Professional Documents
Culture Documents
OLEH
PRIMAWIBAWA RANTJALOBO
B11109103
OLEH :
PRIMAWIBAWA RANTJALOBO
B11109103
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
A.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I P mbimbing II
iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
a.n Dekan
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
dengan waktu yang ditentukan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
akhir demi mencapai gelar Sarjana Hukum pada Bagian Hukum Pidana
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih ada kekurangan-
penulis. Sehingga penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan, siap menerima kritik dan saran yang membangun dari pihak
hanya milik TUHAN dan dengan adanya kritik dan saran dari berbagai
vii
mendoakan penulis demi kesuksesan penulis. Teruntuk Saudara penulis
yang telah diberikan oleh berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan
Pembangunan;
yang memberikan kritik dan saran untuk menjadikan skripsi ini lebih
baik;
viii
6. Prof. Dr. Marthen Arie,S.H.,M.H., selaku penasehat akademik
penulis;
ix
Yarham Hamzah, Nur Iksan Hasanuddin, Muh. Shauman
selama ini;
12. Terkhusus kepada Ananda Eka Putri yang telah setia menemani
Makassar.
x
kuesioner yang penulis sebarkan dan pihak-pihak lain tak sempat
penulis sebutkan;
yang telah diberikan kepada penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalasnya, Amin.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................ vi
A. Pengertian-Pengertian ............................................................ 11
1. Independen .................................................................. 11
2. Pegawai Negeri Sipil .................................................... 12
3. Demokrasi .................................................................... 19
4. Pemilihan Kepala Daerah ............................................. 20
5. Tindak Pidana .............................................................. 22
6. Tindak Pidana Pemilihan Kepala Daerah ..................... 24
B. Kedudukan Hukum Dan Hak-Hak Politik Pegawai Negeri Sipil 26
1. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No.8 Tahun 1974
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ............................. 26
2. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2004 Tentang
Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai
Politik ............................................................................. 28
xii
3. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 Tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ......................... 29
4. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil ......................................... 35
C. Unsur-Unsur Tindak Pidana..................................................... 41
1. Unsur-Unsur Tindak Pidana Oleh Para Ahli ................... 42
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana Dalam KUHP ..................... 44
xiii
1. Penyelesaian Tindak Pidana Pemilukada Oleh Panitia
Pengawas Pemilu .......................................................... 61
2. Penyelesaian Tindak Pidana Pemilukada Oleh
Lembaga Kepolisian ...................................................... 65
C. Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Dalam Pemilihan
Kepala Daerah Gubernur Sulawesi Selatan Yang Dilakukan
Oleh Pegawai Negeri Sipil ....................................................... 68
1. Posisi Kasus .................................................................. 68
2. Kajian Panwaslu Kota Makassar Terhadap Dugaan
Pelanggaran Pidana Pemilu Gubernur Sulawesi
Selatan Yang Dilakukan Oleh Pegawai Negeri Sipil ....... 69
3. Kajian Kepolisan Resort Kota Besar Makassar
Terhadap Dugaan Pelanggaran Pidana Pemilu
Gubernur Sulawesi Selatan Yang Dilakukan Oleh
Pegawai Negeri Sipil ...................................................... 81
4. Analisis Penulis Terhadap Dugaan Pelanggaran Pidana
Pemilu Gubernur Sulawesi Selatan Yang Dilakukan
Oleh Pegawai Negeri Sipil ............................................. 84
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Tindak Pidana
Dalam Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Sulawesi Selatan
Yang Dilakukan Oleh Pegawai Negeri Sipil .............................. 88
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
demokratis pula.
Indonesia di bagi atas daerah besar dan kecil serta bentuk susunan
1
pemerintahan pada hakikatnya dibangun atas pembagian wilayah
pusat sebagai salah satu bentuk ikatan moral dan ikatan hukum
2
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diselenggarakan oleh
kepentingan elit politik seperti yang kasat mata muncul dal sistem
3
politik dan sekaligus mempunyai posisis yang setara untuk terlibat
sipil untuk ikut serta mendukung salah satu calon Kepala Daerah
4
Telah banyak fenomena berkembang terkait Pemilihan
pemerintahan yang tidak berjalan dengan optimal dan efektif, hal ini
banyak juga pegawai negeri sipil yang ikut terlibat, bahkan tanpa
5
takut ikut terjun langsung dalam rangkaian pemilihan kepala
bahwa pegawai negeri sipil menjadi salah satu objek yang sangat
pada salah satu pihak. Ketidak netralan pegawai negeri sipil ini pun
juga terlihat ketika ada salah satu calon Kepala daerah yang
6
Kepala Daerah dicederai oleh karena keterlibatan langsung
Pasal 79
1) Dalam kampanye, dilarang melibatkan :
a. Hakim pada semua peradilan
b. Pejabat BUMN / BUMD
c. Pejabat dan fungsional dalam jabatan negara
d. Kepala desa
2) Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
tidak berlaku apabila pejabat tersebut menjadi calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah.
