadapat perolehan laba cukup besar.

2.3. Kerangka Analisis

Adapun kerangka analisis sebagai landasan konseptual dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Analisis

Penjualan Motor Yamaha Laba


(X) (Y)

Dari kerangka analisis tersebut diketahui bahwa laba dipengaruhi

penjualan Motor Yamaha. Variable X merupakan penjualan Motor Yamaha yang

dikeluarkan PT. Yamaha Bengkulu dalam kurun 5 tahun yaitu dari tahun 2010

sampai dengan 2015. Variable Y merupakan laba yang berhasil dicapai oleh PT.

Nusantaara Surya Sakti Bengkulu dalam kurun 5 tahun dari 2011 sampai

dengan 2016.

2.4. Hipotesis
22

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa penjualan

Motor Yamaha ada adalah berpengaruh signifikan terhadap laba PT. NSS

Bengkulu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat kuantitatif, yaitu meneliti dengan

mendapatkan data yang kemudian data tersebut dibahas dan dianalisa serta

diuraikan sehingga memperoleh kesimpulan yang merupakan pemecahan

permasalahan yang dihadapi.

3.2. Definisi Operasional

Untuk mempermudah analisis, maka definisi operasional dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penjualan Motor Yamaha adalah kegiatan penjualan Motor Yamaha untuk

meningkatkan laba pada PT. Yamaha Bengkulu yang diukur dengan

menggunakan satuan rupiah.


2. Laba adalah hasil penjualan Motor Yamaha dikurangi harga dan biaya

Motor Yamaha dalam bentuk rupiah, yang dilakukan oleh PT. Yamaha

Bengkulu selama 5 tahun yaitu dari 2011 sampai dengan 2015.

3.3. Metode Pengumpulan Data


23

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung

atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian.

3.4. Metode Analisis


a. Analisis kuantitatif dengan pendekatan statistik menggunakan rumus :
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

data residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitan ini, uji

normalitas dilihat melalui analisis statistic non-parametrik kolmogorov

Smirnov (K-S) dengan tingkat signifikansi di atas 5% atau p-value 0,05

(ghozali,2006 : 47)
2. Model Regresi Linear Sederhana
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen (penjualan Motor Yamaha) dan variabel dependen (laba).

Menurut sugiyono (2007 : 204) untuk dua variabel, hubungan linearnya

dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linear yaitu :


Y = a + bX
Dimana :
Y : Laba
X : penjualan Motor Yamaha
b : koefisien regresi sampel
a : konstanta
Persamaan regresi linear sederhana ini dapat menunjukkan nilai

koefisien regresi atas setiap variabel bebas yaitu positif atau negatif

dimana artinya apabila regresi bernilai positif (+) akan menunjukan

hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana

jika terjadi kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan pula kenaikan

variabel terikat dan sebaliknya. Sedangkan apabila regresi bernilai


24

negative (-), maka akan menunjukan hubungan yang berlawanan arah

antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, yaitu jika ada kenaikan

pada variabel bebasnya maka akan terjadi penurunan pada variable terikat

dan sebaliknya. Penelitian ini menggunakan SPSS versi 16.0 untuk

mengolah datanya.
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai

seberapa besar presentasi variasi dependen pada model dapat

diterangkan oleh variasi variable independen (Ghozali, 2006).

Koefisiensi determinasi (R2) dinyatakan dalam presentase yang

nilainya berkisar antara 0<R2<1. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variable-


variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variable-variabel dependen.

Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section)

relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisiensi determinasi yang tinggi.


b. Uji Statistik t (Uji-t)

Pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variable independen

berpengaruh terhadap variable dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan uji signifikasi (pengaruh nyata) berdasarkan


25

nilai statistic t (Uji-t) pada tingkat keyakinan (prohabilitas) 95% dan

asymp. Sig. 5% (Ghozali, 2006:50) urutan Uji-t adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)


- Ho :variable independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

variable dependen.
- Ha :variable independen berpengaruh signfikan terhadap variable

dependen.
2. Menetapkan criteria pengujian, yaitu :
- Terima Ho jika nilai signifikansi atau p-value > 0,05
- Tolak Ho jika nilai signifikansi atau p-value < 0,05
26

PENGARUH PENJUALAN MOTOR YAMAHA TERHADAP


LABA PADA PT. YAMAHA BENGKULU

PROPOSAL

OLEH

PUJI LESTARI
NPM. 11050069

PROGRAM STUDI AKUNTASI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2017

You might also like