You are on page 1of 10

Biocelebes, Desember 2015, hlm.

09-18
ISSN: 1978-6417 Vol. 9 No. 2

6 UJI EFEKTIFITAS DAYA ANTHELMINTIK EKSTRAK KULIT BATANG


LENGARU (Alstonia scholaris R.Br) SECARA IN VITRO
1* 1 2
Muhajir M. Lamasai , Ramadhanil Pitopang , Syariful Anam

1) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas


Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
2) Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94117
E-mail: muhajirlamasai@gmail.co.id

ABSTRACT
The study entitled Anthelmintic Effectiveness Test of Lengaru Bark Extract (Alstonia
scholaris R.Br) by In Vitro method was done during September to December 2014. The
purpose of this research was to determine the effectiveness of anthelmintic lengaru bark
extract (A. scholaris R.Br.) by in vitro methode. This research was an experimental
laboratory research and designed by Completed Random and Design with 11 (eleven)
threatments and 3 (three) replications and probit analysis was used for data analysis. The
sample extracted used reflux method and this research.Ascaris lumbricoides was taken
from pig intestine from Slaugterhouse in Bali Street, South Palu. The result of the research
was indicated that lengaru extract has anthelmintic potency with LC50 as high as 16.61%
and 72.80 minutes for LT50.

Keywords : Bark ekstract lengaru (A. scholaris R.Br.), A. lumbricoides, Anthelmintic.

LATAR BELAKANG Penyebaran penyakit yang


diakibatkan oleh infeksi cacaing semakin
Penyakit yang disebabkan oleh
lama semakin tinggi. 60 % dari
infeksi cacing di Indonesia mengalami
keseluruhan penduduk Indonesia terinfeksi
kenaikkan dari tahun ketahun, hal ini dapat
cacing. Kelompok umur yang paling
dimengerti mengingat bahwa Indonesia
banyak terinfeksi adalah pada usia 5-14
adalah salah satu negara yang tingkat
tahun (Judarwanto, 2012).
ekonomi, pengetahuan, keadaan sanitasi
Penelitian ini awalnya dirancang
lingkungan dan higienis yang kurang baik
untuk mengetahui efek ekstrak kulit batang
serta masyarakat yang belum paham
tumbuhan lengaru (Alstonia scholaris
tentang bahayanya penyakit infeksi
R.Br.) sebagai anthelmintik Schistosoma
cacing. Sehingga hal ini sangat
japonicum. Namun penelitian ini
memudahkan penyakit infeksi cacing
mengalami kendala pada proses
berkembang di indonesia (Depkes RI,
pengambilan cacing dari dalam tubuh
2004).
mencit. Hal ini dikarenakan kurangnya
9