3) Pejabat negara yang menjadi calon kepala daerah
dan wakil kepala daerah dalam pelaksanaan
kampanye harus memenuhi ketentuan :
a. Tidak mengunakan fasilitas yang terkait
dengan jabatannya.
b. Menjalani cuti diluar tanggungan negara.
c. Pengaturan lama cuti dan jadwal cuti dengan
memperhatikan keberlangsungan tugas
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4) Pasangan calon dilarang melibatkan pegawai negeri
sipil, anggota tentara nasional indonesia, dan anggota
kepolisian negara republik indonesia sebagai peserta
kampanye dan juru kampanye dalam pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pasal 80
Pejabat negara, pejabat struktural dan fungsional dalam
jabatan negeri dan kepala desa dilarang membuat
keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye.
1
www.kpu.go.id/.../UU_32_2004, diakses tanggal 4 Februari 2013, pukul 12.36
7
Selain diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pasal 3
1) Pegawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur
negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan
merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan.
2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), pegawai negeri harus netral dari
pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
3) Untuk menjamin netralitas pegawai negeri
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pegawai negeri
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
Kepala Daerah banyak kita lihat dan jumpai pegawai negeri sipil
2
www.dikti.go.id/files/atur/.../UU43-1999, diakses tanggal 4 februari 2013, pukul 12.50
8
Dengan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis
B. Rumusan Masalah
9
gubernur Sulawesi selatan yang dilakukan oleh pegawai
negeri sipil.
sebagai berikut :
Makassar.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian-Pengertian
1. Independen
3
Budi Kurniawan, Kamus Bahasa Indonesia, Diterbitkan Oleh Jawara Surabaya, hlm 117
11
Sehingga dalam konteks ini dapat disimpulkan bahwa
atau negara.
12
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
berbunyi demikian :5
adalah:6
5
Ibid, hlm 3
6
Sri Hartini, Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajat, Hukum Kepegawaian Di Indonesia,
Dicetak Oleh Sinar Grafika Ofiset, Cetakan ke-2, Jakarta, Maret 2010, hlm 31
7
Ibid, hlm 31
13
Kemudian oleh Mafud M.D, pengertian pegawai negeri
pengertian ekstensif :8
1) Pengertian Stipulatif
Pengertian yang bersifat stipulatif, penetapan tentang
makna yang diberikan oleh Undang-Undang tentang
pegawai negeri terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan
Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 43 Tahun 1999.
Pengertian yang terdapat dlam Pasal 1 angka 1 berkaitan
dengan hubungan pegawai negeri dengan Hukum
administrasi, sedangkan dalam Pasal 3 ayat (1) berkaitan
dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah,
atau mengenal kedudukan pegawi negeri. Pengertian
stipulatif tersebutb selengkapnya berbunyi demikian :
Pasal 1 angka 1: pegawai negeri adalah setiap warga
negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3 ayat (1) : Pegawai negeri berkedudukan sebagai
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur,
adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,
pemerintahan dan pembangunan.
2) Pengertian Ekstensif.
Pengertian ekstensif tersebut terdapat pada :
a) Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 415-437 KUHP
mengenai kejahatan jabatan. Menurut pasal-pasal
tersebut orang yang melakukan kejahatan jabatan
adalah yang melakukan kejahatan yang berkenan
dengan tugasnya sebagai orang yang diserahi suatu
jabatan publik, baik tetap maupun sementara. Jadi,
orang yang diserahi suatu jabatan publik itu belum
tentu pegawai negeri menurut pengertian stipulatif
apabila melakukan kejahatan dalam kualitasnya
sebagai pemegang jabatan publik, ia dianggap dan
diperlakukan sama dengan pegawai negeri, khusus
untuk kejahataan yang dilakukannya.
