Professional Documents
Culture Documents
Lima belas tahun silam, St. Paul, Minnesota, adalah sebuah kota miskin yang tertutup
salju dan nampak hampr mati. Jumlah penduduknya turun sampai dibawah jumlah sebelum
masa depresi. Distrik bisnis pusatnya telah kehilangan 41% volume eceran selama 15 tahun
sebelumnya. Sebuah komite yang dibentuk oleh warga kota telah menerbitakan sebuah kajian
yang memproyeksikan mengalirnya orang yang investasi secara terus menerus ke beberapa
daerah pinggiran kota. George Latimer, walikota yang terpilih pada tahun 1975, menyadari
tidak akan pernah mendapatkan uang dari pajak yang dibutuhkannya untuk memecahkan
berbagai masalah St.Paul. maka dia bermaksud mendongkrak setiap sumber daya kota
menggabungkannya dengan berbagai sumber daya swasta yang jauh lebih besar.
Latimer memulai dari pusat kota, simbol yang paling menonjol dari sakitnya kota
St.Paul. Sebuah lahan seluas dua blok persegi ditengah-tengah kota yang telah dibiarkan
kosong untuk waktu yang sangat lamamenunggu developersehingga penduduknya disitu
menyebutnya sebagai lahan bersejarah. Latimer dengan segera mencari seorang mitra swasta
dan memastikan dan memastikan memperoleh salah satu hibah untuk Gerakan Pembangunan
Kota yang pertama dari pemerintah federal, dan mereka bersama-sama membangun sebuah
hotel yang kurang terkena sinar matahari, dua menara kantor yang menjulang tinggi, sebuah
taman kota yang tertutup kaca, dan sebuah pusat perbelanjaan tertutup berlantai tiga.
Dengan terus menerus mempercepat solusi di luar sektor pemerintah, Latimer mampu
meningkatkan kontribusi pemerintah sembari memangkas 12% stafnya, mengupayakan agar
anggaran dan pertumbuhan pajak kekayaan tetap dibawah tingkat inflasi, serta mengurangi
hutang kota. Tanpa perlu PHK besar-besaranSesungguhnya, seraya lebih memakmurkan
kehidupan pegawai negeridia mengabulkan keinginan pemilik modal: suatu pemerintahan
yang lebih banyak berbuat dengan menghabiskan (dana) lebih sedikit. Lamiter tidak
mempunyai strategi yang hebat. Dia hanya memberikan respons terhadap tekanan ganda
berupa penghasilan pajak yang berkurang dan kebutuhan yang mendesak. Namun, setelah
bertugas selama satu dasawarsa, baru dia menyadari dirinya sedang mendefinisikan ulang
peran pemerintah secara fundamental. Dalam pidato resmi tahun 1986, dia mengemukakan
visi barunya. Menurut dia, agar berhasil di masa mendatang:
Pemerintah kota harus melakukan beberapa penyesuaian dan dalam beberapa hal
mendefinisikan kembali peran tradisionalnya. Saya yakin kota akan lebih sering
mendefinisikan ulang perannya sebagai katalisator atau fasilitator. Kota akan lebih sering
berperan mendefinisikan berbagai masalah dan kemudian menyusun berbagai sumber daya
untuk digunakan oleh yang lain dalam menghadapi masalah tersebut....
Pemerintah kota harus lebih bersedia menjalin sumber daya pemerintah dan swasta
yang langka untuk mencapai tujuan masyarakat kita.
Visi ini berlawanan dengan cara para walikota, gubernur, dan manajer kota tradisional
dalam memandang peran mereka. Selama 50 tahun yang lalu, kebanyakan pemimpin negara
telah beranggapan bahwa peran pemerintah memiliki satu dimensi: mengumpulkan pajak dan
memberikan pelayanan. Tentu saja, sebelum tahun 1930 banyak pelayanan masyarakat
telah diberikan oleh beberapa lembaga nonpemerintah: berbagai kelompok keagamaan,
perkumpulan etnis, warga perumahan. Tetapi anggota-anggota kelompok progresif dan new
deal percaya bahwa pemerintah semestinya memanfaatkan pegawai negeri untuk
menghasilkan sebagian besar pelayanan yang mereka tetapkan akan diberikan. Mereka
khawatir dengan kecendrungan organisasi keagaman dan swasta lain yang tidak mau
memasukkan orang yang bukan dari golongannya sendiri. Mereka bertekad untuk
menghentikan korupsi yang meluas dan telah mendiskreditkan pemerintah yang menjalin
kontrak. Dan mereka tidak mempunyai teknologi informasi yang kami miliki saat ini untuk
memonitor kinerja para kontraktor. Dengan demikian mereka benar-benar meletakkan segala
sesuatunya di tangan masyarakat.
Para pemimpin wirausaha masa kini tahu bahwa masyarakat akan sehat bila
keluarga,tetangga,sekolah,organisasi sosial dan bisnis mereka sehatdan bahwa peran
pemerintah yang paling besar adalah menyehatkan semua institusi ini. Sebagaimana
dikatakan oleh Gubernur Lawton Chiles dari Florida selama kampanyenya tahun 1990: kami
percaya bahwa tujuan utama dari pemerintah negara bagian adalah menjadi katalisator yang
membantu masyarakat dalam memperkuat infrastruktur warganya. Dengan cara ini kami
ingin memberikan wewenang kepada masyarakat untuk memecahkan setiap masalah mereka
sendiri.
Upaya mengarahkan membutuhkan orang yang mampu melihat seluruh visi dan
kemungkinan serta mampu menyeimbangkan berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk
mendapatkan sumber daya. Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-
sungguh memfokuskan pada satu misi dan melakukannya dengan baik. Metode terbaik perlu
dicari dalam upaya mengarahkan organisasi mencapai sasarananya. Sedangkan upaya
mengayuh organisasi bagaimanapun juga akan cenderung mempertahankan metode
organisasi tersebut.