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

pemahaman peneliti dalam proses yaitu, dengan menggunakan obat


pengambilan sampel cacing S.japonicum tradisional yang berasal dari tumbuhan.
dan alat-alat yang belum memadai dalam Hal ini yang melatar belakangi peneliti
menunjang penelitian ini. Selain itu yang dalam melakukan penelitian menggunakan
sangat mendasar dalam pengambilan tumbuhan (A. scholaris R.Br.) sebagai
sampel cacing dalam tubuh mencit adalah anthelmintik cacing A. lumbricoides.
ukuran vena porta yang sangat kecil dan Tujuan dari penelitian ini adalah
ukuran cacing yang mikroskopis pula, mengetahui efek anthelmintik ekstrak kulit
sehingga mnyulitkan peneliti dalam proses batang lengaru (A. scholaris R.Br.) secara
pengambilan cacing. Hal ini menjadi in vitro dan konsentrasi ekstrak yang
alasan peneliti dalam mengganti cacing S. efektif.
japonicum dengan Ascaris lumbricoides. Dengan adanya penelitian ini
Pemberantasan penyakit yang diharapkan dapat menambah data ilmiah
disebabkan oleh cacing hinga kini terus tentang pemanfaatan tanaman obat yang
dilakukan, salah satunya adalah dengan secara empiris digunakan masyarakat dan
pemberian obat anti cacing. Akan tetapi, sebagai bahan acuan bagi para peneliti
pemberian obat anti cacing selama ini lainya terutama untuk anthelmintik.
belum dirasa tepat. Karena obat yang
selama ini dipakai mengalami penurunan BAHAN DAN METODE
akan keefektifanya (Ni Made, 2008).
Penelitian ini dilaksanakan di
Selain itu obat yang kini tersebar di
Laboratorium Biomedik Jurusan Biologi
masyarakat, banyak yang menimbulkan
dan Laboratorium Fitokimia-
efek samping yang mengganggu
Farmakogenesis Jurusan Farmasi
penderita.Penderita dengan riwayat
Fakultas Matematika dan Ilmu
kelainan hati ataupun ginjal tidak bisa
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
menggunakanya karena anthelmintik ini
Metode yang digunakan dalam penelitian
dimetabolesme dalam hati dan
ini adalah metode eksperimental yang di
diekskresikkan melalui ginjal, sehingga ini
desain dengan model Rancangan Acak
dapat mengganggu fungsi dari kedua
Lengkap (RAL) dengan 11 perlakuan (5
organ ini (Katzung, 2004).
konsentrasi ekstrak kulit batang lengaru, 5
Masyarakat pedesan yang menjadi
konsentrasi pirantel pamoat sebagai
sasaran utama penyakit ini pun enggan
kontrol positif dan 1 kontrol negative
menggunakan obat ini, dikarenakan faktor
menggunakan NaCl 0,9%). Tiap perlakuan
ekonomi dan kesulitan mendapatkan obat
diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat
tersebut.Sebagian besar dari mereka lebih
33 unit percobaan, selain itu masing-
memilih, menggunakan obat-obatan
masing perlakuan dilakukan selama 21
tradisional yang digunakan secara turun-
jam dengan range waktu pengamatan
temurun oleh keluarganya (Manoj et al.,
dilakukan setiap 3 jam.:
2008).
Alat-alat yang digunakan pada
Untuk itu perlu dilakukan terobosan
penelitian ini antara lain adalah : incubator,
baru untuk memecahkan masalah ini.
alat refluks lengkap, autoklaf, rotari
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan
evaporator, neraca analitik, gelas ukur
10

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

500 ml, bunsen, cawan petri steril, untuk mengetahui berat basah dari
lumpang alu, corong, pipet micron, pinset, sampel.
pisau, toples, mangkuk, loyang, spidol, 3. Kulit batang lengaru dikeringkan
erlenmeyer 100 ml, gelas kimia 1000 ml, dibawah sinar matahari tidak langsung
stop watc, mistar. selama 3-5 hari sampai benar-benar
Bahan yang digunakan pada mengering, kemudian dilakukan
penelitian ini antara lain Simplisia kulit penimbangan, untuk mengetahui berat
batang lengaru (A. scholaris R.Br.), kering dari sampel. Setelah itu
Pyrantel pamoate 250 mg, laturan NaCl dihaluskan menggunakan blender, lalu
0.9%, etanol 96% dan aqudes. diayak menggunakan ayakan (mesh)
dengan ukuran 45 inchi.
a. Pengambilan Sampel Kulit Batang 4. Setelah proses penghalusan kulit
Legaru (A. scholaris R.Br.) batang lengaru selesai, kemudian
Pengambilan sampel batang sampel dilarutkan menggunakan
tumbuhan yang digunakan pada larutan etanol 96% selama 2-3 hari.
penelitian, dilaksanakan di desa Toro 5. Selanjutnya sampel kulit batang
kecamatan Kulawi kabupaten Sigi lengaru disaring menggunakan kertas
Biromaru Provinsi Sulawesi Tengah. saring. Lalu dilakukan pemisahan
antara pelarut dan senyawa aktif dari
b. Pengambilang sampel cacing A. filtrat menggunakan alat rotary
lumbricoides evaporator, tujuannya agar tidak
Pengambilan sampel cacing mengganggu aktifitas senyawa aktif
dilakukan di tempat pemotongan babi, pada ekstrak. Dihasilkan ekstrak kental
jalan Bali kelurahan Palu Selatan dan di dari sampel.
desa Tongoa Kec. Palolo. 6. Sampel siap untuk digunakan pada
pengujian.
c. Ekstraksi sampel
Metode ekstraksi yang digunakan d. Pengujian Anthelmintik
pada penelitian ini ialah metode ekstraksi 1. Cawan petri disiapkan sebanyak 33
dengan cara Refluks, adapun langkah- buah masing-masing berisi 25 ml
langkah kerjanya adalah sebagai berikut: larutan NaCl 0,9%, 25 ml ekstrak kulit
1. Kulit batang lengaru (A. scholaris batang lengaru dengan konsentrasi
R.Br.) yang telah diambil dibersihkan 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 25 ml
dari benda asing berupa organisme larutan pirantel pamoat dengan
patogen, cemaran mikro organism, konsentrasi 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%
kemudian mencuci kulit tumbuhan dan 0,5%. Sebelum digunakan untuk uji
tersbut menggunakan air bersih. efektifitas anthelmintik medium berisi
2. Kulit batang lengaru yang telah bersih larutan ekstrak, pirantel pomoat dan
kemudian dirajang menggunakan larutan NaCl 0,9% dihangatkan terlebih
parang yang bersih dan tidak berkarat, dahulu pada suhu 37C di dalam
sampai sampel benar-benar berukuran incubator selama kurang lebih 15
kecil. Setelah itu sampel ditimbang menit.
11