8
Ibid, hlm 32
14
b) Ketentuan Pasal 92 KUHP yang berkaitan dengan
status anggota dewan rakyat, anggota dewan daerah
dan kepala desa. Menurut Pasal 92 KUHP. Dimana
diterangkan bahwa yang termasuk dalam arti pegawai
negeri adalah orang-orang yang dipilih dalam
pemilihan berdasarkan peraturan-peraturan umum
dan juga mereka yang bukan dipilih, tetapi diangkat
menjadi anggota dewan rakyat dan dewan daerah
serta kepala-kepala desa dan sebagainya. Pengertian
pegawai negeri menurut KUHP sangatlah luas, tetapi
pengertian tersebut hanya berlaku dalam hal ada
orang-orang yang melakukan kejahatan atau
pelanggaran jabatan dan tindak pidana lain yang
disebut dalam KUHP, jadi pengertian ini tidak
termasuk alam Hukum kepegawaian.
c) Ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d) Ketentuan Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun
1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri
dalam usaha swasta.
berikut :
15
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
kejahatan.
g. Berkelakuan baik.
pemerintah.
16
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
berlaku.
17
1) Pegawai Negeri Sipil.
perundang-undangannya sendiri.
18
kepanitraan pengadilan, atau dipekerjakan untuk
yuridis.
3. Demokrasi
19
kamus bahasa indonesia9 demokrasi memiliki arti pemerintahan
9
Budi Kurniawan, Op.cit., hlm 67.
10
Kerisna Harahap, Konstitusi Republik Indonesia Sejak Proklamasi Hingga
Reformasi,Dicetak Oleh Grafiti Budi Utami, Cetakan ke-2, 2007, hlm 80-81.
20
tegasmenyebutkan arti penting dari pilkada langsung, antara lain
11
Suharizal,Pemilukada Regulasi, Dinamia dan Konsep Mendatang, Dicetak Di Fajar
interpratama, Cetakan ke-2, Depok, Agustus 2012, hlm 30.
12
http://arkandien.blogspot.com/2010/06/pilkada-langsung-dan-pengembangan.html,
Diakses Tanggal 6 Januari 2013, Pukul 16.15.
21
Dengan demikian kondisi politik di Indonesia terkait
secara langsung.
5. Tindak Pidana
istilah strafbaar feit untuk menyebutkan apa yang kita kenal sebaga
feit, oleh karena itu para pakar hukum berusaha menafsirkan arti
oleh beberapa ahli hukum seperti Mr. R. Tresna, Mr. Drs. H.J. van
13
Adami Chazami, Pelajaran Hukum Pidana, Dicetak Di Fajar Interpratama Offset,
Cetakan Ke-6, November 2011, hlm. 72.
22
Walaupun sangat sulit untuk merumuskan atau memberi
dipertanggungjawabkan.
14
Ibid., hlm. 72-73.
15
http://blogkonservasi.blogspot.com/2009/07/strafbaar-feit-perbuatan-pidana-tindak.html,
Diakses Tanggal 18 Februari 2013, Pukul 20.51.
16
Ibid., Diakses Tanggal 18 Februari 2013, Pukul 20.51.
17
Adami Chazami, Op.cit., hlm. 75
23
Dari penjabaran diatas dari beberapa pakar terkait
undang-undang.
18
http://kanytakahfi.wordpress.com/author/kanytakahfi/, Diakses Tanggal 6 januari 2013,
Pukul 17.20
19
http://munasyaroh.blogspot.com/2011/02/konsep-umum-partisipasi.html, Diakses
Tanggal 7 Januari 2013, Pukul 14.08.
24
Selain itu pengertian tindak Pidana Pemilu juga datang dari
saja.
20
Topo Santoso, Tindak Pidana Pemilu, Diterbitkan Oleh Sinar Grafika, Cetakan ke-1,
Januari 2006, hlm. 3
21
Ibid, hlm. 6
25
B. Kedudukan Hukum dan Hak-Hak Politik Pegawai Negeri Sipil
pemerintahan.
Pokok Kepegawaian
demikian.22
22
Tim Redaksi Fokusmedia, Op.cit., hlm 5.
26
Ayat (1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur
pembangunan.
maka pegawai negeri sipil harus bersikap netral dan bebas dari
27
2. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2004 Tentang Larangan
Negeri Sipil.
Selain itu dalam redaksi kata Pasal 3 ayat (1) dan ayat
23
Ibid, hlm 113-114
24
Ibid, hlm 114
28
sipil, lalu mengundurkan diri yang dimaksud dalam aturan tersebut
Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai tim sukses atau
saja.
demikian :25
25
Ibid, hlm 350-354.
