You are on page 1of 7

KASUS KERACUNAN DI DALAM DAN LUAR NEGERI

ANGGOTA

ADIMAN SAIB J1A014004


DEVI SALVIANA J1A014024
FANI ZULFIANI J1A014032
IMAM SUHARDIMAN J1A014044

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNVERSITAS MATARAM

20172 DEAD WITH 6 ILL IN LISTERIA CHEESE OUTBREAK


LINKED TO VULTO CREAMERY IN CONNECTICUT,
FLORIDA, NEW YORK AND VERMONT
Posted By Drew Falkenstein on March 9, 2017

3 ill in New York, 1 each in Connecticut, Florida and Vermont.

The U.S. Food and Drug Administration (FDA), along with the Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) and state and local officials, has identified
Ouleout cheese from Vulto Creamery of Walton, New York, as the likely source of an
outbreak of listeriosis in six people from four states. Two of the six people have died.

The agencies have been investigating this outbreak since January 31, 2017.
After gathering evidence about various cheeses eaten by the people who became ill,
CDC identified Ouleout cheese from Vulto Creamery as the likely cause of the
outbreak.

After being informed of a positive test conducted on a retail sample of Ouleout


cheese by the FDA, Vulto Creamery began contacting its customers to return Ouleout
cheese on March 3, 2017, and on March 7 announced a recall of its Ouleout cheese
along with its Miranda, Heinennellie, and Willowemoc cheeses.

On March 8, 2017, FDA received positive test results from the New York State
Department of Agriculture and Markets confirming samples of Ouleout cheese that
matched the genetic fingerprint of Listeria monocytogenes in the outbreak.

The CDC reports that six people infected with the outbreak strain of Listeria
monocytogenes have been reported from Connecticut, Florida, New York and
Vermont. Illnesses started on dates ranging from September 1, 2016, to January 22,
2017. All six people were hospitalized and two people died. Ill people ranged in age
from less than one year to 89, with a median age of 55.
Marler Clark, The Food Safety Law Firm, is the nations leading law firm
representing victims of Listeria outbreaks. The Listeria lawyers of Marler Clark have
represented thousands of victims of Listeria and other foodborne illness outbreaks
and have recovered over $600 million for clients. Marler Clark is the only law firm
in the nation with a practice focused exclusively on foodborne illness litigation. Our
Listeria lawyers have litigated Listeria cases stemming from outbreaks traced to a
variety of foods, such as cantaloupe, cheese, celery and milk.

If you or a family member became ill with a Listeria infection after consuming
food and youre interested in pursuing a legal claim, contact the Marler Clark Listeria
attorneys for a free case evaluation.

Sumber : http://www.foodpoisonjournal.com/food-poisoning-information/2-dead-
with-6-ill-in-listeria-cheese-outbreak-linked-to-vulto-creamery-in-
connecticut-florida-new-york-and-vermont/#.WMkccqKmnIU
Berdasarkan berita tersebut, diketahui bahwa terdapat 6 orang yang
mengalami keracunan, dimana 2 diantaranya dilaporkan telah meninggal dunia.
Keracunan tersebut disebabkan oleh mengkonsumsi keju yang telah terkontaminasi
oleh mikroba Listeria monocytogenes. Keenanm korban keracunan tersebut berasal
dari Connecticut, Florida, New York dan Vermont. Adapun jenis keju yang menjadi
penyebab keracunan tersebut adalah keju Ouleout dengan merek Vulto Creamery
yang diprosduksi di Walton, New York.

Karaktristik Umum
Bakteri Listeria monocytogenes diklasifikasikan sebagai bakteri gram-positif,
dan bergerak menggunakan flagella. Penelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia
mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini terdistribusi luas
dilingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan
hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya
seperti feses ternak. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes
sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan
pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4C, khususnya pada makanan yang
disimpan di lemari pendingin. Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm,
yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.
Epidemiologi Bakteri Listeria
Listeria monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri
Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit
kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit
yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa
telah terjadi sekitar 1600 kasus dengan 260 kematian karena listeriosis setiap
tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 menyebutkan bahwa rata-rata kejadian
listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya adalah 0,26 kasus per 100.000
penduduk. Trend kejadian listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, kejadian
listeriosis telah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam
sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1
keguguran pada penduduk di 28 negara bagian yang mana wabah dikaitkan dengan
konsumsi blewah dari sebuah pertanian.