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

2. Kedalam cawan petri berisi ekstrak, komputer minitab 14 dengan metode


larutan NaCl 0,9% dan larutan pirantel Analisis Probit. Metode analisis probit
pamoat dimasukkan cacing A. untuk mengetahui LC50 dan LT50. LC50
lumbricoides masing-masing sebanyak dan LT50 digunakan sebagai standar
6 ekor. kemudian diinkubasi pada suhu untuk penelitian ini.
37C.
3. Untuk menetukan apakah cacing mati, HASIL DAN PEMBAHASAN
paralisis atau normal setelah di Dari hasil pengamatan diperoleh,
inkubasi, cacing-cacing tersebut waktu kelangsungan hidup cacing A.
distimulasi atau disentuh lumbricoides dalam larutan NaCl 0,9%
menggunakan batang pengaduk, dengan 3 kali ulangan adalah 25 jam
apabila dengan cara ini cacing tetap sehingga waktu pengamatan percobaan
diam, maka cacing dianggap sudah Uji efektifitas daya anthelmintik
mati. Tetapi jika bergerak, maka cacing ekstrak kulit batang lengaru (A. scholaris
tersebut hanya paralisis (pingsan) R.Br.) dan pirantel pamoat dilakukan
ketika diberi perlakuan. maksimal selama 25 jam. Hasil yang
4. Mencatat hasil yang diperoleh pada diperoleh dari perlakuan uji anthelmintik
tabel hasil penelitian. ekstrak kulit batang dan pirantel pamoat
5. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. dimasukkan kedalam tabel, kemudian
dianalisis menggunakan program
e. Analisis Data komputer minitab 14 dengan metode
Hasil yang diperoleh dari perlakuan Analisis Probit. Adapun hasil analisis
uji efektifitas ekstrak dan pirantel pamoat probit sebagai berikut:
dimasukkan kedalam tabel, kemudian
dianalisis menggunakan program

Tabel 1. Hasil analisis probit LC50 ekstrak lengaru (A. scholaris R.Br.) terhadap cacing A.
lumbricoides secara in vitro
Presentasi LC50 Batas Bawah Batas Atas
Mortalitas (%) (%) (%) (%)
10 -3,42 - 4,55 -7,73
20 10,12 -5,08 -8,47
30 8,47 6,06 12,95
40 8,55 6,10 19,70
50 16,61 15,40 19,70
60 24,67 19,03 34,68
70 33,30 22,77 45,44
80 43,40 33,49 61,07
90 57,40 45,30 85,80
95 68,96 54,01 107,26
99 90,66 69,48 148,39
LC50 16,61 15,60 19,70