29
Pasal 2 :
sebaik-baiknya;
kepentingan negara ;
30
i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
materiil;
dengan sebaik-baiknya;
bawahannya;
terhadap bawahannya;
mengembangkan kariernya;
perpajakan;
31
u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku
yang berlainan;
masyarakat;
Pasal 3 :
b. Menyalahgunakan wewenangnya;
32
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
negara;
kerjanya;
apa saja dari siapa pun juga yang diketahui atau patut
33
k. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak
kekuasaannya;
perusahaan;
34
q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi,
35
sehingga hal seperti ini mengakibatkan banyaknya peraturan yang
Pasal 4
1) menyalahgunakan wewenang;
internasional;
26
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/peraturan/pp%2053%20tahun%202010.pdf, Diakses
Tanggal 22 Februari 2013, Pukul 14.35
36
luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
dalam jabatan;
dan/atau pekerjaannya;
cara:
37
c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan
fasilitas negara;
dan/atau
perundang- undangan;
38
15) memberikan dukungan kepada calon Kepala
masyarakat.
39
ddapat dikenakan hukum disiplin sedang kemudian menurut Pasal
Pasal 12
larangan:
ayat (9)
huruf d.
27
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/peraturan/pp%2053%20tahun%202010.pdf, Diakses
Tanggal 22 Februari 2013, Pukul 14.35
40
Pasal 13
Ayat (13)
dari dua sudut pandang yakni dari pandangan teoritis atau dari
41
1. Unsur-UnsurTindak Pidana Oleh Para Ahli
a) Perbuatan.
pidana yaitu:29
28
Adami Chazami, Op.cit., hlm. 79
29
Ibid, hlm. 80
42
B. Penganut Paham Monisme
sebagai berikut:30
a) Perbuatan (yang)
d) Dipertanggungjawabkan.
e) Dipersalahkan/kesalahan
30
Ibid, hlm. 81.
31
Ibid, hlm. 81.
43
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana dalam KUHP
yaitu:32
c) Unsur kesalahan
pidana
32
Ibid, hlm. 82.
44
j) Unsur kualitas subjek hukum tindak pidana
Ayat (1)
Ayat (4)
Pasangan calon dilarang melibatkan pegawai negeri
sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai peserta
kampanye dan juru kampanye dalam pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah.
33
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf,
Diakses Tanggal 7 Februari 2013, Pukul 23.15.
45
Keterlibatan pegawai negeri sipil dalam pemilihan Kepala
34
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf,
Diakses Tanggal 7 Februari 2013, Pukul 23.33
35
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f9ff116e76f8/mk-kabulkan-permohonan-
pasal-salah-rujuk, Diakses Tanggal 18 Februari 2013, Pukul 11.02
46
bulanatau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp600.000 atau paling banyak Rp 6.000.000.
2. KUHP
Kepala Daerah yaitu dalam Pasal 148, 149, 150, 151 dan 152
siapa saja sehingga pegawai negeri sipil menjadi salah satu pihak
yakni :36
Pasal 148
Pasal 149
47
pilihnya atau supaya memakai hak itu menurut cara yang
Pasal 150
Pasal 151
Pasal 152
48
lain dari yang seharusnya diperoleh berdasarkan kartu-kartu
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
sasaran penelitian :
kota Makassar.
Makassar.
50
Sebagai tindak lanjut dalam memperoleh data-data yang
berupa :
pembahasan.
pembahasan.
1) Data primer
51
skripsi seperti Panwaslu Kota Makassar, KPU Kota Makassar
2) Data sekunder
penulisan skripsi.
D. Analisis Data
bersifat deskriptif.
E. Sistematika Penulisan
52
1) BAB I : berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, dan
53
F. Waktu Penelitian
54
BAB IV
PEMBAHASAN
Makassar:
Arief.S.H.,M.H.
55
d. Kemudian Sekrettariat Panwaslu Kota Makassar dikepalai
yakni :
56
k. Panwaslu Kecamatan Wajo.
Pertanian;
Perikanan;
Peternakan; dan
57
Kerajinan Tangan.
tanggal 14 Juni 2010 tentang Susunan organisasi dan tata kerja tingkat
kekutan personil Polri saat ini terdiri dari Polri 2.305 orang dan PNS 55
Besar
1. Bagian Operasional;
58
3. Bagian Perencanaan;
4. Seksi Pengawasan;
7. Seksi Umum.
f. Satuan Narkoba;
g. Satuan Kesamaptaan;
59
polisional yang proaktif di wilayah hukum Kepolisian Resort Kota
Besar Makassar.
sebagai berikut :
60
Provinsi membawahi Panwaslu Kota atau Kabupaten yang berada
Pengawas Pemilu.
61
terhadap sengketa berupa tindak pidana pemilu yang tidak dapat
62
salah paham, salah informasi, dan salah menarik kesimpulan. Akan
a. Temuan Pelanggaran
c. Foto
d. Kaset rekaman
e. Dokumen elektronik
g. Keterangan saksi
laporan diterima.
63
b. Dalam hal Panwaslu memerlukan keterangan tambahan
laporan diterima.