Gejala Listeriosis
Gejala Listeriosis dapat muncul kapan saja antara 3-70 hari pasca infeksi
bakteri Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya, yaitu demam,
nyeri otot, disertai mual atau diare (kurang umum). Jika infeksi menyebar ke sistem
saraf pusat (SSP), gejala dapat mencakup sakit kepala, kaku pada leher, bingung,
kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang. Bagi mereka yang
memiliki sistem kekebalan yang lemah, bakteri Listeria dapat menyerang sistem saraf
pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak. Pada wanita hamil yang
terinfeksi, muncul gejala seperti flu ringan. Namun, infeksi selama kehamilan dapat
menyebabkan keguguran, infeksi pada bayi yang baru lahir, atau bayi lahir mati.
Gejala juga biasanya muncul pada bayi baru lahir di minggu pertama kehidupan,
tetapi juga dapat terjadi di kemudian hari..
Sumber Penularan

Sumber penularan L. monocytogenes dapat terjadi pada beberapa aspek mulai


dari pemilihan makanan, pengolahan, hingga penyajian. Pada pemilihan makanan
penularan biasanya terjadi pada produk seperti susu mentah, susu yang proses
pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara
lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging
unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan
mentah atau ikan asap. Pada saat pengolahan makanan, juga dapat terjadi penularan
jika menggunakan alat masak yang telah terkontaminasi L. monocytogenes.
Selain itu, bayi bisa lahir dengan Listeria jika ibu hamil memakan makanan yang
terkontaminasi bakteri selama kehamilan.

Diagnosis dan Pencegahan


Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan
organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang
belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk
pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi bakteri
Listeria, yaitu: 1) Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan
sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika hasil tersebut sudah
dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu; 2) Menggosok produk hasil pertanian,
seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan,
dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas; 3) Pisahkan daging mentah dan
unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji; 4) Cuci peralatan
masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah,
unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya;
serta 5) Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan
makan.
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan
yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi
karena bakteri ini akan mati pada temperatur 75C, tandas dr. Subuh. Untuk informasi
lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Sumber : http://www.depkes.go.id/article/view/15012800001/mengenal-bakteri-
listeria-monocytogenes.html#sthash.P77mZE65.dpuf

IBU, TIGA ANAK DAN KEPONAKAN KERACUNAN IKAN


KALENG
Satu keluarga terdiri dari seorang ibu dan tiga anak serta satu ponakan
mengalami keracunan makanan berupa ikan dalam kemasan kaleng di Desa
Cipambuan Kecamatan Babakan Madang pada tanggal 23 Agustus 2012. Nama
mereka adalah Maryam (40) bersama tiga anaknya, Cinta (10) Ratna (8) dan Rafil (5)
sedangkan keponakannya Ratna (8).

Keracunan diketahui karena anak bungsunya Rafil merasa kepalanya pusing


dan kemudian disusul dengan muntah-muntah setelah menyantap sarden dalam
kemasan kaleng tersebut.

Ikan dalam kemasan kaleng tersebut dibeli oleh sang ibu untuk sarapan
disekitar rumah pada jam 06.00, kemudian Maryam memasak sarden tersebut untuk
di santap pada saat sarapan tanpa melihat batas waktu yang dimakan. Ternyata batas
waktu yang diperbolehkan pada ikan kemasan kaleng tersebut sudah lewat.

Suwardi yang merupakan suami maryam yang kebutulan sudah pulang dari
dinas malam langsung membawa keluarganya kerumah sakit PMI Bogor karena
melihat kondisi istri dan anak-anaknya berserta keponakannya pusing dan mual-mual.
Beruntung maryam dan anak-anaknya berserta keponakannya cepat dibawa ke rumah
sakit sehingga keadaannya sudah beransur-ansur membaik.

Kasus tersebut terjadi karena akibat mengkonsumsi makanan ikan dalam


kemasan kaleng yang sudah kadaluarsa. Penyebabnya adalah bakteri Clostridium
Botulinum yang terdapat pada makanan kaleng dengan pH >4,6. Jenis bakteri ini
adalah jenis bakteri yang merugikan dan bisa menyebabkan timbulnya penyakit
bahkan kematian.

You might also like