12

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

Setelah mendapatkan LC50 data yang mendekati konsentrasi LC50


kemudian dilakukan analisis LT50 lengaru yaitu konsentrasi sekitar 16% hasil analisis
(A. scholaris R.Br.) dengan menggunakan sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil analisis probit LT50 ekstrak kulit batang lengaru (A. scholaris R.Br.)
terhadap cacing A. lumbricoides secara in vitro.
Presentasi LT50 Batas Bawah Batas Atas
Mortalitas (%) (Menit) (Menit) (Menit)
10 21,23 -15,39 40,07
20 38,94 11,54 54,56
30 51,70 30,11 65,85
40 62,61 44,99 76,49
50 72,80 57,69 87,64
60 82,91 69,05 100,13
70 93,91 79,86 114,83
80 106,67 91,28 133,27
90 124,37 105,87 160,10
95 138,99 117,34 182,83
99 166,42 138,20 226,12
LT50 72,80 57,69 87,64

Dari data tersebut selanjutnya mendekati konsentrasi LC50, yaitu


dilakukan analisis LT50 larutan pirantel konsentasi 0,20%. hasil analisis tersebut
pamoat dengan menggunakan data yang sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil analisis probit LC50 pirantel pamoat terhadap cacing A. lumbricoides
secara in vitro.
Presentasi LC50 Batas Bawah Batas Atas
Mortalitas (%) (%) (%) (%)
10 0,12 0,04 0,16
20 0,15 0,09 0,19
30 0,18 0,13 0,21
40 0,20 0,16 0,23
50 0,22 0,18 0,25
60 0,24 0,21 0,28
70 0,26 0,23 0,30
80 0,29 0,26 0.31
90 0,32 0,29 0,39
95 0,35 0,31 0,44
99 0,41 0,35 0,52
LC50 0,22 0,18 0,25

13

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

Tabel 4. Hasil analisis probit LT50 pirantel pamoat terhadap cacing A. lumbricoides secara
in vitro.
Presentasi LT50 Batas Bawah Batas Atas
Mortalitas (%) (Menit) (Menit) (Menit)
10 77,89 39,57 100,33
20 103,58 75,16 122,25
30 122,09 99,48 139,40
40 137,92 118,77 155,54
50 152,71 135,22 172,21
60 167,50 150,16 190,39
70 183,32 164,83 211,16
80 201,84 180,87 236,58
90 227,53 201,98 272,98
95 248,74 204,76 303,57
99 288,52 249,93 361,61
LT 50 152,71 135,22 172,21

PEMBAHASAN memiliki daya anthelmintik, sebaliknya


apabila harga LC50-nya lebih besar dari
Hasil analisis probit ekstrak kulit
1000 ppm maka dinyatakan tidak toksik,
batang lengaru (A. scholaris R.Br.)
artinya semakin kecil harga LC50 yang
terhadap cacing A. lumbricoides
dihasilkanmaka semakin toksik dan
menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang
semakin besar fungsi anthelmintiknya.
lengaru memiliki daya antelmintik terhadap
Hasil analisis probit dari pirantel
cacaing A. lumbricoides dengan LC50 dan
pamoat menunjukkan LC50 dan LT50
LT50 pada konsentrasi 16,61% dengan
pada konsentrasi 0,22% dengan batas
batas bawah 15,60% dan batas atas 19,70
bawah 0,18% dan batas atas 0,25% dan
dan 72,80 menit dengan batas bawa 57,69
152,71 menit dengan batas bawa 135,22
menit dan batas atas 87,64 menit. Hasil
menit dan batas atas 172,205 menit.
yang diperoleh dari analisis probit
Dengan demikian data yang diperoleh
membuktikan bahwa, kemampuan ekstrak
sesuai dengan yang ada pada literatur,
lengaru untuk membunuh 50% jumlah
bahwa tingkat toksisitas atau daya
cacing A. lumbricoides diperlukan
anthelmintik dari ektrak tanaman dapat
konsentrasi sebanyak 16,61% dengan
dinyatakan dengan melihat hasil dari
LT50 ekstrak lengaru 72,80 menit selama
LC50-nya. Menurut Juniarti dkk (2009),
21 jam pengamatan.
apabila hasil LC50-nya lebih kecil dari
Meyer et al (1982) melaporkan,
1000 ppm dikatakan toksik dan memiliki
bahwa tingkat toksisitas atau daya
daya anthelmintik, sebaliknya apabila
anthelmintik dari ektrak tanaman dapat
harga LC50-nya lebih besar dari 1000 ppm
dinyatakan dengan melihat hasil dari
maka dinyatakan tidak toksik. Artinya
LC50-nya. Apabila hasil LC50-nya lebih
semakin kecil harga LC50 yang dihasilkan
kecil dari 1000 ppm dikatakan toksik dan
14