64
PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PEMILU OLEH PANWASLU
PELAPOR
7 HARI LAPORAN
STATUS LAPORAN:
BUKAN
7 HARI PELANGGARAN
PELANGGARAN
PANWASLU KAJIAN PLENO
ADMINISTRASI
7 HARI
PELANGGARAN
TEMUAN PIDANA
PEMBERKASAN
ANGOTA PANWASLU KLARIFIKASI
KEPOLISIAN
PENGUMPULAN ALAT
BUKTI
Kepolisian.
65
penyelidikan dan penyidikan. Hasil dari tugas ini akan menentukan
hukum.
66
hanya menyerahkan kasus-kasus yang menurutnya memang sudah
KEPOLISIAN
di-bimas-kan selesai
Pengadilan
DAFTAR PUSTAKA
Kurang bukti, bukan tindak pidana, ditutup demi hukum
selesai
67
C. Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Dalam Pemilihan
1. Posisi Kasus
68
menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan adanya ajakan
dan janji untuk memilih salah satu pasangan calon gubernur dan
Makassar.
Data :
69
5. Bukti-bukti :
Dokumentasi Media
Keterangan saksi :
Fakta :
Keterangan :
Makassar.
Desember 2012.
70
c. Bahwa pelaku hadir pada kegiatan tersebut sebagai seorang
struktural BKD.
berikutnya.
71
dan berterimakasih kepada Pak Ilham sebagai orang yang
Kota Makassar.
72
e. Bahwa yang hadir pada acara tersebut adalah Walikota
73
j. Bahwa saksi mempunyai bukti undangan mengenai kegiatan
massa.
Desember 2012.
74
mengenai rencana perpanjangan kontrak yang terkait
tersebut.
Makassar.
Ibu Sittiara.
75
Kajian kasus :
76
2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32
calon.
77
kegiatan tersebut patut di duga menguntungkan dan/atau
juta rupiah).
78
pengumpulan tenaga honorer dilingkup Pemerintah Kota
terpenuhi).
terpenuhi).
79
terakhir kali dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008
kegiatan kampanye.
80
Fakta: bahwa pada kegiatan tersebut ibu Dra.Hj.Sittiara yang
terpenuhi).
81
Pemerintah Kota Makassar) patut diduga melakukan
82
instansi yang berwenag yaitu Polerstabes Kota Makassar
83
Kepala Daerah Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2012/2013 dalam
banyak Rp.6.000.000.
84
Kajian:
Makassar.
Gubernur.
85
yang ditetapkan oleh KPUD Provinsi Sulawesi Selatan
80 tidak trpenuhi.
86
diancam dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari
87
dengan ajakan untuk memilih salah satu pasang calon
88
Pegawai Negeri Sipil yang seharusnya megayomi dan melayani
tidak memberikan efek jera bagi pelaku tindak pidana dan tidak
tertuang dalam Pasal 116 poin (1) UU No.32 tahun 2004 tentang
89
penulis sanksi penjara dalam Undang-Undang ini terbilang
Gubernur.
90
selain itu apabila dicermati dengan baik Panitia Pengawas
91
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, padahal pelanggaran
92
AKP Ariffudin ketidak hadiran pelaku saat itu sehingga temuan
93
karena menurut penulis pada sistem peradilan pidana Polisi
Kepolisian.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyimpulkan bahwa :
95
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil salah satunya adalah aturan
B. Saran
ini adalah :
96
dokumentasi media dan rekaman suara terduga pelaku tetap
pidana.
kepala daerah.
97
DAFTAR PUSTAKA
98
Sumber-sumber lainnya
http://arkendien.blogspot.com/2010/06/pilkada-langsung-dan-
pengembangan.html, Diakses Tanggal 6 Januari 2013.
http://blogkonservasi.blogspot.com/2009/07/strafbaar-feit-
perbuatan-pidana-tindak.html, Diakses Tanggal 18
Februari 2013
http://kanytakahfi.wordpress.com/author/kanytakahfi/,Diakses
Tanggal 6 Januari 2013.
http://munasyaroh.blogspot.com/2011/02/konsep-umum-
partisipasi.html, Diakses Tanggal 7 Januari 2013.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/1t4f9ff116c76f8/mk-
kabulkan-permohonan-pasal-salah-rujuk, Diakses Tanggal
18 Februari 2013.
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/uu_32_2004_pemerintahan%20
Daerah.pdf, Diakses Tanggal 7 Februari 2013.
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/peraturan/pp%2053%20tahun%
202010.pdf, Diakses Tanggal 22 Februari 2013, Pukul
14.35
99