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

maka semakin toksik dan semakin besar DAFTAR PUSTAKA


fungsi anthelmintiknya.
Albonico, M., Allen, H., Chitsulo, L., et al,
Antara kedua bahan, ekstrak lengaru
1973, Controlling Soil Transmitted
(A. scholaris R.Br.) dan pirantel pamoat
Helminthiasisin Pre-School-Age
memiliki efektifitas anhelmintik. Hal ini
Children through Preventive
dikarenakan dari kedua bahan ini memiliki
Chemotherapy, PLoS.Negl. Trop.
kandungan yang dapat merusak organ
Dis., 2(3): 1-11.
cacing, akan tetapi pirantel pamoat
Arief, M., Tq. 2003. Metodologi Penelitian
mempunyai efek yang lebih baik, dengan
Kedokteran. CSGF, Klaten. Hal:99-
melihat hasil analisis data yang
100
menunjukkan LC50 dari pirantel pamoat
Asri, S. 2009, Uji Aktifitas Anti Bakteri
dengan nilai 0,22%.
Etanol Daun Waru Landak (Hibiscus
Pada lampiran 3 dan lampiran 5 tabel
mutabilis L.) Terhadap Staphylococus
hasil pengamatan uji efektifitas ekstrak
aureus Dan Escherichia coli Serta
dan pirantel pamoat, diketahui
Brine Shrimp Letality Test,
perbandingan daya anthelmintik berbagai
(http://etd.eprints.ac.id/5839/1/K1000
konsentrasi dengan pirantel pamoate
40046.pdf), diunduh 13 Januari 2011.
sebagai kontrol positif. Pada konsentrasi
Bintari, 1983.Dasar Parasitologi Klinis.
80% ekstrak putri malu memiliki daya
Jakarta: Gramedia.
antihelmintik setengah dibandingkan
Budiyanti, R. T. 2010, Efek Anthelmintik
pirantel pamoat. Dengan efektivitas
Infus Herba Samabiloto
ekstrak kulit batang lengaru (A. scholaris
(Andrographis Paniculata Nees)
R.Br.) setengah dibandingkan efektivitas
Terhadap Ascaris Suum Secara In
pirantel pamoat.
Vitro.Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN Brown H.W, 1983. Dasar Parasitologi
1. Ekstrak kulit batang lengaru (A. Klinis. Gramedia. Jakarta
scholaris R.Br.) terbukti mempunyai Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan
daya anthelmintik terhadap A. Obat Indonesia, Jilid I, Trubus
lumbricoides. Agriwidya, Ungaran.
2. Konsentrasi ekstrak kulit batang Depkes RI. 2004. Pedoman Umum
lengaru (A. scholaris R.Br.) yang efektif Program Nasional Pemberantasan
sebagai anthelmintik adalah dengan Cacingan di Era Desentralisasi.
LC50 sebesar 16,61 dan LT50 Depkes RI, Jakarta.
3. 72,80 menit. Selain itu terdapat Djarismawati, M., 2008. Prevalensi Cacing
peningkatan jumlah kematian cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar
dengan waktu yang sangat cepat yang Wajib Belajar Pelayanan Gerakan
sebanding dengan peningkatan Terpadu Pengentasan Kemiskinan
kosentarasi ekstrak lengaru dan Daerah Kumuh Di Wilayah Dki
pirantel pamoat. Jakarta.
www.ekologi.litbang.depkes.go.Id/dat

15

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

a/vol%207/5-Mardiana.pdf. Diakses Tumbuhan, diterjemahkan Oleh Dr.


pada tanggal 12 Oktober 2013. Kosasih Padmawinata dan Dr. Iwang
Djaenudin, N., 2009, Parasitologi Soediro, ITB bandung.
Kedokteran Di Tinjau Dari Organ Harekrishna, R., Chakraborty, A., Bhanja,
Tubuh Yang Diserang, J akarta: S., Nayak, B.S., Mishra, S.R., dan
Penerbit EGC. Hlm: 77-78. Ellaiah, P. 2010.Preliminary
Dwipayanti, Y., M., Ni. 2008. Profil Orgaan Phytochemical Investigation and
Dalam Serta Histopatologi Usus Hati Anthelmintic Activity of
Ayam Kampung Terinfeksi Cacing Acanthospermum hispidum
Ascaridia gali yang Diberi Tepung DC.Journal of Pharmaceutical
Daun Jarak (Jathropa Curcus L.). Science and Technology. 2 (5): 217-
Skripsi Propras Studi Ilmu Nutrisi dan 221.
Makanan Ternak, Fakultas Heyne. K. 1986. Tumbuhan berguna
Peternakan. Institusi Pertanian Bogor. Indonesia III.Cetakan I, Yayasan
Finney, DJ. 1971. Probit Analysis. Third Sarana Jaya, Jakarta, hal.1627-9.
Edition. London: Cambridge Hoste, H., Jackson, F., Athanasiadou, S.,
University. Press. Thamsborg, S.M., dan Hoskin, S.O.
Gunawan, F. 2007. Uji Efektifitas Daya 2006.The Effects of Tannin-rich
Anthelmintik Perasan Buah Segar Plants on Parasitic Nematodes in
dan Infus Daun Mengkudu (Morinda Ruminants.Trends in Parasitology.
Citrifolia Terhadap Ascardia gali 22:253-61.
Secara In Vitro. Artikel Karya Tulis Irianto, K., 2013, Parasitologi Medis.
Ilmiah. Semarang. Alfabeta, Bandung.
Galih, S. 2010. Pengaruh Infus Daun Judarwanto, W. 2012. Permasalahan
Jambu Biji Terhadap Kematian Penyakit Cacing pada Anak.
Ascaris suum, Goezo In Vitro. http://clinicforchild.wordpress.com/tag
Fakultas Kedokteran. Universitas /Permasalahan-Cacing-Pada-Anak-
Seblas Maret Surakarta. anak/(16 September 2012).
Ganiswara, S.G., 2007. Farmakologi dan Juniarti., Osmeli D, Yuhernita. 2009.
Terapi. . Gaya Baru : Jakarta. Hal Kandungan Senyawa Kimia, Uji
:523-536. Toksisitas (Brine Shrimp Lethality
Hadidjaya, P. 1982. Beberapa Penelitian Test) dan antioksidan (1,1- diphenyl-
Mengenai Aspek Biologi dan Klinik 2-pikrilhydrazyl) dari Ekstrak Daun
Schistosomiasis di Sulawesi Tengah, Saga (Abrusprecatorius L.). Makara
Indonsia. Provinsi Sulawesi Tengah Sains 13( 1): 50-54.
2006. John, J., Mehta, A., Shukla, S., Mehta, P.
Havsteen, B.H. 2002. The Biochemistry 2009. A Report on Anthelmintic
and Medical Significance of The Activity of Cassia tora Leaves.
Flavonoids. Pharmacology and Journal Science and Technology. 31
Therapeutic Journal. 96: 67202. (3) : 269-27
Harborne, J.B, 1996, Metode Fitokimia,
Penuntun Cara Modern Menganalis
16

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

Katzung B.G. 2004.Farmakologi Dasar Manoj, A., Urmila, A., Bhagyshri, W.,
dan Klinik. Salemba Empat. Jakarta. Meenakshiv., Akshaya, W., Gujar, N.,
Halaman: 259, 286-287 Kishore. 2008. Anthelmintik Activity
Kaufmann, J., 1996. Parasitic Infection of Of Ficus beinghaleisis. Indian Jurnal
Domestic Animals: A Diagnostic Of Green Parmacy, 2(3), 170-172.
Manual. Birhauser Verlag AG, Basel. Meyer, B, N., N. R. Ferigni, J. E. Putnam,
Koesdarto, S., Mumpuni S., dan Kusnoto. L. B. Jacobsen, D. E. Nichols & J. L.
2010. Buku Ajar Helmintologi Melaughlin. 1982. Brine Shrimp:
Veteriner. Pusat Penerbitan dan Acovenient General Bioassaiy For
Percetakan Universitas Airlangga. Active Plant Constituens. Planta
Surabaya. 10. Metica: 45:31:34.
Kedyartanto. R. 2008. Uji Daya Middleton, E.C., Kandaswami, T.C.,
Antihelmintik Infus dan Daun infuse Theoharides. 1998. The Effects of
Biji Pare (Momordica Charanita) Plant Flavonoids on Mammalian
Terhadap Cacing Gelang Ayam Cells: Implications for Inflammation,
(Ascaridia Galih) Secara In Vitro. Heart Disease, and Cancer.
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Pharmacological Reviews.52:673-
Kedokteran Universitas Diponegoro. 751.
Semarang. Natadisastra, D dan Ridad. A.,
Laili, R., 2008, Uji Efek Penrunan Kadar 2009.Parasitologi Kedokteran: ditinjau
Glukosa Darah Ekstrak Etil Asetat dari organ tubuh yang diserang. EGC,
Daun Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Jakarta.
Pada Kelinci Jantan Yang Dibebani Norton, B.W. 2000.The Significance Of
Glukosa, (http://etd. eprints ums. Tannins In Tropical Animal
ac.id/1474/K100040094.pdf),diunduh Production. In: J. D Brooker (Editor)
14 Maret 2014. Tannins In Livestock and Human
Makkar, H, P, S., 1993.Antinutritional Nutrion: Proceedings On an
Factor in Food for Livestock in Animal International Workshop. Adelaide.
Producting in Developing Oka, I. B. M. 2003.Ovisidal dan vermisidal
Country.British Society of Animal bawang putih terhadap telur dan
Production. 16: 69-85. cacing Ascaridia galli pada ayam
Made, Y., Dwipayanti, dkk.,Profil Organ kampung. J. Vet. 4:1-6.
Dalam Serta Histopatologi Usus Dan Paria, S., Maity, S., dan Mookerjee, M.
Hati Ayam Kampung Terinfeksi 2012. Phytochemial Investigation and
Cacing Ascaridia Galli Yang Diberi Evaluation of Anthelmintic Activities of
Tepung Daun Jarak (Jathropa Curcas V. negundo Leaf Extract. International
L.). Fakultas Peternakan, Institut Journal of Research in
Pertanian Bogor. Pharmaceutical and Biomedical
Martin, R.J. 1997. Modes of Action of Sciences. 3: 1143-1146.
Anthelmintic Drugs.The Veterinary Permin, A. And J.W. Hansen.1998.
Journal. 154:11-34. Epidemologi, Diagnosis and Control
Of Poultry Parasites. Food and

17

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417


Lamasai, dkk. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

Agriculture Organization Of The


United Nations, Rome.
Paria, S., Maity, S., dan Mookerjee, M.
2012.Phytochemial Investigation and
Evaluation of Anthelmintic Activities of
V. negundo Leaf Extract. International
Journal of Research in
Pharmaceutical and Biomedical
Sciences. 3:1143-1146.
Rosida, 2011, Uji Efektifitas Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle Linn.) Sebagai Anti
Bakteri Streptococus mutans
Penyebap Penyakit Karies Gigi. 2(4),
9-10.
Shahidi, F and Naczk, M. 1995. Food
Phenolics. Technomic Inc, Basel.
Sulistia. 1987. Farmakologi dan Terapi.
Edisi ke-3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Tyler. V.E. 1976.Pharmacognosy.Lea &
Febiger, Philadelphia.
Wiart C, 2006, Ethnopharmacology of
medicinal plants: Asia and the Pacific.
Humana Press Inc., Totowa.
Widowati, L. 2004, Advis Medis Timun
Teman Sate. http://www. Warintek.
Ristek Go. Id//Pangan
Kesehatan/Tanaman Obat/Pt/Buku
07. [Mei 2008].
Wynn, S.G and Fougere, B.J. 2007.
Introduction: Why Use Herbal
Medicien. Dalam: Wynn., Fougere,
B.J. (Ed). Veterinary Herbal Medicien:
Library of Conggres Cataloging-In
Publication Data. ISBN: 10:0-323-
029981.

18

Jurnal Biocelebes, Vol. 9 No.2, Desember 2015, ISSN: 1978-6417

You might also like